Dia adalah seorang pria yang sangat tampan dan kaya raya, hidupnya merasa lebih sempurna setelah kehadiran seorang istri yang sangat cantik.
Tapi dengan teganya sang istri berselingkuh dengan kakak tirinya, kemudian mereka membunuh Bryan secara sadis demi mendapatkan seluruh kekayaan yang Bryan miliki.
Bryan diberikan kesempatan untuk hidup kembali oleh sistem, tapi dia harus menyelesaikan misi dari sistem, yaitu dia harus bisa membuat banyak wanita takluk kepadanya, dengan syarat dia harus menyembunyikan identitas aslinya dan menyamar menjadi seorang ojek online.
Apakah Bryan sanggup menaklukkan hati para wanita target sistem dalam waktu satu bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Bryan memacu motornya dengan kecepatan normal, daerah yang mereka tuju udaranya sangat sejuk, sehingga Bryan tidak merasakannya gerah sama sekali, bahkan hembusan angin menerpa kulitnya begitu terasa menyegarkan.
Disepanjang perjalanan tidak ada pembicaraan intens diantara Bryan dan Rachel, mungkin karena mereka terlarut dengan pemandangan yang indah di daerah tersebut. Hanya saja Rachel masih memeluk erat tubuh Bryan, membuat Bryan deg-degan.
Butuh waktu dua jam agar sampai disebuah puncak, suasana sore hari disekitaran puncak tersebut memang sangat terlihat indah, apalagi udara disana yang menyegarkan, cocok sekali menjadi tempat untuk menenangkan diri.
Bryan memarkirkan motornya di tempat khusus parkir, kemudian dia berjalan bersama Rachel menuju area puncak, disana banyak sekali sepasang kekasih yang sedang menikmati keindahan pemandangan disekitar puncak tersebut.
Bryan membantu Rachel, memegang tangannya ketika mereka berjalan melewati tanah yang memiliki kemiringan cukup menantang, dia tidak ingin Rachel terjatuh.
"Wah!" Rachel terperangah melihat keindahan pemandangan sore hari disekitaran puncak itu, pepohonan yang hijau nampak asri memberikan kesejukan.
Rachel memejamkan mata, menghirup udara disana dengan begitu pelan, sungguh sangat menyegarkan.
Tapi Bryan lebih suka memandangi makhluk cantik dihadapannya, sistem ternyata sangat pintar dalam mencarikan target, Rachel adalah seorang wanita yang sangat cantik dan anggun. Bodoh sekali jika mantan pacarnya malah mengkhianati wanita secantik itu.
"Sangat indah pemandangan disini, makasih ya Juan, kamu sudah membawa aku ke tempat ini." ucap Rachel, dia berterimakasih dengan sungguh-sungguh kepada Bryan.
Bryan menganggukkan kepala. "Iya sama-sama."
"Ah mengapa aku baru menemukan tempat seperti ini? Aku sangat suka pemandangannya." seru Rachel, tiada habisnya dia mengagumi keindahan alam ciptaan Sang Kuasa.
"Aku sangat senang jika kamu menyukainya." Bryan merasa lega, ternyata keputusan dia membawa Rachel ke puncak adalah keputusan yang tepat, karena Rachel sangat menyukai tempat tersebut.
"Kok kamu mau jadi tukang ojek?" Tiba-tiba Rachel bertanya seperti itu. Mungkin Rachel tidak paham mengapa pria setampan Bryan mau menjadi tukang ojek online. Menurutnya Bryan pasti bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi daripada menjadi seorang tukang ojek online.
"Memangnya kenapa?" Bryan tak paham dengan pertanyaan dari Rachel.
"Hm, tidak apa-apa. Hanya saja menurut aku kamu lebih cocok untuk menjadi model atau seorang selebriti." Rachel tak dapat mengalihkan pandangannya pada Bryan, pria itu memang benar-benar tampan dan memiliki pesona yang luar biasa.
