NovelToon NovelToon
MENGEJAR CINTA PAK GURU

MENGEJAR CINTA PAK GURU

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bareta

Arjuna Hartono tiba-tiba mendapat ultimatum bahwa dirinya harus menikahi putri teman papanya yang baru berusia 16 tahun.

“Mana bisa aku menikah sama bocah, Pa. Lagipula Juna sudah punya Luna, wanita yang akan menjadi calon istri Juna.”

“Kalau kamu menolak, berarti kamu sudah siap menerima konsekuensinya. Semua fasilitasmu papa tarik kembali termasuk jabatan CEO di Perusahaan.”

Arjuna, pria berusia 25 tahun itu terdiam. Berpikir matang-matang apakah dia siap menjalani kondisi dari titik nol lagi kalau papa menarik semuanya. Apakah Luna yang sudah menjadi kekasihnya selama 2 tahun sudi menerimanya?

Karena rasa gengsi menerima paksaan papa yang tetap akan menikahkannya dengan atau tanpa persetujuan Arjuna, pria itu memilih melepaskan semua dan meninggalkan kemewahannya.

Dari CEO, Arjuna pun turun pangkat jadi guru matematika sebuah SMA Swasta yang cukup ternama, itupun atas bantuan koneksi temannya.

Ternyata Luna memilih meninggalkannya, membuat hati Arjuna merasa kecewa dan sakit. Belum pulih dari sakit hatinya, Arjuna dipusingkan dengan hubungan menyebalkan dengan salah satu siswi bermasalah di tempatnya mengajar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 Awal Perjuangan

Arjuna berdiri dari balik kursi kerjanya, mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangannya. Dua hari lagi ruangan ini bukan lagi miliknya. Entah siapa yang akan menggantikannya menggunakan ruangan ini, karena papa Arman sudah punya ruangan sendiri di sudut yang lain.

Arjuna menarik nafasnya dengan berat. Dalam hati, ia membenarkan omongan Theo. Belum genap 2 tahun Arjuna terjun langsung di perusahaan milik papa Arman. Sepulangnya dari studi sampai S2 di belahan negara lain, Arjuna memulai tugasnya di bagian marketing. Perusahaan papa Arman bergerak di bidang produsen makanan dan minuman ringan dengan merk yang cukup dikenal bukan hanya lokal tapi juga mancanegara.

10 bulan Arjuna belajar memahami seluk beluk perusahaan di divisi marketing dan sekali-kali mengikuti papa Arman bertemu klien untuk belajar menjadi seorang pemimpin yang baik.

Baru setahun lalu, papa Arman memutuskan untuk menempatkan Arjuna sebagai CEO karena prestasinya dilihat sangat baik. Bukan hanya mampu menaikan omzet, Arjuna yang memiliki sifat rendah hati itu dengan mudahnya diterima para karyawan dari berbagai lapisan. Selain itu secara bertahap papa Arman ingin mendelegasikan tugas perusahaan pada putra sulungnya.

Arjuna memanggil Tino, asisten yang selama ini membantunya.

“No, sepertinya semua kerjaan gue udah beres, ya ? Ada kurang apa lagi nggak ?”

Tino menatap wajah bossnya yang sebentar lagi akan jadi mantan boss dengan tatapan kasihan. Arjuna adalah seorang pemimpin yang baik dan cukup disegani oleh para karyawan.

“Udah nggak ada lagi yang penting, Bro.”

Panggilan akrab Tino yang seumur dengan Arjuna, kalau mereka sedang berdua di ruangan.

“Ada yang bisa gue bantu ?” Tanya Tino.

“Nggak ada, No. Thankyou. Elo adalah bagian dari fasilitas papa yang gue terima, jadi mulai sekarang gue harus terbiasa tanpa elo.”

Tino hanya tersenyum tipis. Dia sendiri juga bingung, belum pernah Pak Arman bersikap sekeras dan setega ini. Sikap beliau memang tegas dan disiplin, tapi sampai tega mengeluarkan Arjuna dari perusahaan dan mengusirmya dari rumah hanya dengan bekal uang 2 juta, rasanya Tino tidak percaya.

“Gue keluar kantor dulu, No. Mau ketemu teman yang tawarin kerjaan.”

Arjuna melirik jam tangannya. Jam 3 sore. Hari ini Arjuna sudah janji mau bertemu dengan Dono jam 4 sore di rumah makan dekat tempat kost Dono.

“Elo mau kerja apa, Jun ?”

“Teman gue nawarin jadi guru. Tapi gue tetap harus ikut prosedur, bikin lamaran segala dan proses interview.”

Tino hanya mengangguk tanpa banyak bicara.

“Gue jalan dulu, No.” Arjuna menepuk bahu asisten sekaligus sahabat yang didapatnya di kantor.

“Mau gue anterin, Jun ?”

“Nggak usah,” Arjuna memggeleng. “Sama aja gue tetap menggunakan fasilitas.” Arjuna terkekeh.

