Tania seorang gadis yatim piatu yang tinggal bersama paman dan bibinya yang kebetulan tidak memiliki keturunan. Di usianya yang ke 20 tahun ini Tania harus berjuang sendiri melanjutkan hidupnya karena paman dan bibinya pun sudah meninggal dunia.
Memiliki seorang sahabat yang baik, tentu merupakan anugerah bagi Tania. Shasa adalah sahabat yang selalu ada untuknya. Mereka bersahabat mulai dari SMA. Siapa yang menyangka persahabatan mereka akan berubah menjadi keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tugas Saif
Setelah pamit kepada Dini, Tania pun pulang. Dan Saif pun ikut pamit pulang. Sepeda motor untuk Tania sudah disiapkan di depan garasi sudah lengkap dengan helm nya. Sebelum naik ke sepeda motor, Tania mengucapkan Terima kasih kepada Saif karena sudah mengantarnya. Saif hanya menganggukkan kepala.
Kemudian Tania memakai helm dan memasukkan kunci.
"Bismillahirrahmanirrahim, selamat sampai rumah." Ucapnya.
Saif pun naik ke dalam mobil sambil memperhatikan Tania.
"Mari Pak." Ucap Tania sambil menundukkan kepala sat melintas di depan mobil Saif.
Dan Saif pun segera tancap gas.
Saif merasa punya tanggung jawab untuk menjaga Tania karena Shasa menitipkan Tania kepadanya. Apa lagi beberapa saat yang lalu bunda telpon dan berpesan agar Saif menjaga Tania. Dan kalau bisa mengikuti Tania hingga ia sampai di gang rumahnya. Jadi amanahnya double.
Tania mengendarai motor dengan kecepatan sedang. Sudah lama ia tidak bergelut dengan benda itu. Jadi ia harus berhati-hati. Tania bisa naik motor karena dulu sering naik motor milik Shasa saat mereka SMA.
Di pertengahan jalan, Tania baru sadar jika mobil Saif mengikutinya dari belakang.
"Itu kan mobil Pak Saif. Ngapain di ngikutin aku. Ini kan sudah melewati arah rumahnya. Apa dia masih ada keperluan lain?" Batinnya.
Jalanan sudah tidak macet lagi. Jadi tidak perlu waktu lama untuk sampai di gang rumahnya. Shasa pun masuk ke dalam gang dengan menuntun sepeda motornya. Peraturan di gang tersebut, tidak boleh mengendarai motor. Jadi harus turun dan dituntun.
Melihat Tania sudah sampai, Saif pun putar balik.Ia merasa sudah lega karena tugasnya sudah selesai.
Tania baru saja sampai di rumah. Ia agak sulit untuk memasukkan motor ke dalam rumahnya karena memang agak tinggi.
Sampai di rumah, Bunda sudah menunggu Saif di ruang tamu.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
"Bunda belum tidur?"
"Baru jam 9. Bunda nungguin abang. Abang sudah anteri Tania, kan?"
"Sudah, Tania sudah sampai di rumahnya."
"Alhamdulillah, terima kasih ya bang."
"Iya bunda. Ya sudah, bunda istirahat saja. Abang juga mau ke kamar."
"Iya."
Saif pun balik ke kamarnya. Ia membuka jam tangannya lalu membuka kemejanya. Dan mengganti celananya dengan sarung. Setelah itu, Saif masuk ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi.
Saat keluar dari kamar mandi, ia mendengar ada notif di handphone nya.
"Maya."
Ya, mantan istrinya mengirim chat kepadanya. Hatinya sedikit bergetar saat membaca chat dari Maya. Chat tersebut berisi bahwa Maya memohon maaf dan meminta izin kepada Saif karena ia dilamar seseorang. Saif tersenyum getir membacanya. Tanpa mengeluarkan waktu, Saif langsung membalasnya.
"Kamu sudah bukan tanggung jawabku lagi. Kita sudah hidup masing-masing. Jadi terserah kamu mau mengambil keputusan apa pun. Aku hanya bisa berdo'a untuk kebaikanmu. Semoga dia adalah pengganti yang terbaik.Dan aku minta tolong tidak usah menghubungiku lagi. Ini demi kebaikan kita."
Begitu kira-kira isi balasan Saif.
Setelah mengirim chat tersebut, Saif menghela nafas panjang dan bersandar di kepala ranjang. Lalu membuang nomer Maya dari kontaknya.
