Pernikahan Impian. Itulah yang di harapkan oleh Kirana Amanda akan rumah tangganya bersama Rasya Adilla Ibrahimi. Namun nyatanya, Pernikahan yang dia Impikan tak sesuai dengan yang ia harapkan. Pria yang sejak awal menjadi penguatnya justru menjadi suami yang selalu membuatnya makan hati hampir setiap waktu.
Akankah Kirana mampu bersabar dengan sang suami yang belum selesai dengan masa lalunya itu? Atau Kirana akan mengambil sikap atas pernikahan Impiannya?
•••••
"Tolong beri aku satu kesempatan sekali lagi. Kali ini aku berjanji akan memperbaiki pernikahan yang kamu impikan selama ini." Rasya Adilla Ibrahimi
"Andai kamu ingkar janji, Tolong izinkan aku membangun pernikahan Impian bersama pria lain.." Kirana Amanda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semangat Kirana
"Huuufftt..." Kirana menghela nafas panjang. Wanita yang tengah hamil itu meregangkan otot-otot lengannya. "Akhirnya sudah selesai juga.." Kirana melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Kirana bangkit, Ia melangkah menuju ke ruangan dimana bos sekaligus sahabatnya berada.
Tok Tok Tok
"Masuk!!
Kirana masuk, Ia tersenyum ke arah sang sahabat.
"Aku pulang dulu ya? Masih mau mampir beli susu soalnya.." Vera melepas kacamata beningnya dan meletakkannya di atas meja.
"Kita pulang bareng, Aku anterin kamu..
"Gak usah Ver..Aku bisa pulang sendiri kok.." Tolak Kirana merasa tidak enak jika harus nebeng pada Vera terus-terusan.
"Gapapa.. Emang kenapa sih? Udahlah.. Anggap aja aku ini keluarga kamu. Ohya?Gimana? Nanti malam kamu mau kan ikut makan malam di rumah ku.." Kirana tampak diam sejenak lalu mengangguk.
"Yaudah, Aku ikut.." Vera sangat senang.
"Sekarang kita pulang yuk..
Kini keduanya telah masuk ke dalam mobil. Vera melirik Kirana yang berulang kali menghela nafas panjang. Wanita itu tahu kalau Kirana merasa sangat lelah. Tapi dia tidak bisa apa-apa. Kirana punya watak keras kepala.
"Kalau kamu capek mending besok kamu libur aja Na, Gapapa.." Kata Vera merasa kasihan kepada temannya itu. Vera merasa tidak tega saja kepada wanita hamil yang bekerja. Terlebih, Ini adalah pengalaman pertamanya dalam bekerja.
"Aku kerja baru dua hari masa udah mau libur. Gak dapat gaji dong aku.." Ucapnya sambil tertawa.
"Bukan gitu Na, Aku cuma gak tega aja.. Kamu dalam keadaan hamil sekarang.." Kirana menghela nafas panjang. Sebenarnya Kirana juga tidak mau melakukan ini. Dia anak orang berada yang pastinya jangan di tanya soal uang.
Hanya saja, Kirana belum bisa jujur kepada orang tua nya tentang rumah tangganya yang kurang sehat. Kirana tidak mau Papa dan Mamanya bersedih. Kirana bisa saja meminta uang kepada papanya, Namun semua itu tak Kirana lakukan.
Jika Kirana meminta uang, Lalu bagaimana tanggapan mereka nanti. Kirana hanya ingin menjaga image Rasya sebagai seorang suami. Kirana tidak ingin Rasya terlihat buruk di mata kedua orang tuanya.
"Udahlah Ver..Aku gapapa kok. Lagian aku cuma bentar aja kerja sama kamu. Setelah ini aku akan coba jujur sama orangtua dan mertuaku..
"Yaudah, Aku yakin kok kamu bisa ngelewati semua ini. Suami kamu pasti akan nyesel. Biarin aja dia nikahi mantannya yang udah death itu.." Kirana terkekeh, Apa yang di katakan Vera memang benar apa adanya. Wanita mana yang kuat tinggal satu rumah dengan pria yang belum selesai dengan masa lalunya.
"Udahlah Ver. Aku gapapa kok.. " Ucapnya dengan senyum. Kirana sedih tapi tidak terlalu larut.
"Semangat ya..." Kirana lagi lagi tersenyum.
****
Bersama Vera, Kirana pergi ke mini market terdekat. Wanita itu berbelanja kebutuhan bulanan. Tak lupa Kirana juga membeli susu hamil.
Vera ikut membantu teman dekatnya itu berbelanja barang yang di butuhkan.
"Setelah belanja ini, Kita makan yuk.. Aku udah laper.."
"Iya, Aku juga udah laper banget. " Kirana mengusap perutnya yang masih rata itu. Vera ikut mengusap perut Kirana.
"Sekarang biar aku yang traktir ok.. Kamu bebas pilih apa saja asal yang aman buat kaku konsumsi ya.."
",Makasih ya Ver.. Kamu baik banget.." Ucap Kirana dengan rasa syukur yang ada.
Vera akhirnya mengajak Kirana makan di salah satu Cafe. Disana, Kirana hanya memesan satu menu karena setelah pulang Kirana ingin memasak tumis kangkung.
Setelah selesai makan di cafe, Vera mengantar Kirana pulang ke rumahnya.
