NovelToon NovelToon
ARAKA

ARAKA

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat / cintamanis / Teen School/College
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mae_jer

Hubungan Ara dan Ravel sih aktor terkenal yang juga adalah kakak kandungnya berubah semenjak mama mereka meninggal. Kakaknya menjadi sangat dingin padanya.

Meskipun begitu, Ara tumbuh menjadi gadis yang ceria. Ia juga banyak teman di sekolah dan suka berbuat onar.

Suatu hari, ketika ia sedang menjalani hukuman, sekolah mereka tiba-tiba diserang preman. Hari sudah gelap dan semua orang sudah sudah pulang, hanya ada Ara dan cowok yang berpapasan dengannya tadi,

Karrel, cowok populer di sekolah itu yang terkenal dingin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5

"Ara pulang!" teriak Ara senang ketika memasuki rumah. Sayangnya rumah itu seperti kosong tak ada penghuninya

"Non Ara."

Gadis itu menoleh ke seorang pelayan paruh baya.

"Orang rumah kemana bi?" tanyanya

"Tuan Kim sore tadi berangkat ke Jerman ada urusan bisnis, den Ravel ada di kamarnya."

"Tante Nindy?"

"Nyonya Nindy katanya pulang ke Bandung sebulan."

"Oh gitu. Kalau begitu Ara ke atas yah bi." Ara pamit pada sih pembantu dan

cepat-cepat berlari menaiki tangga, masuk ke kamar kakaknya begitu saja.

"Kakak!" serunya semangat.

Ravel menatap malas adiknya itu. Ia lebih memilih fokus dengan naskah di tangannya.

"Kakak ngapain? latihan acting? sini aku bantuin." Ara mencoba merebut naskah dari tangan kakaknya itu tapi cepat-cepat di cegah pria itu.

"Keluar." usir Ravel dingin dengan suara rendah.

"Tapi aku ingin bareng kakak dulu."

"Aku bilang keluar." suara Ravel mulai meninggi.

Ara tetap tidak menghiraukan perkataan kakaknya itu dan malah duduk di kasur sang malaikat maut.

"ARANAYA KELUAR !" teriak Ravel lagi mendorong kasar tubuh Ara memaksanya keluar dari kamarnya dan membanting pintunya kasar tak lupa menguncinya.

Ara menunduk sedih. Ia berbalik berjalan ke kamarnya. Padahal ia ingin berbagi cerita dengan sang kakak tentang apa yang terjadi padanya hari ini tapi kakaknya tetap dingin, tidak pernah mau peduli padanya.

Ravel adalah artis terkenal yang di kenal orang-orang dengan sosok pria lembut dan baik hati meski terkadang dingin. Tapi mereka sebenarnya tidak tahu, di rumah pria itu sangat dingin dan kasar pada adik kandungnya sendiri. Dulu mereka memang sangat dekat, tapi semenjak peristiwa itu, Ravel berubah. Ia selalu bersikap dingin dan kasar pada Ara.

\*\*\*

Di rumahnya, Karrel berbaring di kasurnya sambil matanya menerawang ke langit-langit dinding kamarnya.

Ia mengingat kejadian hari ini bersama gadis yang baru di temuinya hari ini. Sesekali pria itu tersenyum. Mulai dari peristiwa di kantin, perdebatan gadis itu dengan Bu Sandra, sampai umpatan-umpatannya yang konyol itu. Gadis aneh, lemah, penakut, gumamnya tanpa sadar.

Senyum Karrel berganti dengan rasa penasaran saat mengingat obat yang ingin di minum gadis itu. Kenapa dia membawa obat penenang? ia tidak terlihat seperti orang depresi atau sakit-sakitan. Lamunan Karrel terhenti karena panggilan masuk di ponselnya. Nama Devin tertampang jelas di layar panggilan. Ia langsung mengangkatnya.

"Ada apa?"

"Kau sudah dengar berita tentang sekolah kita?" tanya Devin dari seberang

"Mm. Aku masih di sana waktu mereka nyerang."

"Yang benar?" terdengar nada khawatir Devin.

"Tapi kau tidak terluka kan?"

"Yah, aku baik-baik saja." angguk Karrel

"Ya sudah kalau begitu." Devin langsung menutup telpon sepihak. Karrel hanya menggeleng, terkadang sahabat yang satunya itu memang tidak jelas seperti tadi. Pria itu lalu meletakkan ponselnya di nakas dan tidur.

Paginya di sekolah semua siswa di sekolah itu berkumpul di ruangan aula yang masih utuh seperti semula. karena letaknya ada di ruang bawah tanah, jadi aula itu masih tertata rapi. Berbeda dengan ruangan kelas lainnya yang kaca-kacanya hancur lebur dan semuanya berantakan.

"Aku pikir kita akan di liburkan karena peristiwa ini, ternyata nggak." ucap Manda malas.

Laras tidak peduli pada tanggapan sahabatnya itu. Ia malah sibuk mengatur-ngatur rambutnya karena semua kakak kelas tampan dari kelas XII dan Kelas XI berkumpul di aula itu.

"Oh ya, sih Ara kemana?" Manda menatap seluruh ruangan aula tapi belum melihat keberadaan Ara.

"Ngapain di cari? biasanya kan

tuh anak emang selalu telat." timpal Laras masa bodoh, bukan berarti ia tidak peduli pada sahabatnya itu, tapi sudah biasa kalau Ara belum keliatan pasti bangun kesiangan.

"Iya tapi hari ini kan beda. Masa iya Ara masuk aula saat kepsek lagi pidato." ucap Manda lagi.

"Tenang aja, kamu tahu kan Ara itu punya banyak alasan." balas Laras.

