kisah seorang wanita yang berjuang hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya, kemudian bertemu seorang laki-laki yang begitu mencintainya terbuai dalam kemesraan, hingga buah hati tumbuh tanpa pernikahan.
sungguh takdir hidup tak ada yang tahu kebahagiaan tak berjalan sesuai keinginan, cinta mereka Anita dan seno harus terpisah karena status sosial dan perjodohan dari kedua orang tua seno.
bertahun-tahun Seno menjalani kehidupan tanpa cinta, takdir tak terduga dan kini mereka di pertemuan kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RASA PENASARAN
Malam kini tiba, Anita menyuruh Seno untuk kembali pulang.
"Aku gak mau loh sampai Mamah kamu nanti kesini, terus bikin kegaduhan"
Karena memikirkan kesehatan Putrinya, Seno pun mengikuti saran Anita.
"Oh iya, besok Aku akan bawa Kamu ke Rumah Mamah ku ya"
"Untuk apa Seno?"
"Kita akan menghadap Mamah, mengatakan bahwa Kita akan segera menikah"
"Baik.. Aku siap menghadap Mamah Kamu"
Seno tersenyum senang, dan Ia pun pamit pulang ke rumah.
Sesampainya Seno di rumah, Bu Riana sudah menunggunya di kamar Seno.
"Mamah kok ada disini"
"Dari mana saja Kamu seharian ini?"
"Aku di rumah Anita, Sena baru pulang dari Rumah sakit"
"Seno.. Bisa gak sih Kamu turuti kemauan Mamah, Kamu bisa mencari wanita di luar sana yang sepadan dengan keluarga Kita, yang punya bibit bebet dan bobot yang jelas"
Seno merasa lelah mendengar ucapan ibunya yang selalu berkata tentang status sosial Anita juga latar belakang Anita.
"Mah, Aku dari dulu selalu menuruti Mamah, Papah dan Mamah minta Aku untuk nikahi Tania, Aku turuti... Tapi Aku juga mohon Mah, untuk kali ini, biarkan Aku memilih jalan hidupku"
"Tapi Mamah gak pernah setuju Kamu bersama Anita"
"Apasih Mah yang membuat Mamah itu membenci Anita, Dia wanita yang baik, dan Dia juga ibu dari anak Aku Mah, Sena cucu Mamah juga"
Tak pernah terima dengan kehadiran Sena, Bu Riana tetap tak ingin mengakui Sena sebagai cucunya.
"Mamah sudah punya Fathia, Mamah gak butuh Sena"
Sepertinya Bu Riana sudah keterlaluan akhirnya Seno tak segan menceritakan kebenaran tentang siapa Fathia bagi keluarga Saputra.
"Tapi Fathia bukan keturunan keluarga ini Mah, Dia tidak punya darah keluarga Saputra"
Bu Riana terkejut mendengar Seno berkata seperti itu.
"Apa maksud Kamu"
Seno terdiam, lalu Ia mulai memberitahukan kebenaran itu.
"Aku menikahi Tania dalam keadaan hamil anak orang lain"
Syok berat Bu Riana mendengar hal itu, Bu Riana masih belum percaya dengan apa yang di katakan Seno.
"Kalau Mamah gak percaya Mamah bisa test DNA Fathia dan Aku, atau bila perlu Mamah tanyakan ini semua sana Tania, juga Keluarganya"
Bu Riana semakin terkejut mendengar kebenaran itu.
Jika memang benar Tania hamil dengan orang lain, lalu kedua orangtuanya tahu soal ini, artinya Ia merasa di tipu mentah-mentah oleh keluarga Tania.
"Apa yang Kamu bicarakan ini benar Seno?"
"Papah saksinya"
Lagi dan lagi Bu Riana syok mendengar ini semua.
"Apa yang Kamu katakan Seno, jadi hanya Mamah yang gak tahu soal ini, kalian membohongi Mamah bertahun-tahun"
Bu Riana merasa lemah tak berdaya mendengar kenyataan ini, bisa-bisanya rahasia besar ini hanya Dia lah yang tidak pernah tahu.
"Maaf Mah, bukan niat Aku dan Papah untuk menyembunyikan ini dari Mamah, tapi Mamah waktu itu sedang sakit, Mamah ingat kan, saat perjodohan itu Mamah sakit karena perusahaan keluarga yang di bangun dari tahun ke tahun hampir bangkrut, dan hanya keluarga Tania yang dapat membantu menstabilkan keuangan perusahaannya Kita"
Bu Riana kini mengingat hal itu, Ia pun mulai bersedih, lalu Seno melanjutkan lagi ucapannya.
