SYAFIRA ANATASYA, seorang gadis desa yang memiliki paras cantik jelita, yang terlahir dari keluarga sederhana namun sangat bahagia. Dia dengan terpaksa harus meninggalkan keluarganya, karna harus bekerja ke luar kota untuk menggantikan ayahnya sebagai tulang punggung keluarga, karna ayahnya belum lama ini hanya bisa terbaring tak berdaya karna penyakit yang di deritanya. Sesampainya di Kota yang sangat besar tersebut, gadis itu terlihat cukup di buat bingung dan pusing saat mencari alamat tempat ia akan bekerja nanti. Saat ia akan mencari tempat tinggalnya terlebih, tak senganja ada insiden kecil yg mempertemukan dirinya dengan seorang pria tampan dan gagah. yang tanpa gadis itu sadari bahwa pertemuan itu adalah suatu keberuntungan terbesar dalam hidupnya.. Gimana ceritanya yukk kita simak bareng bareng cerita lengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang poro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
akhirnya cintanya terbalaskan.
Setelah mengetahui bahwa sang Daddy berada di ruang tamu Alfaro pun langsung menghampirinya bersama Syafira. Alfaro tak melepaskan tangan Syafira, dia terus menggenggamnya erat seperti takut kehilangan saja.
Sesampainya di ruang tamu Alfaro pun langsung menyapa sang Daddy, sedangkan Syafira sedikit bersembunyi di samping Alfaro Karna merasa takut pada orang tua Alfaro.
"Siang ded, apa kabar?" Sapa Alfaro pada daddy-nya lantas menanyakan kabar sang Daddy.
Daddy satria yang tengah fokus membaca koran pun langsung menoleh ke arah Alfaro, namun ia merasa bingung dan juga penasaran dengan gadis yang tengah menyembunyikan wajahnya di samping Alfaro.
"Ya, Deddy sudah lumayan membaik," jawab sang Daddy dengan ramah dan di balas anggukan kepala oleh Alfaro.
"Itu siapa Al?... Kok nyembunyiin wajahnya gitu" tanya sang Daddy sambil menyerngitkan alisnya.
"Oh ini..ini adalah kekasihku dad...ya gitu lah kalo punya Daddy yang wajahnya horor, punya kekasih aja takut sama calon mertuanya." Celetuk Alfaro sambil memutar bola matabya mengejek.
Syafira yang mendengar itu pun langsung mencubit berut Alfaro kesal, dia sungguh tak menyangka Alfaro akan mengatakan hal itu pada daddy-nya. Sedangkan sang Daddy hanya mendengus kesal dengan ucapan putranya itu, 'apa emang bener dirinya semenyeramkan itu' pikir sang Daddy.
"Kamu yah Al kalo ngomong itu... Sudahlah bikin mood membacaku hilang saja" ucap sang Daddy sambil membuang nafasnya kasar.
"Hey gadis manis... Kenapa sembunyi kitu... Daddy gak bakal gigit kamu kok... Sini Deddy mau bicara sama kamu." Ucap sang Daddy meminta Syafira mendek dan duduk di sampingnya.
Meskipun gugup Syafira tetep mendekat dan duduk di sebelah sang Daddy. Syafira terus menunduk dan tak berani menatap sang Daddy, jujur saja dia masih ada rasa takut di hatinya, dia takut jika sang Daddy akan memarahinya karna sudah berani berdekatan dengan putra tunggalnya.
"Si–siang om... Maaf tadi saya gak sopan karna tak menyapa om.." ucap Syafira dengan gugup sambil terus menundukkan kepalanya. Sang Daddy hanya terkekeh kecil lalu mengelus puncak kepala Syafira dengan lembut.
"Iya gapapa Daddy ngerti kok, sudah jangan takut lagi.... Dan satu lagi, kamu panggil aja dengan sebutan Daddy kan kamu juga bakal jadi putri Daddy." Ucap sang Deddy dengan ramah sambil tersenyum hangat menatap Syafira.
"Iya o–eh Daddy" ucap Syafira sedikit canggung karna belum terbiasa memanggil orang tua Alfaro dengan panggilan Daddy.
