Kisah seorang mahasiswi tingkat akhir yang cantik, pintar dan cuek dengan CEO tampan, dingin dan tegas namun prilakunya yang Absurd.
Alexandra Rose berusia 23 tahun merupakan anak yatim piatu yang berstatus sebagai mahasiswi tingkat akhir di Universitas ternama melalui jalur beasiswa dengan kepintarannya dan bekerja sebagai kasir di minimarket untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Dean Anderson berusia 30 tahun menjadi pria dingin setelah ditinggal menikah kekasih masa kecilnya Angela Cruz. Dean bekerja sebagai CEO di perusahaan keluarga. Ayahnya memaksa Dean untuk segera menikah dan memberikan cucu sebagai generasi penerus keluarganya. Namun Dean tidak berkeinginan untuk menikah karena tidak mudah baginya dekat dengan wanita dan kebanyakan wanita yang mendekatinya hanya menginginkan kekayaannya.
Bagaimana serunya pertemuan antara Alex dan Dean, serta orang-orang baru yang membuat hidupnya berwarna. ikuti kisah selanjutnya. Happy reading... v(°∆°)v
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Autumn Sakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan yang tidak menyenangkan
Dean tersenyum menyeringai, karena sudah bisa melihat wajah cantik Alex lagi di depannya.
Namun dia tidak ingin memperlihatkan rasa senangnya dengan begitu jelas.
"Oh jadi ini mahasiswi berprestasi yang katanya menjadi lulusan terbaik, tapi baru datang sekarang untuk bekerja."
"Seharusnya kamu datang bekerja sehari setelah kelulusan mu, memangnya kamu pikir perusahaan ini kekurangan pegawai, sampai harus menunggu orang yang tidak butuh pekerjaan untuk menempati posisi yang detik ini saja jika diumumkan lowongan pekerjaan maka akan ada banyak orang berbondong-bondong ingin mendapatkan posisi mu itu."
"Maksud anda bagaimana Tuan?"
"Setelah dua minggu, kamu baru datang bekerja. Dan tanpa rasa bersalah masuk bekerja begitu saja. Peraturan di perusahaan ini, jika pegawai yang melalaikan pekerjaannya maka akan ada pekerjaan tambahan."
"Apa maksud Tuan, bukankah memang kontrak kerja dimulai hari ini? Saya berhak mendapatkan liburan selama dua pekan dari kampus saya."
"Kamu pikir bekerja itu main-main. Sebelum mulai bekerja sudah minta liburan. Sudah syukur perusahaan kami merekrut pemalas seperti kamu."
Mata Alex mulai memerah, baru kali ini ada yang menyebutnya pemalas. Dan memarahinya tanpa sebab.
"Maaf Tuan, jika saya salah. Anda bisa memecat saya jika saya memang bersalah."
"Apa kamu bilang? Memecat kamu? Kamu sudah menikmati beasiswa yang diberikan perusahaan ini, sudah kewajiban kamu membayar jasa perusahaan ini dengan menjadi pegawai yang baik." bentak Dean.
Tanpa terasa air mata Alex meleleh dan sesenggukan.
Dean merasa bersalah karena tidak bermaksud marah dan membuat Alex menangis.
Niat hati hanya ingin mengerjai dan bercanda, malah berbalik jadi pertengkaran.
"Okey, kamu jangan menangis, saya tidak akan memecat mu, namun kamu harus bekerja tambahan untuk membayar dua minggu waktu yang kamu buang."
"Baik Tuan, saya akan melakukan pekerjaan yang anda berikan."
Dean menyodorkan map yang di dalamnya sudah berisi kontrak kerja tambahan untuk Alex.
"Bacalah, kemudian kamu tanda tangan kontrak kerja itu."
Alex membaca dengan teliti, dan merasa pekerjaan tambahan ini sangat tidak masuk akal.
Alex akan menjadi asisten pribadi Dean, pekerjaan tambahan itu dimulai dari membangunkan bosnya, menyiapkan pakaiannya, membacakan jadwal harian bosnya, bersedia mengikuti bosnya saat diminta.
"Bagaimana pekerjaan saya Tuan, jika pekerjaan tambahan ini sudah seperti ini?"
"Kamu bekerja sesuai bagianmu di divisi IT tapi setelah mengantar saya ke ruangan saya. Tapi jika saya memerlukan tenagamu, maka kamu harus sudah ada di depan saya 10 menit setelah saya panggil."
"Bukankah itu eksploitasi terhadap pekerja?"
"Siapa bosnya di sini?" ucap Dean mendominasi.
"Anda Tuan."
"Siapa yang melakukan kesalahan?"
"Saya Tuan."
"Okay, tanda tangani surat perjanjian kontrak kerja ini." ucap Dean sambil tersenyum menunjukkan kemenangan.
Alex pun menandatangani surat perjanjian dengan perasaan kesal. Dia masih meratapi nasib barunya yang pasti akan sangat melelahkan.
Pertemuan yang tidak menyenangkan ini, membuat mood Alex ambyar. Alex menuju lantai khusus divisi IT tempatnya akan bekerja, karena berjalan sambil melamun Alex tanpa sengaja menabrak seseorang.
Brakkkk
Tumpukan kertas yang dibawa orang itu terjatuh berserakan, Alex langsung meminta maaf dan berusaha untuk merapikan kembali kertas-kertas tersebut.
"Alex .. Alexandra Rose."
"Kakak... Kak Davidddd." Teriak Alex sambil memeluk David.
David ini adalah teman Alex saat di panti asuhan, Alex sudah menganggap David seperti kakak yang selalu melindungi Alex.
Namun setelah David pindah rumah, mereka sudah tidak pernah berkomunikasi kembali, karena Alex tidak memiliki handphone saat di panti asuhan.
"Maaf kak, aku sangat bahagia bisa bertemu kakak lagi." Alex melepas pelukannya dan baru tersadar, mereka berdua merasa canggung karena sudah sama-sama dewasa
"Aku juga bahagia, bisa bertemu kembali denganmu Alex. Kamu bekerja di sini?"
"Iya kak, ini adalah hari pertamaku bekerja."
"Di bagian apa?"
"Divisi IT kak, tepatnya bagian Database Administrator."
"Kakak bekerja di bagian apa?"
"Aku bagian HRD, ini semua kertas-kertas yang dikirim oleh semua pelamar tahun ini yang tidak lolos seleksi, mau aku hancurkan ke mesin paper Shredder."
"Maafkan aku kak, mengacaukan pekerjaanmu."
"Tidak apa, semua ini akan dihancurkan jadi tidak perlu dipikirkan. Terima kasih sudah membantu membereskan."
"Maaf kak, aku harus pergi sekarang. Karena sudah waktunya mulai bekerja."
Alex pun langsung ke bagian divisi IT di lantai 20. Alex langsung menemui manajer IT, lalu diperkenalkan kepada rekan-rekannya.
Mereka menyambut Alex dengan baik dan bersyukur di divisi mereka ada seorang wanita yang akan menyusun rapi database mereka. Apalagi Alex sangat cantik, menyegarkan divisi mereka yang didominasi oleh kaum Adam.
Alex pun merasa senang, karena koleganya menyambutnya dengan baik, mereka semua terlihat sudah senior sekitar usia 30 sampai 50 tahun.
Pasti pengalaman mereka dan kinerja yang baik yang membuat mereka bertahan dengan posisi itu.
Apalagi berdasarkan rumor, bagian IT ini mendapatkan gaji dua kali lipat dari gaji divisi lain, karena mereka merupakan akar dari perusahaan ini.