"Maka itu kenapa Aku, Papah dan Tania membuat perjanjian pranikah karena Aku sesungguhnya gak ingin dengan perjodohan itu Mah, Aku dulu sudah punya Anita, bahkan Anita yang jelas-jelas sedang hamil anakku mengandung keturunan keluarga ini, tapi Aku tinggalkan Dia demi siapa Mah.... hanya demi kalian Aku membuat hidup Anita menderita, tapi Aku malah menikahi seorang wanita yang justru hamil anak orang lain... Aku sungguh bodoh Mah, sungguh bodoh Mamah tahu"
Ucap penjelasan hati Seno dengan panjang lebar kepada ibunya, kini Seno jadi bersedih lagi mengingat betapa jahatnya dulu dirinya kepada Anita.
Sedangkan Bu Riana tak dapat berkata-kata lagi, Ia hanya diam tak bergeming syok dengan kebenaran yang Ia dengar.
Iya melihat wajah putranya yang sedang menangis kecil, sepertinya kebenaran cerita ini sedikit membuat hati Bu Riana ikut terenyuh mendengar curahan hati Seno.
"Jadi Sena adalah cucu Mamah satu-satunya"
Seno menganggukkan kepalanya dengan wajah berharap ibunya dapat menerima kehadiran Sena.
Merasa malu dengan perbuatannya atau memang merasa belum menerima kenyataan yang sebenarnya Bu Riana pun pergi begitu saja tanpa bicara lagi pada Seno.
"Doni Kita pulang sekarang"
Ucap Bu Riana dengan wajah tegang nya.
"Bu.. Ibu gak apa-apa"
Merasa Ia harus tahu kebenaran itu, Bu Riana meminta untuk diam-diam mengambil sampel rambut Fathia dan Sena, Ia kan mencoba tes DNA sendiri tanpa ada orang yang tahu.
"Baik Bu akan Saya jalan kan perintah Ibu besok"
"ingat jangan sampai ada yang tahu"
Doni mengerti akan tugasnya.
Sementara Tania telah menidurkan putrinya Kini Ia keluar dari kamar mengambil minum karena haus, dan datanglah sang ibu berbicara pada Tania.
"Tania, sudah 5 hari ini Mamah lihat Kamu kok gak pulang-pulang ke rumah Kamu"
Tania terdiam lalu Ia berfikir mungkin ini sudah waktunya untuk Mamah dan Papah nya tahu soal perceraiannya.
"Mah.. Aku mau bicara serius sama Mamah"
Bu Leni merasa tegang apa yang ingin Putrinya bicarakan hingga pembicaraan itu di anggap serius.
"Aku dan Seno sebenarnya Kami sudah bercerai"
Bu Leni sungguh kaget mendengar kabar itu.
"Apa... Kamu seriusan Tania, Kamu gak sedang bercanda kan?"
"Gak Mah, Aku serius.. maka itu kenapa Aku gak pulang-pulang dari kemarin, karena Aku sudah bukan istri Seno lagi"
Sungguh sangat berita yang mengagetkan bagi Bu Leni.
"Tania, Seno melakukan kesalahan?, apa Dia selingkuh di belakang Kamu, Atau..."
Belum selesai bicara Anita langsung menyahuti ucapan ibunya.
"Iya Mah, ada wanita lain yang Seno cintai selain Aku"
Tania kini berbohong pada sang ibu, hanya karena benci dengan kehadiran Anita, Tania pun berbicara seolah-olah Anita lah yang merusak pernikahannya.
"Jadi benar Seno selingkuh?"
Tania tak menjawab Ia hanya diam membisu, padahal jelas-jelas Seno tak pernah selingkuh dan perceraian itu terjadi karena memang perjanjian pranikah.
Merasa putrinya di khianati Bu Leni pun berniat ingin mendatangi kediaman rumah Bu Riana, untuk memprotes tindakan putarnya, yang Tania tak tahu adalah saat ini Ia pikir Bu Riana masih menganggap Fathia itu cucunya, Tania merasa yakin jika ibunya turun tangan, dan bicara pada Bu Riana mungkin saja Seno akan mau rujuk dengannya lagi.
Waktu terus berlalu, Sena merasa dirinya sudah sembuh Ia pun merengek ingin bersekolah hari ini.
