NovelToon NovelToon
Mendadak Dinikahi Mafia

Mendadak Dinikahi Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Roman-Angst Mafia
Popularitas:16.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mei-Yin

Daisy Moreland diusir dari rumah, dikhianati kekasih dan berakhir di ranjang bersama pria asing.

Berniat melupakan masalah yang terjadi, kedatangannya ke kelab malam justru menambah daftar panjang masalahnya.

Daisy terjebak menikah dengan Daren karena memiliki wajah yang sama persis dengan calon istrinya yang kabur.

Bagaimana bisa?

Bagaimana nasib Daisy selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keberuntungan atau kesialan

“Kau benar,” kata Daren saat dia hanya berdua bersama dengan James.

“Maksud Anda?”

“Dia bukan Della.”

“Dari mana Anda tahu dan yakin?”

“Dia tidak memiliki tato di perut. Jika kau amati lebih dalam, warna mata mereka berbeda.”

Della memiliki warna mata cokelat, sementara Daisy memiliki mata berwarna hazel. Jika hanya sekilas terlihat sama, tetapi jika diamati dari dekat dan intens terlihat perbedaannya.

James terdiam, sepertinya dia akan mendapat tugas penting untuk mencari keberadaan wanita pembuat masalah itu.

“Lakukan dan rahasiakan.”

James mengangguk patuh dan segera pergi.

Daren dibuat bingung dengan apa yang dilakukan tunangannya. Mengapa selalu suka melarikan diri dan bersembunyi, sementara dia bisa mendengarkan apa pun keluhan yang membuat tak nyaman.

Bukan sekali dua kali ini terjadi, tetapi Daren selalu memaklumi. Namun, bisakah selamanya dia mengerti tanpa diberi pengertian.

Setelah pekerjaan usai Daren kembali ke Red Mansion. Saat memasuki kamar, dia tak melihat siapa pun, alisnya menukik tajam. Dia urung masuk dan kembali turun ke bawah. Bertemu Gina yang tengah melintas.

“Selamat datang, Tuanku.”

Daren mengangguk. “Di mana dia?”

“Nyonya? Beliau ada di ruang bioskop sejak sore tadi.”

Sebelum menghampiri istrinya, Daren kembali masuk kamar untuk membersihkan diri. Setelah segar, dia hampiri wanita itu ke ruang bioskop yang ada di lantai tiga.

Suara pintu yang terbuka keras membuat wanita itu memekik.

“Berisik!”

Daisy kesal, untung saja tidak pingsan karena ketakutan.

“Sudah tahu penakut, tapi yang ditonton film horor. Apa sih maunya!” komentar Daren dengan lancang duduk di samping Daisy dan mencomot buah di tangannya.

“Aku bosan. Tidak punya ponsel, tidak boleh keluar jalan-jalan, aku seperti terpenjara di istana mewah ini.”

“Karena kau licik, saat kau mencoba melarikan diri maka semua yang ada di mansion akan terkena hukuman.”

“Yang licik itu tunanganmu. Aku kan gadis lugu,” bantah Daisy. “Ah, tidak. Aku bukan gadis lagi karena sudah ternoda olehmu.”

“Bukan salahmu. Ini salahku juga karena datang ke kelab malam dan mabuk,” sahut Daisy.

“Kembalilah ke kamar, ini sudah larut malam.”

“Sebentar lagi, temani aku di sini sampai film ini habis.”

Daren tak mengatakan apa pun, tetapi dia menyamankan duduknya dan memejamkan mata.

30 menit kemudian film selesai dan saat menoleh Daisy bisa melihat wajah tampan suaminya tengah tertidur lelap.

Perlahan tangannya terulur menyentuh pahatan sempurna di depan mata, bohong jika dia mengatakan tak terpesona dengan paras rupawan pria itu. Siapa pun pasti akan tergoda oleh visual yang ditampilkan.

“Kau tampan, kaya dan memiliki segalanya, tapi kenapa tunanganmu pergi begitu saja? Kasihan sekali dirimu. Ah, tidak. Untuk apa aku mengasihani dirimu, hidupku bahkan lebih buruk dari hanya sekedar ditinggal kekasih. Aku ditinggalkan orang tuaku begitu saja dan harus terjebak dengan kalian yang sama sekali tak kukenal,” lirih Daisy seperti tengah curhat atas kemalangan yang dialami.

“Tuan, bangun!” Daisy menggoyangkan tubuh pria itu pelan, sampai beberapa menit tak ada sahutan, dia langsung berteriak, “Kebakaran!”

“Diam!” Daren menutup mulut Daisy yang tepat berada di depan wajahnya. Sejujurnya dia hanya memejamkan mata, tak benar-benar tertidur seperti perkiraan wanita itu.

“Kau ini tidur atau mati. Susah sekali dibangunkan,” omel Daisy.

“Heh!” Daren tersenyum mengejek. “Apa bedanya dengan dirimu? Kau justru seperti babi, setelah makan tidur.”

“Terus saja kau mengolok. Aku kesal denganmu.”

Daisy keluar sambil menghentakkan kakinya, meninggalkan Daren yang diam-diam tersenyum puas karena berhasil menggodanya.

*

Pagi hari keduanya sudah duduk di meja makan. Sengaja Daisy bangun lebih awal karena ingin bicara dengan Daren. Sebelum pria itu pergi, dia mengulurkan tangan untuk meminta uang, tetapi pria datar itu sama sekali tak peka dengan kode yang diberikan.

“Berikan aku uang untuk membeli ponsel,” minta Daisy mengutarakan keinginan.

“Raina akan membelinya nanti. Tunggu saja,” jawab Daren, dia masih tidak ingin membiarkan wanita itu keluar dari mansion.

