NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Susu Untuk Keponakan Kembar

Menjadi Ibu Susu Untuk Keponakan Kembar

Status: tamat
Genre:Tamat / Menikah Karena Anak
Popularitas:809.9k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Berselang dua minggu sejak dia melahirkan, tetapi Anindya harus kehilangan bayinya sesaat setelah bayi itu dilahirkan. Namun, Tuhan selalu mempunyai rencana lain. Masa laktasi yang seharusnya dia berikan untuk menyusui anaknya, dia berikan untuk keponakan kembarnya yang ditinggal pergi oleh ibunya selama-lamanya.

Mulanya, dia memberikan ASI kepada dua keponakannya secara sembunyi-sembunyi supaya mereka tidak kelaparan. Namun, membuat bayi-bayi itu menjadi ketergantungan dengan ASI Anindya yang berujung dia dinikahi oleh ayah dari keponakan kembarnya.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka, apakah Anindya selamanya berstatus menjadi ibu susu untuk si kembar?
Atau malah tercipta cinta dan berakhir menjadi keluarga yang bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4. Sang Pawang

Rupanya dugaan semalam salah, saat membuka mata ternyata Anindya sudah tidak ada di tempatnya yang berarti Anindya bangun lebih awal daripada dirinya.

Mengesampingkan pertanyaan kemana perginya wanita itu, jauh lebih penting baginya mencari cara untuk menghentikan tangisan kedua bayinya.

Dia langsung menggendong satu per satu bayinya, dibantu dengan Ranti yang datang turut menenangkan cucunya.

Berulang kali dia melirik pada jam dinding yang tidak berhenti bergerak dan semakin mengantarkan waktu menuju siang. Sedangkan, kedua bayinya tidak ada yang mau berhenti menangis.

“Ma, Anin dimana?” tanya Arsatya yang sudah hampir putus asa karena kedua putrinya sulit ditenangkan.

“Anin lagi pulang ke rumah orang tuanya,” jawab Ranti.

“Dia akan kesini lagi? Bagaimana ini, anak-anakku nangis terus,” ucapnya frustrasi.

“Mama coba telepon dia dan minta dia kemari sebentar, aku harus ke rumah sakit pagi ini karena ada jadwal operasi,” kata dia yang sudah dikejar waktu.

Kurang dari satu jam, Anindya datang kembali. Langsung bayi Chesa yang masih menangis berada di gendongan ayahnya diberikan pada Anindya. Ajaib, bayi itu bisa langusng terdiam saat Anindya mendekapnya.

“Suust, ssst,” kata Anindya menimang-nimang bayi itu.

Membuat Arsatya terdiam, entah trik apa yang adik iparnya lakukan hingga bisa membuat anaknya yang semula menangis bisa langsung terdiam. Anindya membawa bayi Chesa ke kamar Ranti yang berada di lantai bawah, membaringkan bayi itu dengan perlahan.

Kini tugasnya tinggal satu, menenangkan bayi Ansha. Hanya butuh beberapa detik untuk membuat bayi Ansha terdiam dan tenang dalam gendongan Anindya.

Arsatya melongo melihat Anindya yang begitu ahli menjadi pawang untuk anak-anaknya. Hampir dua jam dia berusaha menenangkan kedua anak-anaknya yangterus menangis tanpa tahu sebabpastinya, tetapi di dalam timangan Anindya, tidak butuh waktu lama untuk membuat tangisan bayi yang meresahkan berganti menjadi tenang dan damai.

Anindya membaringkan kedua bayi itu di ranjang yang sama, sejajar dan mengajak mereka mengobrol.

“Halo, Baby A, Baby C? Kenapa sih kalian sukanya nangiis? Rindunya sama Onty Anin?” tanya Anindya mencubit ujung hidung kedua bayi itu.

“Huem, huem,” bayi-bayi itu seakan mengoceh saat Anindya mengajaknya berbicara.

“Gemasnya,” kata Anindya yang mengecupi kedua pipi masing-masing ponakannya.

“Lain kali, kalau rindu Onty tinggal panggil saja ya? ‘Onty, kami rindu!’ seperti itu, jangan banyak nangis dan bikin ayah dan Oma cemas, ya? Oke?” kata Anindya.

“Hum, hum, uaa,” lagi-lagi kedua bayi itu menanggapi dengan suara menggemaskannya.

“Okey, sudah ya, baby A dan baby C udah mandi, belum? Mau mandi sama Onty? Iya?”

“Heum,” bayi-bayi itu menggeliat.

“Hahaha, okelah kalau begitu,” Anindya lantas telaten membuka satu persatu baju dan popok si bayi untuk segera dimandikan.

Sementara itu, sepasang ibu dan anak yang berdiri dibelakang sembari memperhatikan interaksi antara keponakan dan bibinya itu hanya bisa melongo dengan kagum. Bayi-bayi yang semula menagis menjerit kini tenang dalam seketika saat Anindya turun tangan.

Memperhatikan adik ipar bisa dekat dengan kedua anaknya yang seakan mempunyai ikatan batin antara ibu dan anak, hati Arsatya menjadi teduh. Terlebih saat adik iparnya itu tidak henti mengajak kedua putrinya mengobrol dan bersenandung lagu-lagu memuji kebesaran Tuhan dan selawat nabi.

