Dom and Pip Stories
- Dominic Blair O'Connor ( Dom menolak memakai O'Grady karena lucu O'Grady O'Connor sebagai nama belakang ) adalah seorang pilot pesawat tempur dan juga anggota junior Navy Seals, dikirim ke daerah konflik di Libya. Tanpa diduga, timnya menemukan bahwa terjadi korupsi dan pengkhianatan dari kontraktor militer Amerika Serikat yang membahayakan para tentara yang bertugas disana. Dom yang satu tim dengan pilot cantik Gizem Karaman, harus berjibaku melawan anggota mereka sendiri.
- Philip Blair O'Grady adalah fotocopy opanya Bayu O'Grady dengan gaya dan sifatnya yang mirip. Bahkan seleranya pun sama dengan wanita. Pip, biasa dia dipanggil, jatuh cinta dengan sekretarisnya sendiri, Liora Nayla, gadis blasteran Indonesia Perancis yang super koplak macam Oma Ajeng nya. Saking koplaknya, Pip sampai meragukan apakah Liora memiliki perasaan yang sama dengannya atau tidak.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemani Tim Juliet
"Apa rencana kamu Dom?" bisik Peter.
"Kita temani tim Juliet. Aku rasa kalau banyak yang berjaga, oknum yang hendak mencuri juga berpikir dua kali," jawab Dominic.
"Kalian bantu sana, biar aku urus laptop JD," sahut Gizem yang memang jago komputer.
"Thanks G," senyum Dominic.
Gizem memberikan senyum manis.
***
Menjelang jam jaga malam
"Aku harus mengambil empat krat bir buat Ali," bisik Peter ke Liam yang berjalan bersama.
"Ali yang menjual kapalnya buat kita?" balas Liam sambil berbisik juga.
"Oui. Dom harus keluar uang banyak..." Peter menyebutkan nominalnya
Liam tersenyum smirk. "Uang segitu bagi Dom, receh. Dom itu sangat kaya raya tapi dia tidak pernah memperlihatkan dan kalau sampai dia jebol tabungannya berarti memang serius."
"Aku tidak mau tahu berapa kekayaan Dom, yang jelas kita harus tegakkan keadilan tidak hanya buat kita tapi buat semua yang ada disini. Bukan tidak mungkin, RDX itu dipakai sebagai senjata makan tuan ke kita sendiri," ucap Peter.
"Touché." Keduanya berjalan menuju tempat gudang bahan makanan yang dekat dengan tenda Jim Dourdan. Liam melihat ke kiri dan ke kanan lalu memberikan kode kepada Peter untuk mengambil bir yang berada di gudang.
"Yo Dude !" panggil salah seorang tentara yang berjaga di gudang membuat keduanya terkejut.
"Hai, Gordon. Aku mau ambil bir. Persediaan di tenda kami habis," senyum Peter.
Gordon memeriksa data Peter yang memang sudah lama tim Quebec tidak mengambil bir. Terakhir saja saat awal-awal mereka tiba di Libya.
"Kalian paling jarang ambil bir. Terakhir hanya satu krat. Kalian mau ambil berapa ?" tanya Gordon.
"Empat."
Gordon mengangguk. "Ambil saja Dude, aku sudah mencatatnya."
Peter lalu mengambil empat krat bir dan membawanya keluar. Liam pun menjejeri langkah rekannya dan membantu membawa dua krat bir.
"Kepaksa ketahuan deh," ucap Peter.
"Tidak apa-apa. Tunggu, kita cuma ambil satu krat bir?! Memangnya kita kemana saja kok tidak minum ?" gumam Liam bingung.
"Dom dan Gizem muslim, mereka tidak minum alkohol dan kita terbawa mereka yang memilih minum air putih serta juice buah," jawab Peter santai sambil masuk ke dalam tenda mereka.
Gizem mengerenyitkan dahinya. "Kalian bisa membawa sebanyak itu tanpa ketahuan?"
"Terpaksa ketahuan, G. Untungnya kita paling jarang ambil bir di gudang jadi kita bisa ambil banyak," jawab Peter.
"Bagaimana? Dom dan Terry sudah bergabung dengan tim Juliet?" tanya Liam.
"Sudah. Kalian bantu deh."
Peter dan Liam mengangguk. "Hati-hati G."
"I will."
Peter dan Liam pun keluar dari tenda sementara Gizem memberikan semua data ke orang yang disebut Dominic sebagai Intel FBI.
***
Gudang Senjata
Dominic tersenyum ke rekannya yang berasal dari TNI Angkatan Darat Indonesia. Pria berkulit sawo matang khas Indonesia itu membalas senyuman Dominic yang ternyata bisa berbahasa Indonesia. Letnan Dua bernama Chairul itu senang karena ada teman yang bisa bahasa Indonesia. Seperti halnya tim perdamaian lainnya, semua orang ditempatkan secara acak. Dominic beruntung satu tim dengan Liam dan Terry yang sama-sama tergabung di Navy Seals, meskipun Dominic dari angkatan udara sedangkan dua rekannya dari angkatan Laut.
