NovelToon NovelToon
Beringin Tujuh Ratapan Hantu

Beringin Tujuh Ratapan Hantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Hantu
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: MAHLEILI YUYI

Di atas bukit di tengah hutan, lebih kurang lima kilo meter jarak nya dari kampung.Terdengar sayup-sayup untaian suara yang berbunyi melantun kan seperti mantra jika di lihat dari dekat, ternyata dua orang pemuda berumur tujuh belas tahun paling tinggi, dihadapan orang itu tergeletak sebuah foto dan lengkap dengan nasi kuning serta lilin dan kemenyan.

Sesekali mengepul asap kemenyan yang dia bakar dari korek api, untuk mengasapi sebuah benda yang dia genggam di tangan kanan.

Jika di perhatikan dari dekat sebuah benda dari jeruk purut yang telah di keringkan, di lubang dua buah untuk memasukan benang tujuh warna.

Menurut perkataan cerita para orang-orang tua terdahulu, ini yang di namakan Gasing Jeruk Purut, keganasan nya hampir sama dengan gasing tengkorak tapi gasing jeruk purut hanya satu kegunaan nya saja, tidak sama dengan gasing tengkorak,

Gasing tengkorak bisa di gunakan menurut kehendak pemakai nya dan memiliki berbagai mantra pesuruh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MAHLEILI YUYI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Nindian

   Darah ayam jantan hitam, dan darah lintah, itu termasuk yang paling dia sukai.

Setelah anak itu berumur dua puluh tahun, Tambun Jati itu kembali menemui perempuan itu. Dan menyuruh nya tinggal di atas gunung, menurut cerita Tambun Jati pada mereka berdua. Istri dan anak nya disana, penghuni Pohon kembar tujuh batang, itu lah Beringin Tujuh Ratapan Hantu.

Perempuan itu mengikuti perintah Tambun Jati, dengan susah payah dia menaiki gunung, hingga bertemu dengan lokasi yang di katakan Tambun Jati.

Dia temui seseorang sambil duduk di atas pohon, gigi nya hitam seperti taring babi, dengan mata cekung merah, ujung rambut nya hingga menyentuh tanah, jika di ukur, kira-kira panjang nya lebih kurang dua puluh meter, warna hitam pekat, tiap helai rambut nya menempel telur kutu. Bau nya tidak ubah seperti bau bangkai. Sambil tertawa dia bertanya.

"Kamu yang pernah di ceritakan suami ku, berapa tahun yang lalu?". Tanya wanita itu dengan suara serak, perlahan dia mendekat, tapi cuma kepala dan organ nya yang terbang, sedang kan tubuh nya masih di atas dahan pohon.

"Be, be, benar Bunda" Jawab wanita itu ketakutan, karena kepala itu terus mengelilingi nya.

"Kamu telah mematuhi perintah suami ku, tanda nya kamu harus patuh pada perintah ku juga". Ucap wanita itu.

"Siapa nama mu?". Tanya kepala yang terus melayang dan mengitari nya itu.

"Nama ku, nama ku, Linduang Juo". Jawab wanita itu terus dengan wajah ketakutan.

"Linduang Juo". Gumam kepala yang terus melayang itu.

"Linduang Juo, tujuan kamu kesini di suruh suami ku, apa kamu mengetahui?". Tanya dia lagi.

"Tidak Bundo, tidak!". Jawab linduang Juo.

"Linduang Juo, aku tidak mau mati, alam ini milik ku, jiwa dan tubuh ku harus bersatu dengan jiwa dan tubuh mu". Ucap kepala yang terus melayang itu.

"Apa kamu mau?". Tanya dia lagi.

Dengan takut dan menangis Linduang Juo mengangguk. Seperti dia terkena sihir, batin nya menolak, tapi dia tidak bisa menghentikan nya.

"Bagus, tunggu suami ku, dia yang akan menyatukan kita, setelah kita bersatu nanti. Suami ku yang akan kita satukan dengan anak mu". Ucap kepala yang terus melayang.

"Tapi, tapi, Bundo!". Jawab Linduang Juo, seakan berat hati.

"Kamu telah memegang sumpah suami ku, tidak ada kata tapi". Ucap kepala itu, dia kembali ke tubuh nya. Menyatuh dengan utuh dengan garis merah mengelilingi leher nya.

