Aku Zhen Mo, pemuda yatim piatu berusia 20 tahun yang tak mengenal siapa orang tuaku.
Suatu malam aku tertabrak mobil dan mati karena menyelamatkan gadis kecil dan kakeknya, entah bagaimana caranya aku sangat kaget ketika membuka mata, aku terbangun di tubuh seorang pemuda di dunia lain. Di dunia itu sebenarnya aku keturunan keluarga bangsawan tapi sebuah peristiwa memaksaku hidup seperti orang biasa hingga aku diremehkan semua orang. Yang menyedihkan aku juga tak ingat siapa orang tuaku, yang pasti sesuatu telah terjadi pada mereka hingga kami terpisah, di dunia itu beladiri menjadi kekuatan yang mendominasi, arogansi menjadi ciri khas orang kaya dan kuat, pertemuan ku dengan seorang kakek membuatku dapat menulis ulang takdirku, aku harus menjadi kuat dengan caraku sendiri, lalu mendominasi hidup orang lain.
Ikuti kisahku di dunia lain untuk bertahan hidup dan mencari keberadaan keluargaku. di KAISAR MATA LANGIT
Autho : Rendy_Tbr
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendy_Tbr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENCARI GELAS AJAIB
Keesokan harinya sekitar pukul 12 siang Asun mengajak temannya Bai pergi ke rumah Zhang untuk membuktikan kata-katanya.
"Hai Zhang!, aku datang lagi!" sapa Asun
"Tumben kalian datang mengunjungiku, apa kalian punya banyak waktu luang akhir-akhir ini?"
"Setelah dari tempatmu kemaren aku langsung mampir ke tokonya Bai, aku menanyakan gelas ajaib seperti yang kau punya, tapi dia menertawakan dan menganggapku sudah gila, makanya sekarang aku mengajaknya kesini untuk melihatnya langsung" cerita Asun
"Oh tentang gelas itu, aku ambil sebentar"
Mo Zhang mengambil gelas itu ke kamarnya dan setelah itu memperlihatkan kepada Asun dan Bai, Zhang segera menuangkan air kedalam gelas itu, setelah menunggu beberapa menit air didalam gelas itu berubah menjadi bening kehijauan, Zhang menyuruh Bai meminumnya.
"Aku tidak merasakan apapun" ucap Bai
"Tidak usah terburu-buru, kau tunggulah sebentar" kata Asun
Setelah beberapa menit tubuh Bai mulai berkeringat.
"Kenapa aku jadi berkeringat begini?" ada apa ini? "
"Hahaha, kau akan segera mati Bai, katakanlah apa permintaan terakhirmu?" kata Asun mengerjai Bai
"Hei!, apa kalian sedang mempermainkan ku?, selama ini aku selalu baik pada kalian, kalau aku mati aku akan menghantui kalian tiap malam" kata Bai mulai khawatir
"Kau tidak perlu sekhawatir itu, itu adalah efek dari airnya" jawab Zhang
"Syukurlah kalau begitu, kalian baru saja menakutiku"
"Sekarang coba kau rasakan tubuhmu, apa kau merasakan sesuatu yang beda?" ucap Asun
"Aku merasa lelahku hilang dan tubuh terasa lebih ringan"
"Apakah sekarang kau masih menganggap aku gila?" tanya Asun
"Mana mungkin!, kemaren aku tidak bersungguh-sungguh mengatakan itu"
"Kalau kau bukan temanku pasti aku udah memukul kepalamu seratus kali" ucap Asun dengan kesal
"Zhang!, dari mana kau mendapatkan gelas ini?" tanya Bai
"Keponakanku Mo Fan yang membawanya beberapa hari yang lalu, katanya seorang teman memberikan gelas itu padanya"
Bai yang juga menjual berbagai macam porselen merasa sangat penasaran dengan gelas itu, dia memperhatikan gelas itu dengan teliti.
"Di tokoku juga ada gelas porselen yang persis sama dengan gelas ini, tapi tidak pernah ada yang mengatakan gelas ajaib padaku"
"Mana mungkin mereka mau memberitahumu" jawab Asun
"Kalau benar ada gelas ajaib seperti ini, meski tidak ada yang membicarakannya seharusnya gelas seperti ini laris manis dipasaran, tapi di tokoku masih banyak stok yang belum terjual"
"Yang kau katakan itu benar juga, tapi kenapa teman Mo Fan memberikan harta seperti ini padanya?" kata Asun
"Asun!, kalau kau punya benda seperti ini apa kau akan memberikannya pada temanmu?" tanya Bai
"Tentu saja tidak!, apa kau pikir aku bodoh?"
"Lalu mungkinkah teman Mo Fan akan memberikan gelas ini begitu saja padanya?, kata Bai
"Apa menurutmu keponakanku berbohong padaku" kata Zhang
"Aku juga tidak tau, tapi yang jelas dia pasti punya alasan melakukan itu" terang Bai
"Untuk apa Mo Fan berbohong padaku?"
