Harap bijak dalam membaca.
kesamaan nama keadaan atau apapun tidak berkaitan dalam kehidupan nyata hanya imajinasi penulis saja.
Seorang wanita muda kembali ke tanah kelahirannya setelah memilih pergi akibat insiden kecelakaan yang menimpanya dan merenggut nyawa sang Kakek.
Setelah tiba ia malah terlibat cinta yang rumit dengan sang Manager yang sudah seperti Pria Kutub baginya. Belum lagi sang Uncle dan mantan kekasih yang terus mengusik kehidupan asmaranya.
Lalu di mana hati Alice akan berlabuh? Dapatkah Alice menemukan pelaku pembunuh sang kakek..
Yuk ikutin kisahnya...
jangan Lupa Like Vote Komentar maupun Follow terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kanian June, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5
CEKLEK
Hampir saja Alice melompat dari tempatnya berdiri, belum sempat berjalan ke tempat duduknya sudah ada Steven yang berdiri tepat di belakangnya.
"Kamu masih mau main-main disini apa mau kerja?" Kata Steven dengan datar menghampiri Alice yang ternyata masih mematung di depan pintu ruangan manager.
"Maaf Pak," sahut Alice gelagapan.
"Segera siapkan semua jadwal saya hari ini, dan tolong cetak berkas meeting yang sudah saya email ke kamu." Tegas Steven lalu berlalu meninggalkan Alice
"Baik Pak dimengerti." Ucap Alice dengan pose mengejek saat Steven sudah memutar tubuhnya. Tiba-tiba Steven kembali menoleh padanya. Alice pun lalu kalang kabut berjalan menuju meja kerjanya melaksanakan pekerjaan pertama yang diberikan oleh sang atasan. Ia tidak ingin mengecewakan dan membuat kesan buruk untuk pekerjaan pertamanya.
Di ruangan Direktur William masih berkutat dengan file-file yang harus di tandatangani. Meski seorang Direktur namun William tidak ingin hanya berpangku tangan terhadap pekerjaan yang jadi tanggung jawabnya. Ia banyak terjun langsung dengan proyek-proyek perusahaan yang di pimpin olehnya sesuai amanat mendiang Papa Anthony.
Drrtt.. drrtt...
Tiba-tiba suara ponsel membuyarkan fokus William yang sedang membolak balik file. Dilihatnya pada layar terdapat wajah seseorang yang ia hormati. Segera ia menggeser tombol hijau pada layar smartphone nya.
"Hallo Kak bagaimana kabarmu?" Ucap William sebagai kata pembuka percakapan.
"Baik Will, ah kamu juga bagaimana? Maaf ya mengganggu di waktu kerjamu?" Jawab seseorang wanita di sambungan telepon.
"Ah tidak, sama sekali tidak mengganggu kok. Ada apa gerangan kak menelepon. Ada yang bisa William bantu?" Ujar William sambil melepas kacamata yang dikenakannya.
"Tidak Will Kakak cuma mau tanya gimana kabar Alice barusan telepon gak di angkat, apa mungkin dia lagi sama Kamu?" Tanya Florence hati-hati.
"Oh maaf kak William sampai lupa ngabarin, hari ini Alice mulai bekerja di Perusahaan Oma diperbantukan buat menggantikan Sekertaris Manager yang lagi cuti hamil. Paling tiga bulan aja kak, mungkin dia lagi sibuk kerja makanya gak denger kalo ada telepon." Jawab William memberikan penjelasan.
"Oke baiklah kalo begitu terimakasih ya Will, kakak titip ponakan mu yang usil itu ya. Jitak aja kalo dia aneh-aneh, yasudah ya maaf kakak mengganggu."
"Ah jangan begitu kak, tanpa permintaan kakak William pasti akan menjaga Alice dengan baik. Kakak jangan khawatir ya, jaga kesehatan juga salam buat Papanya Alice." Tutur William mengakhiri percakapan dengan Florence kakak yang paling dia hormati. Oma Rochelle sebenarnya mempunyai tiga anak kandung selain Berlian dan Florence, ada lagi seorang anak laki-laki yang meninggal dunia saat usianya masih balita.
Saat kepergian anak laki-laki semata wayangnya Oma begitu terpuruk. Hingga akhirnya datanglah William di tengah-tengah keluarga Christopher menghapus kesedihan Oma Rochelle.
Dia menyayangi William seperti anak kandungnya sendiri tidak membedakan dengan kedua anak kandungnya.
Tak terasa waktu cepat berlalu hari ini Alice resmi menjadi karyawan di perusahaan Christopher. Setelah makan siang semua karyawan di kumpulkan di ruang meeting untuk memperkenalkan Alice sebagai sekertaris pengganti Bu Clara yang sedang cuti. Setelah itu seperti biasa mereka meeting membahas kinerja perusahaan dari berbagai aspek.
