NovelToon NovelToon
World Without End [Re: Make]

World Without End [Re: Make]

Status: tamat
Genre:Iblis / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Mengubah sejarah / Anime / Raja Tentara/Dewa Perang / Hari Kiamat / Tamat
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ady Irawan

Keyz, pemuda berusia sekitar lima belas tahun tanpa sengaja menelan dua buah kristal kehidupan milik Gabrielle dan Lucifer.

Dua kekuatan yang bertolak belakang, cahaya dan kegelapan. Air dan Es. Menyelimuti dirinya.

Dan tiga kesadaran telah bersemayam di dalam jiwanya. Siapakah yang akhirnya nanti berkuasa atas tubuh Keyz?

Gabrielle?

Keyz sendiri?

Ataukah sang laknat dari neraka jahanam, Lucifer?

Ini sedikit berbeda dengan world without end yang sudah tamat, tapi akan saya tulis kembali dengan nuansa yang lebih mendalam. lebih gelap, dan lebih sadis. dan cerita yang sedikit berbeda.

dan pastinya, Keyz yang disini, bukan Keyz yang cemen!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Biji Pohon Kehidupan

1

________________________________________________

Makhluk itu tak berubah sejak kisah-kisah kuno menggambarkannya: seperti biji pohon ek raksasa yang dilapisi tempurung keras, dengan mata kekuningan menyala dari celah-celah lapisan kayunya. Lengan dan kakinya panjang, menjulur seperti akar beringin tua yang menjalar mencari mangsa.

   Keyz membuka pintu rumah dengan satu hentakan kaki. Tak ada ragu. Begitu matanya bertemu dengan tatapan Boss Seedmon, tubuhnya melesat, membelah udara seperti kilatan petir hitam. Debu dan puing beterbangan dari jejak kecepatannya.

   Dari belakang, terdengar suara Aurel berteriak panik, "Keyz, tunggu!" Tapi Keyz sudah tak mendengar apa pun lagi. Fokusnya hanya satu: makhluk itu.

   Tanah bergetar hebat saat Boss Seedmon mengangkat salah satu kakinya dan menghentakkan ke bumi. Seketika akar-akar mencuat dari tanah seperti tombak. "Root Impale," Guman Boss Seedmon dalam bahasa monster.

   Keyz bereaksi cepat. Tubuhnya memutar, melompat tinggi, dan menjejak akar-akar itu seolah menari di atas perangkap maut. Satu akar hampir menusuk kakinya, tapi dengan gerakan refleks ia memuntir di udara dan menghindar.

   Saat kakinya menyentuh tanah, Boss Seedmon membuka mulut retaknya, menyemburkan kabut hijau pekat. Kabut itu menjalar cepat, melingkupi ladang puing dan reruntuhan seperti selimut racun. Keyz menahan napas, lalu menggenggam pedang Elerion erat-erat. Aura gelap dan suci bercampur dari pedang itu, menciptakan aliran energi yang menyelimuti tubuhnya.

   "Devil's Steb's." ucapnya dalam hati. Tubuhnya menghilang sekejap, berpindah tempat dengan kecepatan ekstrem ke belakang Boss Seedmon. Kabut spora hanya menggigit udara kosong.

   Namun Boss Seedmon bukan makhluk bodoh. Dari punggungnya, celah-celah kecil terbuka dan memuntahkan rentetan biji-biji tajam berkilau. "Seed Barrage." Proyektil kecil itu melesat seperti peluru, menghantam reruntuhan dan menciptakan ledakan kecil yang mengguncang tanah.

   Keyz memutar tubuh, menebas beberapa biji yang terbang mendekat. Ledakan membakar lengan bajunya, membuat kulitnya lecet. Tapi matanya tetap fokus. Dengan kedua pedang di tangan, ia menghantam tubuh Seedmon dari samping.

   Benturan itu menghancurkan sebagian cangkang luar Boss Seedmon, menimbulkan retakan. Tapi bukan luka mematikan. Justru dari retakan itu, cahaya kehijauan menyala, dan suara raungan rendah memenuhi udara.

