"Aku kecanduan dengan tubuh mu, Nona." Juan berbisik sensual di telinga Syera.
"Kau begitu kurang ajar, mana ada pengawal yang menikmati tubuh anak majikan nya heh!" Ketus Syera sambil mengeratkan selimutnya.
Syera Alana Lurious gadis yang nakal dan susah di atur di pertemukan dengan Juan Karessa Mahendra yang di pekerjakan oleh ayah nya menjadi pengawal nya.
Karena suatu kejadian, membuat Syera dan Juan terlibat hubungan terlarang yang membuat sang ayah murka.
Bagaimanakah kisah cinta antara anak majikan dan pengawal nya? Apakah kedua nya bisa meluluhkan hati ayah Syera? Simak hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 - TGSP
"Sayang, aku bantu ya." Ucap Syera sambil mendekat ke arah Juan yang sedang mengulek bumbu untuk membuat seblak.
"Kamu bisa ngulek bumbu, yang?" Tanya Juan, dia melirik ke arah Syera yang menempel di punggung nya, melingkarkan kedua tangan nya di pinggang Juan.
"Ya aku belajar dong, yang." Jawab Syera, dia bersandar manja di pundak Juan. Tak peduli kalau pun mama nya Juan melihat kelakuan nya.
"Yaudah, nih hati-hati."
"Di gimanain?" Tanya Syera.
"Di ulek, sayang. Nah kan kamu gak bisa, udah biar aku aja."
"Enggak, aku mau belajar yang."
"Nih di giniin." Juan mengajarkan cara mengulek bumbu yang benar. Syera pun mencoba nya dengan perlahan.
"Kalau pegel, gantian ya."
"Ayang, isshh kok gak bisa?" Rengek Syera membuat Juan tertawa. Apalagi saat melihat bumbu yang berceceran, bukan nya halus malah berantakan kemana-mana.
"Udah, kamu nyuci sayur nya aja ya? Biar aku yang ngulek bumbu nya."
"Hehe, maafin yah malah jadi berantakan."
"Gapapa sayang." Jawab Juan sambil mengunyel-unyel pipi Syera dengan gemas.
"Sakit, yang."
"Utututuuu, gemesin nya pacar ku ini." Juan mencium pipi kanan dan kiri sang kekasih.
"Udah gak sakit?"
"Hehe, udah enggak sekarang." Jawab Syera, dia pun membawa wadah berisi sayuran untuk mencuci nya.
Setelah di rasa bersih, Syera pun kembali ke tempat dimana Juan berada.
"Bisa mengiris-iris bakso nya, sayang?" Tanya Juan setelah melihat Syera datang dengan membawa sayuran nya.
"Bisa, yang."
"Hati-hati, ini pisau nya tajam nanti kena tangan." Peringat Juan, Syera pun menganggukan kepala nya. Dia pun membawa talenan dan duduk sambil memotong-motong bakso nya.
"Begini, yang?"
"Iya, sayang. Jangan terlalu tipis ya."
"Ohh iya, tadi kamu mau nunjukin aku buah jambu monyet kan?" Tanya Syera.
"Astaga, kamu masih inget sayang? Ya ampun, aku aja lupa." Jawab Juan sambil tertawa.
"Habis nya aku penasaran seperti apa bentuk nya, kalau gak kaya monyet terus kenapa nama nya jambu monyet, yang?" Tanya Syera membuat Juan menggelengkan kepala nya. Memang nya nama buah itu harus sesuai dengan bentuk nya ya? Soalnya, dari tadi Syera kekeuh kalau jambu monyet itu bentukan nya harus seperti monyet.
"Yaudah, yuk ikut." Ajak Juan, Syera pun bangkit dari duduk nya dengan cepat, lalu mengekor di belakang Juan yang berjalan lebih dulu.
Juan membuka pintu belakang, Syera menganga karena ternyata tepat di belakang rumah Juan itu hutan belantara. Bagaimana kalau ada harimau nganggur disini lalu memakan mereka ya?
"Sayang, kok hutan."
"Iya, hutan sayang. Kamu mikir nya emang pohon jambu monyet ada nya dimana, di mall?" Tanya Juan sambil terkekeh.
"Hehe, ya gak gitu. Aku kira di kebun, yang."
"Iya, ini kebun warga. Cuma di biarin gini, katanya sih biar pohon nya cepet besar." Jelas Juan.
"Ini sih kalo mau berbuat mesuum disini gak bakalan ketahuan ya." Celetuk Syera membuat Juan berbalik lalu tergelak.
"Otak kamu mesuum sekali, sayang." Ucap Juan sambil menyentil pelan kening Syera, membuat gadis itu meringis kesakitan.
"Hehe, kata kamu mesuum itu bukan penyakit, tapi tanda nya normal kan?"
"Ya, iya sih."
"Nah, berarti aku normal sayang." Jawab Syera.
"Iya deh iya."
"Masih jauh, yang?" Tanya Syera, dia tak terbiasa berjalan jauh, jadi nya kaki nya mudah merasa lelah.
"Ini sudah sampai, nah itu buah nya. Gimana, mirip monyet gak? Enggak kan?" Tunjuk Juan pada buah jambu yang menggantung di atas kepala nya.
"Iya ya, terus kenapa nama nya jambu monyet?"
"Mungkin karena biji nya ini kayak ekor monyet, yang." Jawab Juan sekena nya, dia harap setelah ini Syera tak bertanya lagi kenapa buah ini di namakan jambu monyet.
"Rasa nya enak gak?"
"Asem, seger, tapi sepet yang. Kalo di rujak sih enak keknya."
