Selepas Talak Tiga
JAMEELA ISKANDAR
Itu namanya.
Seorang wanita muda berusia dua puluh tujuh tahun. Dia cantik, modis, elegan, pintar, supel, dan juga seorang wanita karier. Dan berasal dari keluarga kaya raya pula.
Apa lagi yang kurang pada dirinya?
Tidak ada...!
Itulah kira-kira jawaban yang diberikan jika yang ditanya adalah sahabat, keluarga, atau orang-orang di sekitarnya.
Karena selain dari segala kelebihan di atas, Jameela juga punya anugerah lain, yaitu suami yang tampan, mapan, dan sangat mencintainya. Sungguh benar-benar merupakan definisi kebahagiaan sempurna.
Bekerja di sebuah rumah sakit swasta, Jameela berprofesi sebagai seorang dokter spesialis anak. Jameela termasuk sosok yang sangat dikagumi, bukan hanya oleh teman, tetapi juga atasan dan keluarga pasien.
Dirga Wijaya, suaminya, adalah seorang CEO di sebuah perusahaan tambang besar, dan masuk dalam jajaran lima besar di negeri ini. Kekayaan berlimpah, perusahaan tersebar di hampir setiap penjuru pelosok negeri.
Dengan masing-masing profesi mereka, materi jelas bukanlah sebuah masalah dalam kehidupan rumah tangga mereka.
Sekali lagi, sungguh kehidupan yang sempurna. Siapa yang tak akan iri melihat kehidupan mereka?
Pukul enam pagi...
Jameela sudah berkutat di dapur, menyiapkan sarapan sebelum dia dan suaminya berangkat ke tempat kerja masing-masing. Mereka memang memiliki beberapa asisten rumah tangga, tetapi untuk suaminya, Jameela selalu berusaha untuk menyiapkan segalanya sendiri, dan Dirga, suaminya, yang memang sangat menyukai sikap istrinya yang seperti itu.
"Heemmm, harum sekali! Ayo kita cek, apa yang dimasak istri cantikku pagi ini...?" Dirga tiba-tiba saja sudah berada di belakang tubuh istrinya. Direngkuhnya tubuh ramping sang istri dalam pelukan.
"Lepas dulu, Sayang. Kita akan terlambat ke tempat kerja kalau kau mengikatku seperti ini!" Jameela berusaha melepaskan diri dari tangan kekar itu. Dia merasa geli dengan tangan Dirga yang melingkar di pinggangnya dan wajah yang mengusap-usap lehernya.
Diliriknya dua orang asisten rumah tangganya yang perlahan undur diri, menyingkir dari drama romantis mereka. Suaminya ini benar-benar tak tahu tempat.
"Sebentar saja, Sayang. Ini benar-benar harum, nikmat...?" Dirga masih betah menelusuri leher mulus sang istri dengan bibir dan lidahnya. Hidungnya tak henti mengendus, menghirup harum yang selalu menenangkan baginya.
"Sayang... aku bahkan belum mandi, masih bau keringat, bau bumbu dapur!" Jameela menepuk punggung tangan sang suami yang semakin lama semakin nakal. Dia harus segera melepaskan diri, atau jika tidak, maka dia yang akan ikut terpancing gairah, dan mereka berdua akan berakhir dengan terlambat pergi ke tempat kerja.
"Tak masalah. Aku suka aroma keringatmu!" Dirga memang selalu seperti itu jika mereka sudah menempel.
"Baiklah, ayo kita lanjut. Tapi nanti malam kita libur. Kau puasa, bagaimana?"
"Tidak!" Dirga langsung melepaskan tangannya dari tubuh sang istri. Ancaman sang istri sungguh mengerikan. "Kau benar-benar menyebalkan!" Dirga cemberut seperti anak kecil yang direbut mainannya.
"Lihat kan bajumu jadi kusut, Sayang...?" Jameela merapikan baju sang suami dan menuntunnya untuk segera duduk di kursi. "Aku mandi dulu ya, kau boleh mulai sarapannya!" Jameela mengambil secentong kecil nasi goreng seafood yang merupakan makanan favorit sang suami, tak lupa dua potong mentimun diiris bulat, selembar selada, dan daun kemangi sebagai lalapan. Di hadapan sang suami juga sudah tersedia segelas susu bebas kalori.
Jameela memang selalu menerapkan pola hidup sehat dengan gizi seimbang untuk mereka. Itu juga salah satu alasan yang membuat Dirga begitu tergila-gila pada istri yang dinikahinya hampir dua tahun yang lalu tersebut.
