NovelToon NovelToon
KORELASI DUA HATI

KORELASI DUA HATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Keluarga / Angst / Romansa
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Heninganmalam

⚠️ WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️

Pernikahan yang sudah berjalan tujuh tahun lamanya tanpa ada pertikaian tiba-tiba berada di ujung tanduk ketika salah satunya memberikan surat perpisahan. Dirga sama sekali tak menyangka jika istrinya diam-diam telah menyiapkan itu semua.

“Cepat tanda tangani mas, aku mau kita pisah.”

Satu kalimat yang juga sebenarnya sukar untuk keluar dari mulu Qyara. Namun semua ini ia lakukan karena fakta yang baru ia ketahui membuatnya sadar akan arti dirinya di mata Dirga. Korelasi yang terjalani anatara hatinya dan Dirga nyatanya tak sesuai dengan ekspektasi yang ada di pikirannya.

Karena itu Qyara akan membebaskan pria itu. Melepaskan adalah jalan terbaik yang dapat ia lakukan.



Start : 26 Mei 2024
End

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heninganmalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5 - Permintaan Rimar

Satu harapan yang selalu ada dalam doa setiap wanita adalah memiliki mertua yang dapat menerima dan menyayanginya seperti anaknya sendiri. Itupun yang selalu ada dalam doa Qyara.

Doa itu memang telah terkabul. Ia mendapatkan mertua yang selalu membela dan menganggapnya sebagai anak mereka sendiri apalagi dengan ibu mertua yang selalu meminta pertimbangan dan saran kepadanya sebelum melakukan sesuatu.

Qyara tak pernah keberatan saat ibu mertuanya menemui dirinya secara tiba-tiba hanya untuk meminta saran ataupun mengobrol. Ia selalu siap kapanpun ibu mertuanya membutuhkannya. Namun kali ini, ia sungguh terkejut dan bingung harus melakukan apa setelah mendapatkan kabar bahwa ibu mertuanya telah tiba.

Qyara tak ingin Rimar mengetahui tentang masalahnya dengan Dirga. Ia tak ingin membebani wanita paruh baya itu. Namun sekarang, bagaimana dirinya bisa bangkit dan menemui ibu mertuanya? Apakah ia sanggup? Entahlah. Namun sanggup tak sanggup ia harus menyanggupkan diri jika ingin menyembunyikan masalah ini.

Dengan sekuat tenaga Qyara berusaha meraih baskom yang berisi air hangat yang telah mendingin itu. Namun ternyata tangan kecilnya tak mampu meraih baskom itu. Entah terlalu berat atau memang dirinya yang terlalu lemah, yang pasti ia tak berhasil meraihnya.

Aktivitas Qyara sampai pada kedua netra yang baru keluar dari kamar mandi. Dirga terlebih dahulu mengamati apa yang istrinya lakukan sebelum mendekati wanita itu. Dengan sigap ia mengambil handuk kecil yang ada di samping baskom dan membasahinya. Tanpa mengeluarkan suara, Dirga dengan telaten membersihkan tubuh Qyara. Mulai dan wajah hingga ujung kaki.

Tak ada yang mau memulai pembicaraan. Keduanya sama-sama hening dengan kesibukan masing-masing. Dirga terlihat sibuk mengoleskan salep pada inti Qyara setelah memberikan tubuh wanita itu, sedangkan Qyara terus menatap suaminya dalam diam.

Dirga memang sempurna. Mungkin Persepsi yang selalu Qyara tekankan dalam otaknya membuatnya kecewa dan sakit saat mengetahui bahwa persepsi nya hanya tipu muslihat dari ekspektasi nya semata. Pada kenyataannya kesempurnaan yang diperlihatkan Dirga hanya sebagai rasa kasihan.

Qyara hanya bisa menghembuskan napasnya, “Mama dateng.”

Akhirnya setelah sekian lama, wanita itu kembali berucap hingga menghentikan aktivitas Dirga. Pria itu hanya menatap istrinya dalam sebelum mengangguk dan melanjutkan aktivitasnya.

“Aku gendong ke kamar mandi.”

Kalimat yang keluar dari mulut Dirga bukanlah pertanyaan melainkan pernyataan yang tak dapat dibantah. Tanpa menunggu persetujuan sang empu, Dirga segera mengangkat tubuh polos istrinya menuju kamar mandi. Dengan penuh kesabaran ia membersihkan tubuh Qyara. Bahkan ia juga membantu wanita itu untuk berganti pakaian dan bersiap-siap hingga tenaga Qyara berangsur pulih.

“Aku udah bisa sendiri mas,” ungkap Qyara saat Dirga hendak menggendong nya lagi menuju ruang tengah.

Wanita itu merasa sudah kuat. Karena itu ia tak ingin membebani suaminya. Namun yang aneh, biasanya pria itu akan menolak dan bersikeras untuk tetap membantunya tetapi sekarang Dirga langsung meninggalkannya begitu ia meminta. Pria itu benar-benar berubah menjadi gunung es. Sungguh sisi yang tak pernah Qyara lihat sebelumnya.

Dirga mungkin memang benar-benar marah kepadanya, tetapi apa yang Qyara dengar lebih menyakitkan. Sudahlah, ia tak ingin berlarut dalam kekecewaannya. Ia segera menjalankan kakinya menuju ruang tengah. Terlihat Rimar yang sedang berbincang dengan suaminya, karena itu dengan cepat ia mengubah ekspresi wajahnya dan mendatangi wanita paruh baya itu.

“Mama...”

“Hai sayangnya mama,” sapa Rimar seraya memeluk menantu satu-satunya, “Maaf ya, mama nggak tau kalau kamu lagi kecapekan hihihi.”

