Mahligaimu Dari Air Mataku

Mahligaimu Dari Air Mataku

Bab 1. Medan Perang di Pagi Hari.

"Kaos kakiku di mana, Bu?"

Teriakan seorang gadis berpakaian seragam putih biru menggema di seluruh penjuru rumah, membuat semua orang terpaksa menutup telinga mereka yang berdengung sakit.

"Sebentar!"

Seorang wanita tampak berjalan dengan tergesa-gesa untuk menuruni anak tangga, tidak lupa sambil membawa kaos kaki yang menjadi alasan untuk keributan pagi ini.

"Kau sudah besar, Adel. Kenapa semua-semua masih harus Ibu yang menyiapkannya sih?"

Gadis bernama Adel itu langsung menyambar kaos kaki yang ada ditangan sang ibu tanpa mendengarkan apa yang ibunya katakan.

"Duuh, aku udah kesiangan ini."

Adel menyambar tasnya yang tergeletak di atas lantai membuat ibunya menggelengkan kepala, dia lalu bersiap untuk berangkat ke sekolah.

"Sarapan dulu, Del,"

"Aku sarapan di sekolah aja. Dah Ibu."

Adel berlari keluar dari rumah sambil melambaikan tangannya, dia segera masuk ke dalam mobil yang biasa mengantar jemputnya ke sekolah.

Wanita itu menatap putrinya sambil menghela napas frustasi, entah berapa kali dia harus mengingatkan Adel jika sarapan itu sangat penting.

"Bu. Apa Ibu melihat kaca mataku?"

Wanita itu tersentak kaget saat mendengar teriakan putrnya dan langsung membalikkan tubuh. "Ada di atas meja belajarmu, Ezra."

"Enggak ada, Bu."

Wanita itu berdecak sambil berjalan cepat untuk menemui putranya, tidak berselang lama terdengarlah suara dari sang suami.

"Kau menyimpan berkas semalam di mana, Ayun?"

Wanita itu semakin mempercepat langkahnya saat mendengar suara-suara mereka, tentu saja dia harus segera memberikan apa yang mereka inginkan atau mereka akan terus berteriak.

Keadaan di pagi hari benar-benar seperti medan perang untuk wanita bernama Ayundya Nadira. Bukan hanya menyiapkan sarapan untuk semua orang, tetapi dia juga akan disibukkan dengan semua teriakan dari mereka.

Semua itu terus terulang setiap harinya, tetapi tidak ada masalah dengan itu karena Ayun sudah terbiasa selama bertahun-tahun.

Setelah selesai menyiapkan segala keperluan untuk semua orang, Ayun segera kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Terlihat dia sudah membuatkan 2 cangkir kopi untuk suami dan ayah mertua, secangkir teh untuk ibu mertua, juga segelas jus untuk putra sulungnya.

Semua orang bergegas ke meja makan untuk menikmati sarapan bersama, begitu juga dengan Ayun yang duduk tepat di sebelah sang suami.

"Ke mana Adel? Apa dia sudah pergi ke sekolah?" tanya Evan, dia adalah suami Ayun.

Ayun menganggukkan kepalanya sambil memberikan sepiring nasi yang sudah terisi lauk pauk untuk sang suami.

"Dia baru aja pergi, katanya ada yang harus dikerjakan."

Evan menatap Ayun dengan tidak suka. "Sudah berapa kali ku katakan kalau dia harus sarapan dulu baru ke sekolah, Ayun. Bagaimana kalau perutnya sakit nanti?" Dia menatap tajam membuat Ayun menghela napas kasar.

"Putrimu itu yang bandel, Evan. Sudah berulang kali Ayun mengingatkannya, tapi dia tetap tidak mau dengar," ucap Mery, dia adalah mertuanya Ayun.

"Tapi tetap saja, Bu. Kita harus memaksanya biar dia mau sarapan."

Evan tetap keukeh untuk memaksa Adel sarapan membuat Ayun dan sang mertua hanya bisa mengangguk sambil menikmati sarapan yang sudah tersaji di hadapan masing-masing.

"Oh iya, nanti malam aku tidak pulang ke rumah."

Semua orang langsung menatap ke arah Ezra saat mendengar ucapannya, terutama Ayun yang duduk tepat di hadapan sang putra.

"Kau mau ke mana, Ezra?" tanya Evan dengan tajam.

"Kami ada acara festival di kampus, Yah. Jadi semua orang harus berada di sana sampai acara selesai,"

"Memang selesainya jam berapa? Pak Agus 'kan, bisa menjemputmu nanti," ucap Ayun sambil memasukkan suapan demi suapan ke dalam mulutnya.

"Yang lain juga menginap di kampus, Bu. Masak cuma aku yang pulang?"

Ezra membuang muka sebal. Dia kan sudah berumur 18 tahun dan bisa dikatakan dewasa, tetapi tetap saja tidak diperbolehkan ini dan itu.

"Tapi-"

"Ya sudah. Kau boleh menginap, tapi ingat untuk tetap menjaga diri dan tingkah lakumu."

Ayun langsung menatap suaminya dengan tidak percaya. Kenapa sang suami mengizinkan Ezra menginap? Padahal selama ini suaminya yang melarang anak-anak mereka tidur di luar rumah.

"Kenapa kau mengizinkannya, Mas?" tanya Ayun.

"Tidak apa-apa lah, lagi pula semua itu juga penting untuk pergaulannya, kan?"

Ezra langsung menganggukkan kepalanya. "Iya betul. Ibu saja yang enggak tau pergaulan."

