Hanya menceritakan perjalanan cinta antara Achana si murid lugu dan Jeffery si guru arogan. Dengan sebuah peristiwa yang membuat mereka menjadi dekat dan menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka.
Kemudian apa jadinya jika orang yang saling mencintai itu kedatangan orang dari masa lalu mereka? Apakah mereka akan tetap bisa mempertahankan cinta mereka? Atau malah goyah karena ego masing-masing?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Setelah 10 menit berjalan, akhirnya Acha dan Nono sampai ditempat dekat air mancur.
"Akak, tu glenminya Nono" ucap Nono bersemangat sambil menunjuk salah seorang perempuan cantik.
(Kakak, itu grandmy nya Nono)
Mendengar itu, sontak Acha berseru senang karena ia sudah bisa menemukan orang yang ia cari.
"Ya sudah ayo temui grandmy Nono, pasti grandmy Nono, khawatir pada Nono" Acha berbicara sambil menggandeng tangan Nono, mengajaknya menemui sang grandmy.
Nono berlari mendekati sang grandmy, kemudian memeluknya.
"Glenmi" teriak Nono seneng.
"Nono, Nono dari mana saja? Kenapa waktu grandmy balik dari angkat telephone Nono tidak ada ditempat bermain?" Tanya sang grandmy pada cucunya.
"Maap my, Nono di lali kejal tupu-tupu, api iba-iba tupu-tupunya hiyang, telus Nono uga tercecat. tung da akak tantik yang toyong Nono" jelas Nono penuh penyesalan.
(Maaf my, Nono tadi lari kejar kupu-kupu, tapi tiba-tiba kupu-kupunya hilang, terus Nono juga tersesat. Untung ada kakak cantik yang tolong Nono)
"Ya sudah tidak apa, tapi nanti tidak boleh diulang lagi ya. Nono tau nggak kalau grandmy khawatir"
"Ciap glenmi" jawab Nono sambil tangan mungilnya menghormat lucu pada sang grandmy. Sang grandmy hanya membalasnya dengan senyuman.
Tidak sengaja ia bertatapan dengan orang di sebelah sang cucu.
"Anda yang menemukan cucu saya" tanyanya dengan wajah penasaran.
"Ahh.... iya saya tadi tidak sengaja bertemu dengan Nono yang sedang menangis, waktu saya tanya katanya ia tersesat waktu mengejar kupu-kupu. Jadi saya membantu Nono mencari anda" ucap Acha penuh kesopanan.
"Oh...seperti itu ya? Terimakasih ya karena anda sudah menolong cucu saya" ucap nya sambil memegang tangan Acha dan mengelusnya.
"Iya sama-sama tante, kalau begitu saya permisi pulang dulu ya" pamit Acha sambil berlari kearah mobil sang sopir yang terlihat terparkir diparkiran taman
'Yah aku lupa belum berkenalan dengannya, aku juga lupa tidak meminta nomer handphonenya' batin Tiffany dalam hati.
***
'Halo ma' orang dibalik telephone berbicara
'Halo, kenapa Jeff?'
'Mama di sebelah mana? Ini Jeffery sudah sampai di parkiran taman' ucap seseorang yang bernama Jeffery.
'Mama ada disebelah air mancur, kamu kesini aja, Nono sudah ketemu'
'Ahh...baiklah, ini Jeffery sudah sampai didekat air mancur ma, Jeffery tutup dulu ya telpon nya'
'iya' panggilan telephone pun tertutup.
Setelah menemukan sang mama dan sang anak, Jeffery pun berlari kearah keduanya.
"Nono, Nono dari mana? Kenapa tadi bisa bisa hilang" tanya Jeffery pada sang anak, kemudian memeluk sang anak.
Sontak yang ditanya pun menjawab, "Di Nono mengejal tupu-tupu, telus Nono tercecat, tapi tung da akak tantik yang toyong Nono, telus di Nono mam nyak es klim, loti cama mangga baleng akak tantik" ucap Nono dengan penuh semangat.
"Untung ada orang yang nolongin Nono kalau enggak? Nono mau diculik?" Tanya sang daddy
Mendengar pertanyaan itu, sontak Nono menjawab dengan perasaan bersalahnya "Maap dy, Nono calah, anan mayah yagi"
"Daddy tidak marah, daddy hanya memberitahu Nono, jadi jangan diulang lagi ya" ucap sang daddy yang diangguki oleh sang anak
"Ya sudah ayo kita pulang" ucap sang daddy.
"Yo dy ade dah lapal" ucapnya sambil menggandeng tangan sang daddy dan grandmy.
