Chantika Anastasya gadis berusia 17 tahun yang meninggal karena rem mobilnya blong yang menyebabkan ia menabrak truk yang ada di depannya.
Bukannya mencari pertolongan, ia malah tersenyum senang karena ia pikir setelah ini ia akan pergi ke surga dan melepaskan semua beban yang sudah ia pikul selama ini.
"Syurgaa.....I'm coming"
Tapi bukannya ke surga, chantika malah terjebak di tubuh gadis culun yang ternyata memiliki masalah hidup yang cukup berat dan rumit.
Lalu apakah Chantika kuat menjalani kehidupan barunya dengan semua masalah yang ada?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chryssa_Dike, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Akhirnya pilihan Marka pun jatuh pada sebuah tas berwarna soft pink dengan aksen gold di setiap gantungannya, terlihat bagus dan elegan.
"Sudah?" tanya Yura sambil berdiri dari duduknya.
"Sudah, ayo kita bayar" ajak Marka pada sang kekasih.
"Ini mbak" ucap Marka sambil menyerahkan tas yang ia pilih serta, tas yang dibeli Yura pada kasir didepannya. Dan diterima dengan baik oleh sang kasir.
"Tidak ingin tambah lagi tuan? Kami memiliki stok warna lain loh untuk yang model tas yang pink ini" tawar sang kasir pada Marka.
"Emm.....memangnya ada warna apa saja?"
"Ada silver, baby blue, army, white, sama black tuan"
"Dan untuk yang silver sendiri, hanya dirilis 5 saja di dunia. Jadi itu termasuk limited edition" jelas sang kasir.
"Kalau begitu, saya ambil yang silver juga"
"Baik tuan, mohon ditunggu sebentar"
"Totalnya jadi 570 juta tuan" sebut sang kasir sambil memberikan 3 paper bag pada marka.
Mendengar itu, marka pun langsung mengeluarkan black card miliknya. Dan setelah selesai ia pun memilih untuk mengajak sang kekasih makanan siang dan setelahnya pun pulang.
Sesampainya didepan apartemen Yura, marka pun langsung memberikan satu paper bag yang berisi tas pilihan Yura sendiri.
"Ini tas milikmu" ucapnya sambil menyerahkan tas tersebut pada Yura. Dan Yura pun tersenyum menerimanya.
"Maaf ya aku tidak bisa mengantarmu sampai kedalam"
"Sudah tidak papa"
"Terimakasih ya atas hadiahnya hari ini" ucap Yura sambil mencium pipi sang kekasih, setelahnya ia pun langsung keluar dari mobil kekasihnya tersebut.
Setelah Yura turun, marka pun segera tancap gas untuk pulang ke rumah. Dapat dilihat Yura masih berada ditepi jalan sambil terus melambaikan tangannya pada mobil Marka.
Saat mobil Marka sudah menghilang dari pandangannya, yura pun segera berjalan memasuki lobby apartemen. Tapi belum sampai di lobby sebuah suara membuatnya langsung diam tak berkutik.
"Bisakah kau menjauhi Marka?"
Mendengar ucapan orang dibelakangnya, Yura pun dengan pelan membalikkan badannya.
"Tidak bisakah kau menjauhinya?"
"Bukankah aku sudah memperingatkan mu untuk segera meninggalkannya?"
"Kenapa kau masih terus menjalin hubungan dengannya, padahal kau tau dia sudah memiliki istri. Dan kau berlagak seakan akan kau tidak tau fakta tersebut"
"Tidakkah kau memikirkan bagaimana rasanya mempunyai suami tapi suamimu mencintai wanita lain atau bahkan memuja wanita lain di depanmu? Tidakkah kau berfikir sesakit apa hatimu saat itu?"
"Aku hanya ingin kau segera sadar, agar kau tidak terlalu menyesal dikemudian hari. Aku tau kau wanita baik, hanya saja keadaan yang membuatmu seperti ini"
"Dan kau harus segera sadar bahwa Marka sudah mulai menaruh hati pada istrinya. Dia membeli 3 tas tapi dia hanya memberikanmu 1 tas saja, itupun atas pilihanmu sendiri dan harganya bahkan sangat murah jika dibandingkan dengan 2 tas yang ia pilih"
"Tidakkah kau berfikir kalau dia membelikan itu untuk istrinya?"
Sedari tadi Yura hanya diam saja mendengar ucapan orang didepannya. Ia sadar semua ucapan yang keluar dari mulut wanita itu memang benar adanya.
