NovelToon NovelToon
Jodoh Berawal Dari Mimpi

Jodoh Berawal Dari Mimpi

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial
Popularitas:396.3k
Nilai: 4.5
Nama Author: Aisy Zahra

Reffan Satriya Bagaskara, CEO tampan yang memiliki segalanya untuk memikat wanita. Namun, sejak seorang gadis mengusik mimpinya hampir setiap hari membuat Reffan menjadikan gadis dalam mimpinya adalah tujuannya. Reffan sangat yakin dia akan menemukan gadis dalam mimpinya.
Tanpa diduga terjebak di dalam lift membuat Reffan bertemu dengan Safira Nadhifa Almaira. Reffan yang sangat bahagia sekaligus terkejut mendapati gadis dalam mimpinya hadir di depannyapun tak kuasa menahan lisannya,
“Safira…”
Tentu saja Safirapun terkejut namanya diucapkan oleh pria di depannya yang dia yakini tidak dikenalnya. Reffan yang mencari dan mengikuti keberadaan Safira di hotel miliknya harus melihat Bagas Aditama terang-terangan mendekati Safira.

Siapakah yang berhasil menjadikan Safira miliknya? Reffan yang suka memaksa atau Bagas yang selalu bertindak agresif?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisy Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misi PDKT 3

Reffan baru saja bangun tidur, tatapannya kosong ke depan. "Setelah aku bertemu denganmu kemarin, kau tidak lagi datang ke mimpiku malam ini Safira."

Ada sesuatu yang hilang yang dirindukannya yaitu mimpi bertemu dengan Safira karena di dalam mimpi hanya ada Reffan dan Safira. Tidak seperti di dunia nyata yang bertemu dengan Safira lebih sering membuatnya cemburu. Pagi ini Reffan harus meeting pagi-pagi dan itu membuatnya kesal karena tidak bisa melihat Safira saat breakfast.

Di ruang pertemuan lain yang masih satu atap dengan Reffan, Safira memilih menikmati sarapan paginya dengan diam dan wajah datar tanpa senyum seperti biasanya. Safira masih kesal dengan perbuatan Bagas semalam, yang karena itu rekan-rekannya masih menggodanya sampai pagi ini. Safira adalah gadis pemalu dan dia tidak suka dibuat malu di depan banyak orang, wajahnya akan dengan cepat memerah saat dia malu dan itu malah membuat yang menggoda semakin bersemangat untuk menggodanya. Dan sejujurnya sikap Bagas yang terus-terusan menggodanya di depan banyak orang sangat menjengkelkan bagi Safira. Namun seperti kebanyakan laki-laki, Bagas yang tidak mendapatkan tanggapan dari Safira malah semakin penasaran dibuatnya. Dia penasaran sampai kapan Safira akan bertahan dengan sifat dinginnya. Bagi Bagas, Safira tidak seperti gadis pada umumnya yang akan sangat suka didekati laki-laki, padahal wajah Bagas jelas di atas rata-rata tapi mengapa bagi Safira itu tidak membuatnya betah menatap wajah Bagas lama-lama. Gadis ini lebih sering menunduk saat berbicara dengannya. Dan Safira selalu menolak saat Bagas mengajaknya keluar, sebagai seorang laki-laki ini seperti tantangan tersendiri bisa menaklukkan Safira.

Hari sudah menjelang siang dan Safira sangat gerah walaupun ruangan ber-AC karena hari ini Bagas duduk di sampingnya dan sejak tadi memperhatikannya. Sungguh membuat tidak nyaman. Safirapun akhirnya pergi ke toilet hanya sekedar ingin bernafas dengan tenang dan merilekskan sendi-sendinya yang terasa kaku sejak Bagas duduk di sampingnya.

Namun Safira tidak menyadari sepasang mata elang memperhatikannya sejak Safira berjalan menuju toilet.

