NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Jatuh Cinta

Biarkan Aku Jatuh Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:11.8M
Nilai: 5
Nama Author: Me Nia

BIARKAN AKU JATUH CINTA
Ig @authormenia

Akbar diundang ke SMA dan bertemu dengan Ami yang muda dan cantik. Hatinya terasa kembali pada masa dia masih muda, bagaikan air dingin yang dituangkan air mendidih. Dia menemukan jiwa yang muda dan menarik, sehingga dia terjerumus dalam cinta yang melonjak.
Akbar menjalin hubungan cinta dengan Ami yang berumur belasan tahun.
Bagaimana hubungan dengan perbedaan usia 16 tahun akan berkembang?
Bagaimana seorang gadis yang memutuskan untuk menikah muda harus berjuang untuk mendapatkan persetujuan dari keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Dapoer Ibu

"Assalamu'alaikum, Ami." Akbar mengulum senyum melihat Ami yang terkejut. Menutup mulut dengan satu tangan dengan mata melebar. Ekspresi yang begitu polos.

"Wa'alaikum salam. Heee, duh aku kaget ada Kak Akbar sama Kak Leo. Tidak ngasih kabar dulu sih." Ami tersenyum meringis.

"Mau ngasih kabar tapi nomer Ami nya nggak aktif. Ya udah langsung aja ke sini. Ibu ada, Mi?" Sahut Akbar yang masih memasang senyum.

"Ada, Kak. Silakan masuk!" Ami memberi jalan lebih luas dengan memundurkan badannya. "Dulu waktu main flying fox, hapeku nyemplung ke sungai. Wassalam deh. Jadinya ganti hape sama nomer baru," sambungnya.

"Oh, pantesan." Akbar manggut-manggut.

"Sebentar ya, Kak. Aku panggil Ibu dulu." Ami beranjak meninggalkan ruang tamu. Menghampiri Ibu dan Aul yang masih betah berada di dapur.

"Bu, ada tamu Kak Akbar sama Kak Leo. Ayo, Bu. Buruan!" Ami menggoyang-goyangkan lengan Ibu Sekar dengan tidak sabaran.

"Orang mana ya? Ibu lupa." Ibu Sekar mengerutkan kening mencoba mengingat dua nama itu.

"Ah, Ibu kenapa jadi pelupa kayak Teh Aul. Kak Akbar sepupunya Kak Rama dari Jakarta. Kak Leo asistennya Kak Akbar." Jelas Ami. Ia pura-pura tidak melihat Aul yang mendelik padanya.

"Oh iya...baru ingat. Wajar Ibu lupa. Jarang ketemu dan udah lama juga." Ibu beranjak mencuci tangan yang diikuti pula oleh Aul. Jadilah berdua sama-sama menghampiri tamu. Sementara Ami ditugaskan membuat minuman.

Jadilah ramah tamah terjadi di ruang tamu. Bersalaman dan saling bertanya kabar. Tak lama Ami datang membawa nampan berisi dua gelas teh hangat.

"Nggak usah repot-repot, Ami." Ucap Akbar yang memperhatikan Ami berjongkok memindahkan gelas dari nampan ke meja.

"Nggak repot kok, Kak. Ini cuma teh tawar. Bukan nggak ada gula, tapi teh tawar lebih sehat. Betul, kan?"

"Betul itu, Ami. Kita juga biasa minum tawar kok." Akbar kali ini yang aktif berbicara. Leo masih dalam mode menyimak menjadi pendengar.

"Tapi tau nggak, Kak. Ada jenis teh yang susah didapat kalau di Ciamis. Nggak tau kalo di Jakarta. " Ami menatap Akbar dengan serius. Masih berjongkok di samping meja sambil mendekap nampan.

"Teh Putih bukan? Atau teh Oolpng? Itu memang salah satu teh langka." Akbar menaikkan satu alisnya. Atensinya masih pada Ami karena gadis itu yang mengajaknya berbicara.

"Bukan teh Putih, bukan teh Oolong. Tapi tehlanjur jatuh cinta padamu. Hihihi." Ami mengangkat dua jarinya. Menutup wajah dengan nampan.

"Bhuahahaha." Leo tertawa lepas tanpa sungkan. Baru kali ini ia mendengar lagi joke nya Ami. Inilah yang dirindukan dari gadis narsis itu. "Kak Leo aminkan, ah. Hahaha." Ia masih puas tertawa. Mentertawakan Akbar yang mati kutu.

Akbar menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal. Bibir nyengir. Ekspresi salah tingkah. Kena lagi jebakan Ami yang tidak disangka sebelumnya. Dikira pembahasan serius soal teh.