Ayun terdiam saat mendengar ucapan sang suami, dia lalu mengumpulkan piring-piring bekas makan mereka dan membawanya ke westafel.

Selesai makan, Ezra dan Evan segera berangkat menuju tempat masing-masing. Ezra menunggangi kuda besinya menuju kampus, sementara sang ayah mengendarai mobilnya menuju kantor.

Melihat putra dan suaminya sudah pergi, Ayun bisa sedikit bersantai. Dia meluruskan kakinya di atas karpet yang ada di depan televisi, tidak lupa sambil memberikan sedikit pijatan pada kakinya yang terasa kaku.

"Hari ini kau jadi pergi bersama Naila, Yun?"

Ayun mendongakkan kepalanya saat mendengar suara sang mertua. "Jadi, Bu. Aku akan berangkat jam 11."

"Ya sudah, sekarang kau siap-siap saja. Biar ibu yang mencuci piring dan menyapu rumah."

Ayun langsung menggelengkan kepala, tidak mungkin dia membiarkan ibu mertuanya yang sudah tua mengerjakan rumah.

"Tidak usah, Bu." Ayun beranjak berdiri. "Kata Dokter Ibu harus banyak istirahat, jadi jangan melakukan pekerjaan apapun."

"Tapi badan ibu makin pegal semua jika tidak bergerak," ucap Mery sambil berjalan ke arah westafel. "Biar ibu cuci piring, ini bukan pekerjaan yang berat."

Ayun hanya bisa tersenyum saat mendengar ucapan sang mertua, bersyukur dia punya mertua yang baik seperti Mery. Dia lalu bergegas untuk membersihkan rumah, setelah itu harus bersiap karena akan pergi bersama temannya ke suatu acara.

Tepat pukul 10 lewat 30 menit, Ayun sudah tampak rapi dengan gaun dan hijab berwarna biru senada. Dia pergi bersama dengan Naila ke tempat salah satu teman mereka yang sedang mengadakan hajatan.

Ayun dan Naila asik bercerita sepanjang perjalanan, sampai tiba-tiba Naila terpaksa menginjak rem secara mendadak saat ada seorang anak kecil berlari di depan mobil mereka.

"Astaghfirullah!"

Tbc.

Terpopuler

Comments

Tri Widayanti

Tri Widayanti

Hadir

2023-11-24

0

Ⓤ︎Ⓝ︎Ⓨ︎Ⓘ︎Ⓛ︎

Ⓤ︎Ⓝ︎Ⓨ︎Ⓘ︎Ⓛ︎

permisi...
mau ikut nimbrung nih...

2023-11-14

2

?

?

