"Biarkan aku mencoba membuatnya menjadi Ella yang dulu, Ella yang memiliki semangat hidup, aku hanya ingin meminta waktu sampai Ella mandiri lagi....".
"Aku mencintai Ella, aku bahagia hanya dengan mencintainya tanpa perlu Ella membalasnya, saat Ella bahagia akupun akan merasa bahagia, berikan aku sedikit kesempatan untuk membuatnya tersenyum kembali".
Kedua tanganku memegang wajah Ella, kami berciuman sampai kami mulai kehabisan nafas.
"Aku mencintaimu Ella", aku mengatakannya sambil masih memegang wajahnya.
Ia hanya tersenyum padaku.
Ya bagiku senyuman sudah cukup saat ini, aku tau suatu saat aku akan mendengar kalau ia juga mencintaiku.
"You."
And just like that, the greatest poem was written, in one word.
-Clinton-
Full of love from me,
Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengakhiri tragedi
Selama 3 bulan aku bermain drama dengan kehidupanku, kini permainanku sudah berada di penghujung penutupan, berharap akulah yang meraih kemenangan.
Penyamaranku sepertinya sudah mulai terbongkar, aku bisa merasakannya kali ini aku benar-benar harus mengakhiri tragedi ini.
Dengan bantuan polisi, aku mulai mengumpulkan bukti baru. Rekaman kamera CCTV di sekitar apartemen dan kantorku, juga CCTV di jalan raya yang biasanya aku lewati untuk menuju apartemen atau kantorku.
Supir mobil yang mengikutiku juga sudah berhasil ditangkap polisi kini tinggal menunggu waktunya kapan ia akan berbicara jujur siapa yang menyuruhnya. Polisi juga sedang memburu supir yang menabrak mobilku, sudah ada informasi mengenai keberadaannya, semua benar-benar tinggal menunggu waktu.
Aku sudah merubah dramaku, aku berkata bahwa aku sudah pulih dari amnesiaku, berkata bahwa terapi yang aku jalani berhasil, sedikit demi sedikit ingatanku mulai kembali. Tetapi belum mengubah keadaan apapun tentang Ella. Aku masih tinggal terpisah dengannya, karena dengan pengakuanku, kini keadaan Ella mungkin akan lebih diperhatikan lagi oleh orang dibalik tragedi keluargaku.
Aku meminta tolong om Mike untuk memberikan 1/3 saham yang dulu kuberikan kepada om Mike, beruntung om Mike masih belum menjualnya sesuai saranku dulu.
Dengan sedikit saham yang kumiliki aku secara terang-terangan melakukan perang terbuka kepada siapapun yang menjadi dalang atas tragediku. Aku sering datang ke perusahaan untuk mengikuti RUPS.
Aku tidak tau apa perubahan drama ini akan menguntungkanku atau malah membuat hancur segalanya, tetapi aku sudah tidak bisa berpura-pura lagi, sebelum kebohonganku terbongkar saat ini, hanya cara seperti inilah yang dapat kulakukan.
Ternyata keberuntungan berada di pihakku.
Polisi berhasil menangkap supir yang menabrakku. Lalu ia mengkonfirmasi bahwa supir mobil yang membuntutiku itulah yang membayar dia untuk menabrakku.
Meski supir mobil itu membawa pengacara handal, kini ia sudah tidak bisa mengelak lagi dari hukuman berat yang akan menimpanya.
Lalu ia mulai berbicara, bahwa sebenarnya ia adalah orang suruhan om Theo.
Aku memang pernah mencurigai om Theo, namun jauh di dalam hatiku berharap kecurigaanku tidak akan pernah terbukti, bagaimanapun ia adalah adik kandung papa. Selama ini aku berharap bahwa om Theo hanya terlibat dengan penyelewengan dana karena terlalu rakus akan harta dan kekuasaan.
Setelah pengakuan supir mobil itu, kini semua buktinya sudah lengkap.
Saat polisi akan menangkap om Theo, om Theo sudah berhasil terbang menaiki pesawat komersial ke negara tetangga. Istri dan anak anak om Theo sudah berada di negara lain semenjak 3 bulan yang lalu, berarti tidak lama setelah aku kecelakaan.
Polisi meminta bantuan aparat di negara setempat untuk menangkap om Theo begitu pesawatnya mendarat.
Kali ini om Theo benar benar berhasil ditangkap dan sedang berada di penjara menunggu persidangan kasusnya.
Aku mengunjungi om Theo dipenjara, ia meminta maaf padaku untuk semua tragedi yang menimpaku. Baik itu kecelakaan orangtua ataupun peristiwa yang menimpa diriku.
Aku tidak tau apa yang om Theo katakan adalah tulus dan kejujuran atau hanya akal akalan saja supaya hukumannya bisa diperingan. Tetapi aku berjanji padanya tidak akan dendam pada keluarganya.
Aku masih sering berada di perusahaan keluarga papaku, membentuk tim sementara dengan om Okki dan orang-orang kepercayaan om Okki. Aku mulai melakukan pembersihan pada orang-orang kepercayaan om Theo. Manajer keuangan yang dulu membantuku memberikan bukti penyelewengan dana, kini kuberikan kepercayaan kepadanya menjabat posisi direktur keuangan.
Selain om Theo ada om Alex adik papa yang juga bekerja di perusahaan itu. Namun ia hanya memegang kendali kecil, tidak jauh berbeda dengan om Okki.
Beruntung meski om Alex sering tidak sejalan dengan papa, namun ia jujur dan tidak melakukan penyelewengan dana. Ia hanya malas dan tidak memiliki ketertarikan untuk membangun bisnis.
Seseorang harus menjadi pengganti om Theo, bagaimanapun perusahaan harus memiliki seorang pemimpin, tetapi aku benar-benar sudah trauma untuk kembali ke perusahaan keluarga ini.
Aku banyak berdiskusi dengan om Alex dan om Okki, lalu untuk sementara om Okki akan memimpin perusahaan hingga sampai ada anggota keluarga yang dinilai mampu menggantikan om Okki.
Aku berjanji pada om Okki, aku tidak akan menjual sisa saham yang kumiliki dan untuk sementara waktu akan tetap menghadiri rapat pemegang saham.
Di sisi yang lain hubunganku dengan keluarga om Alex juga membaik. Sepupuku dari anak om Alex ada 2 orang, anak pertama om Alex yang laki laki baru saja lulus dan diterima bekerja di perusahaan lain. Sama sepertiku, ia sama sekali tidak tertarik dengan perusahaan keluarga, dan aku menghormati keputusannya. Anak om Alex yang no 2 adalah perempuan, Josephine, tetapi aku memanggilnya Jojo. Saat ini Jojo sedang mengambil kuliah bisnis. Kuharap suatu saat Jojo mau masuk ke dalam bisnis keluarga ini, disaat itulah aku berharap aku bisa mengandalkan Jojo dan melepaskan diri dari perusahaan keluargaku.
