Niatnya untuk membalas dendam membuatnya rela menikah dengan pria yang baru dia kenal. Zevana berniat untuk membalaskan dendam terhadap pria bernama Aksa atas kematian sahabatnya. Agar Aksa bisa merasakan sakit hati yang sama, Zevana memilih jalan lewat jalur cinta. Membuat Aksa jatuh cinta, setelah itu mencampakkannya.
Aksa adalah seorang playboy yang sering bergonta-ganti pasangan. Dia tidak percaya dengan cinta, karena baginya cinta hanyalah hal konyol. Dibalik sikap dinginnya, ternyata Aksa menyimpan luka di hati yang membuatnya tidak percaya akan adanya cinta sejati.
Berhasilkah Zevana meluluhkan hati Aksa demi misi balas dendamnya?
🩸
🩸
🩸
"Aku tidak biasa menjalin hubungan hanya dengan satu wanita saja. Jika kamu menginginkan pernikahan ini tetap terjadi, maka bersiap-siaplah untuk sakit hati."_ Aksa.
Yang penasaran dengan ceritanya, kepoin yuk...
Salam dunia perhaluan 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 : Lewat Jalur Cinta.
Sudah sejak siang Zevana terus menemani Aksa di kantor. Sebenarnya Aksa sudah menyuruh Zevana untuk pulang bersama Dani setelah mereka selesai makan tadi siang. Namun Zevana begitu keras kepala dan menolak dengan alasan takut jika ada wanita lain yang mencoba merayu suaminya.
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Aksa masih bergelut dengan pekerjaannya di depan laptop. Sesekali pandangannya teralih pada Zevana yang sedang tertidur di atas sofa. Beruntung tadi dia sudah mengabari Omanya jika Zevana sekarang sedang bersamanya. Jadi Omanya tidak perlu merasa cemas.
Beberapa kali Zevana nampak menggeliat pelan, dengan matanya yang masih terpejam. Mungkin karena merasa tidak nyaman tidur di sofa atau mungkin karena merasa lapar. Terakhir mereka makan tadi jam 4 sore saat Dani membawakan makanan untuk mereka. Makanan itu memang sengaja di pesan oleh Aksa.
"Zevana bangunlah, ayo kita pulang," ucap Aksa. Akhirnya dia memilih menghentikan pekerjaan dan berniat untuk mengajak Zevana pulang.
Namun, tidak ada respon dari Zevana. Gadis itu masih bergelut dengan mimpi-mimpi indahnya. Hingga Aksa berjalan mendekat ke arah sofa dan berjongkok dengan satu kakinya di depan sofa.
"Zev..." Aksa tidak melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba tenggorokannya seperti tercekat saat melihat wajah tenang Zevana yang sedang tertidur.
Cukup lama Aksa memandangi wajah Zevana. Selama beberapa hari ini, dia mulai terbiasa dengan kehadiran Zevana di hidupnya. Bahkan Aksa sampai tidak dekat dengan wanita manapun karena Zevana selalu nemplok seperti perangko. Buktinya hari ini, hari pertamanya masuk kembali ke kantor, Zevana sampai datang dan menungguinya.
Zevana mengerjap dan samar-samar melihat Aksa yang sedang menatapnya. Dia segera duduk sambil tangannya mengusap-usap wajahnya dengan punggung tangannya.
"Pekerjaan kamu sudah selesai?" Tanya Zevana yang dijawab anggukan oleh Aksa.
"Aku bisa menyelesaikannya besok lagi. Ini sudah malam, aku takut Oma menunggu kita di rumah."
Aksa kembali berdiri dengan tegak, diikuti oleh Zevana. Keduanya berjalan keluar ruangan dan menaiki lift menuju ke lantai bawah. Kebetulan Dani sudah pulang lebih dulu, jadi Aksa hanya pulang berdua dengan Zevana.
Ketika mobil Aksa melintasi sebuah taman, Zevana meminta Aksa untuk menghentikan mobilnya.
"Ada apa?" Tanya Aksa, dia langsung menghentikan mobilnya mendadak.
Namun tidak ada jawaban dari Zevana, pandangan gadis itu kini tengah teralih pada lampu berwarna-warni yang menghiasi sekitar taman. Zevana langsung membuka pintu mobil dan melangkahkan kakinya turun menuju ke dalam taman. Disana begitu banyak orang sedang mengerumuni sesuatu.
Zevana berjalan mendekat dan semakin mendekat. Rupanya ada seorang pria yang sedang melamar kekasihnya. Bahkan pria itu sudah menyulap taman itu menjadi begitu indah dengan begitu banyak lampu dan bunga-bunga disana.
Aksa yang melihat Zevana masuk ke dalam taman langsung bergegas ikut turun dari dalam mobil, dia berlari mengejar sang istri hingga masuk ke dalam taman.
"Mereka romantis sekali, ya?" Ucap Zevana saat menyadari kehadiran Aksa disampingnya. Nafas pria itu nampak tersengal-sengal.
Zevana melangkahkan kakinya maju dua langkah tanpa melepaskan pandangannya dari pasangan yang sedang berpelukan dan menjadi tontonan orang-orang disana.
