Tidak menginginkan menjadi duri dalam hubungan dua orang yang saling mencintai. Tetapi takdir sudah menjadi seperti itu. Kesalahan besar yang membuat Aletta harus berada diantara hubungan Thalia Kakak kandungnya dengan Devan orang yang seharusnya menjadi Kakak iparnya.
Aletta kehidupannya sudah dihancurkan, berusaha menerima takdirnya dan mengalah demi kebahagiaan sang Kakak. Tetapi ternyata semua tidak mudah.
Lalu bagaimana Aletta harus berada di posisi yang benar-benar sangat sulit ini?
Apa dia mampu bertahan?
Siapa yang menjadi korban sebenarnya!
Lalu siapa yang paling tersakiti dalam hal ini?"
Jangan lupa untuk mengikuti novel terbaru saya sampai selesai. Jangan tabung bab dan terus dukung dengan beri komentar.
Follow Ig Saya ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 Ada Yang Panas
Di tengah pembicaraan itu yang tiba-tiba saja datang seorang pria.
"Selamat malam!" sapa pria tampan itu dengan sangat sopan.
"Selamat malam!" sahut kedua orang tua Aletta.
"Bunda masih mengenal Bayu?" tanya Thalia dengan memegang lengan Bayu yang sepertinya mengenal pria itu.
Ratih dan Danu terlihat saling melihat sembari mengingat-ingat siapa pria itu.
"Bunda tidak mengingatnya?" tanya lagi Thalia.
"Bayu!" sahut Aletta.
"Iya Aletta," sahut Bayu dengan tersenyum.
"Aku pikir kamu sudah lupa padaku," sahut Bayu.
"Astaga Bunda baru mengingat ternyata ini Bayu anak dari Pak Bondan," sahut Ratih yang membuat Bayu menganggukkan kepala.
"Syukurlah ternyata tante Ratih dan juga Aletta tidak lupa padaku," ucap Bayu.
"Itu tidak mungkin Bayu. Kami jelas mengingat siapa kamu," sahut Aletta.
"Bagaimana kamu berada di sini Bayu?" tanya Danu.
"Kebetulan Thalia kemarin bertemu dengan Bayu di Mall dan mengingat ada acara Aletta dan Thalia mengundang Bayu," sahut Thalia yang mewakili untuk menjawab.
"Begitu ternyata!" sahut Danu.
"Aletta aku sangat senang bisa hadir di acara fashion show kamu. Ini!" ucap Bayu sembari memberikan boucket bunga pada Aletta.
"Terima kasih Bayu. Aku juga senang dengan pertemuan ini setelah sekian lama kita tidak bertemu dan kamu datang di acara fashion show-ku," sahut Aletta yang menyambut dengan baik
"Aletta kamu juga harus tahu jika Bayu ini bagian dalam bidang desain, mungkin saja kalian bisa bertukar pikiran dan juga bisa bekerja sama," sahut Thalia.
"Benarkah! sangat kebetulan sekali yang memang untuk saat ini aku membutuhkan partner. Semoga saja kita bisa saling berkomunikasi satu sama lain," ucap Aletta.
"Pasti Aletta kita akan mengobrol setelah ini," sahut Bayu.
Pembicaraan itu tampak begitu dekat walau Aletta dan Bayu baru bertemu setelah sekian lama, tapi ternyata ada yang rasa melihat kedekatan dua orang tersebut yang tidak lepas dari senyum keduanya sejak tadi yang seperti sangat nyaman mengobrol.
Devan tampak tidak suka dan terus saja memperhatikan wajah Aletta yang seolah menganggap tidak ada orang di sana yang terus saja mengobrol dengan Bayu.
Acara fashion show itu tetap saja berlanjut. Thalia dan Devan yang terlihat tampak duduk sembari menikmati makanan yang disediakan di sana.
Tetapi tampaknya Devan kurang fokus yang tidak berfokus pada kekasihnya yang sejak tadi mengajaknya berbicara. Matanya justru beberapa kali menoleh ke arah bangku yang beberapa meter dari tempatnya duduk dan ternyata di sana ada Vallen dan Bayu sama Aletta mengobrol.
"Apa kamu melihat Mereka tampak serasi?" tiba-tiba saja Thalia melontarkan pertanyaan itu yang membuat Devan melihat ke arahnya.
"Semenjak bercerai dari suaminya. Aletta sangat fokus pada Vallen dan benar-benar menutup diri. Tetapi kalau aku perhatikan Aletta sepertinya nyaman dengan Bayu memang orangnya sangat pintar membangun suasana," ucap Thalia dengan pendapatnya.
"Kamu lihat deh. Vallen juga tampak senang dengan Bayu!" ucap Thalia, Devan kembali melihat ke arah Aletta dan tampak Bayu yang mengusap-usap pucuk kepala Vallen.
"Kamu memiliki niat untuk menjodohkan Aletta dengan laki-laki itu?" tanya Devan dengan suara dingin.
"Kenapa tidak? jika mereka terlihat begitu cocok apa yang salah," jawabnya.