***
Di lain tempat
Sesampainya Acha di rumah, ia pun di sambut sang mae. "Adek kenapa baru pulang?" Tanya sang mae. Acha yang ditanya pun langsung menjawab, "Itu mae, tadi waktu adek di taman ketemu anak yang tersesat jadi adek bantuin deh, makanya adek pulang sedikit terlambat"
"Ohh...seperti itu, ya sudah ayo cepat masuk dan makan" ucap mae sambil membawa anaknya ke meja makan, untuk makan.
***
Hari terasa begitu cepat, sekarang sudah saatnya penilaian pelajaran matematika untuk olimpiade mendatang.
Semalam Acha belajar dengan giat sampai larut malam, meskipun Acha pintar tapi ia tetap belajar, karena ia berambisi ingin mengikuti olimpiade matematika kali ini.
Supaya ia bisa membanggakan sekolahnya dan kedua orang tuanya.
"Baik anak-anak, silahkan masukkan buku kedalam tas" ucap Jeffery tegas pada sang murid. Sontak semua murid langsung menjawab "Baik pak".
"Acha lo belajar nggak?" Tanya Jasmine dengan bisik-bisik. Dan hanya di balas anggukan saja oleh Acha.
"Cha, gue kemarin ketiduran jadi gak sempet belajar, gimana ini" tanya Jasmine pada Acha. mendengar itu pun iya langsung mendekat dan berbisik pada Jasmine "Kamu pasti bisa Jasmine, kamu kan pintar".
Setelah mendapatkan ucapan seperti itu Jasmine pun langsung bersemangat.
Setelah semua murid diam, Jeffery langsung mengabsen dan membagikan kertas ulangan.
"Tolong dikerjakan sendiri, tidak boleh mencontek temannya, jika kalian ketahuan mencontek maka kertas kalian akan saya sobek" ucap Jeffery penuh penegasan.
2 jam berlalu semua kertas ulangan sudah di tumpuk di meja guru depan.
"Untuk semuanya boleh pulang, kecuali Acha. Dan untuk hasil ujiannya akan saya umumkan hari senin depan" ujar Pak Jeffery.
Akhirnya semua siswa pulang, kecuali Acha. Kelas pun mulai sepi. Saat Acha melamun memikirkan 'Apakah Acha membuat kesalahan? Kenapa Acha tidak diperbolehkan pulang?' batinnya sambil terus melamun.
"Acha ikut saya ke ruangan saya, tolong bantu saya merekap nilai ulangan hari ini" ucap Jeffery pada sang murid.
"Baik pak, tapi bolehkah Acha menghubungi orang tua Acha dulu, agar mereka tidak khawatir dengan Acha?" Pertanyaan itu muncul dari bibir mungil milik Acha.
Melihat mimik wajah Acha, Jeffery mengulas senyum tipisnya, sangking tipisnya sampai tidak ada yang tau bahwa ia tersenyum.
"Ya silahkan hubungi"
setelah sampai di ruangan Jeffery, mereka pun duduk. Mereka mengerjakan tugasnya sendiri-sendiri, dengan Acha yang mengkoreksi kertas ujian teman-temannya dengan bantuan kunci jawaban yang Jeffery beri. Dan Jeffery sendiri mengerjakan berkas sekolah.
Hampir 3 jam ia mengkoreksi kertas ujian teman-temannya, dan akhirnya pukul 17.50 ia sudah selesai mengkoreksi semua.
"Pak, bolehkah Acha pulang?" Tanya Acha pada Jeffery yang masih fokus dengan laptopnya.
Mendengar itu, Jeffery pun langsung memusatkan pandangannya pada Acha.
"Ya ayo pulang" ucap Jeffery sambil memasukkan semua barang-barangnya kedalam tas kerjanya.
Kemudian Jeffery menggandeng tangan Acha dan mengajak Acha masuk ke dalam mobilnya.
"Maaf pak, kenapa Acha ditarik ke sini ya?" Tanya Acha saat ia ditarik Jeffery masuk ke dalam mobil laki-laki itu.
"Biar kamu saya antar pulang, sekalian kita beli makan malam" ucap Jeffery sambil memasang seatbelt nya.
"Tidak perlu repot-repot pak, Acha nolongin bapak ikhlas kok" balas Acha yang hendak menuruni mobil Jeffery.
Mendengar jawaban itu pun sontak Jeffery langsung menarik tangan Acha.
Mendapati tangannya yang dipegang sang kepala sekolah seketika wajah Acha pun langsung merah merona. Melihat wajah Acha yang memerah, Jeffery pun memegang wajah gadis itu
"Mengapa wajahmu memerah? Apakah kamu sakit?" tanya Jeffery sedikit khawatir sambil memegang wajah Acha.
"Ah... tidak pak, disini gerah sekali" sambil mengibaskan tangan didepan wajahnya dan memalingkan wajahnya
'Perasaan di sini dingin, tapi kenapa dia kepanasan' batinnya penuh penasaran.
Sampai akhirnya Acha pun pulang bersama Jeffery, saat diperjalanan tiba-tiba.....