Bryan hanya tertawa, andai saja Rachel tahu bahwa Bryan adalah seorang pemilik perusahaan besar bernama Pratama Group, walaupun sekarang sedang diambil alih oleh Jordan, kakak tiri yang tidak tahu diri itu. Sayangnya dia tak dapat mengungkapkan siapa jati dirinya, sistem melarangnya.
"Lalu bagaimana perasaanmu sekarang? Apa kamu sudah tenang?" tanya Bryan kepada Rachel. Saat ini mereka sedang duduk di rerumputan bersih yang ada di puncak tersebut sambil menikmati keindahan pemandangan disana.
Rachel menganggukan kepala, "Ya, sedikit."
Setelah menikmati pemandangan di puncak sana, mereka pun makan bersama di sebuah restoran, padahal mereka baru saja bertemu tapi mereka terlihat sangat akrab sekali. Kehadiran Bryan telah mampu mengobati hati Rachel yang terluka, padahal mereka baru saja saling mengenal.
Malam itu tiba-tiba hujan turun begitu deras, membuat pakaian Bryan dan Rachel basah kehujanan, mereka tidak mungkin pulang ke ibukota dalam keadaan hujan deras seperti ini. Sehingga memutuskan untuk tidur di kamar hotel.
"Bagaimana kalau kita menginap di kamar hotel saja?" tanya Bryan kepada Rachel sambil memarkirkan motornya di basemen hotel.
Sebenarnya Rachel merasakan canggung, tapi mereka memang tidak bisa memaksakan diri untuk pulang, "Emm... ya... ya udah, boleh."
Mereka berdua pun naik ke dalam lift, masuk ke dalam hotel sana.
"Aduh maaf mas disini hanya tinggal tersisa satu kamar lagi." ucap sang resepsionis kepada Bryan, ketika Bryan memesan dua kamar pada hotel tersebut.
Bryan menatap ke arah Rachel, kalau untuk dia sama sekali tidak masalah mau tidur satu kamar dengan Rachel, tapi dia ingin menghargai keputusan Rachel. "Bagaimana, Rachel?"
Rachel terlihat kebingungan, dia tidak tahu apakah harus satu kamar dengan Bryan atau tidak. Sementara di daerah sana tidak terdapat banyak hotel, mungkin membutuhkan waktu satu jam jika ingin ke hotel yang lain, itu juga belum pasti ada kamar yang kosong atau tidak.
"Ya udah, gak apa-apa kita tidur satu kamar aja." Dari pada tidur di luar, Rachel memilih untuk tidur satu kamar dengan Bryan.
Bryan telah menggunakan uang 3 juta untuk tiket ke puncak, makan di restoran, untuk mengisi bensin, dan harga sewa hotel, sehingga dananya kini tersisa 37 juta lagi.
Bryan menelan saliva mendengar keputusan Rachel, Rachel sama sekali tidak sadar bahwa pakaiannya sangat transparan, sehingga terlihat samar-samar warna bra-nya berwarna hitam itu, pria mana yang tidak traveling melihatnya.
Malam ini hawa dingin begitu menusuk kulit, apalagi hujan semakin deras, sementara pakaian Bryan dan Rachel telah basah kuyup. Kedua insan itu nampak deg-degan ketika berjalan menuju kamar hotel yang akan mereka tempati malam ini.
Entah apa yang akan terjadi di dalam kamar hotel sana antara Bryan dan Rachel, karena sejujurnya Bryan belum berpengalaman dalam masalah ranjang, tapi dia seorang pria normal, tidak mungkin jika dia tidak berhasrat, apalagi suasana sangat mendukung untuk bisa menjelajah bersama Rachel. Apalagi Rachel sangat cantik sekali, siapa yang bisa menahan diri jika berada dalam satu kamar bersama dengan gadis cantik dan teramat manis tersebut.