NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Penguntit Cantik

Terjerat Cinta Penguntit Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:84.5k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Mia Novita

"Hei anak kecil, Saya mau kamu menjadi penguntit untuk mencari tau apa yang di lakukan oleh tunangan saya di luar sana" ucap Seorang pria tampan yang tak lain adalah presedir di perusahaan itu.

"Saya mau. Asal bapak mau membayar saya 2x lipat"

"Deal"

Berawal dari kerja sama yang saling menguntungkan membuat seorang Devano jatuh hati pada gadis yang biasa dia panggil dengan sebutan anak kecil.

Nadira puspita, Seorang karyawan magang di perusahaan milik keluarga besar Devano. Ikuti kisahnya, Ya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bulan madu

"Jangan lari, kamu anak kecil. Berani-beraninya ngerjain saya!" ucapku sambil terus mengejar Nadira yang sudah semakin menjauh.

Wanita itu menoleh ke arahku sambil terus terkekeh dan membuatku semakin merasa kesal. Ah, dasar asisten yang menyebalkan! Bagaimana bisa aku memiliki asisten yang begitu menyebalkan sepertinya. Ya ampun, kenapa aku baru sadar jika Nadira adalah salah satu wanita yang cukup berbeda. Aku menemukan satu hal yang tak pernah aku temui pada wanita lain. Dia tergolong wanita yang unik.

"Nadira, berhenti kamu!" ucapku sambil terus mengejar Nadira yang terus berlari. Wanita itu menoleh ke arahku, "Gak mauuu, nanti kalau saya berhenti bapak pasti mengacak rambut saya seperti biasa kan? Yang ada nanti cantik saya hilang lagi," balasnya sambil terus berlari.

Namun cara berlari Nadira hanya seperti saya saat sedang berjalan. Mau lari secepat apapun dia, tetap saja lambat kayak siput.

Tepat saat aku sudah berhasil ada di belakang tubuhnya, Nadira hampir saja terjatuh dan membuatku menarik tangannya. Hingga hal yang tak pernah kuduga terjadi.

Bugghh

Kami berdua terjatuh dengan posisi Nadira ada di atas tubuhku. Kedua matanya membulat sempurna, begitu juga dengan kedua mataku yang langsung terbuka lebar. Pasalnya, ini adalah pertama kalinya ada sosok wanita di atas tubuhku.

Cukup lama kami berada di posisi itu, hingga kami tersadar saat ada suara orang-orang di sekitar kami sedang bersorak riang.

"Cieee, sweet banget ya. Kayak adegan dalam drama romantis," ucap salah satu dari mereka.

Mendengar suara itu membuatku reflek ingin mendorong tubuh Nadira, malah terjadi hal yang tidak pernah kuduga. Rambut Nadira nyangkut di salah satu kancing bajuku dan membuat posisi kami semakin dekat. Bahkan tanpa sengaja bibirku menempel pada bibir Nadira.

Hal itu membuat kami semakin membelalak. Astaga, kenapa malah bisa seperti ini? ucapku sambil terus menatap kedua bola mata coklat Nadira.

"Ih, Bapak kenapa malah mencium saya? Bibir saya jadi ternoda karena ulah Bapak!" ucapnya sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Maaf, saya tidak sengaja. Selain itu, ini juga karena rambutmu yang terjebak di kancing baju saya," balasku sambil berusaha merapikan rambut Nadira.

"Auw, sakit Pak! Pelan-pelan kenapa," rintihnya sambil mengusap kepalanya.

"Iya, maaf. Tapi sebaiknya kamu mengikat rambutmu. Apalagi jika panas, pasti gerah kan?" jawabku.

"Ini rambutku, aku suka seperti ini," balasnya dengan nada yang sedikit mengganggu.

"Dasar wanita menyebalkan," ungkapku sambil tetap berusaha menata rambut Nadira.

"Bodo amat," balasnya datar.

Setelah beberapa saat, akhirnya rambut Nadira terlepas dari kancing bajuku. "Eughh, nyaman banget rasanya di atas tubuhku," kataku sambil menatap Nadira.

Mendengar itu, Nadira menoleh ke arahku dan wajahnya menjadi merah. Segera dia bangkit dari tubuhku dan membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Dasar boss yang menyebalkan," ucapnya sambil memukul perutku dengan keras.

"Auww, Nadira. Kamu mau menyakiti saya?" balasku sambil berdiri dari posisi itu.

"Iya, sepertinya Bapak perlu dihukum," jawabnya dan segera berjalan ke arah pantai. Aku hanya menatapnya, tidak tahu apa yang akan dia lakukan.

Sambil melihat Nadira yang sedang asyik bermain air di depan, aku merasa ingin mengganggunya. Akhirnya aku menggendong tubuhnya dan membawanya ke tengah pantai.