“Kamu bisa melihatnya sendiri, kan? Anindya sangat menyayangi anak-anak dan secara tidak langsung kamu dan anak-anakmu bergantung padanya. Kalian saling melengkapi, Nak,” kata Ranti yang berdiri di samping putranya.

“Maksud mama?”

“Anindya pantas menjadi ibu dari anak-anakmu.”

Deg!

“Ma?”

“Menikahlah dengannya, maka kamu tidak akan kewalahan mengurus diri dan kedua putrimu yang membutuhkan sosok ibu itu," ucap Ranti lirih.

Tidak bisa terus berdiam di tempat atau akan mendengarkan ucapan sang mama yang semakin melantur,  Arsatya berpamit untuk berangkat kerja.

“Satya pamit, Ma. Tolong jaga Ansha dan Chesa, ya, Ma,” ucapnya saat mencium tangan Sang Mama.

Lantas, dia mendekat pada kedua putrinya. Anindya bahkan masih menggendong baby Chesa yang baru selesai mandi lebih dulu.

“Ayah pergi dulu, ya?” pamitnya pada Ansha menciumi bayi itu yang sedang terbaring di ranjang, lalu dia mendekat pada Chesa yang berada di gendongan Anindya.

Melakukan hal yang sama, dia mengecup pipi baby Chesa.

“Anin, terima kasih sudah membantu menjaga mereka. Mas titip, ya?” kata Arsatya pada Anindya.

“Mas, tapi besok Anin gak bisa ke sini. Udah harus balik ke Jogja buat kuliah,” kata Anindya yang sebenarnya hari ini pun dia harusnya sudah pergi untuk kembali ke kota perantauan untuk berkuliah.

Sedikit terkejut dengan kabar itu, tetapi Arsatya maklum karena itu sebuah keharusan, “Tidak papa, nanti Mas cari baby sitter buat mereka.”

“Besok berangkat jam berapa? Pakai apa?” tanya Arsatya yang masih membelai pipi bayi Chesa.

“Sore, pakai kereta,” jawab Anindya.

“Okey, Mas anterin ke stasiun. Tunggu mas balik praktik dulu,” kata Arsatya. Memang bisanya, saat Anindya pulang kampung yang akan mengantarkan dia kembali ke stasiun adalah kakaknya–Amelia.

Kepergian Arsatya, Ranti lantas mendekat dan membedong bayi Chesa yang sudah rapi dan wangi. Di samping Anindya yang sedang membuka pakaian bayi Ansha untuk memandikannya, Ranti berkata, “Tante gak yakin mereka bisa kalau tanpa kamu, Nin. Karena ASI-mu telah membuat ikatan darah selayaknya ikatan batin ibu dan anak. Secara tidak langsung kamu membuat mereka bergantung padamu,” ucap Ranti yang sudah mendengar kabar kepergiaan Anindya besok hari.

1
Novita Anggraini
Luar biasa
Ah Serin
cerita menarik knapa tak buat saessson2 lagi
mang tri
ternyata adiknya pantesan panggilnya mas ☺️
mang tri
😭😭😭😭😭😭😭
mang tri
ya ampuuunnnn 😭😭😭😭😭
mang tri
Anin pernah berkata Tuhan boleh mengambil apapun asal jangan ansha, jd orang tua nya sebagai pengganti ansha 😭
Safa Almira
,suka
Muhammad Hakim
Buruk
Dewi Kadimen
Luar biasa
Jisa Ajach
bgus
Tety Boreg
kasian anin thor..jgn dgn keadaan mabuk lah thor..😭😭😭
MommaBear
Luar biasa
Ita Listiana
ceritanya sangat bagus dan menarik, gk muter", dan banyak menguras emosi dan air mata. makasih buat othornya yg udah bikin cerita ini, sehat" terus ya thor biar bisa terus berkarya 😊
Kadek Bella: trima kasih banyak thor ,,ceritanya bagus
hello shandi: Terima kasih banyak ya kak untuk ulasan dan doanya. Salam kenal. 😇🙏
total 2 replies
imhe devangana
crtnya terlalu berbelit2 menurut ku, & hanya septr mereka doang ngk ada crt orng lain.
maaf ya thor
hello shandi: Terima kasih ya untuk masukkannya🙏
total 1 replies
imhe devangana
thor sebenarnya anak Amelua putra atau putri sich.awal bab di blng putra kok skrng putri.
hello shandi: Maaf ya, mungkin typo. Keduanya putri, Kak. Boleh bantu tunjukkin di bab berapa yang bahas kata "putra?". Terima kasih. 😇
total 1 replies
Budi Raka
Luar biasa
hello shandi: Terima kasih penilainnya, Kak.🙏✨
total 1 replies
retiijmg retiijmg
happy ending.
gak cmn mewek kak, gemes,kesel pokoknya nano nano
hello shandi: Makasih ya udah kasih ulasan feel-nya. 😊
total 1 replies
Mei Mei
Luar biasa
hello shandi: Terima kasih penilaiannya kak.💖
total 1 replies
Misaza Sumiati
Satya itu mah bukan cinta ke Amelia, tapi merasa berdosa ke Amelia semasa hidupnya
Misaza Sumiati
awas Satya nanti nyesel lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!