NovelToon NovelToon
Perfection System

Perfection System

Status: tamat
Genre:Tamat / Sistem / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: haoyi

Si pincang Furya, Itulah julukannya di sekolah. Sejak tragedi berdarah yang menimpa ia dan keluarganya, Furya mengalami luka fatal dan kaki kirinya tidak berfungsi lagi.

Ia juga kehilangan ayah serta ibunya harus koma di rumah sakit. Saat ini Furya yang menjadi tulang punggung keluarga dan harus menghidupi kedua adik kecilnya sendirian.

Di masa-masa tersulit dalam hidupnya, Takdir berkata lain dan ia mendapatkan sistem misterius.

Dengan bantuan Perfection System, mampukah Furya mewujudkan semua impian dan keinginannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon haoyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sherly

Sambil mengendarai Arthur, Furya sesekali melihat layar hologram. Di bagian misi, ia dapat melihat sisa waktu tinggal 12 menit.

Karena Arthur sudah sangat tua, mekipun menggunakan kecepatan max tetap saja kecepatannya masih di bawah rata-rata motor normal.

Dengan mengendarai Arthur, Furya tetap melaju dan berharap sampai tepat waktu.

“Semoga sempat ... Arthur ku percayakan padamu.”

Dengan kegigihan dan Kemampuan mengendarai Arthur yang sudah seperti sahabatnya sendiri, Furya berpacu dengan waktu.

“Lima menit lagi, tolong sampailah...”

Hanya tinggal beberapa blok saja Furya sampai di rumahnya yang berada di pinggir jalan Sudirman.

Tapi saat sedang mengendarai Arthur, Furya sadar kecepatannya melambat dan suara knalpot Arthur yang mulai tersendat membuat keringat Furya makin keluar dengan deras.

“Sedikit lagi, Arthur bertahanlah.”

Sambil memotong melewati jalan tikus, Furya terus konsisten dan percaya ia bisa menyelesaikan misi pertama yang di berikan sistem.

Sudah beberapa kali ia hampir menabrak karena melewati jalan kecil dan sempit.

Furya yang sadar tak akan sempat jika melewati jalan utama dengan kecepatan Arthur yang pelan memilih jalan tikus agar sampai tepat pada waktunya.

Dan benar saja, di detik-detik terakhir, Furya akhirnya sampai di depan rumahnya.

Saat sampai di sana Arthur juga langsung mati seperti sudah tak kuat lagi.

[Ding! Selamat misi pertama berhasil di selesaikan]

[Selamat hadiah 1.000 Perfection Poin berhasil di dapatkan]

[Selamat tuan telah naik level]

Sambil mengelap keringatnya yang deras bagai hujan, Furya berterima kasih pada Arthur yang bekerja sampai batas maximalnya.

Motor butut itu terus melaju selama 30 menit tanpa henti dan mati tepat di depan rumahnya di sisa-sisa detik terakhir.

“Arthur, terima kasih.”

Karena tubuhnya memang masih sakit dan belum sembuh total, keringat Furya memang lebih sering keluar jika ia bekerja atau berorahraga.

Di tambah lagi luka lebam dan darah yang masih keluar akibat pukulan dan tendangan brutal pak Tomy.

Furya yang mengendarai Arthur selama 30 menit saja sudah hampir pingsan kembali.

Sambil tetap menguatkan dirinya, Furya yang kelelahan langsung masuk menuju rumahnya.

Dari jam di layar hologram menunjukkan waktu sudah pukul 22:09 malam.

Melihat pintu samping rumahnya yang masih terbuka di jam segitu, Furya langsung masuk.

“Kakak pulang...”

Saat sampai di ruang tengah, Furya dapat melihat adik bungsunya Yuki yang tertidur di samping seorang wanita.

Mendengar suara Furya, wanita cantik yang sedang menonton TV langsung menoleh ke arahnya dan tersenyum.

Dengan senyuman dan bahasa isyarat lewat tanganya, wanita cantik yang bernama Sherly dan sebenarnya adalah pacar Furya menyambut dirinya yang baru saja pulang.