Safira sudah keluar dari toilet dengan wajah yang sangat malas. Safira jelas malas sekali untuk duduk di dekat Bagas, sedangkan raker masih akan selesai lebih dari satu jam lagi. Safira berjalan ke ruangannya dengan langkah malas sambil menatap lantai yang akan diinjak kakinya. Dan tiba-tiba, suara seorang laki-laki di depannya mengagetkannya.

"Safira, kau masih di sini?"

Bukannya menjawab Safira malah mendongakkan kepalanya dan membuka sedikit bibirnya. Safira jelas kaget bertemu laki-laki yang terjebak bersamanya di dalam lift. Ini membuat Reffan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari bibir pink Safira yang sedikit terbuka, seakan menggodanya.

"Oh, eeee....." Safira akhirnya tersadar di depannya ada orang yang menunggu jawabannya.

"Reffan Safira, nama saya Reffan." Reffan mencoba tersenyum ke arah Safira untuk menetralisir gejolak dan debaran dalam dadanya.

"Oh, Reffan, maksud saya Pak Reffan... Maaf saya benar- benar tak ingat kita bertemu dimana selain di lift kemarin." Sekarang Safira sudah menundukkan kepalanya.

Reffan mengerutkan dahinya mendapati Safira menyebutnya Pak Reffan. Apa dia nampak tua di hadapan Safira.

"Kenapa memanggil dengan sebutan Pak?"

"Maaf, saya terbiasa memanggil teman kerja saya yang laki-laki begitu." Kali ini Safira terlihat sedikit tersenyum sikapnya seperti orang yang salah tingkah dan ini sangat menggemaskan.

"Apa semua kau panggil begitu? yang belum tua dan belum menikah juga kau panggil begitu?"

"Iya." jawab Safira disertai anggukan kepala.

"Tapi aku merasa sangat tua jika kau memanggilku begitu Safira." Reffan sengaja sedikit memelankan suaranya agar bisa mendekatkan wajahnya ke telinga Safira. Reffan sengaja ingin melihat perubahan ekspresi Safira jika dia mendekatkan wajahnya ke wajah Safira.

Safira yang kaget sedikit memundurkan langkahnya dan benar saja sesuai prediksi Reffan, wajah Safira langsung memerah karena berdekatan dengan wajah Reffan. Reffan bersorak senang dalam hati, entah mengapa dia sangat suka melihat wajah Safira merona begitu dan pasti sangat menyenangkan jika dia bisa menggoda Safira setiap hari.

"Jadi bisa tidak jangan menyertakan kata Pak di depan nama saya?" Reffan belum menghentikan kalimatnya karena masih ingin menahan Safira berada di dekatnya.

"Maaf Pak Reffan saya terbiasa begitu. Jika memanggil nama saja tidak sopan."

"Jika Mas Reffan bagaimana?"

"Tidak bisa. Nanti malah...." Safira berhenti melanjutkan kata-katanya saat melirik mata Reffan yang sangat intens melihatnya. Safira seperti tidak bisa berkutik di hadapan Reffan, tenggorokannyapun tercekat.

"Safira, kenapa tidak bisa?"

"Terasa aneh Pak, maaf." Safira memundurkan langkahnya, ya dia bersiap lari menjauh dari Reffan karena tubuhnya bereaksi aneh berada di dekat Reffan.

"Pak....."

"Reffan Safira.... nama saya Reffan." Reffan tersenyum jahil melihat Safira yang gugup.

"Pak Reffan saya harus kembali." Tanpa mempedulikan Reffan yang masih menatapnya lekat dan tersenyum lebar.

"Kamu lucu Safira. Menggemaskan. Saya berjanji akan membuatmu menjadi milik saya secepatnya."

Reffan sangat tidak sabar menantikan akhir pekan yang tinggal dua hari lagi. Hari dimana Safira akan menginap kembali di hotel miliknya ini. Reffan sudah menyusun rencana untuk mendekati Safira selama dia menginap di hotel ini nanti dan tentu saja Reffan tidak bisa menunggu lama lagi untuk memiliki Safira seutuhnya karena dia yakin sejak Safira muncul dalam mimpinya, hatinya hanya untuk Safira, Safira tujuannya. Dan sekarang saatnya Reffan membuat Safira menjadi seperti dirinya, menjadikan Reffan satu-satunya laki-laki dalam hidup Safira.