"AMI!" Ibu geleng-geleng kepala. Ia memicingkan mata menatap Ami yang cengengesan. Menghela nafas panjang karena kelakuan si bungsu yang menjahili tamu. Sementara Aul hanya terkekeh. Karena memang begitulah sifat adik bungsunya itu.

"Maafin ya, anak ibu yang satu ini memang beda. Suka sekali becanda. " Ibu Sekar menatap Akbar dan Leo dengan sungkan. Meminta pengertian. Orang-orang yang sudah kenal dekat dengan keluarganya tentu akan tahu pasti dengan sifat semua anak-anaknya.

"Makhluk langka yang harus dilestarikan ya, Bu." Celetuk Ami yang berpindah duduk di samping Ibu Sekar. Menggelayut di lengan ibunya itu.

Akbar dan Leo terkekeh. Sungguh suasana rumah yang penuh kehangatan keluarga.

"Mas Akbar sama Mas Leo baru datang dari Jakarta ini teh?" Ibu mulai beralih pertanyaan serius. Tergelitik rasa ingin tahu dengan kedatangan tamu yang tiba-tiba.

"Panggil nama aja, Bu. Akbar, Leo." Pinta Akbar yang tak ingin terkesan formal.

Ibu Sekar mengangguk dan tersenyum.

"Datang tadi malam, Bu. Udah dua tahun aku kerja di Singapura. Kebetulan orang tua juga tinggalnya di sana. Pas hari ini ada pekerjaan di Tasik dan ada undangan silaturahmi ke SMA. Tak menyangka ternyata aku hadir di kelasnya Ami." Sahut Akbar. Tak ingin menjelaskan secara detail jika ia sedang meninjau hotelnya.

"Kak Akbar diundang jadi motivator, Bu. Kelas X yang terpilih didatangi, ya kelas aku. Motivasinya keren. Aku udah catat di buku dan di otak." Ami memperkuat jawaban Akbar. Memuji dengan tulus.

Ibu Sekar manggut-manggut.

Akbar tersenyum mesem mendengar pujian Ami. "Mumpung ke Tasik, jadi aku sekalian silaturahmi ke Ibu Sekar dan mau lanjut ke rumah Enin."

"Aku juga mau ke rumah Enin, Kak. Mau nginep." Ami melirik jam dinding. Sebentar lagi waktunya magrib.

"Ami mau ke rumah Enin kapan? Kita bareng aja." Akbar tersenyum samar. Entah mengapa hatinya begitu senang. Bisa ngobrol lebih lama nantinya.

"Abis magrib, Kak. Kita konvoy aja ya. Aku pakai motor. Soalnya besok mau lanjut ke Padepokan, latihan silat." Saran Ami hanya dijawab dengan anggukkan lemah oleh Akbar.

"Sekarang Akbar sama Leo makan aja dulu ya. Mau di sini atau di sana?" Ibu menunjuk ke luar jendela. Melihat rumah makannya yang sedang ramai pengunjung.

"Sudah, Bu. Baru aja makan di sana. Memang kami juga sekalian nostalgia, kangen masakan Dapoer Ibu. Semuanya enak-enak." Puji Akbar.

Ibu Sekar tersenyum dan berucap hamdallah atas pujian Akbar. "Padahal tadi bilang sama pegawai. Ibu akan gratisin makan lho," ucapnya merasa sedikit kecewa.

Akbar terkekeh. Justru itu yang dihindari. Bakal dijamu makan gratis. Tak lama, adzan magrib terdengar berkumandang.

"Kak, mau sholat di rumah atau di mushola?" Tanya Ami.

"Mushola aja, Mi. Dimana musholanya?" Akbar dan Leo bersamaan beranjak bang dari duduknya.

"Ada di komplek belakang. Ayo, aku antar aja." Ami bersiap menuju pintu utama yang terbuka lebar.

"Bu, kita nggak bawa apa-apa. Cuma ada ini, sedikit oleh-oleh." Akbar memberikan paper bag besar berwarna coklat yang teronggok di samping sofa.

"Waduh, kenapa mesti bawa oleh-oleh segala. Jadi Ibu yang ngerepotin deh." Ibu Sekar menerima dengan sungkan. Diakhiri ucapan terima kasih.

Sementara Ami yang berdiri di ambang pintu, mumpung Ibunya dan Akbar masih mengobrol, ia memanjangkan leher ingin mengintip isi paper bag. Tapi sayangnya tidak terlihat isinya.

