Maryam zulaikha Pranata gadis cantik usia 19thn yang masih kuliah ini harus mencoba ikhlas menerima lamaran seorang penguasaha tampan duda 1 anak yang kehilangan istrinya saat melahirkan putranya... Dari awal menikah sang pengusaha yang bernama Saddam Wijaya (28thn) itu tidak pernah tertarik menjadikannya istri seutuhnya.. Maryam hanya disibukkan dengan mengurus putra tirinya yang bernama Bayu putra Wijaya yang berusia 1tahun ... Namun maryam menjalani harinya dengan bahagia walaupun tanpa cinta dari sang suami.. Saddam yang dingin berbeda dengan Maryam gadis bercadar itu sudah jatuh cinta saat akad nikah diikrarkan.. Hingga suatu hari tanpa disengaja Saddam melihatnya tanpa cadar,dan tanpa sadar Saddam perlahan mendekati dan meminta haknya sebagai suami.... Banyak rintangan suka dan duka yang dilalui Maryam utk mendapatkan sedikit cinta dari Saddam.. Berhasilkah Maryam melalui badai dalam hidupnya tanpa orang tercinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Nurma ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KISAH SADDAM
Maryam memejamkan matanya dan memalingkan wajahnya,namun tangan saddam membawa wajahnya kearah saddam. Saddam mendekatkan wajahnya dan melumat bibir maryam yang entah kenapa tiba tiba menjadi begitu menggoda untuk saddam.
Maryam terpaku dia ingin menolak tapi reaksi tubuhnya berlawanan. Dia diam hingga sadam berkata "buka mulutmu" Maryam membuka mulutnya saddam menikmatinya kembali menyusuri tiap jengkal mulut maryam yang begitu manis menurutnya.
Maryam yang perlahan mulai hanyut tanpa sadar membalas ciuman saddam. Ciuman itu semakin panas dan menuntut apa lagi saddam mulai tersulut gairahnya sebagai laki laki. Tanpa melepas pagutan tangan saddam perlahan naik dan membuka resleting depan gamis maryam. Tangannya masuk kedalam dan mulai meraba raba.
Tanpa sadar tangannya berada diatas dada maryam yang masih ada kain penutupnya.
Dia melepaskan pagutannya dan mengambil oksigennya. Lalu kembali memagut bibir maryam yang terasa begitu manis baginya.
Tangannya meremas bukit kembar itu dengan pelan.
"Enngggghh" maryam mendesah tanpa sadar
Saddam melepaskan tangannya dari bukit kembar maryam dia melepaskan pagutannya dan membuka jilbab maryam.
Dia terpana dengan wajah cantik dan rambut panjang hitam maryam.
Ketika dia ingin membuka gamis maryam menggeleng pelan. Namun dia sudah tidak bisa menahan gairahnya lagi. Dia membuka gamis itu dan terpampanglah tubuh elok maryam dengan bukit sintal yang menurut saddam ukurannya besar.
Dia kembali memagut bibir maryam lalu turun kearah leher maryam..
"Ohhhenggghhh" satu desahan lagi lolos dari mulut maryam. Saddam mengecup leher dan menghisap leher maryam memberi tanda kepemilikannya disana.
Lalu perlahan mulai turun kedada maryam ketika dia akan membuka kaitan bra maryam dia merasakan tubuh maryam bergetar.
Dia berhenti dan melihat maryam mulai menangis. Dia turun dari tubuh maryam dan berbaring disampingnya.
"Maaf" saddam berkata lirih.
"Aku yang minta maaf mas. Maaf aku belum bisa menjadi istrimu seutuhnya"
Maryam membalikkan badannya memunggunggi saddam.
Saddam meraih selimut dan menutup tubuh maryam. Dia lalu memeluk maryam dari belakang dan berkata
"Maaf aku tidak bisa mengontrol diriku saat aku emosi,aku seperti saat ditinggal ibuku dan lalu ditinggal istriku."
Maryam tetap diposisinya mendengarkan.
"Aku kehilangan ibuku saat usiaku 15tahun saat itulah aku mulai tidak bisa mengontrol emosiku. Seiring waktu aku bertemu clarissa istriku dia begitu sabar dan sangat sabar membantuku keluar dari semua rasa sakit. Hingga akhirnya kami memutuskan menikah ketika aku sudah stabil secara emosional. Aku bahagia hanya 6 bln clarissa hamil. Kami begitu bahagia menantinya. Hingga saat clarissa melahirkan dia baru mengatakan kalau dia terkena kanker dia meminta untuk menyelamatkan putra kami dari pada dirinya. Saat clarissa pergi untuk selamanya aku kehilangan kebahagiaanku yaa seperti yg kau lihat sekarang. Aku juga tidak begitu menyukai bayu karna dia clarissa pergi." Saddam bercerita dengan sedikit menekan nada suaranya agar dia tidak menangis atau airmatanya jatuh.