"Saat bulan purnama di penghujung musim kemarau ini, pas senja saat lolongan anjing hutan pertama, ritual itu di adakan di tempat ini, sediakan darah anjing hitam, dan tujuh darah hewan lainnya yang berkuku dan bertaring tajam, lintah, serta burung elang dan gagak jika tidak kamu dapat elang, ganti dengan burung hantu, Air dari Mandian mayat anak gadis dan satu lagi, curi bayi yang belum lewat berumur empat belas hari, kalau tidak kau dapati, ganti dengan janin yang keguguran". Ucap perempuan yang duduk di atas dahan kayu itu.

" Benda itu harus kamu kumpul kan menjelang waktu itu, harus kamu dapat kan, Bawa benda ini, semoga perjalanan mu lancar". Ucap nya lagi, sambil memberikan, sebuah gelang dari kayu yang di tumbuhi bulu-bulu halus.

"Ba, baik Bundo". Jawab Linduang Juo, sambil memungut benda yang jatuh tidak jauh dari hadapan nya.

Linduang Juo lalu berjalan menuruni kawah gunung dengan susah payah menuju perkampungan, sudah hampir lima belas tahun dia tidak pernah menjejakkan kaki ke Negeri Kalimuntiang, bila dia rindu hanya melihat nya dari atas gunung, sehingga kerinduan nya mereda.

Apa lagi, dia masih lengkap memiliki sanak saudara, dan juga orang tua, tapi sanak dan saudara nya sendiri, telah mengusir nya, tapi karena kasih sayang pada anak nya, dia memilih meninggal kan kampung, hidup sepanjang hutan dengan memakan daging masak mentah bersama anak nya. Atau buah pohon hutan yang bagus di makan.

Pas saat senja, dia tiba di tepi sungai Galodo Itam sungai yang lebar nya hampir empat puluh meter itu, sungai yang deras dan sangat dalam, 

Sebenar nya Gunung Pusara Sakti ini, langsung dinding batu terjal nya ke dalam sungai, tidak ada tanah darat nya, karena itu, di seberang sini tidak bisa di buat perkampungan karena ngarai batu yang curam, sepanjang satu hari perjalan perahu ke Hilir sungai, hanya ngarai batu yang di temukan, hanya sedikit di tumbuhi pepohonan, kebanyakan cuma lumut batu yang menutupi permukaan.

Saat Linduang berpikir serta melamun, dengan cara apa dia menyeberangi sungai ini, dia terus duduk di tepi ngarai yang gelap itu, Tampa melihat apa pun, hanya gemuruh Sungai Galodo Itam yang dia dengar. Sambil duduk dia terus menggaruk kaki tangan dan leher nya, karena banyak nya nyamuk yang menggigit.

Tiba-tiba datang kabut tipis putih, seperti jembatan melengkung ke seberang sungai, sejak bawah kaki Linduang Juo,

"Apa ini kesaktian gelang kayu ini". Gumam Linduang Juo terus menatap kabut itu.

Dengan keyakinannya dia injak kabut tipis itu, ternyata keras seperti batu, dengan sangat berhati-hati dan juga dengan ketakutan, Linduang Juo melangkah kan kaki di atas kabut itu.

Gemuruh Sungai Galodo Itam terasa cuma berjarak satu jengkal di bawah kaki Linduang Juo, Dia terus melangkah hingga ke seberang, seperti anak-anak belajar berjalan.

Hingga dia mencapai tebing seberang dengan selamat, dia terus melangkah seperti orang buta berjalan, kaki nya terus meraba-bara, karena di seberang sini ialah sawah yang sangat luas, niat nya dia tidak terus ke kampung, hanya mencari rumah sawah, untuk istirahat hingga saat subuh nanti dia bersembunyi lagi di dalam hutan.

*******

Tan Bojo anak Linduang Juo, pekerjaan nya, dia merampok hingga ke negeri hilir sungai, tidak ada senjata yang sanggup membunuh nya, baik dari bambu kuning hingga tombak emas atau apa pun benda yang tajam atau keras, jika dia terluka, kulit nya utuh kembali, jika tulang nya nya patah bersusun kembali,  jika dia di bakar, abu nya bangkit kembali, jika dia di rendam dalam air, mati bangkit kembali.

Sehingga hampir lima tahun ini, Tan Bojo meresahkan masarakat hilir dengan ketakutan, karena tidak ada benda yang mempan terhadap nya, Sehingga selama lima tahun ini, tiga puluh tujuh negeri daerah hilir telah dia jarah. Sehingga para masarakat hilir, menganggap Tan Bojo iblis Jadi-jadian, Manusia Mati Kembali Hidup, atau setan penunggu hutan belantara.

(Nindian)

Apa lagi sekarang dia telah memiliki pengikut hampir tiga ratus orang yang dia pimpin,

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!