"Makasih ya, Kamu udah banyak banget bantu aku.. Kalau gak ada kamu gak tahu lagi deh.." Vera tersenyum.
"Kamu itu wanita yang baik.. Sebenarnya aku lebih dukung kamu sama Nalendra sih, Sayangnya Nalendra udah nikah kan?
"Iya, Dia udah nikah. Mana wajah istrinya mirip aku lagi.." Ucap Kirana dengan tawanya. "Tapi walaupun dengan begitu, Nalendra kan udah bisa lupain aku. Meski wajah aku sama istrinya mirip, Nalendra bisa bedain kalau aku dan istrinya itu orang yang beda.. Salut sih sama dia..
"Ya, Kan punya pasangan emang harus gitu.." Kirana tersenyum kaku..
"Gak kayak Rasya.. Aku dan Nadia beda orang tapi apa apa harus di samain sama wanita itu..
.
.
.
Di belahan bumi yang lain. Rani dan Ameena tengah menunduk dalam. Jantung keduanya berdebar-debar tak menentu. Rasa gugup dan takut kini semua menjadi satu.
Bagaimana tidak? Umma Salma membawa mereka ke rumah sakit terbesar ini kota ini hanya untuk membuktikan apakah benar Ameena sakit atau tidak. Tak tanggung-tanggung, Selain rumah sakit yang paling besar, Kedatangan Umma Salma telah di sambut oleh seorang wanita cantik dengan jas putih kebanggaannya.
Dia adalah dokter Jennifer. Dokter kelahiran ibu kota yang merangkap karir di negara sebelah. Dokter Jennifer adalah Dokter spesialis kanker.
Dan disini, Umma Salma ingin melihat dan penuh bukti, Apakah benar kalau adik dari mantan kekasihnya putranya ini sedang sakit.
Disana Dokter Jennifer mulai melakukan tahap demi tahap pemeriksaan yang telah di lakukan terhadap Ameena. Mulai dari..
Pemeriksaan Fisik, Riwayat Kesehatan, Tahap Diagnostik, Tes Darah, Biopsi, Atau pengambilan sampel jaringan dari tubuh untuk diperiksa di laboratorium. Imaging atau tes imaging seperti X-ray, CT scan, MRI, atau PET scan dapat membantu dokter melihat gambaran tubuh dan mendeteksi adanya tumor.
Yang terakhir adalah Endoskopi atau endoskopi adalah prosedur yang menggunakan kamera kecil untuk melihat bagian dalam tubuh.
Semua tahap telah di lalui, Setelah menunggu dengan lama sore ini hasilnya telah keluar. Sebenarnya hasil tersebut akan keluar beberapa hari lagi, Sayangnya Umma Salma enggan menunggu dsn harus selesai hari ini.
Dokter Jennifer masuk ke ruangan dimana banyak orang telah menunggu. Dengan hasil yang di bawa, Dokter Jennifer duduk di samping wanita bercadar itu.
"Bagaimana hasilnya dok?" Tanya Umma Salma sudah tak sabar. Dokter cantik itu menghela nafas panjang lalu membuka kacamata beningnya.
"Menurut dari hasil yang saya dapat. Pasien atas nama Ameena tidak mengidap penyakit apapun. Setelah melalui banyak tahap dan rangkaian. Semua normal.. Nona Ameena negatif dari penyakit kanker.."Jelas Dokter Jennifer yang kini sudah di dengar semua orang. Umma Salma melipat tangannya di dada. Matanya menatap tajam dua wanita yang dengan berani memeras putranya itu.
"Tapi dokter.. saya tidak percaya kalau putri saya baik-baik saja. Saya yakin Ameena sakit kanker. Saya sudah buktikan sendiri dari dokter yang telah merawat Ameena selama ini.." Rani bicara panjang lebar. Ia tetap bersikap tenang walaupun sebenarnya gugup luar biasa.
"Anda meragukan saya Nyonya?" Tanya Dokter Jennifer dengan Alis terangkat sebelah. "Katakan dan sebutkan, Siapa nama dokter yang anda maksud.. Saya mengenal semua dokter yang ada di kota ini. Kecuali dokter gadungan, Baru saya tidak kenal." Kata Dokter Jennifer menantang Rani dengan tersenyum.
"Atau jangan-jangan yang di maksud anda tadi adalah dokter gadungan? Dokter yang anda bayar untuk mengelabui putra saya.. " Umma Salma kini ikut menimpali. Rani gelagapan dengan gugup. Ia melirik Ameena yang meremas jarinya, Mungkin sama takutnya.
"Bawa mereka.. Kalian tahu kan apa yang harus kalian lakukan?" Titah Umma Salma pada semua bodyguard yang disana. Para Bodyguard tersebut mulai membawa dua ular itu.
"Tolong.. Kalian mau membawa aku kemana! Lepas!!!
"Lepaskan Kami!! Aku akan adukan kepada kak Rasya baru tahu rasa kalian! Aku ini adalah Calon Istrinya!
Umma Salma sudah tak peduli lagi. Wanita bercadar itu segera menghubungi suaminya..
"Halo Assalamualaikum Umma.
"Waalaikum salam Daddy..
"Ada apa sayang?
"Bawa pulang Rasya sekarang!!
.
.
.
TBC
syukurin, nyesel kan km sekarang