NovelToon NovelToon
Istri Di Atas Kertas

Istri Di Atas Kertas

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Nikahkontrak / Patahhati / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Nikah Kontrak
Popularitas:878k
Nilai: 4.8
Nama Author: Riendiany

Estsaffa ahiara, gadis yatim piatu yang diadopsi oleh kedua orangtua angkatnya. Terpaksa menikah untuk membayar hutang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riendiany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 Laura Wedding

Pagi hari yang cerah, sebuah taxi online berhenti di depan sebuah gedung perkantoran yang megah. Hampir 5 menit gadis itu terdiam menganga melihat pemandangan di depannya setelah sebelumnya dia menurunkan jendela kaca mobil yang dipesannya itu.

"Jadi turun mbak?"

"Ah... ya, tidak salah kan pak? Ini gedungnya? " gadis itu seperti ragu.

"Menurut map..ya betul yang ini" mata sang sopir melirik penumpangnya.

"Baiklah.. terimakasih" ucapan itu meluncur setelah gadis itu menutup pintu mobil lalu berbalik menatap kembali bangunan megah di depannya.

"Temui resepsionist, katakan kalau sudah janji dengan Tuan Adrian" gumam Ara sambil membaca ulang pesan Ardi tadi pagi.

Ara melangkahkan kaki jenjangnya menapaki lantai gedung perkantoran itu menuju resepsionist.

"Selamat pagi, bisakah saya bertemu Tuan Adrian?" ucap Ara sopan, mendekati resepsionist yang sejak tadi memperhatikannya namun tak juga menyapanya.

"Maaf, Tuan Adrian sibuk jadi saya tidak berani mengganggu kalau belum ada janji " terangnya sambil tersenyum penuh arti.

"Saya sudah ada janji dengan Tuan Adrian" Ara menerangkan sambil tetap tersenyum.

Yang terjadi kemudian adalah sang resepsionist sedikit membungkuk dan kepalanya tampak maju hingga matanya dapat melihat keseluruhan gadis didepannya itu dari ujung kaki hingga kepala. Menetapnya lekat seakan berkata 'pasti hal yang tak penting'.

"Hemm... mungkin anda salah orang" ucap resepsionist itu. Senyumnya seperti terpaksa.

"Apakah ada dua nama Adrian di sini?" Tanya Ara kemudian, alisnya bertaut. Dia merasa bodoh bertanya demikian.

"Tidak, di gedung ini hanya ada satu nama Tuan Adrian, CEO kami" jawabnya lugas.

Menghembuskan nafas pelan, ya pasti dia yang kumaksud batinnya. "Saya sudah ada janji, bisakah anda menghubunginya" berkata lagi untuk meyakinkan sang resepsionist. Dari tatapannya bermaksud "tolong hubungi Tuan Adrian'.

"Emmm.."

"Dia datang bersama saya"

Belum sempat berlanjut tiba-tiba seorang pria berperawakan tinggi dengan stelan jas hitam muncul di belakang Ara.

Ara mendongak, ah pria 'banyak alasan' ini selalu datang disaat tak diduga. Untunglah, Ara merasa lega karena bertemu dengannya

Dia adalah Ardi, orang yang ditugaskan mengawasi Ara. Setelah mempersilahkan Ara masuk lift kemudian menyuruh Ara mengikutinya menuju ruangan Adrian.

Begitu sampai di depan ruangan, Ardi mengulurkan tangannya membuka pintu kemudian mempersilahkan Ara masuk. Ruangan ini masih kosong.

"Tuan Adrian sampai kurang lebih limabelas menit lagi Nona " menengok arloji di tangan kanannya, kemudian mempersilahkan Ara duduk di sofa dekat meja kerja Adrian.

Sesudahnya pria itu keluar dan membiarkan Ara sendirian.

Lima belas menit, lumayan lama kalau hanya diam saja menunggu. Ara memutuskan untuk melangkah mendekati meja kerja Adrian, dengan langkah pelan sambil melirik arah pintu masuk, memastikan sang empunya ruangan tidak atau lebih tepatnya belum tiba memergokinya. Mengambil pigura yang sejak masuk ruangan tadi membuatnya penasaran, foto siapa yang ada disana.

Gambar anak kecil, kira-kira usia 5 tahun. Apa ini foto pria itu waktu kecil batin Ara. Mirip, rambut hitam gaya mohawk dan tampan. Ya.. wajah kecil itu seperti Adrian dengan gaya rambut yang berbeda. Alis yang tebal, mata coklat yang tajam dan bibir tebal dan penuh dan lihatlah gayanya sangat menggemaskan.

"Ehem.. "

Spontan menengok ke sumber suara, Ara tersenyum kikuk. Diletakkannya benda pipih lonjong dengan sandaran itu pada tempatnya.

