Menjadi seorang ibu

Quenny dan Wefina sudah sampai di kampus tempat berkuliah selama empat tahun lamanya, Quenny hanya memakai kemeja lengan panjang dengan di masukan ke celana jeans dan dihias sederhana tapi saat cantik pada usianya saat ini.

" Wefina ayo cepat kita ke administrasi nanti temani aku ke toko buku ya beli buku dongeng" kata Quenny.

" Ayo kebetulan aku juga ingin membeli novel keluar terbaru kabarnya sudah datang" kata Wefina, mereka melangkahkan kakinya menuju ruang administrasi sudah banyak calon mahasiswa tiba terpaksa mereka harus menunggu.

" Wah lihat nih siapa yang telah sampai" kata Dreta, Dreta and gank merupakan saingan Quenny saat masa sekolah.

Mereka memang tidak menyukai Quenny karena para guru sangat memuji kepintaran yang dimiliki oleh Quenny dan siswa laki-laki juga menangguminya.

" Ternyata kalian kuliah disini juga" kata Wefina, Dreta menahan emosi pada Wefina seakan ia ingin menamparnya.

Quenny menggelengkan kepalanya meminta Wefina untuk diam ia tak ingin ada keributan di sini. Sekarang giliran keduanya untuk mengurus kebutuhan kuliah nantinya.

" Semoga saja mereka tak seperti di sekolah nantinya" kata Wefina, masih kesal saat bertemu Dreta dan temannya.

Mereka menuju ke toko buku memberi yang diinginkan.

" Mereka pasti menyukainya" kata Quenny, melihat banyaknya buku dongeng di rak. Quenny membeli buku dongeng yang ia kira disukai oleh anaknya.

Wefina juga memilih beberapa novel dengan senangnya sampai tak menyadari Quenny sudah ada di dekatnya.

" Wefina, berapa banyak lagi yang kamu beli" kata Quenny, melihat sudah banyaknya buku di tangan Wefina. Wefina ngengesan pada sahabatnya terpaksa Quenny menarik tangan Wefina karena sudah lama ia diluar. Quenny khawatir pada kedua anaknya takutnya mereka akan mencarinya.

" Mama hiks hiks hiks kenapa lama perginya Andrean dan Fina menunggu" kata Andrean, menangis. Saat pergi mereka memang mencari Quenny tapi saat dibujuk dengan bermain sempat tenang, Andrean kembali mencari Quenny saat Fina menangis makanya ia juga menangis.

" Nak maaf mama, mama tadi ke kampus dan membeli ini untuk kalian" Quenny, menggendong Fina menghapus air matanya.

" Kampus itu apa ma? " Andrean.

Quenny tersenyum menghapus air mata di wajah Andrean.

" Kampus itu tempat orang kuliah sama seperti sekolah, nanti Andrean juga sekolah nantinya" kata Quenny, Andrean menanggukkan kepalanya.

Wefina pamit ia merasa lelah sudah seharian keluar apalagi ibunya menghubunginya sejak di toko buku.

Quenny mengajak kedua anaknya tidur siang dan bibi Ena tadi sudah mengatakan kalau mereka sudah makan siang, setelah memastikan anaknya tidur Quenny juga menuju ruang makan karena belum makan siang.

Quenny menyempatkan merapikan kebutuhan untuk kuliah sebelum mereka bangun.

" Semoga perusahaan baik saja sebelum nanti aku tangani" tiba saja Quenny memikirkan perusahaan ayahnya yang di urus oleh asisten ayahnya.

Ayah Quenny meninggalkan perusahaan satu juta euro untuknya, Quenny awalnya tak percaya kalau ayahnya meninggalkan perusahaan terbesar itu untuknya.

Pengacara ayahnya sudah mengatur semuanya setahun lagi harus dia yang mengurus perusahaan, karena tidak mungkin asistent ayahnya yang mengurus lebih setahun.

Makanya Quenny bertekad menyelesaikan kuliahnya yang jurusan Bisnis dan Manajemen hanya dua tahun setelah itu bisa fokus pada kuliah kedokteran yang lebih lama waktunya.

Quenny tersenyum mengingat pertama kali bertemu dengan kedua anaknya saat ia baru lulus dan dalam keadaan kacau mengingat kepergian ayahnya.