"Ih Pak, kenapa menggendong dan membawa saya ke sini? Turunkan saya!" ucapnya dengan nada protes.

"Aku pikir kamu perlu mendapat pelajaran agar tidak selalu menyebalkan," kataku sambil terus berjalan ke tengah pantai.

"Pak, jangan seperti itu. Ini tidak lucu. Aku tidak bisa berenang," protes Nadira.

"Jangan bohong, kamu pasti bisa," balasanku sambil terus melangkah ke tengah pantai.

Aku menatap wajah Nadira yang terlihat panik, tangannya erat memegang tubuhku sehingga kami terlihat seperti sepasang kekasih yang romantis.

"Pak, balik gak! Atau aku marah nih," ucapnya sambil menatap tajam ke arahku.

Di tempat lain, Ratna dan Fahri masih berada di tempat sebelumnya. Setelah cukup lama di sana, mereka kembali melakukan pemotretan yang belum selesai.

"Sayang, setelah dari sini jangan lupa temui Devano. Jangan sampai dia curiga kamu hanya memanfaatkannya saja," ujar Fahri.

Ratna mengangkat kedua sudut bibirnya. "Tentu saja, sayang. Aku tidak akan membiarkan Devano tahu bahwa aku sebenarnya tidak mencintainya atau hanya memanfaatkannya saja," ucapnya sambil tertawa.

"Good idea, sayang. Karena itu kamu bisa naik daun," seru Fahri.

"Iya dong, Ratna."

Tidak terasa hari semakin sore. Devano dan Nadira harus menunda penerbangan mereka karena pilot yang mengantar mereka sakit dan harus opname di rumah sakit selama satu malam. Devano dan Nadira harus bermalam di kota itu.

"Nadira, ikut saya. Sore ini kita tidak kembali ke Jakarta karena Pak Ahmad baru saja mengabarkan bahwa dia sedang opname di rumah sakit sampai besok pagi," ucap Devano sambil menoleh pada Nadira yang masih sibuk makan.

Nadira menoleh cepat pada Devano dengan mulut yang masih penuh makanan. "What! Jadi maksud Bapak saya harus bermalam di kota ini bersama Bapak, begitu?" tanyanya pada Devano.

"Hmm, sepertinya begitu. Tapi bukan bulan madu, hanya mencari penginapan untuk beristirahat," balas Devano dengan sopan.

"Baiklah, Pak. Mau menggunakan kamar VVIP atau kamar biasa?" tanya resepsionis tersebut.

"Kamar biasa saja," jawab Devano sambil menatap Nadira yang mengangguk setuju.

"Baik, Pak. Silakan mengisi formulir pendaftaran dan membayar di muka," ujar resepsionis tersebut sambil menyodorkan formulir pendaftaran.

Mereka berdua langsung mengisi formulir dan membayar di muka. Setelah itu, Devano dan Nadira diantar oleh salah seorang staf ke kamar yang sudah disiapkan. Mereka merasa lega bahwa akhirnya mereka mendapatkan penginapan yang cocok untuk beristirahat.

1
⚔️⃠🍁Cliff❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
kurang gercep kmu lex
⚔️⃠🍁Cliff❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
makanya jangan sombong bu
⚔️⃠🍁Cliff❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
ayo mana suaranya tdi yg bgtu nyaring🤔🤔knp tiba2 tengelem
⚔️⃠🍁Cliff❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
kepoo deh🤣
ghofuree05/Bila
ganteeeng jugaa👍👍
ghofuree05/Bila
senang kalau semua pada terbuka dan mau mengungkapkan hati masing masing
ghofuree05/Bila
wah king oppa panggilan yang sangat bagus ini
ghofuree05/Bila
Aamiin semoga jadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah wabarakah
ghofuree05/Bila
Nathan benar benar kejam ini
ghofuree05/Bila
kalian benar benar serasi dalam apapun Devano dan Nadira
ghofuree05/Bila
drama terbaru akan di mulai
ghofuree05/Bila
kalian benar benar jodoh ini, nanti kalau pas nikahan kalian bakal di kasih ramuan lagi,
ghofuree05/Bila
sekarang aja bilang menyesal dulu aja seenaknya
ghofuree05/Bila
Nathan ini seperti nya
ghofuree05/Bila
sama sama terbongkar masa lalu mereka,
ghofuree05/Bila
sudah lah Nathan lebih baik kamu mundur cepat cepat saja🤭
❤️⃟Wᵃfghofuree04/Rahma
hahaha akhirnya kamu dapat kejutan juga kan, selamat ya karma memilihmu juga
❤️⃟Wᵃfghofuree04/Rahma
apa mungkin ya kalau Farah saudara Devano ini
❤️⃟Wᵃfghofuree04/Rahma
dasar Alex benar benar gila
❤️⃟Wᵃfghofuree04/Rahma
asyiiik merekaa seperti reonian saja ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!