  "Sial," gumam Keyz. Dia melompat mundur.

   Tubuh Boss Seedmon bergetar keras, lalu akar-akar besar mencuat dari segala arah, menghancurkan rumah-rumah tua yang masih berdiri. "Ancient Wrath!" Akar-akar raksasa itu menghantam tanah, menggulung bangunan, dan membentuk lingkaran kehancuran. Satu akar menampar Keyz hingga terpental.

   Tubuhnya membentur dinding kayu, menembusnya, lalu jatuh keras ke tanah. Ia mengerang. Tubuhnya nyaris lumpuh sesaat. Tapi ia bangkit, darah menetes dari pelipis dan dagunya. Pandangannya kabur.

   Di depan, Boss Seedmon mulai berubah. Tubuhnya membesar, akar-akar menjalar lebih panjang dan lebih gelap. Matanya bersinar lebih terang, dan desis rendah keluar dari mulut kayunya.

   "Fase Overgrowth," ucapnya dalam bahasa monster dengan nada pelan. Nafasnya berat. Tapi matanya tak gentar.

   Keyz mengangkat pedang hitam Elerion. Aura hitam mengelilinginya, berputar seperti pusaran bayangan. Angin kembali berdesir, membawa ketegangan baru. Langkahnya pelan, tapi pasti, mendekati Boss Seedmon yang kini berdiri angkuh seperti dewa pohon kematian.

NB. Ilustrasi Boss Seedmon Di Desa Terbengkalai

2

________________________________________________

Angin berputar kencang di reruntuhan desa yang telah lama ditinggalkan, membisikkan kenangan dan kutukan masa silam. Akar-akar raksasa merangsek keluar dari tanah, menggeliat liar seperti ular lapar yang hendak menelan segala yang hidup. Suara gemuruh dari Seedmon menggetarkan udara, tubuhnya yang besar dan berurat kayu menjulang angkuh di tengah kehancuran, seperti dewa hutan yang murka.

   Keyz berdiri tak jauh darinya, tubuhnya terluka dan pakaian koyak oleh pertempuran yang baru saja berlalu. Tapi matanya menyala—tajam dan penuh tekad. Boss Seedmon meraung, menyemburkan kabut spora hijau yang menyelimuti area sekitarnya, namun Keyz hanya menurunkan tubuhnya ke posisi rendah, bersiap. Tangan kirinya menggenggam gagang Elerion yang bergetar pelan, seolah ikut merasakan napas panas medan tempur.

   Benturan demi benturan terjadi. Akar menyerang dari bawah tanah, mencuat ganas hendak menusuk Keyz. Tapi dia menari di antara mereka, melesat lincah seperti bayangan. Boss Seedmon mengeluarkan Seed Barrage, hujan biji tajam seperti peluru menyambar ke segala arah. Suara letusan kecil mewarnai setiap dampaknya. Namun Keyz terus bertahan, menghindar, melompat dari satu puing ke puing lainnya.

   Tubuh Seedmon semakin lusuh, tempurungnya retak, dan cahaya matanya mulai bergetar. Namun amarahnya tak mereda. Justru sebaliknya. Akar-akar raksasa mulai bangkit lagi dari tanah, menyebar seperti jaring hidup.

   Keyz tahu waktunya sudah tiba. Dia menjejak tanah kuat-kuat, mengalirkan seluruh kekuatannya ke kedua kakinya. Aura hitam mulai muncul, perlahan melilit tubuhnya, berputar seperti pusaran energi gelap.

   "Phantom..." Aura itu makin pekat, menggulung seperti badai di sekitarnya. Mata Keyz menyala merah pekat, dan suara petir seolah menyambar dari langit kelam di atas mereka. "...Slash!!!"

—SAAAATTTT!!!!—

   Keyz melesat. Tanah di bawahnya bergemuruh setiap kali dia menjejak, meledak bagai dentuman genderang perang. Kecepatannya menembus batas pandangan, dan dalam sekejap—ia terlihat menjadi dua belas bayangan.