mampir ka ... Semangat bagus karyanya

2023-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Medan Perang di Pagi Hari.
2 Bab 2. Kecelakaan Membawa Kebenaran.
3 Bab 3. Bantahan Sang Suami.
4 Bab 4. Tubuh Pun Merasa Iri.
5 Bab 5. Tertangkap Basah.
6 Bab 6. Hancurnya Hati Seorang Istri.
7 Bab 7. Kebenaran yang Sangat Menyakitkan.
8 Bab 8. Kekecawaan yang Mendalam.
9 Bab 9. Kedua Sisi yang Berbeda.
10 Bab 10. Perubahan Suasana.
11 Bab 11. Tidak Bisa Untuk disandingkan.
12 Bab 12. Tidak Memiliki Arti Sama Sekali.
13 Bab 13. Orang Asing yang Baik Hati.
14 Bab 14. Tubuhku Bukan Miliknya Lagi.
15 Bab 15. Obat Untuk Luka Hati.
16 Bab 16. Menemui Wanita Milik Ayah.
17 Bab 17. Kebetulan yang Tidak disangka-sangka.
18 Bab 18. Bahan perbandingan.
19 Bab 19. Salah Tetaplah Salah.
20 Bab 20. Jangan Bicara Perjuangan Denganku.
21 Bab 21. Perbedaan yang Sangat Kontras.
22 Bab 22. Kebohongan Pasti Akan Terkuak Dengan Sendirinya.
23 Bab 23. Hati Seorang Ayah yang Terluka.
24 Bab 24. Tidak Ada Lagi Kata Maaf.
25 Bab 25. Pergi, dan Jangan Kembali Lagi.
26 Bab 26. Bukan Sekedar Anak Tiri.
27 Bab 27. Dukungan dan Pengorbanan.
28 Bab 28. Gejala Demam Berdarah.
29 Bab 29. Menggantikan Peran Ayah.
30 Bab 30. Tuduhan yang Tidak Berdasar.
31 Bab 31. Mencoba Untuk Memberi Pemahaman.
32 Bab 32. Ibu Akan Berjuang Untuk Kalian.
33 Bab 33. Orang yang Buruk, Maka Pikirannya Juga Buruk.
34 Bab 34. Kedatangan Nindi dan Keluarga.
35 Bab 35. Cacian Untuk Mereka.
36 Bab 36. Saling Melempar Kemarahan.
37 Bab 37. Tidak Sadar Diri, Malah Menyalahkan Orang Lain.
38 Bab 38. Permintaan Tolong.
39 Bab 39. Dua Mata Pisau.
40 Bab 40. Gara-gara Ponsel.
41 Bab 41. Merasa Ada Perubahan Dalam Diri.
42 Bab 42. Akhirnya Nekat Juga.
43 Bab 43. Aku Tidak Mau Lagi.
44 Bab 44. Selama 20 Tahun Ini.
45 Bab 45. Aku Akan Menunjukkannya.
46 Bab 46. Urus Diri Masing-masing.
47 Bab 47. Langkah Awal Membuka Lembaran Baru.
48 Bab 48. Tidak Bisa dimengerti.
49 Bab 49. Memainkan Peran Dengan Baik.
50 Bab 50. Pembantu Jauh Lebih Baik.
51 Bab 51. Rencana Jahat.
52 Bab 52. Playing Victim.
53 Bab 53. Menghabiskan Uang Ayah.
54 Bab 54. Mungkin Inilah Saatnya.
55 Bab 55. Terpaksa Merepotkan Orang Lain.
56 Bab 56. Gugup dan Tidak Percaya Diri.
57 Bab 57. Memaafkan Bukan Berarti Melupakan.
58 Bab 58. Merasa Paling Benar.
59 Bab 59. Kesabaranku Sudah Habis.
60 Bab 60. Masih Terlalu Panas.
61 Bab 61. Mencari Rumah Baru.
62 Bab 62. Kabar Buruk.
63 Bab 63. Pulang Kampung.
64 Bab 64. Keadaan yang Memburuk.
65 Bab 65. Bertemu di Pengadilan.
66 Bab 66. Pikiran yang Bercabang-cabang.
67 Bab 67. Lelaki Kurang Bela*ian.
68 Bab 68. Kenapa Mereka Ada di Sini?
69 Bab 69. Firasat Seorang Ibu.
70 Bab 70. Sidang Perdana (Penolakan).
71 Bab 71. Hasil yang Memuaskan.
72 Bab 72. Seseorang Di Masa Lalu.
73 Bab 73. Kekesalan yang Tidak Tertahan.
74 Bab 74. Sesuatu yang Hilang.
75 Bab 75. Tuduhan Tidak Berdasar.
76 Bab 76. Kesalahanmu Sendiri.
77 Bab 77. Gelisah dan Cemas.
78 Bab 78. Tersangka Bisa Siapa Saja.
79 Bab 79. Kabar Dari Pengacara.
80 Bab 80. Panggilan Pengadilan.
81 Bab 81. Seharga Satu Milyar.
82 Bab 82. Proses Penyelidikan.
83 Bab 83. Bukti Kuat Menuju Tersangka.
84 Bab 84. Menyusun Strategi.
85 Bab 85. Menolak Kebenaran.
86 Bab 86. Penangkapan Tersangka.
87 Bab 87. Apa Alasannya?
88 Bab 88. Sesuatu yang Tidak Terduga.
89 Bab 89. Sel Tahanan.
90 Bab 90. Gosipan Para Tetangga.
91 Bab 91. Rasa Sakit yang Tidak Terbilang.
92 Bab 92. Tidak Terima.
93 Bab 93. Sadar Diri Masing-masing.
94 Bab 94. Terimalah, Ibu.
95 Bab 95. Kenyataan yang Membingungkan.
96 Bab 96. Hanya Ingin Ketenangan.
97 Bab 97. Masa Lalu.
98 Bab 98. Banyak Hati yang Terluka.
99 Bab 99. Dua orang yang Sedang Menguping.
100 Bab 100. Keterkejutan Ayun.
