menceritakan tiga bersaudara kembar yang terpisah selama bertahun tahun dan di pertemukan kembali saat remaja dengan tujuan yang sama yaitu mengungkap dalang pembunuhan sang ibunda.
bagaimana selengkap nya yuk kita simak😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shofia Nurbaety, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kembaran zayn
"Nama dokter ganteng siapa?" tanya zara penasaran karna dokter yang ada di hadapan masih muda plus ganteng.
"Perkenalkan nama saya attarazka dirgantara panggil saja razka" razka mengulurkan tangan nya dan langsung di sambut hangat oleh zara.
"Aku zara aurora"
"Nama yang cantik secantik dirimu"
"Ah bisa aja dokter ini" ucap zara menepuk pelan lengan razka.
"Kamu ini beda" celetuk razka terkekeh memperhatikan wajah cantik zara walau sedikit pucat.
"Beda gimana maksud pak dokter ini" zara mengerutkan alis nya.
"Kalau wanita yang salting selalu merah pipi nya, lah kamu, malah nabok lengan saya" ucap razka terkekeh.
Zara tertawa terbahak bahak "harus beda dari yang lain dong dok"
"Kamu bisa aja" razka mengusap lembut kepala zara.
Deg Deg Deg
Hati razka jedag jedug ketika mengusap kepala zara.
"Jantung gue kenapa yah, kok kencang banget bekerja nya atau jangan jangan gue punya penyakit jatung kali yah" batin razka.
Suster yang menyaksikan tersebut hanya terkekeh melihat dokter dingin nya itu bisa perhatian kepada seorang gadis.
Sedangkan di depan ruangan zara ada bi inah dan pak ujang yang menyaksikan zara tertawa pun terharu karna setelah kejadian dua belas tahun yang lalu merengut semua tawa zara dan Baru kali ini zara tertawa lepas lagi.
"Yaa alloh non bibi baru lihat lagi kamu ketawa, meni cantik pisan" bi inah mengusap air mata nya yang keluar karna terharu melihat tawa zara.
"Kamu bener, tawa neng zara memang cantik pisan" setuju kang ujang.
"Semoga neng zara segera mendapatkan kebahagiaan" doa bii inah.
"Aamiinn"
"Pak dokter boleh aku panggil kakak?"
"Boleh dong" razka tersenyum kepada zara.
"Kak, kenapa mbak itu senyum senyum sendiri" tunjuk zara ke arah suster sebelah razka.
"Tanya aja sama kamu langsung" santai razka.
"Mbak kenapa?" polos zara.
"Saya cuman syok lihat dokter razka bisa se akrab ini sama pasien nya" suster itu terkekeh.
"Emang biasa suka gimana sus, galak yah" zara penasaran.
"Biasa nya suka dingin gak banyak bicara, kalau bicara ya seperlunya"
"Wah iya kah?" tanya zara terkekeh.
"Udah kalau sakit itu gak usah banyak bicara nanti tambah parah" ucap razka mengalihkan pembicaraan.
"Aahh ka azka bisa aja" zara menabok pelan tangan razka.
Razka terkekeh melihat tingkah zara "sus tolong siapin obat nya yah, buat di minum sekarang sebelum tidur"
"Iya dok" suster itu pergi dari ruangan zara tinggal dua manusia berbeda kelamin di ruangan itu.
"Kamu kenapa bisa kaya gini?" tanya razka penasaran.
"Aku gak papa kok, cuman luka biasa aja" ucap zara santai.
"Besok kamu harus di priksa lebih detail luka yang ada di kepala yah"
"Emang kenapa?"
"Takut luka nya parah saja"
"Wah, dokter perhatian juga ternyata yah" zara terkekeh.
Razka menanggapi nya dengan senyuman "saya tinggal dulu yah, masih ada pasien yang harus saya tangani"
"Iya kak, makasih yah"
"Kalau obat nya sudah datang langsung minum, kalau sudah minum obat langsung istirahat hem"
"Siap komandan"
"Hemmm, saya permisi dulu"
"Dah kak sampai jumpa" zara melambaikan tangan nya.
Razka menanggapi zara dengan senyuman sambil membalas lambaian tangan zara.
Dokter razka meninggalkan ruangan zara.
"Hemm, kenapa gue senyaman itu yaa sama dokter razka, padahal baru kenal, tapi rasa nya gak pengen di tinggal" gumam zara menghembuskan nafas nya pelan.
"Neng zara gimana udah mendingan nak?" tanya bi inah memasuki ruangan zara.