Dua..

Empat...

Enam...

Delapan...

Sepuluh dan

Dua belas Keyz.

   Masing-masing bayangan adalah dirinya. Masing-masing membawa tebasan maut. Mereka melintas dari segala arah, menyayat, menebas, memotong tubuh Boss Seedmon tanpa ampun. Tempurung keras itu retak lebih dalam, serpihan kayu tua berhamburan seperti jelaga perang.

   Boss Seedmon mengerang, tubuhnya goyah, namun belum tumbang.

   Keyz melompat tinggi ke belakang, tubuhnya berputar-putar di udara dalam serangkaian salto yang anggun namun mematikan. Saat mendarat, debu beterbangan. Ia mengangkat Elerion nya, dan pedang itu terbelah menjadi dua Zapkeil—pedang hitamnya malaikat penjaga gerbang surga Uriel—dan menariknya jauh ke belakang.

   "X... Slash!!!"

—BWOOOSSSSHHHHH!!!!—

   Kedua pedang itu dilemparkan ke udara, melesat seperti anak panah dari neraka. Mereka berputar dan membentuk formasi X yang sempurna saat menghantam tubuh Boss Seedmon.

—BLAR!!!—

   Ledakan dahsyat terjadi. Angin menyapu keras ke segala arah. Tubuh Boss Seedmon meledak menjadi ribuan daun-daun kering yang berterbangan di udara. Suara pecahannya seperti ratapan hutan yang telah kehilang umurnya.

   Keheningan melanda. Debu mulai mengendap.

   Dari langit, sebuah cahaya perlahan turun. Sebuah biji. Sempurna, berkilau, dan penuh kehidupan.

Drop Item: Seed of Life.

   Keyz berdiri diam, napasnya masih berat. Kedua pedangnya, Zapkeil, terbang kembali dan mendarat dengan mantap di tangannya. Dengan gerakan pelan, ia menyatukannya kembali menjadi Elerion.

   Ia baru saja menyarungkan pedang itu ketika suara langkah kaki terdengar.

   Tim dan Aurel datang tergesa. Tim membawa dua pistol plasma di masing-masing tangannya, siap menembak apa saja. Aurel memanggul senjata raksasa di punggungnya—semacam bazoka futuristik yang begitu besar hingga hampir tak masuk akal untuk dibawa oleh seorang manusia.

   Tapi semuanya sudah berakhir.

   Keyz hanya memandang mereka sekilas dan menoleh kembali ke daun-daun yang masih beterbangan. Ia tak berkata sepatah kata pun.

3

________________________________________________

Hembusan angin dari pegunungan meniup sisa-sisa daun kering yang masih berjatuhan. Reruntuhan desa kini kembali hening setelah kegemparan pertempuran yang barusan mengguncang tanahnya. Aroma debu, tanah hangus, dan samar-samar aura sihir yang belum sepenuhnya menghilang, menggantung di udara.

   Tim dan Aurel berdiri beberapa meter dari titik ledakan. Keduanya membawa senjata masing-masing dengan napas sedikit memburu.

Namun kini mereka hanya bisa berdiri, memandangi pemandangan akhir yang telah selesai tanpanya.

   “Yah... kita gak kebagian apa-apa...” gerutu Tim sambil menyelipkan kembali pistolnya ke dalam sarung di sisi pinggang.

   “Bahkan belum sempat nembak satu kali pun,” tambah Aurel, suaranya setengah kesal, setengah jengkel. Rambutnya sedikit acak-acakan, dan ada bekas tergesa-gesa di gerakan tangannya yang masih memegang tali pengikat senjatanya.

   Dari sisi lain, Keyz berbalik menatap mereka. Senyum tipis muncul di wajahnya, penuh dengan rasa puas sekaligus iseng. “Kalian melanjutkan anu kalian, kan?”

