NovelToon NovelToon
SANG PEBINOR

SANG PEBINOR

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:614.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: sendi andriyani

Tak semua perjodohan membawa kebahagiaan, hal ini terjadi pada Melisa Prameswari dan Dion Mahessa.


Keduanya menikah atas kesepakatan antara keluarga. Namun, setelah bertahun-tahun membina rumah tangga, tak ada kebahagiaan sama sekali.


Hingga satu hari, Dion dan Melisa pindah ke rumah baru dan saat itulah Melisa seolah menjadi sosok berbeda setelah bertemu dengan seorang pemuda bernama Arvino Sanjaya.


Puncaknya, saat Dion dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan perselingkuhan istri dan tetangga nya itu.


Bagaimanakah nasib pernikahan Dion dan Melisa? Apakah akan berakhir atau sebaliknya, ataukah Melisa malah memilih Arvin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 - SANG PEBINOR

Arvin termangu di teras rumah nya, sekelebat bayangan saat melihat Melisa menangis sesaat setelah dirinya di gagahii suaminya terus saja mengisi pikiran nya. Dia penasaran, apa yang membuat nya menangis? Tidak puas kah, atau sakit? Atau mungkin ada hal yang lain, misalnya di paksa.

Tapi tak mungkin jika di paksa, mereka kan suami istri. Pasti melakukan hal itu karena suka sama suka kan? Juga kewajiban dan kebutuhan. 

Tapi, ekspresi kedua nya setelah melakukan hal itu jauh berbeda, jika biasanya pasangan suami istri yang sudah melakukan ritual suami istri akan terlihat mesra, seperti mengecup kening sebagai tanda terimakasih, tapi itu tidak terlihat di lakukan oleh suami Melisa. Malahan sebaliknya, langsung pergi ke kamar mandi begitu saja.

"Permisi.." 

"Eehh, iya bang.." Jantung Arvin terasa berhenti berdetak saat melihat sosok yang tengah mengisi pemikiran nya itu ada di hadapan nya.

"Numpang ngopi." Ucap Dion sambil membawa dua bungkus kopi.

"Siap bang, bentar." Arvin pun mengambil kopi sachet itu dari tangan Dion dan membawa nya ke dalam rumah, menyeduh nya dengan air panas.

"Nama kamu siapa?" Tanya Dion pada Arvin, setelah pemuda itu keluar dari rumah dengan membawa dua cangkir kopi hitam.

"Arvin, bang. Abang sendiri?" Balik tanya Arvin.

"Panggil aja Dion."

"Gak sopan kayaknya, aku manggil Abang aja ya."

"Terserah kau saja, Vin. Berapa usia mu?" Tanya Dion lagi.

"Baru 28 bang."

"Udah beristri?" 

"Belum, bang. Masih bujang." Jawab Arvin sambil tersenyum kecil.

"Wahh, kenapa?"

"Belum ada jodohnya kali, Bang. Lagian mana ada cewek mau sama pengangguran." Ucap Arvin sambil terkekeh. 

"Iya lah, jadi laki harus punya penghasilan. Kayak aku dong, jadi guru. Ya meski masih honorer sih." Celetuk Dion, membanggakan pekerjaan nya. Membuat Arvin mencebik. 

'Baru jadi guru honorer aja sombong, gimana kalo udah jadi PNS? Pasti gak mau kenal sama orang.' Batin Arvin.

"Kenapa diam?" 

"Enggak, Bang." Jawab Arvin sambil menggelengkan kepala nya.

"Disini udara nya emang selalu dingin ya?" 

"Iya bang, maklum aja disini di apit dua gunung." Jawab Arvin sambil menunjuk gunung besar yang mengapit desa ini.

"Pantesan aja, enak nya pelukan sama istri. Iya gak sih?"

"Haha, iya lah. Kan Abang udah punya istri, lah saya? Berteman aja sama guling." Arvin tertawa hambar. 

Namun, tawa nya langsung hilang begitu melihat seseorang langsung masuk begitu dia melirik. Tapi, dia masih melihat mata nya mengintip dari celah jendela.

'Ada apa dengan Melisa? Kenapa dia terlihat seperti ketakutan ya?' 

"Heh, kenapa diam?" Tanya Dion, membuat Arvin tersenyum canggung sambil menggaruk tengkuknya.

"Enggak kok, bang. Nanti malem, ikutan ngeronda bang biar akrab sama tetangga lain."

