NovelToon NovelToon
Istri Sejuta Luka

Istri Sejuta Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ike Ariska

Rea memilih berdamai dengan keadaan setelah pacar dan sahabatnya kedapatan tidur bersama. Rasa cinta yang sejatinya masih bertuan pada Devan membuat Rea akhirnya memaafkan dan menerima lamaran pria itu.

Sepuluh tahun telah berlalu mereka hidup bahagia dikarunia seorang putri yang cantik jelita, ibarat tengah berlayar perahu mereka tiba-tiba diterjang badai besar. Rea tidak pernah menduga seseorang di masa lalu datang kembali memporak-porandakan cintanya bersama Devan.

Rea berjuang sendirian untuk membongkar perselingkuhan Devan, termasuk orang-orang di belakang Devan yang membantunya menyembunyikan semua kebusukan itu.

IG. ikeaariska
Fb. Ike Ariska
Tiktok. ikeariskaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ike Ariska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lima Menit Bersama Anna

Sebuah kafe di seberang jalan...

Suasana canggung terasa begitu kental antara Rea dan Anna ke duanya duduk saling berhadapan, sebuah meja persegi menjadi pembatas di antara mereka.

Di meja dua cangkir kopi masih mengepulkan asap di atasnya.

“To the point saja aku tidak punya banyak waktu!” ucap Rea ketus.

Bukan tidak menghargai seseorang yang saat ini duduk persis di depannya, hanya saja rasa sakit di hatinya telah mengalahkan segalanya.

“Re, tolong maafkan aku!” ucap Anna datar dengan nada bergetar.

Tanpa menatap mata Anna Rea menjawab, “Aku sudah memaafkanmu!”

Gantian kali ini Anna yang menghela napas dalam, sikap acuh Rea telah berhasil melukai hatinya.

“Re, bisakah persahabatan kita dilanjutkan kembali? A-aku menyesal telah terjebak di waktu dan tempat yang salah. Re, jujur aku tidak punya perasaan apa pun pada Devan, hanya saja keadaanlah yang telah menjebak kami. 11 Januari tujuh tahun yang lalu saat hari ulang tahunmu aku dan Devan berniat menyiapkan sebuah kejutan. Kami membeli kue dan kado bersama, memesan buket bersama. Sayangnya posisi aku yang saat itu nebeng mobil Devan terpaksa mampir ke apartemen dulu, alasannya Devan mau mandi sebelum kita langsung meluncur ke tempat acara yang sudah disiapkan. Maaf, Re, di sanalah semua kesalahan itu terjadi. Kesalahan yang sampai saat ini selalu aku sesali,” kenang Anna.

Mata indahnya berkaca-kaca berharap Rea berbesar hati memaafkan kekhilafannya.

“Sejak saat itu baik kamu maupun Devan sama-sama menghilang bagai ditelan bumi, hingga akhirnya kita bertemu lagi di kota ini. Re, aku berharap kita bisa berteman lagi. Terlalu banyak kenangan indah saat kita bersama, aku merindukan masa-masa seperti dulu.” Anna mengusap air mata yang terus luruh membasahi pipi.

“Mari sama-sama hapus nama Devan di dalam persahabatan kita!” ucap Anna.

Rea tersenyum sembari melirik Anna dengan ekor matanya ketika mendengar kata-kata bodoh yang terlontar dari bibir wanita itu tadi.

“Jadi dia benar-benar tidak tahu kalau kami sudah menikah?”

“Rea, please!” sambung Anna sambil memohon.

Rea tatap mata Anna dalam-dalam. Dilihatnya kabut tebal di bola mata wanita yang menyerupai Michelle Ziudith itu, lalu berkata, “Bagaimana bisa aku hapus nama Devan sementara dia ayah dari anakku?”

Deg!

Seketika Anna ternganga mendengarkan ia membekap mulutnya dengan telapak tangan, matanya melotot bahkan nyaris jatuh melompat ke lantai.

“Jadi kalian sudah menikah?” tanya Anna tidak percaya. Wanita dengan rambut indah yang bergelombang itu terenyak seketika.

Anggukan kecil dari Rea semakin membuat Anna tidak percaya padahal sebelumnya ia berpikir hubungan antara ke duanya tidak akan mungkin lagi bisa berlanjut.

Rea menyesap kopinya, menertawakan raut bodoh Anna yang masih tak percaya.

“Apa kamu masih berpikir persahabatan kita bisa berlanjut? Bagaimana kalau seandainya nanti tiba-tiba kamu datang bertandang ke rumahku dan ternyata aku sedang tidak di tempat? Bisa saja, ‘kan kejadian seperti dulu terulang lagi? Maaf Anna, aku tidak mau ambil risiko,” ucap Rea datar.

Kata-kata yang dilontarkan Rea tadi membuat Anna tersandar ia sadar sekarang tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari Rea.

“Lima menit telah berlalu, aku juga sudah melunasi utangku padamu! Ibuku pasti tenang sekarang. Ngomong-ngomong terima kasih kopinya,” ucap Rea sembari menyambar tas tangannya.

Rea tidak menatap Anna yang masih mematung duduk di kursinya, bahkan ia sudah siap untuk meninggalkan Anna sendiri di sana.

Tapi tiba-tiba...

“Re,” sapa Anna.