Seketika kedua pipi Qyara bersemu ketika mendengar ucapan frontal ibu mertuanya. Kedua netranya langsung melirik pria yang tengah meneguk kopinya. Qyara sangat yakin jika pria itu yang telah memberitahu Rimar tentang apa yang telah mereka lakukan hingga ibu mertuanya bersikap seperti ini. Namun ia tak bisa bertanya langsung pada pria itu karena masalah yang terjadi di antara mereka.

“Ma, kalau gitu aku berangkat dulu ya,” pamit Dirga beranjak dari tempat duduknya.

Pria itu terlebih dahulu menyalami ibunya sebelum menatap Qyara dan mengulurkan tangannya. Wanita itu pun menerima uluran tangan suaminya dan menyalami pria itu karena tak ingin membuat Rimar curiga.

Namun hari ini untuk pertama kalinya Dirga tak memberikan kecupan pada keningnya. Baru sebuah kertas yang dilihat sudah membuat pria itu menjauh, bagaimana jika mereka benar-benar berpisah? Akankah mereka menjadi asing?

Setelah Dirga pergi. Kedua wanita itu mulai mengobrol tentang banyak hal, termasuk topik yang membuat netranya melebar. Bagaimana tidak terkejut jika ibu mertuanya bertanya tentang hal yang baru pertama kali ia dengar.

“Kalian beneran mau promil lagi? Kok nggak bilang sama mama?”

Qyara sungguh tak tau harus bersikap apa. Entah apa yang Dirga ceritakan pada Rimar hingga membuat wanita itu mempercayai berita bohong seperti ini. Ia tau jika Dirga pun pasti sama seperti dirinya, pria itu juga pasti tak ingin membuat orang tuanya khawatir.

Namun haruskah menceritakan kebohongan hanya untuk membuat Rimar tenang? Bagaimana jika kedua orang tua mereka lebih tersakiti ketika mendengarkan fakta yang sesungguhnya?

“Mas Dirga tadi cerita apa aja ke mama?”

“Emm nggak banyak sih, cuma tadi bilang kalau kalian lagi promil makanya kamu nya kecapekan terus marahin mama deh karena kesini pagi-pagi,” jelas Rimar terkekeh.

“Suamimu itu emang ya, mamanya kesini bukannya disambut malah dimarahin. Tapi kalau tau kamu nya masih kecapekan juga mama nggak bakal kesini sih hehe biar kamu bisa istirahat dulu.”

Fakta apalagi ini? Qyara seperti orang linglung yang tak tau apapun. Dirga benar-benar sudah membuatnya gila. Sepertinya ia masih belum mengenal pria itu dengan baik. Jika pria itu memulai hubungan dengannya hanya karena rasa kasihan mengapa sampai harus memarahi ibunya sendiri hanya karena mengganggu waktu istirahatnya? Bukankah tak ada rasa cinta di hati pria itu tetapi kenapa perhatian yang Dirga berikan sebesar ini?

Entahlah. Mungkin pria itu masih ingin terus berperan sebagai suami sempurna. Karena itu ia pun hanya menghembuskan napasnya dan mendudukan dirinya di samping Rimar.

“Oh iya ma, mama kesini mau ngomongin apa sama Ara? Kata Mas Wira tadi mama mau ngomongin sesuatu?”

Benar. Rimar hampir saja lupa karena keasyikan menanggapi berita menyenangkan dari anaknya. Ia pun segera merogoh tas nya dan mengeluarkan dua tiket,

“Ini ada tiket buat kamu sama Dirga. Jadi kan om Farhan itu ada acara di Bali, nah mama sama papa lagi nggak bisa dateng, jadi mama mau minta tolong kamu sama Dirga buat gantiin mama sama papa."

"Acaranya besok jadi ini mama beliin tiketnya nanti sore berangkat. Sekalian kan kalian liburan siapa tau jadinya bakal lebih cepet biar mama juga lebih cepet punya cucu lagi.”

Wah, sungguh ucapan Wira tak ada yang bisa dipercaya. Apanya yang meminta pendapat. Yang Qyara dengarkan hanyalah sebuah permintaan yang mengarah ke perintah. Rimar bahkan sudah mengatur semuanya tanpa bisa ia bantah. Apalagi karena berita bohong yang suaminya ceritakan pada Rimar, pasti wanita itu tak menerima penolakan sama sekali.

“Ma... Tapi Verro-“

“Udah nggak usah mikirin Verro. Verro biar disini aja sama mama. Ada kakeknya, om tantenya juga jadi kalian fokus aja buat dateng ke acara Om Farhan sekalian program di sana.”

Final. Keputusan Rimar tak bisa lagi didebat. Sungguh, Qyara bingung apakah ini cara Tuhan untuk menggagalkan rencananya? Apakah Tuhan memang menginginkan ia untuk terus berpura-pura tak tau dan kembali menjalankan pernikahannya dengan penuh suka cita? Entahlah, takdir Tuhan memang tak pernah bisa ia tebak.

“Ya udah iya nanti Ara siapin semuanya dulu. Mas Dirga udah tau tapi ma?”

“Belum, jadi kamu kasih tau dia ya,"

1
Hikmal Cici
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
putry 01
kapan up lagi kak
Heningan Malam: ditunggu ya, secepatnya akan up
total 1 replies
Heningan Malam
sabar-sabar😇 nanti teka-teki nya pasti kejawab kok
aca
teka teki banyak jd bingung bacanya woy
aca
tukang selingkuh dirga
aca
waduh mulut Dirga jahat amat
ada apa sayang ~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!