"Boleh tuh, di pos ronda yang di ujung jalan itu ya?" Tanya Dion, tadi dia sempat berkeliling dengan motor nya sambil melihat-lihat pemandangan sekitar desa yang masih asri.

"Iya bang." 

"Kamu ikutan ngeronda juga?" Tanya Dion.

"Ngikutlah, di rumah juga ngapain. Gak ada yang nungguin." Jawab Arvin sambil tertawa.

"Hmm iya juga sih, jomblo sih." Ledek Dion. Pria itu memang egois, dia tak peduli dengan perasaan orang lain. Apakah mereka tersakiti dengan perkataan nya atau tidak, dia tidak peduli sama sekali.

"Iya bang. Abang sendiri gapapa gitu pulang malem? Kan ada istri." 

"Biarin aja, toh tinggal tidur gak usah nunggu. Kalo pun di rumah, aku muak melihat wajah nya." Jawab Dion tanpa ragu, membuat kening Arvin mengernyit.

'Wajah secantik Melisa memuakan? Seperti nya mata pria ini tak berfungsi dengan baik alias rabun.' 

"Memuakan gimana, Bang. Cantik gitu kok." Ucap Arvin sambil terkekeh.

"Cantik? Orang kucel begitu, mana kalo pulang selalu bau bawang putih." 

"Bau bawang putih?"

"Hmm iya, bau bawang putih, bau dapur juga." Jawab Dion seolah tanpa dosa apapun mengatakan hal itu pada Arvin. 

Pemuda itu mengepalkan tangan nya, akhirnya dia tahu kenapa Melisa menangis setelah Dion memakai tubuh nya. Pria di samping nya ini benar-benar tak tau caranya menghargai seorang wanita. 

"Tapi, bau dapur dan bawang putih kan berarti istri Abang pandai memasak dan memanjakan lidah suaminya." 

"Hmm, kenapa kau membela wanita itu, Arvin? Kau tidak tau apapun dengan wanita itu." 

"Iya sih, bang." Jawab Arvin lirih, memang benar dia tak mengetahui apapun tentang Melisa.

"Setiap laki-laki, pasti ingin saat pulang bekerja, di sambut dengan tubuh yang wangi, bukan bau bawang atau bau minyak angin." 

"Terserah Abang saja lah." 

"Kau terlihat tak senang, Ar? Kenapa?" Tanya Dion membuat Arvin gelagapan, apakah reaksi nya terlalu berlebihan sampai Dion menyadari nya?

"Aahh, tidak bang. Aku biasa saja." Jawab Arvin.

"Hmm, ya sudah aku pulang dulu. Mau mandi, sekalian makan malam terus berangkat ngeronda."

"Oke, bang." Jawab Arvin. Dion pun pergi dari teras rumah Arvin sambil bersiul, berjalan santai dengan kedua tangan di masukan ke dalam saku celana nya. 

Arvin menatap punggung pria itu, ingin sekali tadi dia menampol wajah nya itu. Sudah mah wajah pas-pasan, harusnya bersyukur punya bini secantik Melisa. Ehh malah di jelek-jelekin, bukan Melisa yang bermasalah tapi hati Dion yang selalu merasa tak puas akan apa yang dia miliki.

"Gue rebut bini Lo pasti nangis, apa bakal laku lagi Lo?" Gumam Arvin, lalu membawa cangkir bekas kopi ke dalam rumah.

Di rumah, Melisa sedang memasak untuk makan malam. Wanita itu memakai daster rumahan, karena dia sedang memasak jelas saja tubuh nya bau dapur.

"Mas, sudah pulang? Dari mana?" Tanya Melisa sambil tersenyum manis.

"Dari sebelah, habis ngobrol sekalian ngopi."

"Kan bisa ngopi di rumah, Mas." Ucap Melisa lirih.

"Apa salahnya mau mendekatkan diri sama tetangga sih? Lagian sama-sama laki-laki kok, jadi gak usah berpikiran aneh. Lagi pun, males ngopi di rumah." 

"Males kenapa, Mas?"

"Aku muak melihat wajah mu, apalagi penampilan mu." Cetus Dion, lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.

Melisa menatap punggung suami nya dengan nanar, sesakit inikah bertahan dengan pernikahan nya bersama pria itu. Kalau saja, dulu dia tidak menerima perjodohan orang tua nya, pasti dia takkan merasakan hal semenyakitkan ini. Di hina setiap hari, menit dan detik.