Rea yang sudah melangkah beberapa langkah dibuat tertahan.

Mengerti bahwasanya Rea mendengarkan Anna kembali bersuara.

“Bulan depan aku akan menikah, kuharap kamu bisa datang.” Anna mengeluarkan selembar undangan dari dalam tasnya, lalu menyusul Rea dan menyerahkan undangan itu.

“Hm,” tanpa menoleh Rea terima undangan dari Anna dan langsung menyimpannya.

“Datang, yaa,” ucap Anna penuh harap.

Rea hanya tersenyum tipis dan menjawab, “Aku tidak bisa janji.”

Rea kembali melanjutkan langkah meninggalkan Anna yang mematung memandangi kepergiannya bersama harum parfum yang ikut tertinggal.

“Masih harum Rea yang dulu, tapi sayang dengan sikap yang berbeda,” sesal Anna.

Setelah membayar tagihan Anna pun berlalu dari kafe itu. Ia sudah tidak bisa lagi berharap pada Rea, wanita itu tidak lagi menyimpan sedikit pun simpati padanya.

“Setidaknya aku sudah berusaha untuk memperbaiki semuanya, sekarang tinggal lanjutkan hidupmu An!” Anna membatin dan berlalu.

****

Rea sedang berkutat di dapur memasak makan malam untuk keluarga kecilnya ia ditemani buah hatinya Airin bocah perempuan berusia enam tahun.

“Mama masak banyak sekali malam ini?” tanya Airin memperhatikan Rea yang tampak sibuk menghidangkan makanan.

“Ya, Sayang.” Rea menjawab singkat karena ia benar-benar sedang sibuk.

“Memangnya mau ada acara apa, Ma?” tanya Airin yang masih saja penasaran.

“Apa akan ada tamu yang datang?” tanyanya lagi.

Sesaat Rea terhenti dipandanginya Airin, lalu mengulas senyum di sudut bibirnya.

“Tidak, Sayang.”

Rea mendekati bocah cantik yang menyerupai dirinya itu.

“Lalu kenapa?” tanya Airin lagi.

“Enggak kenapa-kenapa, mama lagi senang aja. Ayo sekarang kamu bantu Mama ambilkan gelas dan taruh di meja! Sebentar lagi papa akan turun,” perintah Rea.

Airin pun mengangguk gegas ia berlari ke dapur, sementara Rea tidak lepas memandangi bocah itu dilihatnya rambut yang terkibas angin, sama persis seperti dirinya Airin memiliki rambut lurus dan panjang.

“Sebenarnya mama sedang bahagia sayang, ternyata curiga mama sama papamu selama ini tidak terbukti, semua itu hanya ketakutan mama saja. Bicara lima menit bersama Anna tadi membuat mama yakin kalau di antara papamu dan wanita itu benar-benar tidak ada cinta sama sekali. Buktinya tadi wanita itu terkejut saat tahu mama dan papa sudah menikah. Mama semakin yakin cuma mama satu-satunya wanita yang dicintai papamu,” Rea membatin seraya senyum terus mengambang di sudut bibirnya yang seksi.

“Hm, hm!”

Rea tersentak.

Dilihatnya pria setampan Rifki Balwel ternyata sejak tadi sedang memperhatikan dirinya.

“Hei, kenapa senyum-senyum sendiri?!” godanya.

Mendekat, lalu memagut Rea erat-erat. Tak sungkan juga melayangkan kasih sayang di puncak kepala wanita yang dicintainya itu.

“Ayo cerita pasti ada sesuatu!” ucap Devan.

Rea hanya tersenyum tak menanggapi.

“Ayo makan!” ajaknya tidak menghiraukan pertanyaan Devan tadi.

Sementara itu Airin datang dari belakang sambil membawa dua gelas di tangannya. Bocah perempuan itu pun menaruh satu per satu gelas di atas meja.

“Ayo sekarang duduk, biar mama yang ambil sisanya!” ucap Rea sambil menarik kursi untuk Airin.

Airin menurut dan mengangguk.

“Sayang, kamu masak banyak sekali? Memang dalam rangka apa ini?” tanya Devan yang sama penasarannya seperti Airin.

“Ayo cepat makan jangan banyak tanya!” ucap Rea berlalu menuju dapur.

Didengarnya bisik-bisik kecil antara Airin dan Devan yang sedang membicarakan dirinya, Rea hanya tersenyum kecil tanpa memberitahu alasanya.

Denting sendok dan garpu menyentuh piring terdengar seperti alunan musik yang menemani kehangatan kelurga kecil di rumah itu.

1
Salsabila Arman
lanjut
Liem Raliem
lanjut thoooorrr
Retno Harningsih
up
Nur Adam
lnjut
Retno Harningsih
lanjut
Murni Dewita
👣
Simba Berry
baca sinopsisnya aja bikin emosi boro2 dibaca.
Anonymous
suka sama cerita nya
Anonymous
keren
Aurelia Alula
bagus ceritanya
Aurelia Alula
si Devan emg lain org ny
Aurelia Alula
hahahahaha memalukan
Aurelia Alula
sadis kali si rea
Aurelia Alula
kasian rea luka batin ny sngt dlm
Aurelia Alula
apa ini pengalaman pribadi author?
Anonymous: seperti nya iya/Chuckle/
Ike Ariska: aduh/Facepalm/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!