"Yaa saat ini aku suka menghabiskan waktuku diklub terkadang,karna hanya dengan mabuk aku bisa melupaka rasa sedihku. Kau tau kehadiranmu sedikit membuatku merasa nyaman. Namun aku tetaplah seorang saddam yg masih benci kepada NYA karena DIA mengambil semua yg aku sayangi ucap saddam dengan emosi.
Maryam lalu berbalik menatap suaminya ada rasa haru dihatinya mendengar semua cerita saddam.
"Mas aku tahu yang kau alami sangat berat kehilangan sosok ibu dan kehilangan orang kita cintai. Tapi bukan berarti kau harus menghujat Allah mas. Bukan berarti kau harus membenci NYA. Kematian adalah hal yang tidak bisa kita hindari mas. Harusnya dengan ini bisa membuatmu lebih dekat dengan Allah" ujar maryam lembut sambil menghela nafasnya.
"Mas,aku bukan wanita yang paham tentang agama.aku hanya sedang memperbaiki diriku mas. Aku juga mau kau melakukan hal yang sama. Mari kita perbaiki semuanya mas,dan mari kita saling menguatkan menghilangkan rasa sakit ini. Agar kita bisa meraih bahagia mas" ucap maryam sambil membelai wajah suaminya.
Sesaat mereka terpana dalam tatapan penuh makna. Saling mencari apa arti dari tatapan mereka.
Lalu saddam membawa maryam dalam pelukannya,mencium pucuk kepalanya. Lalu turun kekening mata hidung pipi dan bibir maryam yg sudah jadi candu. Maryampun membalas ciuman hangat itu dengan lembut. Ciuman itu terasa begitu memabukkan dan suara decapan itu bagai harmony bagi keduanya.
Saling bertukar saliva dan saling memberi kenikmatan dalam ciuman yg begitu hangat lembut dan penuh cinta.. sesaat mereka melepas pagutannya dan mengambil nafas mereka. Saddam menatap dalam ke manik mata istrinya mencoba mencari apakah dia bisa menuntut lebih.
Namun ketika akan melanjutkan maryam melihat jam sudah masuk waktu asar. Maryam melepaskan pelukannya dengan rasa malu dia mengambil gamisnya dan mengenakannya. "Mas,mari mandi dan lalu kita sholat asar. Ayo mas kita mulai dari sini dan perbaiki semuanya" ajak maryam dengan manja sambil mengulurkan tangannya
"Bolehkah kita mandi bersama " tanya saddam sambil menaikkan alisnya
"Hmmm hanya mandi yaa mas" ucap maryam ragu karena ini kali pertama baginya
Melihat itu saddam berdiri "mandilah terlebih dulu nanti ketika kau siap kita bisa melakukan apapun bersama " bisik saddam
Maryam malu lalu bergegas mandi. Setelahnya saddam. Lalu mereka sholat asar bersama. Setelah itu mereka menuju kamar Bayu yg terlihat sudah mandi.
Saddam menghampiri bayu memeluknya penuh kasih sayang ada rasa bersalah karna selama ini mengabaikannya.
Bayu tertawa lepas saat dalam pelukannya
"Maafkan daddy yaa sayang" ucap saddam
Lalu dia mendekati maryam
"Bagaimana kalau kita jalan jalan " ujar saddam pada maryam. Maryam senang dan menganggukkan kepalanya.
Mereka pun berjalan jalan diluar sesekali diiringi tawa bayu yg begitu lucu. Lalu saddam berhenti disebuah taman berjalan jalan disana dengan anak dan istrinya. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yg melihat tidak senang kearah mereka.
Setelah dari taman mereka berhenti disebuah masjid utk sholat maghrib. Mereka melanjutkan mencari restoran untuk makan. Setelah makan saddam mengajak anak istrinya kesebuah mall. Dia membelikan baju utk bayu. Lalu matanya tertuju pada toko pakaian dalam. Dia melihat sebuah lingrie merah menyala tanpa sadar dia masuk lalu membeli beberapa lingrie dengan warna berbeda. Saat itu maryam sedang memilih sepatu untuk bayu.
Setelah lelah dimall merekapun pulang dengan hati bahagia. Dan bayu sudah tertidur.
Sesampainya dirumah mereka mandi dan sholat isya. Lalu saddam memberikan hadiah baju tadi kepada maryam yang sedang duduk menyisir rambutnya.
"Apa ini mas? Tanya maryam
"Bukalah" jawab saddam dengan santai
Maryam membukanya perlahan matanya membulat sempurna saat melihat baju baju kurang bahan itu. Dia berdiri dan menghampiri saddam yg sedang duduk santai dibalkon.
"Mas apa ini kenapa membeli ini?"Tanyanya dengan cepat..