Dulu, Zevana memiliki seorang kekasih. Mereka terpaksa menjalani hubungan jarak jauh saat Zevana memutuskan melanjutkan studinya di London. Satu tahun pertama, hubungan mereka masih baik-baik saja. Namun tiba-tiba kekasihnya meminta putus dengan alasan lelah menjalani hubungan jarak jauh. Sejak saat itu Zevana lebih fokus dengan kuliahnya dan tidak menjalin hubungan dengan pria manapun.
"Dulu aku selalu berharap jika suatu saat akan ada pria yang melamar aku seperti itu. Pasti rasanya sangat menyenangkan."
Zevana memutar kembali badannya dan menatap Aksa. "Apa kamu percaya dengan cinta sejati?"
"Tidak, apa kamu percaya?"
Zevana menganggukkan kepalanya, "Aku percaya, aku percaya cinta sejati itu pasti ada. Meskipun sekarang aku belum memilikinya."
"Memangnya siapa yang kamu harapkan menjadi cinta sejati kamu?" Tanya Aksa.
Zevana nampak terdiam, dia menundukkan sedikit wajahnya kebawah. Senyum diwajahnya seketika memudar. "Ada, seseorang itu pasti ada."
Aksa terus memperhatikan wajah Zevana yang sedang tertunduk. Gadis itu sangat berbeda dari wanita-wanita yang sering dia temui selama ini. Jika biasanya para wanita-wanita itu akan membuktikan cinta mereka dengan memberikan tubuh mereka secara sukarela. Tapi Zevana, gadis itu terus berusaha meyakinkan cintanya hanya dengan ucapan dan sikap manisnya. Tapi entah kenapa, Aksa masih belum bisa merasakan sebuah ketulusan.
Zevana kembali tersenyum dan mengangkat wajahnya untuk menatap Aksa. Kakinya melangkah maju dan berdiri tepat di hadapan suaminya. Tempat mereka berdiri sekarang sudah mulai sepi, orang-orang mulai pergi meninggalkan tempat itu.
Zevana menatap Aksa dengan lekat, kedua tangannya meraih tangan Aksa dan menggenggamnya dengan erat.
"Sedikit saja, maukah kamu membuka hatimu untuk aku? Menjaga pandanganmu dari wanita-wanita diluar sana." Zevana kembali meyakinkan Aksa, membuat Aksa agar bisa percaya dengan perasaan palsunya.
Ya, ini memang pertama kali dalam hidupnya Zevana sampai mengejar-ngejar cinta seorang pria. Itulah sebabnya mungkin dia begitu kesulitan untuk meraih hati Aksa. Ditambah lagi dia hanya berpura-pura cinta.
Suasana nampak begitu hening, tidak ada jawaban dari Aksa. Sekarang tempat itu sudah sepi, hanya tinggal mereka berdua saja disana.
"Tidak ada cinta yang tulus. Dan aku tidak percaya dengan cinta sejati. Jadi sebaiknya kamu menyerah saja dengan perasaan kamu itu." Aksa melepaskan tangannya dari genggaman tangan Zevana. Dia membalikkan tubuhnya dan melangkahkan kakinya pergi.
Apa yang terjadi antara kedua orang tuanya dulu membuat Aksa tidak percaya akan adanya ketulusan cinta. Dengan papanya membawa wanita lain, itu sudah membuktikan jika cinta yang tulus memang tidak pernah ada. Padahal saat itu hubungan kedua orang tuanya sedang baik-baik saja, hingga duri itu datang dan memberikan banyak luka dalam keluarga mereka.
"Auuwwww..."
Seketika langkah kaki Aksa terhenti saat mendengar jeritan Zevana. Dia memutar badannya dan melihat Zevana sudah duduk di atas rumput sambil memegangi pergelangan kakinya. Terpaksa Aksa berjalan menghampiri Zevana kembali dan berjongkok dengan satu kaki di hadapannya.
Aksa menatap sebuah batu yang tergeletak disamping Zevana, dia pun menghela nafas panjang. "Dasar ceroboh, apa kamu tidak lihat jika ada batu sebesar itu?"
Sambil meringis menahan sakit, Zevana menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak, karena mataku hanya dipenuhi oleh kamu."
"Berhentilah bercanda!"
"Siapa yang bercanda, aku seri..."
Kalimat Zevana terpotong saat Aksa tiba-tiba mengangkat tubuhnya dan membawanya ke dalam bopongannya. Kini Zevana bisa melihat wajah suaminya dengan jarak yang begitu dekat. Dia melingkarkan kedua tangannya dileher suaminya dan tatapannya terus tertuju pada wajah pria itu. Diwajah itu, Zevana bisa melihat ada sedikit kekhawatiran.
...🍁🍁🍁...
beneran hamidun ternyata...
kecebong Aksa hadirrr💃💃💃💃💃💃💃
masih banyak cara lain untuk membujuk Arvan,tanpa Zevana turun langsung.
mungkin dengan memberi kabar tentang kehamilan Zevana Arvan akan mundur...
Andin beda cerita...
itu resiko dia yang hamil dengan pacarnya...deeeeh...yang begituan gak perlu kamu pikirkan 😒