NovelToon NovelToon
Masa Yang Selalu Terkenang

Masa Yang Selalu Terkenang

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: lido kyungsoo

Kaluna namanya. Kata anak muda jaman sekarang, "Orang gila mana yang menjajakan dirinya & menjadi simpanan teman seangkatannya sendiri demi menopang biaya kuliah!" IYA, KALUNA SUDAH GILAAA. Si anak miskin yang mempunyai cita-cita tinggi dan menjadi wanita jahat a.k.a simpanan pemuas nafsu sang anak Taipan. Si wanita jahat yang menjadi simpanan dari teman seangkatannya yang telah mempunyai tunangan.

Brian Namanya. Lelaki tampan, mapan, kalangan taipan, dan dari keluarga berpendidikan. Berita buruknya, Kaluna berusaha sekuat tenaga untuk menahan perasaannya selama masa kontrak itu berlaku.

Bagaimanakah kelanjutan kisah mereka?
Kisah ini mampu membawa kalian bak merasakan rollercoaster. Senang, sedih, kecewa, tangis akan kalian rasakan.

Nantikan!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lido kyungsoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terikat kontrak

Kesalahan terbesar Kaluna adalah terlalu mempercayai seseorang. Ia terlalu polos dan menganggap semua orang tulus sepertinya. Ternyata benar kata orang-orang, 'tidak ada yang gratis di dunia ini'.

Setelah pembicaraan mereka di mobil malam itu, benar saja, Brian men-transferkannya uang dengan nominal yang mampu membuat matanya melotot. Nominal itu bahkan mampu melunasi seluruh SPP dan tetek bengeknya sampai selesai kuliah.

Kaluna dibuat menganga melihat nominal yang Brian kirimkan padanya. Gila. Lima ratus juta bukan nominal yang sedikit. Apa maksud Brian mengirimkannya uang sebanyak itu.

Segera saja Kaluna menghubungi Brian. Tak tenang rasanya ia melihat nominal yang sangat banyak seperti itu. Panggilan pertama tak Brian angkat. Tak menyerah, Kaluna mencoba menelpon Brian lagi dan kali ini suara Bass diseberang sana membuatnya bernapas lega. Akhirnya diangkat juga, pikirnya.

"Halo, Brian, maaf sebelumnya kalau aku ganggu, tapi... Uang yang kamu kirimkan tadi, nominalnya sangat banyak. Aku cuma mau minjam untuk satu semester." Tak ada jawaban dari lelaki diseberang sana, membuat Kaluna menajamkan telinganya. Kaluna menjauhkan ponselnya dan melihat pada layar, tapi masih tersambung disana.

"Halo, Brian..."

"Duit itu memang sengaja gue kasih banyak. Memang sengaja gue kasih ke, elo."

"Hah?! Bagaimana?" Namun suara decakan yang ia dengar disana.

"Besok temui gue sepulang kampus. Gue nggak suka menunggu dan gue tunggu di parkiran kampus." putusnya yang semakin membuat Kaluna mengerutkan keningnya.

"Tapi besok sepulang kuliah aku harus langsung ke kafe..."

"Gue tunggu besok sore!" dan panggilan itu terputus tanpa salam ataupun mendapat jawaban dari pernyataannya.

Sungguh, ia tidak bisa tenang dibuatnya. Bagaimana bisa Brian memberikannya uang sebanyak itu dan lagi, memaksanya untuk bertemu besok sore.

Mau tak mau Kaluna akhirnya bolos bekerja dan berbohong pada bosnya. Berjalan dengan penuh tanda tanya menuju ke parkiran kampus. Entah mengapa perasaannya jadi tak enak. Pokoknya, Kaluna harus mengembalikan uang Brian agar tak lagi membebaninya. Mau sampai kapan ia harus membayar cicilan dengan nominal sebanyak itu.

Dari arah dua puluh meter terlihat mobil mengkilap Brian diujung sana. Kaluna semakin deg-degan saja saat jaraknya semakin dekat dengan kendaraan Brian. Ia remas tali tas salempangnya dan membuka pintu penumpang.

Brian telah duduk manis di dalam sana sambil menghisap vape dan asapnya memenuhi mobil mahalnya. Menoleh sekilas padanya dan menghentikan kegiatannya.

Kaluna menyerongkan badannya dan menatap Brian yang entah bagaimana menatapnya dengan mata elangnya. Kubur Kaluna sekarang juga. Monolognya dalam hati. Tatapan itu membuatnya entah mengapa merasa...takut.

"Uang yang kamu kirimkan kemarin lebihnya banyak banget. Aku cuma mau minjem untuk satu semester. Aku udah kembaliin lebih yang kamu kirim kemarin malam. Aku berterima kasih banget kamu mau meminjamkan uang dan aku janji secepatnya akan aku ganti." Ujarnya dalam sekali tarikan nafas.

"Gue transfer balik yang lo kembaliin." Hah?! Bagaimana?! Bagaimana bisa. Kaluna mengerjapkan matanya dan menganga dibuatnya. Bagaimana bisa seperti itu. Apakah semua kalangan Taipan modelannya seperti Brian. Kaluna kembali membuka mobile bangking nya dengan tangan gemetar. Ternyata benar, lelaki di depannya ini kembali mengirimkannya nominal yang sama.

