MENGEJAR CINTA PAK GURU
Arjuna Hartono, pria berusia 25 tahun itu, sedang duduk dengan suasana tegang di ruang keluarga bersama papa, mama, dan Amanda adiknya.
Tanpa tedeng aling-aling, Pak Arman Hartono meminta putra tunggalnya menikahi putri tunggal sahabatnya.
“Mana bisa Juna menikah sama bocah, Pa ! Lagipula Juna sudah punya Luna, wanita yang akan menjadi calon isti Juna.”
Dengan tegas Arjuna terus mendebat permintaan papanya, apalagi gadis yang diminta menikah dengannya seumur dengan adiknya, Amanda. Bedanya, gadis itu sudah duduk di kelas 11 di usianya yang keenambelas, sementara Amanda masih duduk di kelas 10.
“Baru calon istri, kan ? Itu pun belum resmi. Berarti masih bisa dibatalkan,” sahut Pak Arman dengan
tegas.
“Tapi kami sudah berpacaran 2 tahun dan saling cinta, Pa. Luna minta waktu 1 tahun lagi untuk menerima lamaran Juna.”
“Papa sudah pernah bilang sama kamu kalau papa tidak setuju kalau kamu pacaran dengan perempuan itu ! Apalagi sampai menikah ? Jangan harap papa akan memberikan restu untuk kalian !”
“Luna wanita yang baik dan penuh pengertian, Pa. Dia menerima Juna apa adanya, bahkan tidak pernah komplain kalau Juna sedang sibuk dengan pekerjaan di kantor.”
“Tentu saja dia tidak pernah protes,” ejek Papa Arman dengan nada sinis. “Dia selalu mendapatkan kelimpahan materi darimu. Dasar laki-laki bodoh ! Dirayu sedikit sama perempuan model begitu, sudah menganggap mendapatkan wanita baik dan menjadikannya calon istri.”
Arjuna hanya diam tanpa membantah. Sejak pertama Arjuna memperkenalkan Luna sebagai kekasihnya, papanya langsung memasang muka perang.
Juna sendiri bertemu dengan Luna di pesta ulangtahun Mimi, pacar Boni, sahabatnya. Kedua perempuan itu merupakan teman satu jurusan plus satu angkatan di kampus yang sama dengan Arjuna dan Boni.
Juna yang dikenal sebagai pria rusuh yang belum pernah pacaran, dijodoh-jodohkan oleh Mimi, Boni dan sahabat mereka. Ketampanan seorang Arjuna Hartono memang tidak mungkin ditolak wanita. Biar sering bercanda dan sikapnya terlihat kurang serius, para sahabatnya mengetahui kalau Arjuna adalah seorang CEO yang pantas mendapatkan acungan jempol.
Dengan gayanya yang terkesan santai, Arjuna mampu menaikan omzet perusahaan papanya hingga seratus limapuluh persen di tahun pertama masa kerjanya.
“Hari Sabtu ini kita akan bertemu dengan mereka.Papa tidak menerima alasan apapun darimu untuk tidak datang !” Tegas Papa Arman kembali.
Arjuna mendongak menatap kembali wajah papa Arman. Raut mukanya terlihat kesal.
“Pokoknya Juna tetap tidak mau datang sekalipun hanya untuk bertemu dulu. Juna hanya ingin menikahi Luna ! Nggak mau menikahi anak bocah.” Suara Arjuna perlahan mulai meninggi.
Papa Arman masih menatap anaknya dengan tajam dan emosi. Mama Diva dan Amanda hanya terdiam memperhatikan keduanya yang sama-sama sedang dalam mode senggol bacok.
“Kalau hanya karena permintaan teman papa untuk menjaga anaknya, Juna akan penuhi. Tidak perlu sampai ada pernikahan, Juna akan menyayanginya sebagai adik sama seperti Amanda,” Juna melanjutkan ucapannya saat dilihat papa Arman hanya terdiam sambil menatapnya.
“Hanya dengan pernikahan kamu akan menjaganya seumur hidupmu. Lagipula, tidak baik juga kalau seorang anak gadis tinggal seatap dengan pria lajang yang tidak punya hubungan darah.” Nada suara Papa Arman tetap terdengar tegas, namun sudah tidak setinggi tadi.
“Kalau begitu Juna akan tinggal di apartemen dan hanya pulang semiggu sekali.”
“Bagaimana kamu bisa bilang menjaganya kalau kalian hanya bertemu seminggu sekali,” sindir papa Arman dengan nada sinis.
Arjuna menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Betapa sulitnya memberikan pengertian pada papa Arman.
“Kan setiap hari dia akan sekolah, Pa. Dia bisa mencari lea tambahan untuk mengisi waktu luangnya. Lagipula ada Amanda yang seumuran.” Arjuna masih berusaha mendebat permintaan papa Arman.
“Kali ini permintaan papa berlaku mutlak dan tidak bisa didebat.” Papa Arman memajukan sedkit badannya, agak condong ke Arjuna yang duduk di hadapannya.