"Aku tau kau wanita yang baik dan cerdas. Pikirkan lagi keputusanmu untuk kedepannya. Jangan pikirkan dirimu sediri, tapi sesekali pikirkan orang lain yang akan tersakiti dengan semua perbuatanmu"
Setelah mengucapkan itu, wanita tersebut pun langsung berjalan menuju mobil miliknya yang terparkir didepan apartemen milik yura6. Dan setelahnya ia pun langsung menancap gas membelah kota.
***
"Saya pulang!" ucap Marka sambil memasuki rumahnya, tidak lupa ia juga membawa 2 paper bag yang berisi tas tadi.
Tidak ada jawaban sama sekali. Marka pun langsung berjalan kearah kamarnya untuk mengecek apakah sang istri sedang ada dikamar atau tidak.
Setelah di cek ternyata sang istri tidak ada didalam, akhirnya ia pun berniat mencari sang istri di seluruh penjuru rumahnya. Tapi belum sampai ia menuju ke ruangan lain, tiba-tiba suara langkah kaki membuatnya mengurungkan niatnya tersebut.
"Ngapain lo ngeliatin nya begitu banget" tanya Chaca pada orang didepannya.
"Darimana?"
"Main lah"
"Sama siapa?"
"Sama teman" ucap Chaca malas.
"Cewek apa cowok"
"Banyak tanya lo kayak dora" kesal Chaca pada marka.
"Tinggal jawab aja apa susahnya sih" ucap Marka pada sang istri.
"Sama temen cewek, di cafe depan komplek gue nongkrongnya! Puas?" jelas Chaca masih dengan muka keselnya.
"Kenapa nggak ngabarin kalau mau main"
"Kelamaan kalau pake ngabarin, lagian lo juga nggak akan peduli kok. Masa iya gue diem aja di rumah sedangkan lo asik-asikan maen sama pacar lo"
Setelahnya Marka pun memilih diam sambil menyodorkan dua buah paper bag pada sang istri. Chaca yang bingung pun mengerutkan keningnya penuh tanda tanya.
"Tas buat kamu! Cepetan ambil! Pegel nih tangan saya!"
Mendengar ucapan Marka barusan, Chaca pun segera menerimanya dengan senang hati. Karena ia tau kalau ini dari brand mahal yang mungkin saja Chaca gak mampu beli.
"Sebenernya saya beliin buat Yura, cuma karena Yura udah punya dan saya terlanjur beli, jadi buat kamu aja deh, daripada mubazir kalau dibuang" ucap Marka enteng.
Chaca pun langsung mengubah raut wajahnya menjadi datar. Memang Marka pikir Chaca sampah apa? Yang bisa menerima barang bekas ataupun barang yang tidak diinginkan Yura.
"Nih! Nggak mau gue barang bekas!"
"Lo pikir gue sampah yang mau nerima barang yang udah gak disukai orang lain apa" kesal Chaca pada Marka.
"Udah buka aja dulu!" ucap Marka sambil duduk di sofa ruang tamu.
Chaca sendiri pun dengan sedikit ogah-ogahan membuka paper bag tersebut. Betapa terkejutnya ia saat tau isinya adalah tas yang ia inginkan sedari seminggu yang lalu. Dan apa ini? Marka juga membeli yang limited edition yang hanya ada 5 di dunia? Wahhh gila!
Kalau begitu ceritanya, Chaca rela kok menerima barang tersebut. Karena posisi barang tersebut pun masih baru dan terbungkus dengan rapi.
"Marka, lo beli ini sebenarnya buat pacar lo?" tanya Chaca masih dengan muka syok nya. Dan hanya dibalas anggukan oleh Marka.
"Habis berapa?"
"450 juta maybe?" ucap Marka tidak yakin.
"Wahhh.... Marka, gila lo! Sekaya apa sampek-sampek lo keluarin uang segitu cuma gara-gara tas" ucap Chaca kagum.
Melihat raut wajah kaget sekaligus senang dari wajah Chaca, Marka pun tersenyum simpul.
'Lucu banget sih'
"Okey Marka, gue akan dengan senang hati menerima barang-barang yang udah terlanjur lo beli tapi Yura gak mau, asal barang itu masih baru" ucap Chaca dengan polosnya.
'Aku juga tidak akan tega memberimu barang bekas siapa pun Cha, andai saja kau tau kebenarannya'
"Kapan-kapan kalau ada lagi, jangan lupa kabarin gue ya!!" ucap Chaca sambil membawa tas barunya kedalam kamar sambil melompat-lompat kecil karena terlalu senang.
Marka sendiri hanya tersenyum senang karena melihat istrinya senang juga. Sepertinya sekarang Marka memiliki hobi baru, yaitu membelikan Chaca tas untuk bisa melihat senyum lebar perempuan itu.