101 Bab 101. Berkumpul di Kantor Polisi.
102 Bab 102. Di Antara Dua Pilihan.
103 Bab 103. Keadaan yang Tidak Menentu.
104 Bab 104. Dia Putri Kandungku.
105 Bab 105. Penolakan dan Kemarahan.
106 Bab 106. Menjelang Perceraian.
107 Bab 107. Hari yang Sudah ditunggu-tunggu.
108 Bab 108. Hasil Persidangan.
109 Bab 109. Hadiah Ulang Tahun.
110 Bab 110. Sama-sama Terluka.
111 Bab 111. Sebuah Rencana.
112 Bab 112. Persiapan Tranplantasi.
113 Bab 113. Sebelum Terlambat.
114 Bab 114. Keadaan yang Membingungkan
115 Bab 115. Kebenaran yang Mengguncang Jiwa.
116 Bab 116. Lelaki Penambah Kesal.
117 Bab 117. Tagihan Utang.
118 Bab 118. Penolakan Robin.
119 Bab 119. Hasil Akhir.
120 Bab 120. Kedewasaan Ezra.
121 Bab 121. Saudara Kandung.
122 Bab 122. Teringat Masa Lalu.
123 Bab 123. Keputusan Keanu.
124 Bab 124. Aku Bersedia.
125 Bab 125. Pemeriksaan Kecocokan.
126 Bab 126. Harus Ganti Rugi.
127 Bab 127. Pengambilan Kembali.
128 Bab 128. Limpahan Kabar Baik.
129 Bab 129. Hari Kebebasan.
130 Bab 130. Operasi Terakhir.
131 Bab 131. Setelah Operasi.
132 Bab 132. Perseteruan Mertua VS Menantu.
133 Bab 133. Kembali Sadar.
134 Bab 134. Semoga Cepat Membaik.
135 Bab 135. Kebahagiaan Semua Orang.
136 Bab 136. Berkunjung ke Kantor.
137 Bab 137. Kelicikan Sherly.
138 Bab 138. Pengalihan Hak Milik.
139 Bab 139. Tidak Mungkin.
140 Bab 140. Mencari Keberadaan Ayun.
141 Bab 141. Akhirnya Membuka Mata.
142 Bab 142. Pengakuan.
143 Bab 143. Bisakah Hubungan Kita Berlanjut?
144 Bab 144. Rumah Baru.
145 Bab 145. Untuk yang Kesekian Kalinya.
146 Bab 146. Permintaan Maaf.
147 Bab 147. Semua Sudah Terlambat.
148 Bab 148. Seseorang yang Bisa dipercaya.
149 Bab 149. Semua Anak Itu Sama.
150 Bab 150. Sangat Terguncang.
151 Bab 151. Serangan Jantung.
152 Bab 152. Menemui Para Karyawan.
153 Bab 153. Harus Memilih.
154 Bab 154. Ternyata Seperti Ini.
155 Bab 155. Hakikat Seorang Ibu.
156 Bab 156. Baku Hantam.
157 Bab 157. Keluar Dari Rumah Sakit.
158 Bab 158. Ucapan Terima Kasih.
159 Bab 159. Ayo, kita bahagia!
160 Bab 160. Sebuah Tawaran.
161 Bab 161. Pertunjukan Keluarga Harmonis.
162 Bab 162. Barter.
163 Bab 163. Pengusiran Paksa.
164 Bab 164. Kedatangan Tamu.
165 Bab 165. Ancaman dan Ketegasan.
166 Bab 166. Aku Melakukan Hal yang Benar.
167 Bab 167. Waktu Tidak Bisa Diputar Kembali.
168 Bab 168. Dijemput Secara Paksa.
169 Bab 169. Perasaan Cemas dan Khawatir.
170 Bab 170. Keadaan di Penjara.
171 Bab 171. Tukar Tambah.
172 Bab 172. Tingkah Remaja.
173 Bab 173. Setelah Sekian Lama.
174 Bab 174. Sebuah Harapan.
175 Bab 175. Kesempatan Kedua.
176 Bab 176. Makan Siang Bersama.
177 Bab 177. Belajarlah Dari Masa Lalu.
178 Bab 178. Membeli Hadiah.
179 Bab 179. Anak yang Tidak Sopan.
180 Bab 180. Perayaan Ulang Tahun.
181 Bab 181. Kelakuan Para Orang Tua.
182 Bab 182. Waktu Itu.
183 Bab 183. Kurangnya Komunikasi.
184 Bab 184. Cari Cuan Lagi.
185 Bab 185. Tabiat Buruk Manusia.
186 Bab 186. Kepanikan.
187 Bab 187. Perjalanan ke Puncak.
188 Bab 188. Perlombaan Dalam Tim.
189 Bab 189. Membuka Hati.
190 Bab 190. Kemalangan.
191 Bab 191. Debaran yang Sama.
192 Bab 192. Dia Ibuku!
193 Bab 193. Sebuah Retakan.
194 Bab 194. Suatu Bantahan.
195 Bab 195. Kembali Pulang.
196 Bab 196. Sikapnya Menghangatkan.
197 Bab 197. Perasaan yang Semakin Menguat.
198 Bab 198. Putriku!
199 Bab 199. Aku Akan Membawanya.
200 Bab 200. Kecurigaan Ezra.
201 Bab 201. Rencana Pendekatan.
202 Bab 202. Drama Kembali.
203 Bab 203. Mengalami Kejang.
204 Bab 204. Aku Lupa, Tante!
205 Bab 205. Anak yang Terabaikan.
206 Bab 206. Kenapa Baru Sekarang?
207 Bab 207. Keadaannya sudah membaik.
208 Bab 208. Sedikit Perhatian.
209 Bab 209. Seseorang yang Berperan Penting
210 Bab 210. Lingkungan yang Baik.
211 Bab 211. Hasil yang dipetik.
212 Bab 212. Terbukanya Pintu Hati.