"Agak pusing aja sih bii, makasih ya bii udah bawa zara ke rumah sakit"
"Aduh nenk, kan itu teh udah tugas bibi ath merawat dan membantu neng zara gak usah bilang terimakasih"
"Permisi" seorang suster memasuki ruangan zara "ini obat nya, di minum yah"
"Makasih sus"
"Sama sama"
"Sok ath neng di minum obat nya, bibi bantu yah" zara mengangguk dengan telaten bii inah membantu zara meminum obat.
"Sekarang waktu nya istirahat"
"Makasih bii, Good night"
"Sama sama neng, sok ath ayeuna mah tidur"
*sekolah
"Kok zara gak dateng dateng ya?" bingung alice yang kini sedang menunggu zara di parkiran bersama dua sahabat nya.
"Menurut gue sih, zara gak bakal masuk sekolah" tebak liona.
"Kenapa memang?" tanya zia.
"Kenapa lagi kalau bukan karna ayah nya yang gila"
Tetttttttttt
"Bel udah bunyi, kita masuk yuk" ajak alice.
"Yuk" mereka pergi beriringan menuju kelasnya.
Siswa siswi yang masih berada di luar pun langsung bergegas memasuki kelas masing masing.
"Selamat pagi anak anak"
"Pagi buu"
"Kita akan ke datangan murid baru kembali"
"Wah perempuan kah buu...
"Pasti murid baru nya cogan ya buu...
Banyak ocehan dari siswa siswi yang ada di kelas namun di hiraukan bu siska.
"Silakan nak masuk"
Murid baru itu masuk ke dalam kelas membuat semua siswa dan siswi terdiam.
"Si ibu lagi bercanda yah...kan itu si zayn kemaren udah perkenalan" celetuk radit membuyarkan lamunan semua orang.
"Kenapa zayn harus perkenalan lagi buu, kan kemaren udah" tanya zia.
"Tapi dia siapa?" tanya alice menunjuk orang yang duduk di sebelah liona.
"Diam dulu semua nya jangan banyak bicara, biarkan dia perkenalan dulu"
"Iya buu"
"Silakan na perkenalkan nama kamu"
"Hemm" sebelum perkenalan pemuda itu memperhatikan seisi kelas "perkenalkan nama saya zayyan kakak kembar dari zayn"
"Oohhh kembar" kompak semua nya.
"Ada yang mau nanya kepada nak zayyan"
"Saya buu" unjuk atta.
"Silakan atta"
"Kenapa mereka masuk nya gak barengan?"
"Karna saya tinggal di eropa sedangkan adik saya tinggal di australia dan sekarang kami memutuskan untuk tinggal bersama" jelas zayyan.
"Ada lagi yang mau bertanya" ucap bu siska.
"Saya buu" unjuk alice.
"Silakan alice"
"Kenapa mereka berdua bisa sama percis muka nya"
Zayyan terkekeh "pertanyaan yang bagus, jawaban nya karna saya dan zayn satu rahim"
Semua orang tertawa mendengar pertanyaan alice yang tidak bermutu.
"Udah bercanda nya, kita mulai belajar"
"Siapp buu"
"Zayyan kamu duduk di bangku kosong dekat zayn"
"Iya buu" zayyan berjalan ke arah bangku yang di maksud bu guru.
"Kita mulai pelajaran nya"
Kegiatan belajar mengajar pun di mulai, sedangkan zayyan menepuk pelan lengan zayn.
"Kenapa sih?" sewot zayn.
"Gue mau nanya bego, sewot banget"
"Nanya apa babang"
"Yang mana zara?"
"Lo udah lupa sama wajah adek lo sendiri?"
"Maklum lah gue udah bertahun tahun gak ketemu"
"Anjirrr emang, abang luknut" umpat zayn.
"Gak boleh ngumpat ke abang sendiri, dosa tau rasa lo"
"Heyy zayn sama zayyan lagi ngapain?" tanya bu siska ketika melihat si kembar asik berdua.
"Lagi ngerumpi bu" jawab zayyan sambil terkekeh.
"Bukan abang gue, sumpah" gumam zayn.
Bug
Kaki zayn di tendang zayyan karna mendengar gumaman zayn.
"Shittttt"
"Kamu kenapa zayn?" tanya bu siska.
"Ahh ini bu, adik saya gak sengaja nendang meja jadi sakit" sambar zayyan sambil membekam mulut zayn.
Semua murid menatap si kembar sambil terkekeh melihat kelakuan mereka.
"Udah jangan bercanda terus, sekarang pokus belajar"
"Siap bu" kompak zayn sama zayyan.
