kesabaran yang di lakukan seorang istri untuk suaminya, yang gemar bermain wanita, bahkan di saat dirinya baru melahirkan!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Intan Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
"PASAR MALAM"
akhirnya ku putuskan untuk menerima ajakan Adit. mungkin tidak ada salahnya.
setelah beberapa lama bergulat dengan pikiran sendiri. akhirnya aku pun keluar menemui Adit yang tengah duduk di teras rumah. dan tengah memainkan ponselnya.
"Nanti malam kalo jadi pergi kabarin saja" ucapku datar
Adit pun sedikit terkejut, ia tak menyadari kedatangan ku rupanya.
"eemm, kamu beneran mau jalan sama aku?"
"Ya"
"Hhee, ya udah nanti habis isya kita pergi ya"
setelah mendengar ucapan nya, aku pun berlalu pergi meninggalkan nya.
aku kembali masuk ke kamar ku. menurutku ini satu satunya tempat ternyaman saat ini.
aku malas sekali ke luar rumah. apalagi sekedar duduk di ruang tengah.
tak bisa ku pungkiri. aku masih belum menerima semua ini. apalagi dengan status ku yang sekarang.
rasanya semua seperti mimpi buruk.
Adzan Maghrib pun tiba, suara air di kamar mandi menandakan mungkin Adit tengah bersih bersih hendak pergi ke mushola.
tak berapa lama, terdengar pintu kamar ku di ketuk dari luar.
"Tar, aku mau ke mushola dulu, nanti mau ngaji sambil nunggu isya. kamu gak apa apa di rumah sendiri?" ucap Adit dari Balik pintu.
"Ya"
"Ya udah. nanti sehabis isya baru kita jalan ya"
aku pun tak menjawab ucapan nya, tak lama terdengar pintu depan di tutup. mungkin dia sudah pergi.
beberapa lama kemudian, terdengar suara pintu depan di buka. mungkin dia sudah pulang.
dan benar saja tak lama terdengar Adit memanggil ku dari balik pintu kamar.
"Tar, Tar kamu udah siap?"
"Ya'"
aku pun keluar kamar, sambil membawa tas kecil yang hanya muat 1 ponsel. tak lupa aku pun membawa uang untuk beli sesuatu di sana.
saat aku keluar, nampak Adit tengah berdiri membelakangi pintu kamar ku.
saat ia berbalik. jelas sekali mata nya memandangiku tanpa berkedip.
aku memakai celana jeans panjang ketat. dan di padukan dengan kaos polos yang nampak ketat di tubuhku. tak lupa aku memakai kemeja Sebagai pengganti sweater.
rambut sebahu yang ku gerai, nampak menunjukan diriku yg sebenarnya.
memang semenjak kepergian Roni, penampilanku nampak berantakan. rambut yang jarang ku sisir, dan baju yang tak terurus.
Adit masih memandangiku tanpa berkedip.
"Ayo jadi pergi gak?kenapa liatin aku kaya gitu, aku gak suka" ucapku ketus
"Oh maaf tar, ayo kita jalan"
aku pun berjalan ke depan, dan di susul oleh Adit yang membuntuti dari belakang. ia mengunci pintu rumah, dan kami pun memilih berjalan kaki. karna memang lokasinya yang tidak terlalu jauh.
sepanjang perjalanan tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami berdua.
aku memilih berjalan berjarak.
hingga beberapa saat kemudian, kami pun tiba di tempat yang kami tuju.
suasana pasar malam yang ramai. di penuhi pengunjung anak anak dan pasangan suami istri. dan mungkin remaja yang sedang pacaran pun ada.
pedagang pakaian, tas sepatu, dan jajanan memenuhi lapangan.
tak lupa ada beberapa permainan yang dapat di mainkan anak anak dan orang dewasa.
tawa anak anak yang terdengar nampak mereka sangat bahagia.
aku memilih berjalan menelusuri lapangan.dan melihat lihat ada apa saja di sini.
hingga aku melihat satu stand makanan yang menjual jagung bakar.
makanan yang biasa aku dan Roni makan jika ada hiburan di kampung.
tak butuh waktu lama, aku pun menghampiri stand yang di kelilingi banyak orang itu.
setelah beberapa lama mengantri. tibalah aku mendapatkan jagung bakar ku.
Adit masih membuntuti ku dari belakang. namun tak ku hiraukan. kali ini aku ingin melepas kan semua beban hidup ku.
aku pun melanjutkan berjalan sambil menikmati lezat nya jagung bakar ini.
Adit mengajakku mengunjungi salah satu stand baju di sana.
aku mengikuti dia dari belakang. nampak Adit memilih beberapa pakaian. dari pakaian pria dan nampak dia membeli pakaian wanita juga.
dia membeli dress wanita? mungkin untuk saudara nya. aku tak mau tahu apa yang dia lakukan, dan apa yang ia beli.
saat tengah memandangi anak anak yang tertawa karna bermain pancingan ikan.
aku di kagetkan dengan tangan yang memegang bahu ku.