"Aku akan menunggumu saja...?" sahut Dirga yang sudah duduk dengan ponsel di tangannya, untuk memeriksa barangkali ada email masuk.
"Baiklah, aku tak akan lama!" Ucap Jameela segera berlalu. Dirga melihat sang istri yang berlari kecil menaiki tangga menuju kamar mereka. Diletakkan lagi ponselnya, lalu dengan cekatan mengambil piring yang tersedia untuk istrinya, dan kemudian diambil juga separuh centong nasi goreng dan lalapan, sama persis seperti yang diambil sang istri untuknya. Hanya berbeda di jumlah porsi saja; jika untuk dirinya lebih banyak nasi, maka untuk sang istri lebih banyak sayuran mentah. Sehafal itu Dirga dengan kebiasaan sang istri.
"Baiklah, kita berangkat!" Ucap Dirga ketika mereka berdua telah selesai dengan sarapan paginya. "Ingat, jaga mata, jaga hati!" Lanjutnya. "Jangan tebar pesona, jangan lirik-lirik!"
Jameela menghela napas pelan. Kuliah pagi yang tak pernah terlupa oleh sang suami. "Iya, Sayang, iya. Kalau perlu aku akan pakai kacamata kuda biar tidak bisa melihat ke samping," jawab Jameela. Tak dipungkiri, dia memang tersanjung dengan sikap posesif sang suami, tetapi dia juga kadang merasa jengah. Kadar posesif sang suami sungguh overdosis.
"Kau melupakan sesuatu, Sayang?" Tanya Dirga saat mereka melangkah menuju mobil.
"Apa...?" Jameela menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah suaminya yang telah lebih dahulu berhenti.
"Berikan jejak di sini!!" Dirga berucap sambil mengetuk-ngetukkan jari di lehernya.
"Biarkan para wanita di luar sana tahu jika aku adalah milikmu, agar tak ada yang ganjen dan cari perhatian di hadapanku!" Dirga meraih dua tangan Jameela untuk dikecupnya.
Wajah Jameela memerah, selalu saja merasa tersipu malu dengan tingkah romantis suaminya yang menurutnya begitu unik. Tapi dia melakukan juga apa yang diminta suaminya.
"Sayang, apa kau tak merasa malu dengan tanda ini?" Jameela menundukkan wajahnya yang terasa panas. "Tanpa tanda ini pun seluruh negeri ini tahu jika pria yang tampan paripurna adalah milikku!" Lanjutnya. Boleh saja kan dia merasa sombong saat ini, dan tak dipungkiri itu bisa dibilang satu kebanggaan.
Tentu saja seluruh negeri tahu, karena pesta pernikahan mereka yang memakan waktu selama tujuh hari tujuh malam saja disiarkan secara langsung di seluruh stasiun TV negeri ini.
"Kenapa harus malu? Semua orang memang harus tahu Dirga Wijaya ini hanya milik Jameela Iskandar seorang!" Tandasnya.
"Aku mencintaimu, Sayang!" Serta-merta Jameela menubrukkan tubuhnya masuk dalam dada bidang Dirga. "Terima kasih untuk cintamu yang begitu besar padaku. Aku benar-benar tersanjung!" Jameela memandang suaminya dengan mata yang berkaca-kaca, dan tanpa diduga oleh Dirga sebelumnya, sang istri melumat lembut bibirnya; hal yang langka sang istri menyerangnya duluan.
"Aku juga mencintaimu!" Ucap Dirga setelah membalas perbuatan sang istri.
Dirga merapikan pakaian sang istri yang terlihat sedikit kusut akibat pelukan mereka barusan, kemudian menaikkan kerah lehernya dan juga menutup kancing hingga yang paling atas. "Jangan ijinkan siapa pun melihat leher jenjang ini. Hanya aku yang boleh menikmatinya!" Ucapnya lagi sambil mengurai rambut yang tadinya diikat ekor kuda.
"Kau memberikan aku cinta begitu besar, sampai-sampai aku tak tahu bagaimana cara membalasnya!" Ucap Jameela.
"Cukup setia padaku, dan jangan pernah berkhianat di belakangku. Karena aku paling benci dengan yang namanya pengkhianatan!" Ucap Dirga sambil membersihkan bibir sang istri yang baru saja dilumatnya.
"Kau tahu aku bukan orang seperti itu!"
"Aku percaya padamu...?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Lilis Eriska
aku nyimak dulu y thor seperti nya keren ini cerita 😊
2025-03-09
1
Salma Suku
Mampir thor
2025-03-04
1
♀️Mari_Mar🍀
horang kaya ma bebas,/Proud/
2024-07-26
1