"Maaf " Ara merasa harus mengucapkannya karena telah lancang mendekati meja kerja Adrian tanpa izin.

"Duduklah " ucap Adrian berlalu di depan Ara menuju mejanya. Diikuti sang asisten_ Elang. "Hari ini tugasmu hanya menemaniku menghadiri pesta pernikahan seseorang".

Pesta pernikahan? Apa hubungannya dengan pekerjaan kantor. Mengapa menghadiri pesta pernikahan saja harus mengajaknya. Ahh mungkin yang menikah rekan bisnis Adrian.

"Lang, antar Ara ke tante Melisa, setelah selesai tak usah naik ke atas, tunggu di bawah aku yang turun" perintah Adrian.

"Baik Tuan " Elang membungkuk dan berkata pada Ara untuk mengikutinya.

Sepeninggal mereka berdua, ditempelkannya sebagian beban tubuhnya di meja. Menatap jauh ke luar ruangan lewat kaca bening transparan di depannya. Mencoba membuang asa. Asa yang sempat membumbung karena perasaan kosong yang sekian lama di biarkannya.

Empat tahun bukan waktu sebentar untuk saling mengenal. Dan meskipun akhirnya bukan happy ending untuk dirinya dan mungkin juga Laura. Meski kehadiran gadis itu belum mampu mengisi seluruh ruang kosong dihatinya dua belas tahun ini, namun Adrian mulai terbiasa dengan kehadirannya, keposesifannya dan ingin menyempurnakan cintanya.

Apa dikata, putra semata wayangnya menolak memiliki ibu seperti Laura. Dia tak menolak ataupun mengiyakan sang ayah yang hendak menikahi kekasihnya. Namun, Adrian dapat melihat jika sang putra tak menginginkan hubungannya dengan Laura berlanjut.

Menarik kemudian menghembuskan nafas kasar dilakukannya untuk menenangkan jiwanya. Merutuki Laura yang begitu saja menerima lamaran Tony_pria setengah psikopat yang menderita thantophobia. Seorang Tony yang akan berjuang mati-matian untuk mendapatkan dan mempertahankan apa yang dicintainya.

Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku kemudian bangkit berdiri lebih mendekat ke jendela kaca besar di depannya. Semoga aku baik-baik saja seperti tahun-tahun sebelum bertemu Laura.

Drrrt.. drrtt

Ponselnya yang sedari tadi ia letakkan di atas meja bergetar. Sebuah panggilan masuk, digesernya tombol hijau kemudian mode speaker.

"Tuan saya sudah menunggu di lobby bawah"

"Ok.."

Dengan langkah gontai dilangkahkannya kaki keluar ruangan. Menuju lantai dasar tempat Ara dan Elang menunggu.

Sampai di bawah, ia langkahkan kakinya menuju mobil melewati Elang yang membungkuk hormat menyambutnya.

Kemudian sedan hitam itu melaju setelah Elang masuk ke dalam mobil dan memegang kendali kemudi. Di dalam mobil tampak hening, Ara mencuri mata memandang Adrian yang bergeming menatap ke depan. Sama sekali tak menoleh, seperti tak ada orang disampingnya saat ini. Menatap jengah suasana yang hening, Ara pun membuang muka, asik menatapi pohon-pohon pinggir jalan yang dilaluinya.

Sungguh, sebenarnya Adrian bukan tak memperhatikan gadis ayu yang duduk di sampingnya. Ia sesekali melirik melalui ekor matanya. Cantik, dress warna pastel yang senada dengan kulitnya yang kuning langsat. Dengan aksen renda transparan yang membungkus belahan dada bentuk V tanpa lengan dan bagian bawah menjuntai sampai lutut.

Semuanya tampak sempurna membungkus tubuh gadis itu dengan elegan. Ada sedikit kesan seksi tanpa menjual sensualitas. Laura dan Ara, dua kecantikan dengan aura yang berbeda. Hufft.. Adrian membuang mukanya ke samping kanan, mengapa juga harus membandingkan keduanya.

Mobil sedan mewah itu berhenti di depan sebuah gedung yang yang sudah ditata sedemikian rupa. Dari muka gedung tampak hiasan berbagai bunga hidup yang melengkung membentuk gerbang masuk ke dalam gedung.

Di bagian bawah ada taman dadakan, berbagai macam bunga diletakkan disana, gedung ini menjadi lebih mirip seperti taman surga yang indah dengan dominan warna silver blue.

Hilir mudik orang-orang berpakaian resmi stelan jas putih menambah kesan ramai siang itu. Suara musik menguar, lagu-lagu cinta terdengar syahdu memanjakan setiap telinga yang mendengarnya.

Tertulis tinta silver pada papan persegi yang di sebelahnya terdapat foto sepasang pengantin berbahagia ' Laura Michiel & Tony Lewis'.