"Bagaimana caranya aku bisa kembalikan uang dengan nominal seperti itu. Sorry, tapi aku nggak bisa menerima niat baik kamu, Brian. Aku akan...."

"Yang kasih lo cuma-cuma itu siapa?! Hmm?!" Tanyanya dengan nada pelan namun mampu mengintimidasi Kaluna. Membuatnya semakin mengerutkan kening.

"Maksud kamu?" tuntutnya meminta penjelasan.

Namun yang terjadi selanjutnya adalah Brian menjulurkan tangannya ke jok belakang dan mengambil sebuah map yang berisi selembar kertas dan mengarahkan kepadanya untuk dibaca.

Kaluna yang tidak mengerti apa maksud Brian hanya bisa membuka lembaran dan membaca isinya satu per satu. Kaluna menjatuhkan rahangnya membaca setiap poin di dalam kertas itu. Bagaimana bisa seperti itu.

"Kamu gila!" Geramnya pada akhirnya menatap Brian berapi-api. Napasnya seketika memburu mengerti maksud dari kebaikan Brian padanya. Ternyata ada udah dibalik bakwan.

Lelaki didepannya malah menaikkan sudut bibirnya sambil tertawa meremehkan. Hal itu semakin membuat adrenalin Kaluna meningkat.

Bajingan!

"Tanda tangan dan setelahnya, lo ikuti peraturan yang ada didalamnya." Jawabnya yang membuat Kaluna tak lagi menahan amarahnya. Tak lagi Kaluna fikirkan yang namanya sopan santun. Kaluna maju dan memukul Brian membabi buta. Tak lagi ada hormat pada lelaki didepannya ini. kaluna memukul menggunakan kedua tangannya, menggapai apapun yang mampu ia gapai untuk menyalurkan emosi dan kecewanya.

Entah sejak kapan air matanya telah menggenang membasahi wajahnya. Sakit hatinya diperlakukan seperti ini.

Namun pukulan tangannya tak berarti apa-apa pada badan kekar di depannya. Dengan sekali sentakan, Kaluna sudah berada dalam lingkup badan Brian dan tak bisa apa-apa. Ia terkunci.

"Diam!" Bentaknya tampak emosi dengan rahang yang mengeras. Mereka menatap penuh sengit dan semakin membuat Kaluna berderai air mata.

"Aku nggak mau! Lebih baik aku nggak usah minjem kalau akhirnya kayak gini!" Ucapnya menatap tajam pria di depannya. Bagaimana bisa lelaki ini memperlakukannya seperti itu. Air mata sialan ini juga tak mau berhenti. Sesak di dadanya membuatnya tak mampu mengontrol butiran bening ini.

"Kamu nggak punya pilihan lain, Kaluna. Tanda tangan dan ikuti apa yang lo baca!" Kaluna menangis semakin tersedu mendengar jawaban Brian. Tenaganya terkuras habis akibat adrenalin yang meningkat. Kaluna tak bisa berbuat apa-apa lagi.

Menangis dan mengeluarkan kekecewaannya pada lelaki didepannya dan juga keadaan yang membuatnya tak punya pilihan lain.

"Ibu, bawa Una pergi, Bu...." rintihnya di dalam hati masih dengan air mata yang berderai membasahi wajahnya. Sesak sekali dadanya. Namun lelaki disampinya yang sudah semenit lalu melepaskan pelukannya seolah tak perduli dengan ratapan kesedihannya. Dan tanpa sadar, mobil yang ia tumpangi telah berjalan meninggalkan area kampus.

Hari itu menjadi hari terakhirnya sebagai gadis yang manis. Ia kehilangan jati diri. Brian dengan tak berperasaannya membawanya kesebuah hotel berbintang yang ia tahu adalah milik dari keluarga sang lelaki. Merebut harga dirinya yang hanya bisa menangis dibawah kuasa lelaki titisan dakjal ini.

"Bagaimana bisa lo melakukan hal menjijikkan ini dibelakang tunangan, lo." Tak ada lagi panggilan sopan yang biasa ia sematkan ketika menyebut lelaki di sampingnya. Jangan tanyakan keadaannya yang sakit luar maupun dalam. Tak ada lagi Kaluna yang suci. Kehormatannya telah direnggut oleh lelaki yang sialnya berbaring dengan tenang di sampingnya.

"Gue bisa melakukan apa saja yang gue mau! Dan harus lo inget, tugas lo itu bukan ngurusin bagaimana gue dan Christin!" Jawabnya dan setelahnya berdiri menuju kamar mandi. Suara keran dan aktifitas di dalam sana membuat Kaluna lagi-lagi menangis tersedu-sedu akan keadaannya.

"Lelaki brengsek!" ucapnya disela tangisan sambil menghapus air matanya dengan kasar.

🥀🥀🥀🥀🥀

1
Swastika rahayu Putri
ditunggu update nya /Smile/
Fia
bagus tapi banyak typo nya
Sri Maya Sari
bahasanya santai tapi tidak lebay. cukup menguras emosi dan bikin penasaran. . lanjut thor
Ahmad Abid
lanjut thor...
Ahmad Abid
bagus ceritanya thor... ga lebay .. /Angry//Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!