213 Bab 213. Undangan Makan Malam.
214 Bab 214. Tamu Untuk Ibu.
215 Bab 215. Bertanggung Jawablah.
216 Bab 216. Kesetiaan Cinta.
217 Bab 217. Jangan Berhenti Sampai di sini.
218 Bab 218. Semua Keputusan Ada ditanganmu.
219 Bab 219. Tinjauan Lapangan.
220 Bab 220. Restu Semua Orang.
221 Bab 221. Dunia Ezra.
222 Bab 222. Merasa Sakit.
223 Bab 223. Rencana Pernikahan.
224 Bab 224. Menuju Halal.
225 Bab 225. Waktu Berdua.
226 Bab 226. Sembuhkan Lukamu.
227 Bab 227. Kita Akan Berjalan Bersama.
228 Bab 228. Kembali Bertemu.
229 Bab 229. Satu-satunya Tempat Tujuan.
230 Bab 230. Dipendam Sendiri.
231 Bab 231. Seperti Tinggal Serumah.
232 Bab 232. Papaku Sedang Sakit.
233 Bab 233. Sejak Dulu Dia Tidak Berubah.
234 Bab 234. Tidak Disengaja.
235 Bab 235. Jika Awalnya Sudah Rusak, Maka Akan Tetap dipandang Rusak.
236 Bab 236. Sesi Pertama.
237 Bab 237. Keputusan Sulit.
238 Bab 238. Setelah Perjuangan Panjang.
239 Bab 239. Hari Bahagia.
240 Bab 240. Tidak Seperti Biasanya.
241 Bab 241. Kabar yang Mengejutkan.
242 Bab 242. Serangan Bertubi-tubi.
243 Bab 243. Aku Akan Menikah.
244 Bab 244. Pesan Aneh Abbas.
245 Bab 245. Ungkapan Hati Seorang Ayah.
246 Bab 246. Malam Berkumpul.
247 Bab 247. Alhamdulillah Diterima.
248 Bab 248. Rencana Ayun.
249 Bab 249. Tahap Lanjutan.
250 Bab 250. Penyesalan Terdalam.
251 Bab 251. Biar Tangan Tuhan yang Bekerja.
252 Bab 252. Bertemu Calon Kakak Ipar.
253 Bab 253. Kekuatan Doa dan Maaf.
254 Bab 254. Kuasa Tuhan.
255 Bab 255. Teman Baru.
256 Bab 256. Saling Menghapus Luka.
257 Bab 257. Sangat Mencurigakan.
258 Bab 258. Pengakuan Tak Terduga.
259 Bab 259. Kita Harus Tahu Kebenarannya.
260 Bab 260. Kejadian Di Malam Itu.
261 Bab 261. Dimanfaatkan Dengan Buruk.
262 Bab 262. Kerja Sama.
263 Bab 263. Kenapa Dia Diam?
264 Bab 264. Hari Kelulusan.
265 Bab 265. Lebih Baik Dibenci, Dari Pada Menghindar.
266 Bab 266. Kekejaman Rian.
267 Bab 267. Bersenang-senang.
268 Bab 268. Keseruan Hari Ini.
269 Bab 269. Akhirnya Pecah Juga.
270 Bab 270. Takdir Kita Memang Kejam.
271 Bab 271. Semuanya Sudah Selesai.
272 Bab 272. Pertemuan Tak Terduga.
273 Bab 273. Tempat Terduga.
274 Bab 274. Penyelidikan Langsung.
275 Bab 275. Pemandangan Menyakitkan.
276 Bab 276. Satu Pukulan.
277 Bab 277. Pertentangan Para Pemimpin.
278 Bab 278. Jadi, Sebenarnya Siapa yang Jahat?
279 Bab 279. Kembalinya Sang Pewaris.
280 Bab 280. Sifat yang Sesungguhnya.
281 Bab 281. Sudah Melakukan yang Terbaik.
282 Bab 282. Versi Fathir.
283 Bab 283. Rencana Pembongkaran.
284 Bab 284. Saatnya Beraksi.
285 Bab 285. Akhirnya Tertangkap Juga.
286 Bab 286. Fathir dan Keanu.
287 Bab 287. Penyelidikan Ulang.
288 Bab 288. Ternyata Belum Selesai.
289 Bab 289. Ruang Interogasi.
290 Bab 290. Maha Karya Fathir.
291 Bab 291. Sebelum Pernikahan.
292 Bab 292. Finally Got Married!
293 Bab 293. After Sah.
294 Bab 294. Tamu Undangan.
295 Bab 295. Pengantin Baru.
296 Bab 296. Takhta Tertinggi Adalah Keikhlasan.
297 Bab 297. Berakhirnya Pesta.
298 Bab 298. Penghalang Unboxing.
299 Bab 299. Api Asmara yang Membara.
300 Bab 300. Bakat Terpendam Fathir.
301 Bab 301. Jalannya Penyelidikan.
302 Bab 302. Hukum Tetap Berjalan.
303 Bab 303. Berlapang Dada.
304 Bab 304. Membersihkan Nama Baik.
305 Bab 305. Keputusan Majelis Hakim.
306 Bab 306. Jiwa yang Rapuh.
307 Bab 307. Jawaban Atas Do'a-do'a.
308 Bab 308. Tubuh yang Aneh.
309 Bab 309. Calon Anggota Keluarga Baru.
310 Bab 310. Setiap Orang Bisa Berubah.
311 Bab 311. Pengajuan Kebebasan.
312 Bab 312. Akhirnya Bisa Kembali Berkumpul Bersama.
313 Bab 313. Acara Syukuran.
314 Bab 314. Dua Orang Pewaris.
315 Bab 315. Selamat Lahir.
316 Bab 316. Janji Allah Itu Nyata.
317 Bab spesial. Permata Hati.
318 Ucapan Terima Kasih dan Promosi Karya Baru (Adel)
Episodes