"Sayang, Kamu belum sembuh total, masih harus banyak istirahat"
"Aku sudah sembuh Mah, please Mamah Aku mau sekolah Aku mau ketemu teman-teman Aku"
Anita hanya saling memandang dengan Tante Risma.
"Sudah Anita biarkan saja Sena sekolah"
"Tante yang akan jaga Sena di sekolah"
"Tapi Aku masih takut Tante, Sena kuat atau gak gitu loh?"
"Kamu tenang, Tante akan temani Sena hingga pulang sekolah"
Anita pun tersenyum melas pada Tante nya.
"Makasih banyak ya Tante, Aku sayang banget sama Tante"
Tante Risma tersenyum bahagia mendengar kata sayang dari Anita, namun ada perasaan bersalah juga dalam dirinya, karena sudah membohongi Anita selama bertahun-tahun tentang siapa dirinya yang sebenarnya.
"Suatu saat jika Kamu tahu siapa Tante apa Kamu akan masih berkata seperti ini Anita?"
Tanya dalam hati Tante Risma berbicara pada dirinya sendiri.
"Ya sudah kalau gitu Aku berangkat kerja duluan ya Tante, Aku titip Sena ya Tante"
Sebelum pergi Sena pun mencium pipi tantenya dengan penuh cinta.
"Sayang, sama Tante Risma ya berangkat sekolahnya, ingat... Jangan nakal di sekolah nurut sama Tante Risma, dan gak boleh jajan yang aneh-aneh"
"Siap Mamah Sena ngerti kok"
Ucap Sena dengan rasa bahagia bisa bersekolah lagi.
Sementara Bu Riana kini berada di dekat sekolah Fathia, kedatangannya hanya untuk melihat Sena, yang menjadi pikirannya sejak semalam.
"Aku akan tahu kebenarannya setelah ini"
Tak lama tibalah Fathia yang di antar oleh Tania.
"Dadah Sayang, nanti Mamah jemput di jam biasa ya"
"Oke Mah"
Tak lama Tante Risma dan Sena kini datang, Fathia yang melihat Sena telah datang Ia pun berlari mendekati Sena.
"Eh Sena, Kamu sudah sembuh?"
"Sudah dong, Aku kan anak Mamah yang paling kuat"
Tante Risma hanya tersenyum-senyum mendengar percakapan Mereka.
Bu Riana masih terus memantau, dari kejauhan, kini Ia melihat wajah Sena yang memang mirip sekali dengan Seno sewaktu kecil dulu.
"Dia memang mirip Seno"
Ucapnya dengan suara yang begitu pelan, namun Bu Riana melihat sosok yang dari tadi berada di samping Sena.
"Doni, sepertinya Sena ada yang menjaga hari ini, apa bisa Kamu ambil sample rambut Sena dan Fathia?"
Doni yang beri tugas tak pernah gagal dalam menjalankannya, Ia pun menyakinkan Bu Riana jika Ia akan membawakan apa yang diminta Bu Riana.
"Baik, Saya akan tunggu disini"
Doni pun turun dari mobil dan Ia kini memasuki area sekolah Sena dan Fathia.
Bu Riana kini keluar dari mobil, lalu Ia berdiri di depan seberang gerbang sekola, Tak sengaja Tante Risma yang sedang berjalan melihat sosok Bu Riana, walaupun agak samar-samar penglihatan Tante Risma namun Ia masih mengenali sosok Bu Riana dua puluh lima tahun yang lalu.
"Bu Riana, ya tuhan... kenapa Dia ada disini, apa Dia mengetahui keberadaan Anita"
Tante Risma masih ingat betul kejadian dua puluh lima tahun silam itu, rasa takut, sedih, berduka atas kematian Arini ibu dari Anita, masih sangat terasa sesak di dadanya.
Tante Risma pun membalikkan badannya, Ia kini menjadi khawatir dengan keselamatan Sena.
"Aku harus melihat Sena"
Ucapnya dalam hati berkata lalu Ia segera pergi sebelum Bu Riana mengetahui keberadaannya.
Fathia dan Sena sedang bermain ayunan, lalu Doni bodyguard Bu Riana mendekati Mereka, lalu menawarkan sebuah ice cream kesukaan anak-anak.
"Om punya dua ice cream tapi om sudah kenyang, siapa yang mau"
Anak-anak yang memang suka ice cream pasti tak akan menolak siapapun yang memberi jajanan itu.
"Aku mau yang stroberi"
Ucap Fathia dengan langsung mengambil ice cream itu dari tangan Doni.