Hidup sendirian tak membuatku merasa takut.
aku terbiasa apapun sendiri dan mandiri sejak menginjak dewasa.
namun, semuanya berubah setelah aku menikah dengan Ayah sahabatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
-Honeymoon.
2 hari berlalu,
Kini pasangan pengantin baru itu pun sedang menikmati masa-masa bahagia, masa-masa honeymoon.
Leon membawa Maudy ke Pulau pribadi nya yang hanya Alwi dan Amanda saja yang tau.
Disana mereka benar-benar menghabiskan waktu dengan berdua saja.
Ada maid dan penjaga, namun mereka akan pergi setelah pekerjaan mereka telah selesai.
Unboxing?
Jangan di tanya lagi, Leon dan Maudy sudah benar-benar menyatu dalam cinta yang suci.
Bahkan, Leon membiarkan Maudy berpakaian sexy selama mereka di sana.
*
Saat ini,
Maudy sedang menyiapkan makan siang untuk mereka berdua,
Leon menginginkan masakan seafood yang cukup pedas,
Bukan hanya Maudy yang berada disana, tapi ada juga Leon yang sedang membantu nya.
Keduanya saling membantu satu sama lain, meskipun Leon banyak menggoda Maudy.
"Pedas nya cukup segini?" tanya Maudy.
Leon pun langsung mencicipi nya, dia lalu menganggukan kepala nya dengan semangat.
"Pas sayang, gak terlalu pedas tapi lumayan menggugah selera" jawab Leon antusias.
Maudy terkekeh,
Selesai dengan masakannya,
Maudy pun menata di atas meja, sedangkan Leon sedang membuat minuman dingin yang segar.
-
Setelah makan siang,
Maudy dan Leon bersantai di halaman belakang,
Keduanya duduk di kursi yang ada disana.
"Hubby, berapa hari kita disini?" tanya Maudy.
"1 minggu sayang, kenapa? Apa kamu rindu dengan Bunda?" tanya balik Leon.
Maudy menganggukan kepala dengan antusias.
Ya,
Beberapa kali Nyonya Alaska pun menghubungi Maudy, keduanya sudah cukup akrab meski hanya via telepon.
"Sabar ya sayang, nanti kalau sudah pulang boleh kok kamu habiskan waktu sama Bunda" jelas Leon lembut.
"Bukan sama Bunda, tapi sama Amanda juga. Duh aku juga rindu banget sama anak gadis itu" celetuk Maudy dengan terkekeh kecil.
Leon ikut terkekeh,
Terakhir Putri nya menghubungi dia, dia malah menyuruh Maudy dan Leon lebih lama disana agar dia cepat punya adik.
"Ah pasti dia sering hangout sama Alwi" celetuk Maudy kembali.
"Sudah pasti, karena mereka berdua sudah terang-terangan menunjukan hubungannya" balas Leon lembut.
Maudy bangkit dari tidurannya, dia lalu duduk dan menghadap ke arah Leon.
"Gak apa kan kalau mereka menjalin hubungan serius, Hubby?" tanya Maudy serius.
"Tidak apa-apa, karena saya tau siapa Alwi dan seperti apa dia"
"Bahkan Mas lebih percaya jika Amanda bersama Alwi di bandingkan dengan pria yang lain" jelas Leon sambil memegang tangan Maudy.
Maudy tersenyum, dia lalu memeluk Leon dengan hangat.
"Karena kalian kehidupan aku berwarna, karena manja nya Amanda dan bahkan tangguh nya Amanda aku merasa hidupku gak kesepian lagi" ucap Maudy lirih.
Cup.
"Karena kamu juga Amanda tidak kehilangan sosok Ibu, teman, sahabat dan Kakak. Bahkan Mas juga merasakan kebahagian kembali setelah mengenal kamu, sayang"
"Kamu dan Bunda Amanda adalah wanita yang sama spesial nya di hidupku, kalian berdua punya tempat masing-masing"
"Beda nya, sekarang kamu adalah segalanya bagi kita berdua. Ehh nanti ada Putra-Putri kita yang masih proses"
Maudy terkekeh kecil, dia kembali memeluk sang Suami dengan erat.
Cup.
Cup.
"Sayang" rengek Leon saat Maudy terus mengecup pipi nya
"Kenapa? Gak mau aku cium" ucap Maudy dengan wajah di buat sekesal mungkin.
Ck,
Cup
Dengan gerakan cepat Leon mengecup bibir mungil Maudy, dia bahkan tidak melepaskannya begitu saja.
"Hubby" rengek Maudy saat Leon menggendong nya.
Hah.
Maudy membuang nafas kasar, dia sudah tau akan bagaimana akhir nya jika sudah begini.
.
.
.