Updated 318 Episodes

1
Bab 1. Medan Perang di Pagi Hari.
2
Bab 2. Kecelakaan Membawa Kebenaran.
3
Bab 3. Bantahan Sang Suami.
4
Bab 4. Tubuh Pun Merasa Iri.
5
Bab 5. Tertangkap Basah.
6
Bab 6. Hancurnya Hati Seorang Istri.
7
Bab 7. Kebenaran yang Sangat Menyakitkan.
8
Bab 8. Kekecawaan yang Mendalam.
9
Bab 9. Kedua Sisi yang Berbeda.
10
Bab 10. Perubahan Suasana.
11
Bab 11. Tidak Bisa Untuk disandingkan.
12
Bab 12. Tidak Memiliki Arti Sama Sekali.
13
Bab 13. Orang Asing yang Baik Hati.
14
Bab 14. Tubuhku Bukan Miliknya Lagi.
15
Bab 15. Obat Untuk Luka Hati.
16
Bab 16. Menemui Wanita Milik Ayah.
17
Bab 17. Kebetulan yang Tidak disangka-sangka.
18
Bab 18. Bahan perbandingan.
19
Bab 19. Salah Tetaplah Salah.
20
Bab 20. Jangan Bicara Perjuangan Denganku.
21
Bab 21. Perbedaan yang Sangat Kontras.
22
Bab 22. Kebohongan Pasti Akan Terkuak Dengan Sendirinya.
23
Bab 23. Hati Seorang Ayah yang Terluka.
24
Bab 24. Tidak Ada Lagi Kata Maaf.
25
Bab 25. Pergi, dan Jangan Kembali Lagi.
26
Bab 26. Bukan Sekedar Anak Tiri.
27
Bab 27. Dukungan dan Pengorbanan.
28
Bab 28. Gejala Demam Berdarah.
29
Bab 29. Menggantikan Peran Ayah.
30
Bab 30. Tuduhan yang Tidak Berdasar.
31
Bab 31. Mencoba Untuk Memberi Pemahaman.
32
Bab 32. Ibu Akan Berjuang Untuk Kalian.
33
Bab 33. Orang yang Buruk, Maka Pikirannya Juga Buruk.
34
Bab 34. Kedatangan Nindi dan Keluarga.
35
Bab 35. Cacian Untuk Mereka.
36
Bab 36. Saling Melempar Kemarahan.
37
Bab 37. Tidak Sadar Diri, Malah Menyalahkan Orang Lain.
38
Bab 38. Permintaan Tolong.
39
Bab 39. Dua Mata Pisau.
40
Bab 40. Gara-gara Ponsel.
41
Bab 41. Merasa Ada Perubahan Dalam Diri.
42
Bab 42. Akhirnya Nekat Juga.
43
Bab 43. Aku Tidak Mau Lagi.
44
Bab 44. Selama 20 Tahun Ini.
45
Bab 45. Aku Akan Menunjukkannya.
46
Bab 46. Urus Diri Masing-masing.
47
Bab 47. Langkah Awal Membuka Lembaran Baru.
48
Bab 48. Tidak Bisa dimengerti.
49
Bab 49. Memainkan Peran Dengan Baik.
50
Bab 50. Pembantu Jauh Lebih Baik.
51
Bab 51. Rencana Jahat.
52
Bab 52. Playing Victim.
53
Bab 53. Menghabiskan Uang Ayah.
54
Bab 54. Mungkin Inilah Saatnya.
55
Bab 55. Terpaksa Merepotkan Orang Lain.
56
Bab 56. Gugup dan Tidak Percaya Diri.
57
Bab 57. Memaafkan Bukan Berarti Melupakan.
58
Bab 58. Merasa Paling Benar.
59
Bab 59. Kesabaranku Sudah Habis.
60
Bab 60. Masih Terlalu Panas.
61
Bab 61. Mencari Rumah Baru.
62
Bab 62. Kabar Buruk.
63
Bab 63. Pulang Kampung.
64
Bab 64. Keadaan yang Memburuk.
65
Bab 65. Bertemu di Pengadilan.
66
Bab 66. Pikiran yang Bercabang-cabang.
67
Bab 67. Lelaki Kurang Bela*ian.
68
Bab 68. Kenapa Mereka Ada di Sini?
69
Bab 69. Firasat Seorang Ibu.
70
Bab 70. Sidang Perdana (Penolakan).
71
Bab 71. Hasil yang Memuaskan.
72
Bab 72. Seseorang Di Masa Lalu.
73
Bab 73. Kekesalan yang Tidak Tertahan.
74
Bab 74. Sesuatu yang Hilang.
75
Bab 75. Tuduhan Tidak Berdasar.
76
Bab 76. Kesalahanmu Sendiri.
77
Bab 77. Gelisah dan Cemas.
78
Bab 78. Tersangka Bisa Siapa Saja.
79
Bab 79. Kabar Dari Pengacara.
80
Bab 80. Panggilan Pengadilan.
81
Bab 81. Seharga Satu Milyar.
82
Bab 82. Proses Penyelidikan.
83
Bab 83. Bukti Kuat Menuju Tersangka.
84
Bab 84. Menyusun Strategi.
85
Bab 85. Menolak Kebenaran.
86
Bab 86. Penangkapan Tersangka.
87
Bab 87. Apa Alasannya?
88
Bab 88. Sesuatu yang Tidak Terduga.
89
Bab 89. Sel Tahanan.
90
Bab 90. Gosipan Para Tetangga.
91
Bab 91. Rasa Sakit yang Tidak Terbilang.
92
Bab 92. Tidak Terima.
93
Bab 93. Sadar Diri Masing-masing.
94
Bab 94. Terimalah, Ibu.
95
Bab 95. Kenyataan yang Membingungkan.
96
Bab 96. Hanya Ingin Ketenangan.
97
Bab 97. Masa Lalu.
98
Bab 98. Banyak Hati yang Terluka.
99
Bab 99. Dua orang yang Sedang Menguping.
100
Bab 100. Keterkejutan Ayun.
101
Bab 101. Berkumpul di Kantor Polisi.
102
Bab 102. Di Antara Dua Pilihan.