"Coba kau pikirkan sendiri, benda ini adalah harta yang tak ternilai harganya, setiap orang kaya pasti ingin membeli harta ini dengan harga berapapun, dan orang jahat pasti akan melakukan apa saja untuk mendapatkan harta ini, kalau orang lain mengincar gelas ini dan kau mengetahui itu apakah kau bisa hidup dengan tenang dan tidur dengan nyenyak?" jelas Bai
"Jadi maksudmu?"
"Mo Fan tidak memberitahumu yang sebenarnya adalah untuk tidak ingin membuatmu khawatir, Mo Fan sudah melakukan hal yang benar, aku sarankan mulai sekarang jangan kau tunjukan benda ini kepada semua orang, kalau banyak orang tau aku yakin ini akan menggemparkan dunia" kata Bai
"Yang dikatakan Bai benar sekali, lebih sedikit orang yang tau akan lebih baik, mungkin kami akan sering datang kesini nantinya" kata Asun
"Datang saja sesuka kalian"
"Oh iya, aku sudah datang hari ini, rasanya akan sia-sia kalau aku tidak minum segelas air darimu" kata Asun
"Kau tuang sendiri airnya" jawab Zhang
Setelah meminum segelas air dari gelas ajaib Zhang, Asun dan Bai segera pamit dan kembali ke toko mereka.
Sementara itu Mo Fan masih menikmati waktunya seperti katak yang baru keluar dari kubangan, selama ini dia hanya bekerja tanpa pernah bisa menikmati waktu dengan bebas, tiba-tiba ponselnya berdering.
"Hallo Mo Fan!, ini aku Yun Lan!"
"Oh iya ada apa?"
"Kamu lagi dimana sekarang?"
"Aku tidak tau jalan apa ini, tapi aku sedang dipasar barang antik sebelah timur"
"Bisa kamu datang temui aku di di jalan mawar nomor 9?"
"Maaf!, aku tidak tau tempat itu dimana!"
"Kalau begitu kirimkan titik lokasimu ke ponselku"
"Maaf!, aku tidak tau caranya!"
"Kamu itu orang jaman batu yang baru bangun dari hibernasi ya?, masa Share loc saja kamu tidak mengerti"
"Kalau Nona Yun Lan ada perlu berarti Nona yang harus temui aku, jangan bikin aku pusing dengan ini itu"
"Kamu kan bisa tanya sama orang sekitar kamu sekarang lagi ada dimana, biar aku yang datang kesana"
"Iya sebentar aku tanya dulu"
Lalu Mo Fan bertanya nama tempat dia berada saat ini pada orang sekitar.
"Aku lagi di gerbang jalan persik pasar antik Timur"
"Ya sudah tunggu aku disana, jangan kemana-mana"
Setelah menunggu kurang lebih 20 menit akhirnya Yun Lan datang juga, Mo Fan diminta segera naik ke mobil.
"Kenapa Nona Yun Lan mencariku?"
"Pertama jangan panggil aku Nona, panggil aku nama saja"
"Baiklah!, kenapa nama mencariku?"
"Kamu bisa serius atau tidak sih?" teriak Yun Lan dengan kesal
"Katanya tadi disuruh panggil nama, kenapa malah jadi marah-marah?, santai saja, aku baru menikmati hidup santaiku"
"Maksud aku panggil Yun Lan gitu, saat ini perusahaanku lagi dapat permintaan besar untuk perhiasan dan aku butuh bahan batu giok yang bagus untuk memenuhi permintaan itu, makanya aku minta bantuan kamu untuk mencari batu giok yang bagus"
"Bukankah di perusahaanmu ada ahli batu untuk mencari giok berkualitas?, kenapa malah mencariku?"
"Kamu itu mau bantu aku tidak sih?"
"Apakah semua wanita menjawab pertanyaan dengan bertanya balik?"
"Iya maaf!, aku lebih yakin minta bantuan kamu dari pada orang perusahaan"
"Tapi aku tidak bisa jamin apapun untukmu"
"Tidak apa-apa, kamu lakukan saja sebisa kamu"
"Berarti kita akan pergi ketempat judi batu lagi?, apa ke tempat yang kemaren lagi?"
"Tentu saja ke tempat judi batu tapi bukan tempat yang kemaren, ada tempat judi batu lain yang baru kedatangan batu baru, jadi kita akan kesana sekarang"
"Apa kamu tidak malu nanti ditertawakan orang karena membawa orang seperti aku, pakaianku biasa saja sedangkan kamu dari perusahaan besar" kata Mo Fan
"Apa kamu perlu ganti pakaian dulu?"
"Hehe tidak perlu!, aku nyaman seperti ini"
"Kalau kamu sudah merasa nyaman begitu maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan membuat malu"