Alfaro hanya diam dan menyimak pembicaraan Daddy-nya dengan Syafira, yang tanpa ia sadari senyum tipis telah merekah di wajahnya. Dia merasa sangat senang bahwa Daddy-nya menerima gadis pilihanya dengan sangat baik, dia merasakan kehangatan keluarga seperti dulu lagi, saat sang mommy masih ada di rumah ini.
"Oh iya, Daddy mau tanya sesuatu boleh gak?" Tanya sang Daddy pada Syafira.
"Iya Daddy, boleh banget kok." Jawab Syafira yang sudah mulai tidak merasa canggung lagi.
"Kamu berasa dari mana sayang?." Tanya sang Daddy dengan ramah.
"Sya dari desa dad... Sya kesini ngerantau buat cari kerja" jawab Syafira dengan ramah pula.
"Emm gitu... Terus orang tua kamu sekarang dimana kalo Daddy boleh tau?." Tanya sang Daddy dengan hati hati, takut jika dia salah ngomong atau menyinggung perasaan gadis di hadapannya.
"Oh ayah sama ibu ada di desa... Ayah sedang sakit dan ibu yang merawatnya." Jawab Syafira seadanya.
"Emm gitu... Daddy ikut prihatin sama kondisi ayah kamu saat ini... Daddy ingin sekali bertemu dengan beliau, sekalian Daddy ingin terapi di desa, katanya jika di pedesaan cocok banget buat terapi kesehatan, terus cocok juga katanya buat nenangin fikiran." Ucap sang Daddy panjang lebar.
"Emang bener dad?... Kalo gitu Daddy main aja ke rumah Sya" ucap Syafira sangat antusias, namun saat mengingat rumahnya,seketika Syafira berubah menjadi sedikit murung.
"Tapi... Rumah Sya kecil... Gak ada apa apanya, mungkin cuma ruang tamu kalo di bandingin sama rumah Daddy ini" ucap Syafira lagi dengan nada yang sedikit lemas namun iya tetap tersenyum manis menutupi rasa mindernya.
"Huss... Gak boleh ngomong kaya gitu sayang... Kamu harus bersyukur. Rumah itu gak perlu besar dan mewah...yang penting saat kamu tinggal di sana, kamu merasa aman, nyaman dan tenang, itu baru namanya rumah yang sesungguhnya." Ucap sang Daddy menempis semua pikiran buruk dan rasa minder pada calon mantunya itu.
"Iya Daddy, Sya faham" ucap Syafira yang mengerti dengan ucapan sang Daddy.
"Ya sudah, Daddy merasa lapar saat ini, mending kita makan siang bareng yuk" ucap sang Deddy mengalihkan pembicaraan lalu mengajak Syafira untuk makan siang bersama.
Daddy Satria pun langsung berdiri sambil menggenggam tangan Syafira untuk mengajaknya makan siang bersamaan. Alfaro yang melihat itu pun seketika di buat panas oleh daddy-nya, dia sungguh tak terima jika gadisnya si sentuh oleh pria lain termasuk daddy-nya sendiri.
"Dad Al gak di ajak..?" Ucap Alfaro sambil berdiri dari duduknya untuk mengikuti dua orang tersebut.
Daddy tak menghiraukannya dan terus berjalan ke meja makan sambil terus menggenggam pergelangan tangan Syafira. Syafira sendiri hanya ngikut saja sambil tersenyum geli dengan tingkah ayah dan anak ini.
"Dad... Al gak suka yah Daddy pegang pegang Syafira!!!...lepasin gak!!" Teriak Alfaro yang tak terima sambil terus berjalan cepat mengejar sang Daddy.
Setelah semuanya sampai di meja makan dan duduk di kursinya masing masing, mereka pun langsung makan bersama dengan nikmatnya, sedangkan Alfaro terlihat masih kesal dengan sang Daddy karna sudah berani menyentuh gadisnya. Alfaro menatap tajam kepada sang Daddy, Daddy yang menyadari itu pun langsung menatapnya tak kalah tajam. Sedangkan Syafira yang melihat keduanya sedang adu tatapan pun hanya tersenyum geli. Syafira tak habis pikir dengan kedua orang tersebut, hanya karna dirinya mereka jadi adu tatapan seperti itu. Namun Syafira juga berfikir. Ternyata begitu besarnya cinta Alfaro padanya sampai sampai dia tak rela di jika dirinya di sentuh orang lain bahkan oleh orang tuanya sendiri.