... ...
...***...
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 namun belum ada tanda-tanda Steven akan menyuruhnya pulang. Pekerjaan yang tadi diberikan oleh Steven sudah selesai dikerjakan oleh Alice. Akhirnya dia mengambil ponselnya untuk menjelajahi social media. Sekedar scroll sama scroll sini, sampai jarinya berhenti di satu foto yang membuatnya membulatkan mata.
"Cih! Bener-bener mereka gak tau malu banget. Untung saja aku belum sampai ke jenjang yang serius bisa gila aku." Komentar Alice saat dirinya mendapati foto mantan kekasihnya dengan selingkuhannya.
Namun Alice penasaran karena wanita tersebut tidak begitu menampakkan wajahnya dengan jelas.
Betapa dia merutuki dirinya sendiri pernah bucin dengan Bara sang mantan kekasih yang sebenarnya adalah pria brengsek.
Saat bersamanya Bara pernah beberapa kali ingin menyentuh Alice, namun dengan bujukan Alice akhirnya Bara menuruti keinginan kekasihnya tersebut. Alice ingin menjaga kehormatannya untuk suaminya kelak. Tidak ingin rusak sebelum dia sah bergelar sebagai seorang istri.
Maka dari itu Bara mencari pelampiasan atas nafsunya, awalnya Bara hanya ingin menuntaskan hasratnya tapi karena candu ia jadi sering melakukannya tanpa sepengetahuan Alice.
Tapi tiba-tiba di suatu hari dia kepergok sedang bermesraan dengan selingkuhannya tanpa basa-basi saat itu juga Alice memutuskan hubungannya dengan Bara tanpa memberi kesempatan sedikitpun.
***
Semburat jingga temaram begitu membuat banyak pasang mata terpana. Lukisannya seakan jadi bukti nyata kuasa Tuhan. Yang menunjukkan betapa bahagianya langit saat ini. Namun langit yang bahagia seolah bertolak belakang dengan seseorang di belahan bumi lain. Dia menatap sendu di balik jendela kamarnya.
Tiba-tiba terdengar suara ponsel yang berdering dari dalam handbag warna hitam miliknya. Segera Alice berjalan mengambil benda pipih tersebut lalu menggeser tombol hijau nya.
Betapa bahagianya manakala ia melihat nama penelpon yang terpampang pada smartphone nya.
"Ah mama, Miss you mom!" Ucap Alice dengan nada merajuk.
"Miss you too anak manja mama, bagaimana dengan aktivitas mu hari ini?" Tanya mama Florence dari sebrang telepon.
"Ya begitulah ma, aku sebenarnya lelah tidak suka dengan pekerjaan ini. Lebih baik di sana bareng sama papa dan mama. Lagian juga temennya di sana asyik atasan Alice juga baik ma." Cerita Alice yang menjatuhkan dirinya di kasur
"Loh jangan gitu Alice, yang ikhlas menjalani nya ini juga bentuk bakti sama orang tua. Kasian juga Oma di sana sepi, kan om William sama keluarga bibimu gak tinggal sama Oma." Nasihat Mama Florence
"Ah ma tapi aku gak suka sama atasanku kayak Kulkas 10 Pintu. Mending nerusin S2 ku di situ ma, bujukin Uncle William dong ma." Rengek Alice memohon lalu ia menceritakan bagaimana pertemuan pertama nya sampai bisa jadi partner kerja Steven.
Sang mama terus menggoda Alice membuatnya begitu jengkel. Hingga tiba-tiba suara ketukan pintu menghentikan tawa mereka.
"Ya siapa?" sela Alice masih menempelkan benda pipih di indra pendengarannya.
"Ini Moza kak, makan malam sudah siap, Oma menyuruh Moza untuk memanggil kak Alice turun." Pinta Moza dari balik pintu.
"Baiklah nanti aku turun kamu boleh duluan." Balas Alice dengan nada ogah-ogahan
"Yasudah ya ma, pa nanti lagi Alice telepon. Oma manggil ngajakin makan malam."
Alice pun menutup sambungan telepon dengan orangtuanya, lalu membersihkan diri dan turun ke ruangan makan. Di sana sudah ada Oma Rochelle yang duduk di ujung meja dengan William duduk di sebelah kanan Oma, Berlian di sebelah kiri Oma Rochelle diikuti Om Marvel dan Moza.
Alice pun berjalan dengan lesu dan memutar bola matanya malas melihat drama yang akan ditunjukkan oleh bibinya.