"Kamu mau beli baju Tar?"
ternyata adit mengacau kan saja dia.
"Tidak"
" Baik, sekarang kita kemana lagi?"
"Bebas"
aku pun berjalan mengikuti nya dari belakang.
dan dia berjalan menuju stand sendal wanita.
nampak ia memilih sendal wanita.
aku sedikit keheranan, mengapa dia membeli perlengkapan wanita? apa saudaranya menitip atau dia yang ingin membelikan nya.
ahh terserah.
lagipun itu tidak merugikan ku.
setelah selesai dengan belanjaan nya, kami berjalan dan Adit mengajak ku ke stand martabak.
dia membeli seloyang martabak. dengan berisikan coklat keju, setelah selesai dia menyuruhku berkeliling sendiri.
karna dia ingin ke kamar mandi katanya.
tak banyak bicara, aku pun berjalan mengelilingi pasar malam ini.
aku membeli minuman dingin. beberapa jajanan seperti gorengan dan pop mie.
saat berjalan mataku tertuju pada satu stand penjual. yang justru ia hanya menggunakan tikar untuk menaruh barang jualan nya.
pedagang yang tidak di datangi satu pengunjung pun.
nampak jelas penjual tersebut tidak lah muda.
aku pun menghampiri kakek kakek tersebut. dan melihat barang jualan nya, ia menjual mainan jaman dulu. yang di buat dari bambu.
aku pun berinisiatif untuk membeli beberapa mainan untuk adik dan keponakan ku.
wajah bahagia yang kakek itu lontarkan.
membuat ku sedikit bahagia.
aku pun pergi setelah membeli 5 buah mainan laki laki dan perempuan.
aku pun pergi ke tempat tadi saat Adit pamit pergi. takutnya dia menunggu di sana.
namun saat sampai, aku tak menemukan sosok Adit di sana.
akhirnya aku memutuskan untuk menunggu nya disini. hingga tak terasa aku telah menunggu nya sampai satu jam. namun masih tidak ada tanda tanda kedatangan Adit.
malam semakin larut, udara dingin semakin menyeruak menembus kemeja ku.
aku putuskan untuk pergi pulang.
aku berjalan menelusuri jalan yang tadi aku lewati, hingga aku bertemu ibu ibu penjual nasi uduk.
"Lhoo neng dari mana malam malam, kok jalan sendirian?"
"Iya Bu, tadi habis dari pasar malam,"
"Oh iya, kok sendirian? "
"Nggak kok Bu, tadi sama suami cuma dia pamit lebih dulu, karna kebelet ke kamar mandi"
"Oh iya neng, biar ibu liatin sampai ke rumah ya"
"Iya Bu makasih"
aku pun berjalan, sambil di lihatin ibu penjual nasi uduk itu. mungkin dia khawatir karna memang waktu sudah sangat larut.
sesampainya di rumah. aku lupa bahwa kunci di pegang Adit.
dan aku gak bisa kabarin dia. karna memang aku tak pegang nomor nya.
akhirnya aku memutuskan untuk menunggu nya di teras.
sekeliling sudah sangat gelap, dan tidak ada tanda tanda orang beraktivitas di jam segini.
aku pun memilih bermain ponsel, untuk menghilangkan pikiran ku yang mulai berjalan kemana mana?
waktu menunjukan pukul 12,30 malam, dan Adit nampak tengah berjalan menuju rumah.
namun aku melihat wajah adit yang nampak acak acakan, dan belanjaan yang tadi dia bawa tidak ada?
ahh terserah lah.
"Ya ampun kamu disini? aku cari kamu di pasar malam nyampe keliling ?"
"Bukannya kamu kebelet ke air?"
"Eemm iya tadi perut ku sakit, dan pas aku mau jemput kamu tapi kamu nya udah gak ada"
"Ya udah buka aja pintunya, aku mau masuk"
"Oh iya"
Adit pun membuka kunci pintu rumah, tak butuh waktu lama. aku pun langsung masuk dan pergi ke kamar ku.
cukup dingin berada di luar saat malam. apalagi aku duduk di teras cukup lama.
aku pun berbaring di kasur dan menarik selimut. untuk menutupi seluruh tubuh ku. yang nampak dingin.
aku tak ingin memikirkan belanjaan Adit. yang hilang dan kalau dia mencari ku. mengapa tadi tidak ketemu? padahal aku berdiri di stand martabak cukup lama.
ahh terserah lah, aku tak ingin memikirkan apa yang dia lakukan.
aku berniat, besok akan pulang dan memberikan mainan ini pada adik dan ponakan ku.
hingga aku pun tertidur...
siapa nama BPK adinda..
gercep la Tar....
gemes aqu...
iya iya saja..
nuruttt aj ma Adit
kasian kamu Tarii..m
jgn berat2 la konfliknya,Thor
hidup ini sdh sulit ..
terbuka lah terima lah dgn ikhlas