"Bang Chairul !" sapa Dominic dengan bahasa Indonesia.
"Hai Dom. Ngapain kesini ?" tanya Letda Chairul.
"Biasa. Insomnia jetlag," jawab Dominic.
"Ah kamu habis dari Virginia ya," senyum Chairul. "Lumayan Dom bisa pulang sejenak?"
Letda Chairul tahu keluarga Dominic di New York dan Omanya adalah seorang wanita Jawa asal Solo. Letda Chairul sendiri berasal dari satu wilayah dekat Solo, yaitu Karanganyar. Tak heran saat awal mereka berkenalan, Dominic tahu banyak soal area sana karena Omanya wong Solo.
"Ya lumayan. Ketemu Opa dan Oma, ketemu tanteku dan calon suaminya... Jarak kami dekat karena tanteku itu macam kesundul lah istilahnya. Makanya calon suaminya sempat jealous sama kami-kami keponakannya, wong sepantaran," kekeh Dominic.
Letda Chairul tertawa. "Ya wajar kalau calon suaminya cemburu, wong keponakannya ganteng jadi bisa auto curiga."
"Exactly..." Dominic dan Letda Chairul masih mengobrol macam-macam sambil mengawasi sekitar.
Gudang senjata itu memang ditempatkan agak jauh dari tenda para tentara guna mencegah jika terjadi sesuatu, tidak membahayakan banyak orang dan membuat korban jiwa.
***
Sementara Dominic berjaga dengan Letda Chairul, Terry menghampiri Sergeant Darren.
"Yo D !" sapa Terry ke Sergeant Darren yang sedang menikmati chips.
"Lho T, tumben kemari. Bukan jadwal jaga kalian kan?" senyum Sergeant Darren.
"Nope. Aku tidak bisa tidur. Tenda sebelah adu ngorok. Suaranya kencang pula. Jadi daripada aku tidak tahu harus ngapain, jalan-jalan saja lah," jawab Terry. "Kamu sama siapa ?"
"Sama Chairul dan Satoshi. Hanya saja tadi Satoshi hendak mengambil apa namanya ... Giri .. Giri?"
"Onigiri. Nasi kepal," jawab Terry.
"Nah tuh. Katanya buat camilan kalau lapar."
Terry duduk di sebuah kotak kayu disana. "Sepinya ..."
"Yup. Eh benar saat kalian berjaga ada RDX hilang ?" tanya Sergeant Darren. "Tim India juga kemarin kehilangan."
"Kalian sudah stok opname?" tanya Terry. "Iya, saat kami berjaga, kehilangan dua kotak RDX tapi menjelang siang, kotak itu ada beserta isinya."
"Kok aneh... Apa kalian tidak curiga ?" tanya Darren.
"Curiga tapi kita kan tidak mungkin memeriksa tabung-tabung itu kan? Bisa meledak mampus kita !" ucap Terry.
"Exactly. T, aku curiga ada pengkhianat disini," bisik Sergeant Darren. "Tim India kemarin berdiskusi dengan kami dan mereka sama dengan kalian, yakin jika dua kotak itu hilang."
"Apakah mereka tahu bagaimana bisa hilang ?" tanya Terry.
"Apakah saat kamu, tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan?"
Terry tampak berpikir dan menggelengkan kepalanya. "Tunggu... Aku dan Gizem memergoki ada kabel yang lepas dan kami mengatasinya agar tidak terjadi kebakaran."
"Dan kalian meninggalkan gudang ini selama berapa lama?"
"Sepuluh sampai lima belas menit."
Sergeant Darren mengangguk. "Tim India kemarin membantu salah satu ajudan Jim Dourdan yang mobilnya jam," bisik pria itu.
"Apa menurutmu itu bukan kebetulan?" bisik Terry dengan gaya meyakinkan polosnya.
"Kebetulan dalam dua kali seminggu? No way !" jawab Darren.
Terry mengangguk.
"Disini rupanya."
Keduanya menoleh dan melihat Liam datang sambil membawakan empat kaleng kopi.
"Kamu ngapain kemari Liam?" tanya Terry dengan akting terkejut.
"Bawakan kopi buat yang jaga karena ingat kamu jaga kemarin ribut ngantuk... Lagipula aku juga tidak bisa tidur karena tenda sebelah macam seriosa ngoroknya," jawab Liam sambil menyerahkan kantong berisikan kaleng kopi.
"Thanks Liam..." ucap Sergeant Darren.
***
Di tempat tersembunyi
"Batalkan misi ! Terlalu banyak orang !" bisik seseorang dengan baju hitam-hitam.
***
Yuhuuuu Up Sore Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
Yg pnting daigo ga bkin msalh,tar jg d rstuin ko....sklian bkin sjrah 2 yakuza jd dmai....
Btw,kli ni terry bkln d tolak lg ga y???
pip.... Oma kepengennya badanmu Segede badan opa lisus mungkin 🤭🤭
kl d ajk ggeran mh,terry pst berani...
laahh....glirn sm hntu,dia tkut ktanya....alamt ggal jd iparnya dom dong....🤣🤣🤣..