103
Bab 103. Keadaan yang Tidak Menentu.
104
Bab 104. Dia Putri Kandungku.
105
Bab 105. Penolakan dan Kemarahan.
106
Bab 106. Menjelang Perceraian.
107
Bab 107. Hari yang Sudah ditunggu-tunggu.
108
Bab 108. Hasil Persidangan.
109
Bab 109. Hadiah Ulang Tahun.
110
Bab 110. Sama-sama Terluka.
111
Bab 111. Sebuah Rencana.
112
Bab 112. Persiapan Tranplantasi.
113
Bab 113. Sebelum Terlambat.
114
Bab 114. Keadaan yang Membingungkan
115
Bab 115. Kebenaran yang Mengguncang Jiwa.
116
Bab 116. Lelaki Penambah Kesal.
117
Bab 117. Tagihan Utang.
118
Bab 118. Penolakan Robin.
119
Bab 119. Hasil Akhir.
120
Bab 120. Kedewasaan Ezra.
121
Bab 121. Saudara Kandung.
122
Bab 122. Teringat Masa Lalu.
123
Bab 123. Keputusan Keanu.
124
Bab 124. Aku Bersedia.
125
Bab 125. Pemeriksaan Kecocokan.
126
Bab 126. Harus Ganti Rugi.
127
Bab 127. Pengambilan Kembali.
128
Bab 128. Limpahan Kabar Baik.
129
Bab 129. Hari Kebebasan.
130
Bab 130. Operasi Terakhir.
131
Bab 131. Setelah Operasi.
132
Bab 132. Perseteruan Mertua VS Menantu.
133
Bab 133. Kembali Sadar.
134
Bab 134. Semoga Cepat Membaik.
135
Bab 135. Kebahagiaan Semua Orang.
136
Bab 136. Berkunjung ke Kantor.
137
Bab 137. Kelicikan Sherly.
138
Bab 138. Pengalihan Hak Milik.
139
Bab 139. Tidak Mungkin.
140
Bab 140. Mencari Keberadaan Ayun.
141
Bab 141. Akhirnya Membuka Mata.
142
Bab 142. Pengakuan.
143
Bab 143. Bisakah Hubungan Kita Berlanjut?
144
Bab 144. Rumah Baru.
145
Bab 145. Untuk yang Kesekian Kalinya.
146
Bab 146. Permintaan Maaf.
147
Bab 147. Semua Sudah Terlambat.
148
Bab 148. Seseorang yang Bisa dipercaya.
149
Bab 149. Semua Anak Itu Sama.
150
Bab 150. Sangat Terguncang.
151
Bab 151. Serangan Jantung.
152
Bab 152. Menemui Para Karyawan.
153
Bab 153. Harus Memilih.
154
Bab 154. Ternyata Seperti Ini.
155
Bab 155. Hakikat Seorang Ibu.
156
Bab 156. Baku Hantam.
157
Bab 157. Keluar Dari Rumah Sakit.
158
Bab 158. Ucapan Terima Kasih.
159
Bab 159. Ayo, kita bahagia!
160
Bab 160. Sebuah Tawaran.
161
Bab 161. Pertunjukan Keluarga Harmonis.
162
Bab 162. Barter.
163
Bab 163. Pengusiran Paksa.
164
Bab 164. Kedatangan Tamu.
165
Bab 165. Ancaman dan Ketegasan.
166
Bab 166. Aku Melakukan Hal yang Benar.
167
Bab 167. Waktu Tidak Bisa Diputar Kembali.
168
Bab 168. Dijemput Secara Paksa.
169
Bab 169. Perasaan Cemas dan Khawatir.
170
Bab 170. Keadaan di Penjara.
171
Bab 171. Tukar Tambah.
172
Bab 172. Tingkah Remaja.
173
Bab 173. Setelah Sekian Lama.
174
Bab 174. Sebuah Harapan.
175
Bab 175. Kesempatan Kedua.
176
Bab 176. Makan Siang Bersama.
177
Bab 177. Belajarlah Dari Masa Lalu.
178
Bab 178. Membeli Hadiah.
179
Bab 179. Anak yang Tidak Sopan.
180
Bab 180. Perayaan Ulang Tahun.
181
Bab 181. Kelakuan Para Orang Tua.
182
Bab 182. Waktu Itu.
183
Bab 183. Kurangnya Komunikasi.
184
Bab 184. Cari Cuan Lagi.
185
Bab 185. Tabiat Buruk Manusia.
186
Bab 186. Kepanikan.
187
Bab 187. Perjalanan ke Puncak.
188
Bab 188. Perlombaan Dalam Tim.
189
Bab 189. Membuka Hati.
190
Bab 190. Kemalangan.
191
Bab 191. Debaran yang Sama.
192
Bab 192. Dia Ibuku!
193
Bab 193. Sebuah Retakan.
194
Bab 194. Suatu Bantahan.
195
Bab 195. Kembali Pulang.
196
Bab 196. Sikapnya Menghangatkan.
197
Bab 197. Perasaan yang Semakin Menguat.
198
Bab 198. Putriku!
199
Bab 199. Aku Akan Membawanya.
200
Bab 200. Kecurigaan Ezra.
201
Bab 201. Rencana Pendekatan.
202
Bab 202. Drama Kembali.
203
Bab 203. Mengalami Kejang.
204
Bab 204. Aku Lupa, Tante!
205
Bab 205. Anak yang Terabaikan.
206
Bab 206. Kenapa Baru Sekarang?
207
Bab 207. Keadaannya sudah membaik.
208
Bab 208. Sedikit Perhatian.
209
Bab 209. Seseorang yang Berperan Penting
210
Bab 210. Lingkungan yang Baik.
211
Bab 211. Hasil yang dipetik.
212
Bab 212. Terbukanya Pintu Hati.
213
Bab 213. Undangan Makan Malam.
214