Dan apa dia bisa melawan? Tidak, karena jika dia melawan pasti pria itu akan semakin beringas. Pasti perkataaan nya akan semakin pedas juga perbuatan nya akan semakin membuat nya sakit.

Waktu makan malam pun tiba, Dion makan dengan lahap seperti biasa. Sedangkan Melisa harus menahan rasa lapar nya, karena tak ingin membuat nafssu makan suami nya hilang karena melihat wajah nya.

Tok.. tok.. tok..

Suara ketukan pintu yang terdengar lirih, membuat Melisa langsung berdiri dari duduknya. Dia bergegas membukakan pintu, ternyata Arvin yang datang.

"Ohh, Arvin. Ada apa?" Tanya Melisa, sedangkan Arvin melongo melihat penampilan Melisa yang sangat cantik menurutnya. 

"Maaf mbak, ganggu malem-malem. Mau minta garem, di rumah habis lupa beli." Ucap Arvin sambil menggaruk kepala belakang nya.

"Ohh, ya sudah. Ayo masuk dulu." Ajak Melisa, Arvin pun mengangguk dan mengikuti langkah wanita itu dari belakang. Mata Arvin jelalatan melihat dua bongkahan sintal yang ada di bagian belakang tubuh Melisa. Beberapa kali, dia meneguk saliva nya dengan kepayahan, apalagi setelah melihat bentuk tubuh nyaris sempurna wanita itu tadi siang saat dia mengintip dari jendela.

"Eehh, bang.." sapa Arvin sambil cengengesan.

"Ada apa, Vin?"

"Minta garem, Bang. Di rumah habis, lupa beli."

"Emang mau masak apa?"

"Sup aja sih." Jawab pemuda itu lirih. 

"Makan aja disini sekalian, besok baru masak."

"Gak usah bang, nanti ngerepotin." Jawab Arvin, jujur saja dia merasa tak enak hati jika harus numpang makan.

"Makan disini aja, Vin." Ajak Melisa, sambil membawa garam di dalam mangkuk yang tadi di bawa oleh Arvin.

"Beneran nih gapapa?"

"Enggak kok, makan aja." Jawab Melisa ramah, sedangkan Dion hanya mengangguk mengiyakan. 

Akhirnya, dengan perasaan tak karuan Arvin pun makan dengan suapan pelan. Sesekali dia melihat interaksi suami istri itu, tapi kedua nya terlihat sangat canggung. Apalagi Melisa, dia sama sekali tak berani menatap suami nya, bahkan terkesan takut. 

.....

🌻🌻🌻🌻🌻

1
Nur Aidi Athi
Kecewa
Nur Aidi Athi
Buruk
Norleha Arsad
malas baca perempuan curang sama lelaki lain
Nining Chili
👍👍
Rini Haryati
bagus
Aya'Na Soraya
Jeleeeeek
siapa aku: Waduuh... org baru mampir 😅
total 1 replies
Umiati Ati
rebut aja Vin....,buat Melisa bahagia
Umiati Ati
hahaha muka pas-pasan senjata mungil ,suka kdrt lagi .... hadeeh
Nimas Kartika Sari
Luar biasa
Crystal
Bisa2nya celana dalam ketinggalan. Berarti Dion pulang ga pake CD dong😂
Crystal
Ga ngaruh kali Thor, lubang pipis beda sm lubang yg dimasukkin Arvin
Crystal
Lahhh Melisa juga bekas orang loh, Vin. Ya meskipun bekas suaminya sendiri.
Crystal
Astaga mungil, biasanya kan keras besar panjang. Ngakak, Thor😂😂
Fhebrie
di tunggu season duanya
Istrinya Jungkook🌻: season keduanya sudah launching ya dengan judul Ayunda, Istri Rahasia Presdir☺️
total 1 replies
Fhebrie
nangis terharu aku Thor seneng lihat arvin baik sama papahnya
Fhebrie
akhirnya tak kirain papa daren cm pura pura baik ga taunya tulus juga
Fhebrie
iy Thor bener karna sebelumnya masih menunjukan seorang Muslim tp di pernikahan kayak non muslim
Fhebrie
dulu istrinya daren kan juga orang biasa
Fhebrie
makin kesini alurnya dr cara nikahnya ini aturan non islam ya Thor... dr bab sebelumnya kan pernah menyebutkan KUA juga klo ga salah
Fhebrie
nah gitu dong pak daren... anak cm satu otomatis mentingin kebahagiaan anaklah.. harta juga sdh banyak mau apa lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!