Tino menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Dipandangnya Arjuna sampai menghilang di balik pintu.

Sampai di lobby, Arjuna memeriksa handphonenya. Dia tersenyum miris saat memandang benda canggih itu di tangannya. Tetap terasa canggih meski berbeda dengan milik Arjuna sebelumnya.

Sudah 2 malam dia belajar aplikasi yang bisa memesan sarana transport, makanan, pengiriman dan fungsi lainnya. Amanda yang membantunya. Mulai dari men-download aplikasi, membuat akun sampai mengajarkan bagaimana menggunakannya.

Arjuna memang tidak pernah perduli dengan aplikasi semacam itu karena merasa tidak memerlukannya. Banyak orang di sekitarnya yang membuat segalanya mudah dia dapatkan.

“Atas nama Bapak Arjuna ?” Sebuah sepeda motor berhenti di dekat pintu masuk kantor.

“Iya betul,” jawab Arjuna memeriksa aplikasinya. Wajib mencocokan nomor kendaraan dengan yang ada di aplikasi, begitu pesan Amanda berkali-kali.

Beberapa orang yang mengenal Arjuna sebagai CEO nampak tercengang melihat boss mereka naik motor dengan helm logo aplikasi yang dikenal umum di Jakarta.

Bisik-bisik langsung bergaung, menambah bumbu gosip yang berdedar tentang diberhentikannya Arjuna dari perusahaan.

Perlahan motor meninggakan perusahaan, Arjuna hanyut dalam pikirannya sendiri selama duduk sebagai penumpang. Tidak pernah terlintas dalam benaknya kalau dia akan berada di titik sekarang ini.

Sejak kecil, Arjuna sudah merasakan jadi anak yang berkecukupan dan semakin berkelimpahan seiring berkembangnya perusahaan milik papa Arman. Atas kerja keras sang papa jugalah, Arjuna bisa melanjutkan kuliah di luar negeri bahkan sampai S2.

Arjuna yang masih larut dalam lamunan meratapi nasibnya, tidak sadar kalau motor yang ditumpanginya berhenti di tempat tujuan. Beberapa kali abang ojek memanggil Arjuna tapi tidak direspons. HIngga akhirnya si abang pun menepuk bahu Arjuna sampai pria itu tergagap.

“Mas, sudah sampai,” si abang menunjuk papan nama restoran.

Arjuna mengucapkan terima kasih setelah mengembalikan helm dan membayar tunai. Amanda sudah bilang kalau semua fasilitas itu bisa dibayar secara online. Namun apa daya, rekening milik Arjuna dibekukan semua, dan kartu ATM miliknya pun disita oleh papa Arman.

Arjuna melongok kanan kiri mencari Dono di dalam rumah makan sederhana tanpa AC. Ternyata temannya sudah datang duluan meski baru jam 15.30. Dono melambaikan tangannya memanggil Arjuna.

“Muka elo kusut banget ?” Dono menyodorkan semangkuk soto ayam bercampur nasi plus es teh tawar ke hadapan Arjuna.

“Gue yang traktir,” ujar Dono saat melihat wajah Aejuna yang sedikit bingung dan ragu.

Arjuna mengucapkan terima kasih dan mulai mengaduk nasi soto yang ada di mangkok.

“Elo beneran mau coba melamar jadi guru ?” Dono menatap temannya dengan wajah serius.

“Gue udah cari kerjaan kemana-mana, Don, tapi nggak ada yang bisa kasih kerjaan. Mereka takut kasih posisi yang biasa aja. Mereka bilang nggak berani kasih kerjaan ke gue yang bekas CEO. Mereka nggak yakin kalau gue bakal sanggup kalau harus turun jadi pekerja lapangan.”

Dono mengangguk-angguk sambil tertawa pelan.

“Gue udah tanya ke bagian administrasi juga, Jun. ada beberapa persyaratan yang mereka minta, dan gue bisa pastikan kalau elo nggak bisa memenuhinya. Akhirnya kemarin gue sudah bicara sama Pak Slamet, kepala sekolahnya. Gue minta supaya elo di tes dulu aja dan belajar jadi asisten dulu sampai akhir tahun pelajaran. Nanti pas mulai tahun pelajaran yang baru, elo baru mulai resmi mengajar.”

“Memamg syaratnya berat banget, Don ?”

“Lumayan. Sebetulnya mereka minta yang punya sertifikasi mengajar, apalagi kan yang elo ajarin ini anak SMA bukan SD. Tanggungjawabnya lebih berat.”

“Lalu gue harus gimana Don ?”

Arjuna terus bertanya jawab dengan Dono sambil menikmati nasi sotomya.

“Pak Slamet setuju memberikan elo kesempatan untuk mengikuti tes penerimaan. Dan kalau sampai diterima, elo akan terikat kontrak selama 1 tahun. Nggak boleh ada pembatalan, kecuali force majeur.”