Melihat Sherly ada di sana, Furya hanya membalas senyumannya dan melangkah masuk ke kamarnya.

Setelah membawa Yuki yang tertidur ke kamarnya, Sherly yang sebenarnya masih tetanggaan dengan Furya datang menemuinya ke kamar.

Karena pintu tak di kunci, Sherly langsung masuk dan alangkah terkejutnya ia melihat tubuh Furya yang penuh dengan luka lebam dan darah.

Dengan bahasa isyarat, Sherly yang sebenarnya bisu langsung menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

“Furya. Apa. Yang. Sebenarnya. Terjadi?"

Sambil membuka bajunya yang di penuhi darah, Furya hanya tersenyum dan menjawab pelan.

“Aku terjatuh dari motor.”

Sherly yang dapat melihat luka parah itu tak langsung percaya.

Setelah mengambil pk3 di ruang tengah, Sherly yang datang kembali langsung mengobati Furya yang berbaring di kasur dan merintih kesakitan.

“Jangan. Langsung. Tidur. Sini. Ku. Obatin. Dulu.”

Furya yang sudah mengenal gadis cantik itu sejak kecil juga mengerti apa yang ia katakan.

Meskipun menggunakan bahasa isyarat, Furya mengerti dengan jelas apa yang Sherly sampaikan.

Di bantu Sherly, Furya duduk kembali dan langsung di obati. Secara pelan dan perlahan Sherly mengoleskan obat merah di lukanya.

Tak lupa juga ia membersihkan darah yang menempel di tubuh Furya.

“Ahh, pedih...”

Sambil menatap Sherly, Furya yang kesakitan di olesi obat merah mencoba tetap tenang.

“Tahan. Sebentar. Jika. Tak. Diobati. Sekarang. Bisa. Tambah. Parah.”

Furya yang mengerti itu hanya mengangguk dan malam itu Sherly mengobati seluruh lukanya. Tubuhnya yang di penuhi darah juga sudah bersih dan di perban.

Sambil membaringkan Furya, Sherly bertanya pada pacarnya itu.

Ya pacar, meskipun hubungan mereka sudah tak dekat lagi dan status pacaran mereka sudah tak jelas sejak tragedi berdarah, Sherly tetap menganggap Furya sebagai pacarnya.

“Apa. Kamu. Sudah. Makan?.”

Furya yang melihat bahasa isyarat itu hanya menggelengkan kepalanya. Lalu Sherly kembali ke ruang tengah dan membawakan sepotong kue dan air putih.

Gadis cantik yang tinggal di sebelah rumah dan hanya berjarak beberapa ruko memang sering membantunya.

Apalai sejak kedua orangtuanya mengalami petaka, Sherly dan keluarganyalah yang merawat kedua adik Furya saat itu.

Sherly Fransiska, gadis cantik dengan rambut hitam pekat itu seperti model papan atas.

Matanya orange cerah, tubuhnya tinggi dan langsing. Di lihat dari jauh dan dekat gadis itu akan tetap terlihat menawan dan mempesona.

Hanya saja Sherly waktu kecil pernah mengalami kecelakaan sehingga kehilangan suaranya dan karena itu juga ia tak dapat berbicara kembali.

Meskipun begitu ia tetap mengerti apa yang orang katakan, ia hanya tak bisa berbicara kembali karena pita suaranya rusak parah saat kecil dulu.

Sambil menyuapi Furya kue, Sherly yang melihat kondisi Furya menjadi khawatir.

Pacarnya Furya memang selalu memaksakan diri dan Sherly yang malam itu melihatnya di penuhi luka terlihat sedih.

Setelah selesai mengobati dan menyuapi Furya makan, Sherly yang sudah kelamaan dan harus membantu orangtuanya membereskan dagangan karena rumahnya adalah cafe kecil langsung pamit dan berniat pulang.

Sambil menggerakan tangan, Sherly pamit dengan senyuman dan bahasa isyarat tangan.

“Istirahat. Dan. Jangan. Memaksakan. Dirimu. Lagi.”