“Kenapa kau tidak peka. Aku butuh jalan-jalan, menyegarkan otak. Meski tidak membeli apa pun, setidaknya aku butuh menghirup udara bebas.”

“Berikan nomor rekeningmu.”

Daisy mencebikkan bibir kesal. Sudah dibilang jika tasnya hilang, otomatis seluruh identitas dan kartu bank yang dimiliki ikut lenyap.

“Berikan cash saja.”

Setelah sarapan Daisy mengikuti Daren ke ruang kerja. Matanya hampir keluar saat pria itu memberinya segepok uang yang jumlahnya sangat banyak.

“Kau yakin memberikan ini padaku?” tanya Daisy tak percaya.

“Cerewet. Kau mau tidak!”

Daisy langsung mengambilnya dengan cepat, takut jika pria di depannya berubah pikiran.

“Terima kasih,” seloroh Daisy dengan senyum lebar.

Sebelum pergi Daren kembali memanggilnya dan menyodorkan sebuah kartu hitam yang dia tahu itu adalah black card, kartu ekslusif yang hanya dimiliki orang-orang tertentu.

“Untukku? Kau yakin?”

“Pergilah. Jangan jauh-jauh dari Raina. Jika kau berani melarikan diri, kau akan tahu akibatnya.” Bukannya menjawab pria itu justru memberi peringatan plus ancaman mengerikan.

Siapa juga yang ingin melarikan diri dari cengkraman kemewahan yang diberikan. Selain tampan, ternyata pria itu juga royal dan tidak pelit. Hanya saja sikap dingin dan datar yang dimiliki kadang membuatnya terlihat menakutkan.

“Andai kau pria kaya dengan perut buncit, aku pasti akan minggat. Tapi kau tampan dan kaya, jadi aku akan tetap menjadi istrimu,” ucap Daisy terkikik geli.

Ternyata dibalik musibah dan kesialan yang menimpa, masih ada keberuntungan yang menghampiri. Dia tidak harus bingung untuk mencari pekerjaan demi bisa bertahan hidup.

Siang harinya Daisy keluar ditemani Raina dan Arfa yang menjelma menjadi pengawal pribadi. Dua manusia itu mengikutinya dan membawakan banyak barang yang telah dibeli.

Otak cerdasnya bekerja dengan cepat. Kesempatan, dia membeli semua barang-barang itu menggunakan black card dan menyimpan uang yang diberikan. Terakhir kakinya mengayun menuju sebuah toko untuk membeli ponsel dan laptop. Setelah puas dan juga lelah, dia memutuskan untuk pulang.

Di dalam mobil Daisy meluruskan kakinya yang terasa kebas. Mereka bahkan sampai melewatkan jam makan siang karena terlalu asyik.

“Kalau kalian tidak keberatan, bisakah mampir di restoran fast food? Aku ingin pizza,” kata Daisy langsung dijawab gelengan kepala oleh Raina.

“Makanan itu tidak sehat, Tuan Daren jelas melarang Anda makan sembarangan.”

Astaga! Dalam hal makanan saja pria itu membatasi tidak boleh ini, tidak boleh itu. Sesekali tidak masalah, tidak setiap hari.

“Dia tidak tahu kalau kalian tidak melapor.”

“Kami tidak berani, Nyonya. Jika Anda lapar, kita bisa mampir ke restoran langganan tuan yang tak jauh dari sini,” jawab Arfa.

“Sama saja makan di mansion. Lebih baik langsung pulang saja,” tolak Daisy tak bersemangat.

Memejamkan mata sebab lelah, Daisy tidak sadar jika Arfa dan Raina tengah waspada karena sejak keluar dari pusat perbelanjaan ada yang mengikuti mobil mereka.

Sebuah mobil hitam yang saat dilacak Raina, tenyata mengunakan plat palsu. Mereka yakin itu bukan suruhan tuannya, karena mobil organisasi mereka memiliki tanda yang dapat dikenali sesama anggota.

Raina mengeluarkan senjata dari dasbor mobil, membuka jendela dan bersiap membidik mobil yang mengikuti, tetapi dari arah berlawanan sebuah motor tiba-tiba menembak ban mobil yang tengah melaju dengan kecepatan tinggi.

Arfa kesulitan menstabilkan laju kendaraan hingga mobilnya oleng dan harus menabrak pembatas jalan.

Brak!

To Be Continue ....

1
Riyanti Bee
/Heart/
T o R a 21
mana ini Thor klanjutan'y kangen akoh..
Dwie Anna
bagus
De'yus Mbot
lanjut dong thor
Santi
ditunggu episode keren selanjutnya ya, Author ku
Santi
paragraf terakhirnya keren banget 😆
mati terhormat ditangan orang jahat
bukan mati kelaparan sebagai gelandangan... ahay
Santi
Daisy... makanan Indonesia enak semua deh... Rendang itu no satu
kalo mau nafsu makan... pesen aja nasi liwet.. ikan asin.. lalapan.. jangan lupakan pete sama jengkol ya
Santi
makin penasaran
Santi
mulai deg deg an
Anne139
thor kok lama up nya
Santi
kenapa sepi komentar ini
ceritanya bagus padahal
Astuti Setiorini
lanjut thor
Anne139
kereeennn... next
Nella Liiga Ayorbaba
Lanjut thor
Anne139
mulai deh... next thor
Astuti Setiorini
cie daren ada rasa ini
Anne139
next thor... udah bbrp hari nunggu up nii
Hanima
lgi thorrr
Anne139
laanjuuuttt.... 😘
Astuti Setiorini
deasy harus tangguh dan kuat seperti saudra kembarnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!