Reffan melangkahkan kakinya pergi setelah wanita yang dipandangnya masuk ke pintu yang dibukanya. Safira sudah masuk lagi ke dalam ruang dimana perusahaannya mengadakan raker yang sebentar lagi usai. Safira dan teman-temannya akan pergi meninggalkan hotel milik Reffan Satriya Bagaskara.

Dua hari yang sangat melelahkan bagi Safira. Beruntung sekarang dia sudah berada di rumah. Walaupun hanya duduk saja selama dua hari ini tapi sangat melelahkan apalagi ditambah kelakuan Bagas yang seenaknya sendiri bikin malu. Safira jelas tidak suka dengan cara Bagas mendekatinya.

Dua hari ini Safira juga bertemu Reffan. Safira bingung apakah ini pertemuan pertama dengannya atau sudah pernah sebelumnya. Reffan mengetahui nama Safira, namun sekuat apapun Safira mencoba mengingatnya, dia tetap tidak ingat nama Reffan. Dan yang luar biasa, tubuh Safira merespon aneh saat berada di dekatnya, saat di lift dan saat dari toilet. Safira merasa otaknya jadi terlambat bekerja saat di dekat Reffan, dan itu memalukan.

"Ah, Reffan siapa dia di masa laluku dan di masa depanku. Hush.... kenapa aku tersenyum. Kamu aneh Safira! Ah bantal gulingku, aku merindukanmu..." Gumam Safira sendirian berguling-guling di ranjang kamarnya.

1
ione
Luar biasa
Budhiarty Sayekti
Kecewa
etihajar
bego s safira MH gretsn ko y goblok
etihajar
ngomong SM suami bukan diem sj oon
etihajar
salah senditi so kuat orang MH bilang udh punya suami trs berhenti kerja pinter y tp oon
Mei Mei
Luar biasa
etihajar
heh Safira ke ank ank kecil lebay dikit2 kabur orang MH denger dulu penjelasan reffan
etihajar
tp shafira jgn so kuat kmu trblslu dingin SM reffsn sifat nya,,jgn mntang punya bela diri
etihajar
reffan bnr2 serius bgtt y,,ad g sstunlg cowok model reffan Thor buat aq 🤣🤣
Saudah Hafifah
mngkin ketika membelai kulit tangan TDK bersentuhan yaa..Krn di lapisi kain mukenah nya...secara SDH punya wudhu kan jd batal bila kulitnya bersentuhan...
secara pasangan menikah itu halal tp BKN muhrim jd ttp membatalkan wudhu...
RJ 💜🐑
good😍😍😍❤❤
dheey
pengen nampol si virus. hih....
dheey
gercep ya fan...
dheey
pasal 1 boss selalu benar
pasal 2 boss salah, kembali ke pasal 1
wkwkwkwk
Cici w
reffan modus
Indrijati Saptarita
cerita bagus.... lanjuuuuuutt dg karya yg bagus lagiiii....
makasi yaa....
aisyzahra: sama2 kk. Terima kasih dukungannya..
total 1 replies
biby
akhirx tamat novel bagus konflikx jg normal2 saja tdk trlalu d buat2
sukses terus utk outhorx semangat selalu utk berkarya lbh baik lg
aisyzahra: terimakasih kakak dukungannya
total 1 replies
Syiffa Fadhilah
Alhamdulillah,,,happy ending.
next kisah anak² reffan lagi ya thor😁
aisyzahra: hehe... masih kecil2 anaknya 😅
total 1 replies
aisyzahra
Alhamdulillah tamat.
Terimakasih semua sudah mendukung dan membaca hingga akhir.
Sempetin nengok novel Jejak di Pipi Membekas di Hati ya 😉
Indrijati Saptarita
duuhhh koq pinsan safira nya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!