   Aurel langsung tersentak. “Sembarangan!!” serunya, wajahnya memerah seperti terbakar. Suaranya memantul di antara bangunan-bangunan runtuh yang berdiri bisu.

   Tim cuma bisa terkekeh gugup, sementara Aurel mendelik ke arah Keyz dengan tajam. Tapi Keyz hanya membalasnya dengan ekspresi mengejek, senyumannya kian lebar dan sengaja menggodanya.

   “Kita langsung berganti pakaian kok!” ucap Aurel cepat, menegaskan dengan kedua alisnya berkerut. Ada semacam kegugupan terselubung di balik kata-katanya.

   “Iya, iyaaa...” sahut Keyz seenaknya, masih dengan gaya santai. Lalu, tanpa berkata apa-apa lagi, ia merogoh kantong jubahnya dan mengambil benda yang dijatuhkan oleh Seedmon saat meledak tadi.

Seed Of Life.

   Sebuah biji kecil yang mengambang perlahan di udara sebelum jatuh ke tangannya, kini berdenyut lembut dalam genggamannya. Seolah-olah benda itu memiliki napas sendiri. Aura sihirnya terasa kental, seperti ada kehidupan masa lalu yang tertidur di dalamnya. Biji itu hangat dan sedikit bersinar keemasan, mengeluarkan jejak-jejak cahaya samar yang kemudian menghilang begitu disentuh oleh angin.

   Keyz memandangi biji itu beberapa saat sebelum akhirnya menyimpannya dalam kantong dalam jubahnya lagi.

   Kemudian, ia menatap ke arah salah satu puncak Ring Mountain di kejauhan. Di sana, petir hitam menyambar tanpa henti. Langitnya gelap, menggulung seperti awan badai yang menyimpan rahasia. Cahaya kilat menyinari siluet puncak gunung, menampakkan bayangan tak jelas yang mengintai dari kejauhan.

   Keyz menghela napas pelan. Lalu, ia berpaling. Matanya melihat sekilas ke arah Tim dan Aurel—yang kini kembali tampak... bermesraan. Entah bagaimana caranya, dalam waktu beberapa detik, keduanya sudah saling berdekatan, tertawa kecil, dan berbicara dengan suara rendah yang hanya mereka berdua yang tahu.

   Keyz mengendus, sebal. Wajahnya datar, tapi matanya menyipit seperti sedang menahan sesuatu antara kesal dan malas tahu. Tanpa berkata apapun lagi, ia mulai berjalan menjauh. Langkahnya mantap, menuju arah yang membawanya kembali ke reruntuhan Blanket Village. Debu halus beterbangan setiap kali telapak sepatunya menjejak tanah.

   Di belakangnya, suara protes terdengar. “Jangan tinggalin kita!!” teriak Tim.

   Keyz tidak menoleh. Ia hanya mengangkat tangannya sedikit ke belakang, seolah memberi isyarat, tapi tetap tak memperlambat langkah kakinya.

1
Rio Kun
tamatnya nanggung woi.
Ady Irawan: masih disiapkan bab terbarunya. 👍
total 1 replies
Kazuto
siiitttth
Kazuto
waduh
Kazuto
🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤🤤
Kazuto
kurang cantik ah.
Kazuto
calone? calone sinten mas e? 🙄
Kazuto
kayaknya ada yang aneh.
Kazuto
ugh
Kazuto
semangat bro. gw selalu mendukungmu
Kazuto
sial. semakin lama ceritanya semakin seru
Kazuto
kubah?
Kazuto
wow
Kazuto
nah lho?
Kazuto
wooohhh sugoiii!
Rani_28
bagus
Selena Gwen
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Selena Gwen
👍👍👍👍👍👍👍👍
Hanz
makin lama makin seru
Rio Kun
menjelaskannya jangan di sini juga kali. /Panic//Panic//Panic//Panic//Panic/
Ady Irawan: wkwkwkw... maap maap...
total 1 replies
Rio Kun
woh gila gimana cara untuk mengalahkan naga ini? 20 meter
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!