Di pertengahan malam, Saif terbangun. Ia pun beranjak pergi ke kamar mandi untuk berwudhu'. Ia bermunajat kepada Allah. Meminta agar diampuni segala dosanya dan dilapangkan hatinya. Ia juga meminta kesembuhan hati. Ia bukan tidak bisa melupakan mantan istrinya. Namun ia masih merasakan luka yang tidak dapat dijelaskan definisinya.
Setelah bermunajat, Saif tidak bisa tidur lagi. Ia pun membuka laptopnya. Mengotak atik file yang ada. Ia juga menghapus beberapa video kebersamaannya dengan Maya yang masih tersimpan di laptop. Sedangkan di handphone nya tidak ada satu pun foto yang tersisa bersama mantan istrinya itu. Semuanya sudah ia hapus sejak lima bulan yang lalu.
Beralih ke rumah Tania.
Tania terbangun karena merasa sakit perut. Ia lupa kalau ternyata ini tanggal bulanannya. Untungnya masih ada stok pembalut di lemarinya.
Saat ia akan tidur kembali, entah kenapa sangat sulit untuk terlelap. Akhirnya Tania memainkan handphone nya. Ia membuka galery di handphone nya, melihat foto-foto selfie bersama Shasa. Handphone nya memang masih android tipe standart. Tapi Tania bersyukur masih bisa memilikinya dengan hasil jerih payahnya sendiri.
"Shasa, entah kenapa kehadiranmu dalam hidupku sangat berarti. Kamu seakan membawa kebaikan yang bertubi-tubi. Aku yang sebatang kara ini sangat bersyukur memiliki sahabat sepertimu. Bahkan keluargamu juga sangat baik kepadaku. Abangmu.... ah kenapa aku jadi memikirkan Pak Saif. Tapi dia itu juga baik loh. Kok bisa ya bercerai. Apa karena tidak memiliki keturunan. Ah tida-tidak, mana mungkin begitu."
Tania berandai-andai sampai akhirnya ia terpejam.
Keesokan harinya.
Tania tidak perlu buru-buru untuk berangkat ke counter karena sekarang ia sudah memiliki kendaraan. Biasanya ia harus berangkat 10 menit lebih awal karena harus berjalan kaki.
Tania sudah siap untuk berangkat. Ia mengeluarkan motornya dari dalam rumah. Seorang ibu yang merupakan tetangga sebelahnya pun menyapanya.
"Motor baru, Tania?"
"Eh, ndak kok Bu Tri. Dipinjami teman."
"Enak sekarang ndak usah jalan kaki, kamu."
"Iya bu, alhamdulillah. Mari bu, saya berangkat kerja dulu."
"Iya hati-hati."
"Iya bu."
Akhirnya Tania sosial di luar gang. Ia langsung nakk ke motornya lalu tarik gas dan berangkat menuju counter. Hanya dengan waktu tiga menit, dia sudah sampai di counter. Seperti biasa, Tania mulai membersihkan dan merspikan counter. Setelah itu ia sarapan. Hari ini ia membawa bekal dari rumah. Sebelum berangkat ia sempat memasak nasi dan telur mata sapi. Untuk sambalnya ia menyetok sambal terasi kemasan sachet. Begitu simpel hidupnya.
Saif baru saja bangun. Ia baru bisa tidur lagi setelah shalat Shubuh. Keluarganya menunggunya untuk sarapan. Karena tak kunjung datang, bunda sendiri yang menghampirinya ke kamar.
Tok tok tok
"Bang... "
Tidak ada sahutan, karena Saif sedang berada di kamar mandi.
Tok tok tok
Saif baru keluar dari kamar mandi.
Tok tok tok
"Iya, tunggu sebentar. "
Saif membuka pintu kamarnya.
"Iya, bun."
"Kita sudah menunggumu dari tadi. Kamu baik-baik saja, kan?"
"Eh iya, maaf bun. Semalam abang tidak bisa tidur. Jadi tadi habis shalat Shubuh tidur lagi. "
"Oh ya sudah, ayo sarapan."
"Iya, Bun. Abang pakai kaos dulu."
Bunda pun meninggalkannya.
Abang segera memakai kaosnya. Setelah itu ia keluar kamar dan bergabung bersama yang lain. Mereka sarapan dengan menu sederhana. Setelah selesai sarapan, Saif kembali ke kamarnya. Pagi ini ia akan berangkat ke perusahaan untuk mewakili ayah memimpin rapat. Hari ini memang sedang tidak ada jadwal ke kampus.
Bersambung....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Biar lebih gampang merawat Tania dan full pahala
Aku yakin ayah ,bunda sama Sasha setuju
semoga cepat sembuh dan kabar bahagia untuk Tania soon y Thor 🤲🥰