"Apa kamu pikir ini zaman Siti Nurbaya zaman perjodohan yang tidak jelas," ucap Devan tiba-tiba saja nada suaranya terdengar begitu kesal dan bahkan mood wajahnya tampak berantakan yang sudah tidak selera untuk makan.
"Sayang! Aku adalah kakaknya Aletta dan aku tahu apa yang terbaik untuk Aletta. Aku hanya berusaha agar Aletta bisa membuka hati kembali dan menata hidup yang baik. Dia juga perlu bahagia," ucap Thalia.
"Sudahlah Thalia, kamu bisa tidak jangan membahas laki-laki itu!" ucap Devan yang terlihat semakin kesal.
"Kenapa sih? Apa yang salah coba," sahut Thalia kembali mengunyah makanannya.
Dia tidak tahu saja wajah calon suaminya itu tampak kesal dan kepanasan melihat Aletta bersama laki-laki lain.
Akhirnya acara fashion show Aletta berakhir juga. Aletta dan keluarganya akan menjadi orang terakhir yang berada di tempat itu, telah menyelesaikan semuanya dan para tamu sudah pulang. Mereka bisa bergegas yang keluar dari acara tersebut menuju parkiran.
Aletta banyak sekali mendapatkan buket bunga dari rekan-rekannya dan juga pasti dari keluarganya yang masukkan ke dalam mobil.
"Baiklah Vallen sekarang satu mobil bersama Tante," ucap Thalia.
"Mama bagaimana?" tanya Vallen
"Sayang karena kamu bisa lihat sendiri di dalam mobil penuh dengan bunga. Jadi Vallen tidak bisa pulang bersama Mama," ucap Aletta.
"Benar! Mobil Kakek dan Nenek juga sudah penuh dengan bunga di bagian belakang. Jadi Vallen pulang bersama tante Thalia saja," sahut Ratih.
"Baiklah," sahut Vallen setuju.
"Oke kita sekarang let's go!" sahut Thalia mengajak keponakannya itu memasuki mobil dan tidak lama mobil itu juga langsung meninggalkan parkiran yang disusul oleh kedua orang tua Aletta.
Aletta menghela nafas yang sekarang gilirannya untuk menyusul yang lainnya, tetapi saat tangannya membuka pintu mobil dan tiba-tiba saja dihentikan yang membuat Aletta membalikkan tubuhnya dan Devan sudah menghimpit tubuhnya pada mobil.
"Apa-apaan sih kamu!" kesal Aletta dengan wajah yang melihat kesakitannya yang takut ada yang melihat.
"Kau bahagia hari ini kan acara fashion show lancar atau karena pertemuan mu dengan laki-laki itu?" tanya Devan dengan nada mengintimidasi.
"Apapun aku lakukan jelas-jelas itu bukan urusanmu. Jadi kau sekarang minggir!" tegas Aletta dengan emosi.
"Kau benar-benar sombong Aletta! Apa ini semua rencana yang kau katakan tadi malam. Kau memerintahku untuk berbuat seperti ini kepada Thalia dan yang bersama orang lain!" tegas Devan.
Aletta tampak geram dengan merapatkan giginya dan langsung mendorong Devan yang akhirnya mundur beberapa langkah.
"Aku peringatkan kepadamu untuk tidak mencampuri urusanku. Apapun yang aku lakukan dan bersama siapa itu adalah hakku! Aku sudah memberi apa yang kau mau. Aku memberi kebebasan kepadamu untuk bersama Vallen dan tetap bersama Kak Thalia. Jadi lakukan saja semua itu sebelum aku mengubah keputusanku!" tegas Aletta dengan penuh penekanan.
"Siapa dirimu Aletta berani mengaturku," sahut Devan semakin emosi.
"Aku sudah mengatakan memiliki hak untuk diriku!" tegas Aletta.
"Kau tidak memiliki hak apapun untuk dirimu selama kau masih terikat denganku!" tegas Devan yang membuat Aletta terdiam.
"Kau pikir aku suka menjalankan semua ini hah! Kau pikir aku senang dengan semua sandiwaraku bersama Thalia. Tidak Aletta. Aku ingin semua ini berakhir!"
"Tapi kau yang terus mengakhiri semua ini untuk mengakhiri semua ini. Kau membuatku untuk bertahan dalam drama ini dan kamu malah menggunakan caramu agar aku bisa bersama Vallen dengan kekonyolan yang Kau minta!" tegas Devan.
"Kau benar-benar manipulatif Devan. Kau sendiri yang mengatakan jika kamu melanjutkan hubunganmu dengan Kak Thalia, hanya karena aku membatasi mu dan Vallen. Seharusnya yang kau lakukan bukan memperpanjang masalah dan menyelesaikan masalah denganku!" tegas Aletta.
"Aku benar-benar capek menghadapi mu!" tegas Aletta yang sangat muak dengan Devan dan Aletta langsung memasuki mobil dan untung saja Devan tidak sempat menghentikannya.
"Aletta aku belum selesai bicara!"
"Aletta!" panggil Devan mengetuk-ngetuk mobil tersebut dan Aletta yang langsung melajukan mobil itu dengan kecepatan tinggi yang tidak peduli dengan Devan.
"Sial!" umpat Devan dengan emosi.
Bersambung......