 

“Aku. Pulang. Dulu. Karena. Sudah. Malam. Dan. Harus. Membantu. Ibuku. Merapikan. Cafe.”

Furya yang melihat isyarat itu langsung berbicara sambil tersenyum.

“Terimakasih sudah membantuku malam ini.”

“Tidak. Apa-apa. Sudah. Sewajarnya. Seorang. Pacar. Saling. Membantu. Kan.”

Malam itu akhirnya Sherly pulang dan Furya yang sudah sangat lelah dan mengantuk hanya dapat memejamkan matanya.

Ia bahkan tak ingin melihat poin dari hasil menyelesaikan misi karena memang kondisi tubuhnya yang sudah di ambang batas.

Lalu Furya tertidur sambil memimpikan sang pacar.

Sudah 2 tahun Furya dan Sherly berpacaran, mereka bahkan satu sekolahan.

Tapi karena sadar Sherly terlalu baik padanya dan Furya yang selalu membebani Sherly dan keluarganya membuat Furya tak enak hati.

Di tambah dirinya yang sekarang lemah dan pincang merasa tak pantas untuk Sherly.

Dulu Furya memang sering melindungi Sherly yang sering di bully karena kekurangannya.

Tapi semenjak ia mengalami kecelakaan, boro-boro melindungi Sherly lagi, untuk melindungi dirinya sendiri saja ia sudah kesusahan.

“Sherrrly...”

Malam itu akhirnya Furya tertidur lelap.

*****

Besok paginya Furya langsung terbangun karena sang adik Ren membangunkannya.

“Kakak.”

“Kakak bangun sudah pagi dan ada orang yang mencari kakak.”

Saat membuka matanya, Furya yang melihat adik kecilnya Ren langsung bangun dari tempat tidurnya.

Setelah bangun, dan merasakan tubuhnya sudah lumayan baikan, hal pertama yang Furya lakukan dalah membuka layar Hologram.

“Buka Hologram.”

Lalu layar hologram bercahaya emas yang sangat memanjakan matanya muncul dan ia sadar semua kejadian tadi malam bukanlah mimpi.

“Sistem, apa kau masih ada di sana?”

[Ding! Ada perlu apa tuan]

Furya yang senang semua itu bukanlah mimpi langsung menatap layar hologram dan melihat statistik dirinya.

Nama : Furya Aditya

Ras : Manusia

Level : 2

Status : Penerus Resmi Dewa Kesempurnaan

Umur : 17 Tahun

Perfection God : Terkunci

Perfection Body : 0

Pefection Rich : 0

Perfection Power : 0

Perfection Poin : 1.000

Status Poin : 10

Skill : -

Sambil tersenyum Furya bangun dari kasurnya dan minggu itu harinya akan sangat panjang.

1
jeck
Sherly sdh bisa bicarakah?
jeck
agak aneh baca percakapan Sherly dan Furya seperti orang normal😏😏
Fahruraji
ini lupa sama bengkel dan berlian yg di lelang ngga jelas nih.
Fahruraji
itu pacar bisu cemberut terus mending di putusin aja deh.
Fahruraji
bodo motor aja ngga beli buat apa tu duit mau naik haji ya thor.
Hsshh Vdbdh
Luar biasa
then_must_nanang
lho.... kok....
ini ying bikin pinisirin
Giantini
Sherly terlalu egois dan mau menang sendiri
Giantini
udah bisu nyusahin lg itu siserly... egois
Anonymous
Luar biasa
then_must_nanang
jangkrik.... lanjut thorr jos mantap
then_must_nanang
wow keren.... permainan catur nya
Muji Yanto
awal2bagus lama lama kok bosenin alur ceritanya
Muji Yanto
kok monotonceritanya ,ngak seru apalagi menghibur
Eida Nuban
masa terlalu lembek ke cewe model gtu.buang aja lah cewe modwl gtu.dikit " marah
Kang Abi
anak SD?
Elpin Panjaitan
Luar biasa
Erick Budis
cek in hari 14 ter ulang../Smile/
Leo
lanjut thorrr
NICKNAME
udah ga usah berharap di lanjutin pasti ga bakal lanjut gini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!