“Terus gue perlu bikin surat lamaran segala Don ?”

Arjuna menggeser mangkoknya yang sudah kosong dan menenggak es teh tawarmya sampai separuh gelas.

“Perlu banget, dilampirkan CV (Curriculum Vitae), copy KTP dan ijazah SMA plus kuliah elo.”

Arjuna manggut-manggut. Untuk urusan yang satu ini, ia sudah minta tolong Tino mencarikan contoh untuknya.

“Besok bisa elo kirim ke sekolah ? Gue tungguin di gerbang. Jam 9.20 ya, jangan telat ! Soalnya kalo sampai elo telat, gue baru bisa keluar lagi jam 11.40.”

“Sip Don, pagi-pagi gue ke tempat elo. Urusan serah terima kerjaan di kantor bokap udah beres hari ini.”

Dono pun bangun menuju meja kasir, diikuti oleh Arjuna. Mereka keluar dan Dono langsung ke parkiran motornya yang berada persis di depan rumah makan.

“Elo nggak bawa mobil ?” Dono celingukan mencari mobil mewah yang biasa dibawa Arjuna.

Arjuna teraenyum miris sambil menggeleng.

“Gue hanya dikasih 2 juta buat modal hidup sendiri.”

“Ya ampun Juna,” Dono menepuk jidatnya sendiri. “Mana cukup buat biaya hidup sebulan kalau pakai acara sewa kost segala.”

Arjuna hanya tertawa pahit dengan nasa sumbang.

“Harus cukup Bro,” ujar Arjuna. “Bagaimanapun harus cukup sampai gue bisa menghasilkan uang dari keringat sendiri.”

“Sekarang elo masih pulang ke rumah bokap, kan ?”

Arjuna mengangguk dan membuka aplikasi di handphonenya untuk memesan ojek online.

“Sekarang elo pulang naik apa ?” Tanya Dono sambil memasang helmnya.

“Ojek motor. Tadi gue kemari juga naik ojek motor.”

Dono tercengang, menepuk jidatnya sendiri sambil geleng-geleng kepala.

Sang CEO keren mendadak jadi rakyat jelata yang harus memulai semuanya dari titik nol.

1
Naja Naja nurdin
ih si Juna keseringan nyebur
Naja Naja nurdin
mas bro sudah hafal wejangannya bro dono
Andriyani “Ijjet famous” Nisa
Luar biasa
antha mom
orang tua yang tegas dalam mendidik anak 👍👍
mimi_esterina
oke , kita lanjut baca. seru kek nya
Maydina Ihda Savira
Lumayan
iinparwati seviarny
keren
Baretta: Terima kasih Kak 🙏🙏😊
total 1 replies
Qaisaa Nazarudin
Lho lho kok End sih thor,ntuh Amanda sama Jovan apa kabarnya?? huaaaa....
Qaisaa Nazarudin
Amanda terlalu Egois,maunya di mengerti tapi tdk mau mengerti posisi Jovan,Harusnya Manda sadar dengan posisi Jovan sebagai dokter,jangan sampai nyesel nantinya,Udah untung Jovan itu tipe cowok yg setia..
Qaisaa Nazarudin
Hadeeuuh pak Juna posesifnya gak pernah berubah,Udah punya dua anak juga...🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Alhamdulillah akhirnya Luna bisa berubah, Ingat umur ya Luna,kita bukan makin muda,Jadi terima lah kenyataan..
Qaisaa Nazarudin
Bagus Arjuna,Kamu harus bersikap Tegas,Baru juga selesai masalah Glen,Jangan pernah mengundang masalah lagi,Kalo emang dia hamil harusnya mintak tanggungjawab bapak tuh anak,Ngapain nyariin kamu lagi,Gak punya urat malu banget..
Qaisaa Nazarudin
Kurangnya komunikasi antara keluarga bisa mengakibatkan salah paham,Dan berakhir dendam yg salah alamat,Dan akhirnya menghancurkan hidup sendiri..
Qaisaa Nazarudin
Cilla di culik..
Qaisaa Nazarudin
Kamu itu dendam salah alamat Glen,Malah Arjuna gak tau apa2 tentang adek.mu..Adek mu aja yg otaknya dangkal,Katak gak ada cowok lain aja,Di tolak aja langsung bunuh diri,gila gak tuh...
Qaisaa Nazarudin
SKAKMATT buat Glen..🤣🤣🤣😜😜
rista_su
cakep. setuja ak
rista_su
ooo kurang ajar ikan pesut
rista_su
tau ga cil. anak gue nyemplung got aja bajunya gue buang. bocahnya gue mandiin 3 kali sabunin sampoin sikatin. kebayang juna direndem detergen cair 3botol apa cukup 🤣🤣🤣
Baretta
Terima kasih sudah mampir di novel saya Kak 😊😊 Terima kasih juga sudah memberikan dukungannya 🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!