Setelah selesai dengan makan siang bersamanya, Alfaro dan Syafira pun langsung mengantarkan sang Daddy ke kamarnya agar segera beristirahat, mengingat bahwa sang Daddy baru sembuh dari sakitnya. Setelah selesai mengantarkan sang Daddy, Alfaro pun langsung mengajak Syafira untuk ke kamarnya agar bisa beristirahat bersama.
Sesampainya di kamar Alfaro, Syafira pun kembali melebarkan matanya karna kagum, dia sungguh di buat sangat kagum dengan kamar Alfaro, kamar luas yang di dominasi cat putih dan hitam dengan keadaan sangat rapih dan bersih, banyak koleksi miniatur dan foto foto saat Alfaro masih kecil bersama sang mommy yang sudah beberapa tahun meninggal dunia.
Alfaro langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang king size nya, dia sangat rindu tidur di ranjang tersebut Karna sudah lama sekali dia tak tidur di rumah ini lagi. Syafira hanya duduk di sofa yang ada di kamar tersebut sambil terus menadangi seluruh isi ruangan.
"Sayang Kemarilah... Duduk di sampingku." Ucap Alfaro memanggil Syafira untuk duduk di sampingnya.
Syafira hanya bisa patuh dan beranjak mendekati ranjang Alfaro, lalu dia duduk di samping Alfaro yang masih merebahkan tubuhnya.
"Jangan jauh jauh dariku, aku sangat takut kehilanganmu" ucap Alfaro dengan dengan manjanya.
"Heleh.. lebay banget.." ucap Syafira yang seketika membuat Alfaro langsung terduduk dari tidurnya.
"Bukan lebay sayang!" Ucap Alfaro yang tak terima ucapannya di bilang lebay.
"Terus....?" Ucap Syafira sambil mengangkatkan alisnya sebelah.
"Ish... Itu namanya aku sangat mencintaimu... Bukan lebay!" Ucap Alfaro menegaskan. Syafira hanya terkekeh dengan ucapan Alfaro. Dia merasa Alfaro sangatlah berlebihan.
"Sya... Apa kamu masih belum yakin sama aku....apa kamu masih belum percaya dengan kesungguhanku?" Tanya Alfaro pada Syafira dengan tiba-tiba.
Syafira seketika terdiam dan tak mengeluarkan suara lagi. Dia hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Ish kamu... Jawabnya pake ucapan dong, jangan pake isyarat gelengan kepala gitu, nanti aku salah tanggap lagi" ucap Alfaro sedikit kesal karna hanya di jawab gelengan kepala saja.
"Dasar gak peka.... Maksud aku gak ada yang aku ragukan lagi dari kamu" ucap Syafira sedikit kesal.
Alfaro membulatkan matanya terkejut, ia masih belum percaya dengan jawaban Syafira. Alfaro pun langsung menggenggam kedua tangan Syafira lalu menyakinkan jawab Syafira kembali.
"Maksud kamu, kamu juga punya perasaan yang sama sepertiku?" Tanya Alfaro kembali menyakinkan sambil menatap lekat wajah Syafira.
Syafira hanya mengangguk sambil tersenyum manis menatap balik wajah Alfaro.
Seketika senyum bahagia terukir di wajah Alfaro, akhirnya perasaanya di balah juga oleh Syafira.
"Jadi kamu mau jadi kekasihku?" Tanya Alfaro yang kembali di jawab anggukan kepala saja Syafira. Alfaro sangat senang dan bahagia saat ini, Alfaro langsung menarik tubuh Syafira kedalam pelukannya lalu memeluknya erat. Syafira pun tak menolak dan balas memeluk Alfaro yang tak kalah erat, Syafira pun merasakan hal yang sama saat ini. Dia masih tak percaya jika dirinya akan di perjuangkan sekaras ini oleh seorang pria yang sangat mencintai dirinya.
.
.
.
Benar kata orang 'cinta itu sulit di tebak, sulit di rasakan, dan sulit di perkirakan, tak ada yang bisa mengetahuinya selain tuhan yang menciptakannya....