Bab 214. Tamu Untuk Ibu.
215
Bab 215. Bertanggung Jawablah.
216
Bab 216. Kesetiaan Cinta.
217
Bab 217. Jangan Berhenti Sampai di sini.
218
Bab 218. Semua Keputusan Ada ditanganmu.
219
Bab 219. Tinjauan Lapangan.
220
Bab 220. Restu Semua Orang.
221
Bab 221. Dunia Ezra.
222
Bab 222. Merasa Sakit.
223
Bab 223. Rencana Pernikahan.
224
Bab 224. Menuju Halal.
225
Bab 225. Waktu Berdua.
226
Bab 226. Sembuhkan Lukamu.
227
Bab 227. Kita Akan Berjalan Bersama.
228
Bab 228. Kembali Bertemu.
229
Bab 229. Satu-satunya Tempat Tujuan.
230
Bab 230. Dipendam Sendiri.
231
Bab 231. Seperti Tinggal Serumah.
232
Bab 232. Papaku Sedang Sakit.
233
Bab 233. Sejak Dulu Dia Tidak Berubah.
234
Bab 234. Tidak Disengaja.
235
Bab 235. Jika Awalnya Sudah Rusak, Maka Akan Tetap dipandang Rusak.
236
Bab 236. Sesi Pertama.
237
Bab 237. Keputusan Sulit.
238
Bab 238. Setelah Perjuangan Panjang.
239
Bab 239. Hari Bahagia.
240
Bab 240. Tidak Seperti Biasanya.
241
Bab 241. Kabar yang Mengejutkan.
242
Bab 242. Serangan Bertubi-tubi.
243
Bab 243. Aku Akan Menikah.
244
Bab 244. Pesan Aneh Abbas.
245
Bab 245. Ungkapan Hati Seorang Ayah.
246
Bab 246. Malam Berkumpul.
247
Bab 247. Alhamdulillah Diterima.
248
Bab 248. Rencana Ayun.
249
Bab 249. Tahap Lanjutan.
250
Bab 250. Penyesalan Terdalam.
251
Bab 251. Biar Tangan Tuhan yang Bekerja.
252
Bab 252. Bertemu Calon Kakak Ipar.
253
Bab 253. Kekuatan Doa dan Maaf.
254
Bab 254. Kuasa Tuhan.
255
Bab 255. Teman Baru.
256
Bab 256. Saling Menghapus Luka.
257
Bab 257. Sangat Mencurigakan.
258
Bab 258. Pengakuan Tak Terduga.
259
Bab 259. Kita Harus Tahu Kebenarannya.
260
Bab 260. Kejadian Di Malam Itu.
261
Bab 261. Dimanfaatkan Dengan Buruk.
262
Bab 262. Kerja Sama.
263
Bab 263. Kenapa Dia Diam?
264
Bab 264. Hari Kelulusan.
265
Bab 265. Lebih Baik Dibenci, Dari Pada Menghindar.
266
Bab 266. Kekejaman Rian.
267
Bab 267. Bersenang-senang.
268
Bab 268. Keseruan Hari Ini.
269
Bab 269. Akhirnya Pecah Juga.
270
Bab 270. Takdir Kita Memang Kejam.
271
Bab 271. Semuanya Sudah Selesai.
272
Bab 272. Pertemuan Tak Terduga.
273
Bab 273. Tempat Terduga.
274
Bab 274. Penyelidikan Langsung.
275
Bab 275. Pemandangan Menyakitkan.
276
Bab 276. Satu Pukulan.
277
Bab 277. Pertentangan Para Pemimpin.
278
Bab 278. Jadi, Sebenarnya Siapa yang Jahat?
279
Bab 279. Kembalinya Sang Pewaris.
280
Bab 280. Sifat yang Sesungguhnya.
281
Bab 281. Sudah Melakukan yang Terbaik.
282
Bab 282. Versi Fathir.
283
Bab 283. Rencana Pembongkaran.
284
Bab 284. Saatnya Beraksi.
285
Bab 285. Akhirnya Tertangkap Juga.
286
Bab 286. Fathir dan Keanu.
287
Bab 287. Penyelidikan Ulang.
288
Bab 288. Ternyata Belum Selesai.
289
Bab 289. Ruang Interogasi.
290
Bab 290. Maha Karya Fathir.
291
Bab 291. Sebelum Pernikahan.
292
Bab 292. Finally Got Married!
293
Bab 293. After Sah.
294
Bab 294. Tamu Undangan.
295
Bab 295. Pengantin Baru.
296
Bab 296. Takhta Tertinggi Adalah Keikhlasan.
297
Bab 297. Berakhirnya Pesta.
298
Bab 298. Penghalang Unboxing.
299
Bab 299. Api Asmara yang Membara.
300
Bab 300. Bakat Terpendam Fathir.
301
Bab 301. Jalannya Penyelidikan.
302
Bab 302. Hukum Tetap Berjalan.
303
Bab 303. Berlapang Dada.
304
Bab 304. Membersihkan Nama Baik.
305
Bab 305. Keputusan Majelis Hakim.
306
Bab 306. Jiwa yang Rapuh.
307
Bab 307. Jawaban Atas Do'a-do'a.
308
Bab 308. Tubuh yang Aneh.
309
Bab 309. Calon Anggota Keluarga Baru.
310
Bab 310. Setiap Orang Bisa Berubah.
311
Bab 311. Pengajuan Kebebasan.
312
Bab 312. Akhirnya Bisa Kembali Berkumpul Bersama.
313
Bab 313. Acara Syukuran.
314
Bab 314. Dua Orang Pewaris.
315
Bab 315. Selamat Lahir.
316
Bab 316. Janji Allah Itu Nyata.
317
Bab spesial. Permata Hati.
318
Ucapan Terima Kasih dan Promosi Karya Baru (Adel)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!