“Kalau kamu menolak, berarti kamu sudah siap menerima semua konsekwensinya. Semua fasilitasmu papa tarik kembal, termasuk jabatan CEO di perusahaan, “ suara papa Arman lebih pelan namun penuh penekanan membuat Arjuna terkejut dan menatap papanya dengan ekspresi tidak percaya.
Bukan hanya Arjuna yang terkejut, mama Diva dan Amanda juga tercengang mendengar ucapan papa Arman. Apalagi mereka semua tahu bagaimana papa Arman selalu berkomitmen dengan keputusannya.
Pria paruh baya itu mundur dan kembali bersandar di sofa dengan kedua tangan melipat di dada. Beliau menatap putranya sengan sinis.
Papa Arman yakin kalau Arjuna akan berpikir dua kali sebelum menolaknya. Anaknya mungkin hebat menaikan omzet, tapi jangan lupa kalau Arjuna juga menikmati fasilitas lain yang diberikan sang papa sebelum dia menghasilkan sesuatu untuk perusahaan.
Belum lagi kekasihnya itu yang sudah ketahuan matere di mata papa Arman. Akan sulit bagi wanita itu tetap mendampingi Arjuna kalau sampai miskin harta.
“Kalau kamu siap melepaskan semuanya, papa akan cari jalan keluar bersama teman papa itu.” Papa Arman bangun dari tempat duduknya.
“Papa,” mama Diva pun buka suara. “Apa Papa ada hutang atau janji sesuatu sampai memaksa Arjuna harus menikahi putri temanmu itu ?”
“Tidak ada,” sahut papa Arman sambil menggeleng.
“Atau ini semua hanya pernikahan bisnis, Pa ?” Amanda yang sudah gatal mulutnya sejak tadi, ikut membuka suara.
“Tidak ada alasan khusus apalagi soal bisnis untuk perjodohan ini,” ucap Papa Arman dengan nada suara yang sudah kembali biasa.
“Dan kamu Arjuna !” Papa Arman menunjuk putranya sambil melotot. “Jangan main-main dengan ucapan Papa. Percayalah kalau putri teman papa lebih baik daripada pacarmu itu.”
Tanpa menunggu tanggapan lain dari istri dan anaknya, Papa Arman meninggalkan ruang keluarga menuju ruang kerjanya.
Arjuna menjambak rambutnya sambil mengumpat kesal. Mama Diva berpindah duduk ke sebelah Arjuna dan mengusap-usap punggung putra sulungnya.
“Ma, apa mama tidak bisa bantu bicara sama papa ?” Arjuna langsung memasang tampang memelasnya.
“Masa hanya untuk menjaga putri teman papa, Arjuna sampai harus menjadikannya istri. Belum lagi itu anak seumuran sama Amanda. Berasa kawin sama adik sendiri,” rengek Sebastian.
“Papa kamu pasti punya alasan yang kuat sampai bersikeras seperti ini. Paling tidak kamu coba turuti dulu untuk menemui teman papa dan putrinya.” Nasehat mama Diva sambil menepuk-nepuk punggung tangan putranya.
“Iya Kak, turuti dulu aja buat ketemuan sama teman papa hari Sabtu nanti. Susah banget sih.” Amanda buka suara sambil mencibir.
“Ogah Dek !” Arjuna mencebik. “Kalau sudah nurut untuk bertemu, pasti papa akan semakin memaksa untuk menikah.”
“Tapi Manda setuju sih sama pendapat papa,” Amanda kembali berbicara. “Ada baiknya Kak Juna memikirkan dua kali atau kalau perlu berkali-kali soal Kak Luna.”
“Memangnya ada apa sama Luna ? Dia kan sangat baik sama kamu !” Arjuna langsung melotot.
“Feeling perempuan,” sahut Amanda sambil tergelak. “Kak Luna itu kebanyakan dramanya. Sikap manisnya sama kakak kelihatan lebay, dibuat-buat.”
Arjuna bangun dan menoyor kening adiknya.
“Sok tahu !” Omelnya.
Amanda langsung cemberut dan mengusap keningnya.
“Ma, kakak nih main tangan,” rengek Amanda pada mama Diva.
“Dasar bocil, bisanya ngadu melulu,” Arjuna mencebik dan hendak meninggalkan ruangan.
“Manda sumpahin jadi bucin sama anak temannya papa loh !” Teriak gadis itu saat melihat kakaknya meninggalkan ruangan.
Arjuna hanya tertawa dan melambaikan tangannya tanpa menoleh.
“Amanda Hartono !” Tegur mama Diva sambil melotot.
Amanda hanya cengengesan sambil mengatupkan kedua tangannya di depan wajahnya.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 270 Episodes
Comments
Kawaii 😍
aku mampir thor.. setelah baca devano dan bianka sekarang cuz.. baca ini
semangat thor terus berkarya 😘
2024-01-18
1
Stella Sandira
kok aku bacanya ke pleset Mulu ya jadi Amanda Manopo 🤣
2023-10-22
2
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-09-12
1