"Enakan makan seblak sih, ayoo ahh pulang. Banyak nyamuk disini, masih mending kalo kamu nyamuk nya."
"Kok aku, yang?" Tanya Juan sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Yang suka gigit-gigit sampe merah itu nyamuk kan? Nah, ini hasil perbuatan kamu." Syera menunjuk buah kenyal milik nya yang di penuhi oleh tanda kemerahan hasil mahakarya bibir nakal seorang Juan.
"Hehe, gemes kalo gak di merah-merahin yang."
"Hmm, tapi kamu gak pernah merahin leher aku, yang."
"Kalo di leher nanti keliatan orang, sayang." Jawab Juan, sambil merangkul pundak Syera dengan mesra.
"Ohh, iya juga ya."
"Kamu ini, menggemaskan. Nanti main lagi yuk?" Ajak Juan sambil memainkan alis nya genit.
"Boleh, aku suka punya kamu." Jawab Syera membuat Juan mengacak rambut gadis itu saking gemas nya.
Mereka pun kembali ke rumah dan melanjutkan acara memasak seblak nya, sesekali di warnai candaan romantis ala sepasang kekasih.
"Seblak nya wangi, yang."
"Pasti dong, siapa dulu yang masak nya. Juan gitu lho."
"Isshh iya, pacar aku selain ganteng jago masak juga." Puji Syera, sambil mendusel manja di punggung Juan.
"Nak.." Romlah datang dengan kursi roda nya, membuat Syera langsung melepaskan pelukan nya di pinggang Juan dan segera menjauh.
"Iya, Ma." Jawab Juan.
"Itu Rinda belum pulang, kemana dulu ya? Tadi izin nya mau main lato-lato sama temen nya, tapi kok lama."
"Ohh, yaudah Juan susulin dulu ya." Romlah mengangguk mengiyakan.
"Kamu jaga dulu ini ya? Kalau udah mendidih matiin aja kompor nya." Ucap Juan pada Syera, gadis itu menganggukan kepala nya. Juan pun pergi keluar dari rumah dengan terburu-buru. Kali ini, Syera merasa canggung karena Romlah menatap nya dengan tatapan penuh arti.
"Nak Syera.."
"Iya, Ma." Jawab Syera, jujur saja dia merasa gugup saat ini.
"Maaf, bukan nya mama lancang. Tapi, bolehkah mama bertanya, sebagai ibu pada anak nya?" Tanya Romlah, membuat Syera menelan ludah nya dengan kasar. Kira-kira, apa yang ingin di tanyakan oleh ibu Juan pada nya? Apa tentang dirinya yang nyosor-nyosor Juan sedari tadi?
"Iya, Ma. Boleh kok, tanya apa?" Tanya Syera, dia berusaha tidak menunjukan kegugupan nya.
"Apa hubungan kalian hanya sebatas majikan dan supir nya? Mama perhatikan, kalian terlalu dekat jika hanya sebagai atasan dan bawahan." Tanya Romlah dengan pelan, nada suara nya sangat lembut.
"Apa Mama akan setuju kalau kami berpacaran?"
"Tentu, kamu gadis yang baik. Hanya saja, jangan terlalu dekat. Itu saja, mau bagaimana pun kalian itu berbeda. Kamu perempuan dan Juan laki-laki, akan selalu ada jarak di antara kalian meskipun kalian sudah sangat dekat." Ucap Romlah membuat Syera merasa tertampar oleh ucapan Romlah.
Jangan terlalu dekat? Tapi semua nya sudah terlanjur terjadi, bahkan mereka bukan hanya terlalu dekat, tapi hubungan mereka sudah melampaui batas. Menyesal? Tidak, Syera tidak menyesali nya tapi entah dengan Juan.
"Iya, Ma." Jawab Syera lirih. Apa jadi nya nanti jika Romlah tahu kalau mereka sudah berbuat hal yang terlalu jauh jika hanya untuk orang pacaran.
"Baiklah, Nak. Itu seblak nya sudah matang, matikan kompor nya."
"I-iya Ma." Syera pun mematikan kompor nya, lalu mengambil mangkuk besar dan memindahkan seblak itu ke dalam nya.
"Mama mau?"
"Sedikit saja, Mama tidak terlalu kuat dengan makanan pedas." Jawab Romlah dengan senyum nya.
Syera mengangguk, lalu meletakan mangkuk nya di depan Romlah. Dia juga makan dengan lahap, namun tidak selahap biasa nya, perkataan Romlah selalu terngiang-ngiang di pikiran nya saat ini.
Tak lama kemudian, Juan dan Rinda pulang. Wajah gadis kecil itu nampak di tekuk, mungkin kesal karena di susul oleh kakak nya, atau di marahi.
"Kok wajah nya di tekuk gitu, Rin?" Tanya Syera.
"Kakak tuh, masa aku lagi asik main malah di susul. Mana ngomel-ngomel lagi."
"Kalo main jangan suka lupa waktu, udah mau maghrib juga masih asik ngelayap. Inget, kamu tuh anak kecil kalo di culik wewe gombel gimana hmm? Gak takut apa?"
"Tuh kan ngomel lagi." Celetuk Rinda sambil memalingkan wajah nya.
"Udah, ayo makan seblak aja dari pada ngomel-ngomel." Syera terkekeh lalu meletakan mangkuk berisi seblak di depan Juan.
Pemuda itu pun makan dengan lahap, sedangkan Syera menatap pemuda itu dengan tatapan sendu. Apakah hubungan mereka masih bisa di kategorikan hubungan yang sehat, atau malah sebaliknya?
......
🌻🌻🌻🌻🌻