Adira Kirania sangat bahagia menggantikan Lestari Putri untuk menjadi pengantin untuk Arya Seno Nugroho. Tari menghilang sehari sebelum pernikahan mereka di gelar. Tidak ingin menanggung malu, kedua orang tua Arya meminta Dira putri sahabatnya menggantikan tari. Dira yang sudah lama menaruh hati kepada Arya langsung menyetujui permintaan orang tua Arya.
Sedangkan Arya terpaksa menerima pernikahan tersebut karena tidak ingin keluarganya menanggung malu akibat batalnya pernikahannya.
Pernikahan mereka berjalan lancar, walau Arya awalnya selalu dingin dan kasar kepada Dira. Tetapi berjalannya waktu Arya belajar menerima Dira sebagai istrinya, hingga badai itu datang. Tari kembali hadir dan berusaha merebut Arya kembali.
Hingga suatu hari Arya menyadari kalau hatinya sudah di penuhi oleh Dira, tetapi seolah tuhan ingin menghukumnya. Arya merasakan penyesalan saat mengetahui kebenaran tentang istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rubi Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalan-jalan
Keesokan harinya Dira dan Arya bersiap untuk mengunjungi tempat indah di Paris, Dira sangat senang karena sudah lama ia memimpikan berlibur di Paris bahkan sedari pagi gadis itu sudah tidak sabar ingin cepat berangkat. Dira bahkan berkali-kali membangunkan Arya sehingga gadis itu terkena Omelan suaminya.
Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah Bistrot Alexandre III yang terletak tepat di bantaran Sungai Seine dan di seberang taman Jardin d’Erevan.
Sepasang pengantin baru itu ingin menikmati beberapa hidangan yang bisa mereka cicipi di Bistrot Alexandre III antara lain berbagai macam hidangan kue kering khas Perancis, steak, dan minuman segar.
Seusai makan diBistrot Alexandre III, Dira dan Arya melanjutkan perjalanan dan menyeberangi jembatan Pont de la Concorde.
Tepat di ujung jembatan, terlihat Fountaines de la Concorde yang didesain oleh Jacques Ignace Hittorff. Dira meminta Arya mengambil fotonya di sana, dengan malas laki-laki itu terpaksa mengambil foto sang istri.
Setelah itu Arya membawa Dira ke Musee de l’Orangerie yang merupakan galeri lukisan impresionisme dan pasca-impresionisme.
Arya mengunjungi tempat tersebut untuk melihat karya lukisan disana.
Dira hanya mengikuti suaminya yang fokus memperhatikan setiap lukisan yang di pajang di museum tersebut, walau sebenar ia sudah tidak sabar untuk mengunjungi tempat selanjutnya.
Setelah puas melihat lukisan keduanya melanjutkan perjalanan dari Musee de l’Orangerie menuju Arc de triomphe dengan berjalan kaki karena tempatnya tidak terlalu jauh. keduanya memilih berjalan karena sembari menikmati keindahan sungai Seine.
Sesampai di Arc de triomphe lagi-lagi Dira mengajak berfoto digapura tersebut merupakan salah satu monumen paling populer di Paris yang berdiri tegak di pusat Place Charles de Gaulle.
"Kak tolong fotokan aku." pinta Dira memberi ponselnya pada Arya.
"Dasar alay, dimana-mana minta foto. Kampungan bangat jadi orang." Ucap Arya yang kesal dengan kelakuan istrinya.
"Kak kita ini lagi bulan madu, foto ini nanti sebagai kenang-kenangan untuk kita perlihatkan kepada anak-anak kita nanti.Dari tadi Kak Arya belum pernah berfoto. Ayo kita berdua foto barang." Ajak Dira.
"Siapa juga yang ingin punya anak darimu." Jawab Arya dengan mulut pedasnya.
Tanpa memperdulikan omongan pedas suaminya, Dira langsung meminta tolong kepada wisatawan yang ada di sana untuk mengambil gambar mereka, setelah itu ia menarik tangan Arya agar lebih dekat dengannya. Dira juga menggenggam tangan Arya agar terlihat romantis. Ardy terpaksa mengikuti kemauan Dira karena tidak ingin berdebat lagi.
Pengantin baru tersebut menghabiskan waktu mereka di Arc de Triomphe dengan melihat keindahan kota Paris dari ketinggian dengan naik ke atas Arc de triomphe. Arya dan Dira harus menaiki sekitar 40 anak tangga agar sampai di atas.
Puas melihat keindahan kota Paris di sore hari Dira mengajak suaminya berkeliling, gadis itu membawa Arya keluar masuk toko untuk berbelanja barang-barang branded.
"Dasar gadis manja, taunya cuma ngabisin duit saja." Ucap Arya yang kesal karena semua barang yang di beli istrinya ia yang bayar.