Akbar dan Leo mengikuti langkah Ami memasuki area Dapoer Ibu.

"Kak Akbar dan Kak Leo, tadi duduknya di mana?" Ami menoleh pada Akbar yang berjalan di sampingnya.

"Di meja ini." Akbar menunjuk meja dengan empat kursi yang baru saja dilaluinya.

"Hm, padahal ke bawah ada tempat makan baru. Ada kolam ikan dan saung gazebo." Ami berjalan lebih dulu menuruni tangga.

Akbar dan Leo tercengang. Suasana petang dengan lampu penerangan ala cafe, menghiasi deretan gazebo yang mengelilingi kolam ikan. Membentuk huruf U. Meski sekelilingnya terdapat benteng tembok yang tinggi, namun pemandangan gunung Sawal yang kini menggelap, terlihat jelas menjulang.

"Mi, ini amazing view. Dulu nggak ada area ini ya? Makanya Kak Akbar makan di meja depan tadi." Akbar masih terkagum-kagum mengedarkan pandangan ke sekeliling. Leo malah mengeluarkan ponsel. Melakukan video call dengan istrinya. Menunjukkan dimana ia sekarang berada.

"Besok malam minggu mau diulang makan lagi di sini. Pengen di gazebo. Ami harus temani ya!" Tegas Akbar.

Ami hanya terkikik mendengar decakan serta melihat sorot penyesalan di mata Akbar. Ia mengangguk menyetujui.

Sebagian gazebo sudah terisi tamu yang sedang makan. Rata-rata terisi dua sampai lima orang per gazebonya. Gerombolan ikan berbagai jenis nampak berebut lemparan nasi dan lauk sisa dari pengunjung.

"Ini baru dibuka setahun, Kak. Alhamdulillah, profit dari Dapoer Ibu bisa beli tanah ini. Pembangunannya lima bulanan. Dan jadilah ini." Jelas Ami sambil berjalan ke sebelah kiri. Beberapa pegawai yang berpapasan dengannya mengangguk dan tersenyum ramah.

"Nah, ini musholanya, Kak." Ami berhenti di depan bangunan berukuran 3x3,5 meter yang memiliki jendela lebar sekelilingnya. Bercat putih dengan desain modern minimalis serta ornamen masjid kekinian yang artistik. "Ini hasil karya Aa Zaky. Aa lagi belajar jadi arsitek." Ada kebanggaan tersirat di wajahnya begitu menyebut nama kakaknya itu.

"Keren. Ini sih karya arsitek jadi. Bukan baru belajar." Akbar mengacungkan dua jempolnya. Menatap kagum bangunan mungil mushola yang artistik.

Ami tersenyum lebar. Senang sekali hasil karya kakaknya dipuji. "Ya udah, Kak. Aku tinggal ya. Nanti aku tunggu di rumah."

"Oke, Ami." Akbar langsung menuju tempat wudhu. Sudah ada beberapa orang yang sedang sholat. Kemudian Leo datang menyalakan keran di sampingnya.

...****************...

Bestie, waktu update random ya. Menyesuaikan dengan kegiatan RL yang tidak bisa diabaikan.

Jangan lupa jempol LIKE nya. Jangan dilewatkan. 🙏

1
Aira Azzahra Humaira
mau dong traktiran nya mi
Aira Azzahra Humaira
pesonamu Amiii 🥰🥰🥰🥰
Aira Azzahra Humaira
ada aja km Amiiii
Aira Azzahra Humaira
🥰🥰🥰🥰
Aira Azzahra Humaira
inimah baca novel banyak faidah nya 🥰🥰🥰🥰
Aira Azzahra Humaira
hahhh dasar Ami
mamik sutarmi
Luar biasa
Aira Azzahra Humaira
pak bagja jadi bapak sambung nya ami kan
Aira Azzahra Humaira
ya Allah senyum terus baca novel ini biar awet muda 😄
Rona Ruta'illah
Luar biasa
Aira Azzahra Humaira
rezeki gak di duga ya mang
Aira Azzahra Humaira
hahhhh ini mah kak author nya pinter banget boleh dong belajar ☺
Aira Azzahra Humaira
adduh dagdigdug deh
Aira Azzahra Humaira
semangat baru 💪💪
Aira Azzahra Humaira
🤣🤣🤣🤣
Aira Azzahra Humaira
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Aira Azzahra Humaira
ah pokoknya terus semangat Thor
Aira Azzahra Humaira
ahhaayyy lg mikirin ayang ya
Aira Azzahra Humaira
Amiii 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Afidzah Faida Nurazmi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!