Tidak jauh dari Laras dan Manda, duduk Karrel dan kawan-kawannya di kursi bagian tengah. Entah kenapa pria itu ikut merasa penasaran kenapa Ara belum datang. Ia tahu gadis itu baik-baik saja semalam, kecuali kalau dia memang berniat absen.

"Pagi semuanya." sapa kepala sekolah dari depan panggung. Samping kanan kirinya berdiri semua guru-guru sekolah itu.

"Pagi paaaaaakkk." balas para siswa-siswi serentak.

Kepala sekolah melanjutkan.

"Kalian pasti sudah tahu penyerangan yang terjadi di sekolah kita semalam." semua mendengar dengan saksama.

"Setelah diselidik oleh polisi , ternyata pelakunya adalah mantan murid sekolah ini yang di keluarkan karena menyerang guru. Tentu saja ini merugikan kita semua terutama sekolah. Namun bapak harap kalian semua tidak perlu panik karena polisi sudah menangkap mereka semalam." jelas pak kepala sekolah.

Semua murid bertepuk tangan dan bernapas lega.

"Berhubung dengan hancurnya properti sekolah, bapak ingin me.."

"Pagi paak!"

Semua guru dan para murid menatap ke seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik pintu masuk aula. Hampir semua guru menarik napas lelah saat melihat siapa gadis itu.

"Tuh kan bener." bisik Manda ke Laras dari tengah aula.

Kepala sekolah menghentikan ceramahnya sesaat dan melirik Ara.

"Ara jam berapa ini? kenapa kamu baru datang?" tanyanya tegas. Ia sudah lama mengenal Ara karena gadis itu sangat bandel dan para guru selalu bercerita tentangnya.

Dari tempatnya Karrel menatap lurus ke depan pada satu titik. Dahinya berkerut bingung. Kenapa wajah gadis itu terlihat pucat? Ia yakin semalam masih baik-baik saja, apa karena masuk angin?

"Aku datangnya udah dari tadi pak." jawab Ara lemah sambil memegangi perutnya.

"Terus kenapa baru masuk sekarang?"

"Sakit perut pak."

"Halah jangan bohong kamu." sang kepala sekolah tidak mau lagi tertipu dengan segala kebohongan gadis itu.

"Kok tampang secantik ini di bilang tukang bohong sih." balas Ara tidak terima.

"Pak sepertinya Ara tidak bohong, wajahnya memang terlihat pucat." bisik pak Wira wali kelas Ara. Kepala sekolah hanya berdeham pelan.

"Ya sudah, cepat cari kursi dan duduk." kata sih kepsek akhirnya dengan suara tegas. Mata Ara berbinar-binar senang.

"Makasih pak kepsek yang tampannya sebelas dua belas sama Valak." seru gadis itu lalu cepat-cepat berlari ke arah tempat duduk teman-temannya.

"Pffttttt." semua siswa termasuk para guru menahan tawa. Suara teriakan Ara sangat kuat, hanya orang budek yang nggak bakalan denger.

"ARANAYA, SAKIT AJA MASIH SUKA BIKIN RUSUH KAMU YA!" teriak pak kepala sekolah kesal.

Ara mengangkat kedua jarinya yang berbentuk huruf V tanda damai lalu berhigh five dengan teman-teman sekelasnya yang duduk berdekatan lalu duduk di sebelah Laras.

"Ra, kamu beneran sakit perut?" tanya Adit ketua kelasnya merasa sedikit cemas. Ara menggeleng lalu menghapus lipstik pembuat pucat dari bibirnya dan tersenyum senang, Adit dan yang lain ikut merasa lega.

"Kamu tuh ya kebiasaan." gerutu Manda menjitak pelan kepala sahabatnya itu. Ara terkekeh.

"Tuh cewek emang banyak banget akalnya." Bintang berbicara dari tempat duduknya sambil memperhatikan gadis Ara yang tengah berinteraksi dengan teman-temannya.

Devin menyetujui ucapan Bintang sedang Karrel hanya tersenyum kecil, sangat kecil hingga tidak ada yang menyadari kalau ia sedang tersenyum.

1
Rina Delfita
Luar biasa
Ana
sedih q
Norma Koelima
br mampir... kayaknya seru nieh
Tiwi
ok
rere
bagusssss
Anik Hidayat
Luar biasa
Angin sepoi-sepoi
nenek lampir mana yang punya hati selembut itu kalo bukan Lily 😭 i like it
Angin sepoi-sepoi
hmmmm
🌺Ulie
Luar biasa
Fitrothul Auliya
filingku mh ad hubungan nya sma bintang
Angin sepoi-sepoi
ini paling penghemat tenagaa/Sob/
Hadyan Ghauzan
Luar biasa
Fitrothul Auliya
pke kaos kutang kk😁😁
Fitrothul Auliya
ra pegangan tuch ke pinggang bukan ke leher, klw ke leher itu mw nyekek nmanya🤣🤣🤣🤣
Fitrothul Auliya
Luar biasa
Fitrothul Auliya
hug ara😭😭😭😭
Fitrothul Auliya
ra dimana mna bisa tuch mulut,bukan kuping 🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Ya salam gitu amat ya orang kaya,Uang itu lebih segala2 nya dari keluarga sendiri..ckck...🤦🤦🤦
Qaisaa Nazarudin
Apa sih motif preman ini menyerang skolah?? Terus Karel sama Ara kenapa masih di skolah sampai malam,kan skolah nya sampai jam 1 doang?? Heran deh aku..🤔🤔🤔
Qaisaa Nazarudin
Walaupun kelas mereka paling tercorot tapi kekompakan mereka itu lho bikin aku salut..👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!