Mendengar ucapan suaminya membuat hati Dira sakit, tapi ia sudah berjanji akan menaklukkan laki-laki dingin di hadapannya itu.
"Ya nggak masalah kak, yang ngabisin duit kakak istri sendiri. Mending aku yang habisin daripada nanti uang suamiku di habiskan wanita lain, kan rugi." Balas Dira membalas perkataan pedas suaminya.
Sesampai di hotel keduanya bergegas untuk membersihkan diri secara bergantian karena sepasang pengantin baru itu akan pergi makan malam romantis. Arya kali ini juga terpaksa karena Dira mengancam akan mengadukannya pada papa Hendra.
Slip dress gaun tanpa lengan yang memiliki potongan tali tipis atau spaghetti strap, membuat penampilan Dira terlihat feminim dan menawan. Apalagi jika diimbangi dengan pemilihan warna netral yang cenderung hangat seperti beige atau coklat, so gorgeous.
Melihat penampilan Dira membuat laki-laki yang sedang di rundung rasa bosan akibat menunggu sang istri berdandan terpana melihat tampilan Dira yang terlihat lebih dewasa dan anggun. Dira Dimata Arya adalah gadis manja yang berpenampilan biasa saja menjelma bak wanita dewasa yang terlihat anggun dan mempesona.
"Kak ayo, kenapa bengong Aku cantik ya? Kakak pasti terpesona kan sama aku." Ucap Dira dengan percaya diri.
"Terpesona, jangan mimpi kamu. Aku gak nyangka saja kamu bisa pakai baju seperti ini. Saya kira kamu wanita polos, ternyata saya salah ternyata kamu berani memakai pakaian sedikit terbuka seperti ini. Kamu ingin menggoda saya, gak akan mempan." Ejek Arya menutupi rasa kagumnya.
Di lantai 2 Menara Eiffel Arya dan Dira mendapati restoran dengan menu lokal yang rasanya tak lekang oleh waktu.
Berada di ketinggian 124 meter, dari restoran ini mereka bisa menikmati pemandangan sekitar Menara Eiffel dengan lebih leluasa. Restoran ini sangat luar biasa di malam hari. Dari kaca restoran, terlihat Menara Eiffel yang berkilau.
Dira menikmati pemandangan yang memanjakan mata sembari menunggu makanan mereka datang sementara Arya hanya sibuk dengan ponselnya. Tak lama makanan datang dengan tampilan sempurna dan rasa yang luar bisa. Segar, terstruktur, dan keunikan cita rasa makanan yang membuat tak ingin berhenti menyuap.
Duduk dan menikmati makan di sini seperti menikmati sihir yang membuat hati berbunga-bunga bagi Dira, apalagi di temani dengan laki-laki yang sangat ia cintai.
Setelah makan malam selesai Arya memaksa segera pulang ke hotel dengan alasan sudah lelah seharian menemani Dira, dengan terpaksa gadis tersebut menuruti permintaan suaminya karena tidak tega melihat Arya yang sudah lelah. Walau ia masih ingin berlama-lama menikmati keindahan menara Eiffel di malam hari yang cerah itu.
Arya langsung tidur dan tidak memperdulikan Dira yang masih terduduk di dekat jendela memandangi menara Eiffel yang terlihat indah ketika malam hari dari hotel mereka.
"Andai kak Arya mencintaiku pasti bulan madu kami lebih menyenangkan, aku tidak bahagia di sini walau ini adalah kota impianku. "Tuhan tolong lembutkan hati suami hamba dan buatlah ia jatuh cinta sedalam-dalamnya kepada saya." Dira memanjatkan doanya.
Pagi harinya Arya terbangun dari tidurnya, ia merasa sangat nyaman menikmati tidurnya, sampai-sampai laki-laki itu merasa seperti di peluk.
"Tunggu sebentar, tapi kenapa sampai sekarang rasanya seperti di peluk ya?" Arya masih tidak sadar kalau Dira sedang tidur di sampingnya dengan memeluk tubuhnya dengan erat.
Arya melihat kesamping dan menemukan Dira yang sedang tidur terlelap dengan memeluk dirinya, Arya langsung menghempaskan tangan Dira dari atas perutnya dengan Kasar.
"Sialan.... Bangun kamu." Teriak Arya dengan emosi.
Dira yang baru setengah sadar mendudukkan dirinya di atas ranjang sembari mengumpulkan nyawanya yang belum sadar dengan apa yang terjadi.
"Apa sih, kenapa ribut bangat gangguin orang tidur saja."
"Dasar perempuan murahan, berani kamu tidur memelukku. Siapa yang mengizinkan kamu tidur di ranjang yang sama denganku?" Bentak Arya.