Tamu pun berdatangan, mobil-mobil mewah bergantian berhenti di depan pintu gerbang utama. Dan jangan di tanya, yang keluar dari mobil itu sudah pasti pasangan atau orang-orang penting negeri ini. Karena dari segala hal yang mereka kenakan tampak begitu memukau dan elegan. Seperti saat melewati red carpet, bedanya disini banyak hilir mudik bodyguard ataupun penerima tamu dari tuan rumah yang gagah dengan stelan jas memastikan keamanan mereka hingga memasuki gedung. Tak satupun ada pencari berita yang tampak, mungkin sang tuan rumah menginginkan privasi untuk rangkaian acaranya saat ini.

Setelah keluar dari mobil, Adrian menunggu Ara di depan gerbang utama. Begitu jarak mereka mendekat dengan segera diraihnya tangan Ara untuk memegang lengannya. Ara yang kaget, menepis tipis lengan Adrian namun apa daya, tangan kokoh itu tak bergeming dari tempatnya malah semakin mempererat.

Dituntunnya Ara masuk ke dalam gedung, setelah sedikit beramah tamah dengan beberapa rekan bisnis yang kebetulan juga hadir.

"Hai bro" tampak seorang pria melambaikan tangannya, pria tampan putih bermata biru yang menyunggingkan senyumnya setelah menurunkan tangannya.

Adrian menjabat tangan pria itu. Jabat persahabatan. Adrian memang tak pernah terse yum lebar, ia sangat pelit untuk hal itu.

Sedikit menarik tubuhnya ke belakang, pria itu menatap Adrian "Cepat sekali kau move on fren" menepuk bahu Adrian kemudian merangkulnya. "Tak kau kenalkan padaku, siapa gadis ini hmm.. " alisnya naik turun, kemudian senyumnya terkekeh.

"Dia asistenku " jawab Adrian datar. " Kenalkan ini Brian, teman kuliahku dulu " mengedikkan kepalanya kepada Ara.

Tanpa menunggu lama, Brian langsung maju menarik paksa tangan Ara yang belum lepas dari lengan Adrian.

"Selamat siang Tuan Brian, saya Ara " menganggukkan kepalanya dan menarik sedikit ujung bibirnya.

"Brian Mc kenzie Ara, namamu indah seindah dirimu " Brian dengan senyum tampannya menatap ke dalam manik Ara. Tak juga dilepaskan tangan Brian dari Ara membuat kikuk sang gadis.

"Ehem... sudah selesai Tuan perkenalannya?" Adrian memutar bola matanya malas. " Kau selalu begitu kalau bertemu wanita, insting play oymu bekerja maksimal " memukul pelan perut Brian.

Senyum Brian melebar "Jangan ganggu kesenanganku" mendekatkan tubuhnya ke samping Adrian " Dia berbeda, tidak cantik tapi memandangnya tak membuatku bosan" bisiknya.

"Dia asistenku man... Jangan kau ganggu dia, dia tak seperti wanita -wanitamu itu " sergah Adrian sambil menarik tangan Ara untuk segera pergi dari Brian.

"Kau ini selalu pelit... dasar duda kesepian, kau tak senang kalau aku tobat dan menjalin hubungan serius dengan seseorang" umpat Brian kesal. Padahal ia hanya ingin lebih dekat dengan Ara, tapi sahabatnya itu sangat menyebalkan.

Adrian menghiraukan Brian. Mengajak Ara menuju ke atas panggung, memberi ucapan selamat kepada pasangan pengantin yang berbahagia. Dan Ara hanya mengekor saja, mereka tampak seperti sepasang kekasih. Pun saat tepat di depan pengantin wanita, Adrian tak juga melepaskan genggaman tangannya.

"Selamat atas pernikahanmu Lau, semoga kau berbahagia " ucap Adrian tanpa ekspresi. Mengulurkan tangan ke depan Laura, sedangkan gadis itu hanya tersenyum kecut. Tak juga menerima uluran tangan Adrian. Membuang muka ke arah suaminya.

'Apa -apaan pria ini. Empat tahun ini seperti tak ada yang tersisa sama sekali' batin Laura.

"Ch! Terima kasih, aku tentu bahagia" memandang Ara sinis " Kau bahkan membawanya kesini ". Tatapannya menajam, dengan mimik muka yang semakin tak ramah.

Ara menarik tangannya dari genggaman Adrian "Selamat nona, Tuan " Diulurkannya tangan untuk menjabat kedua mempelai, namun kosong tak ada yang menyambutnya.

"Saya as_"

"Ini calon istriku Lau, perkenalkan namanya Ara " Adrian berbicara dengan begitu lancar, aktingnya terasa natural namun datar.

Ara membulatkan matanya, ia memandang miris boss barunya. Di hari pertamanya tak ada tugas berarti sebagai asisten pribadi, malah mendapat peran sandiwara yang mengagumkan.

Bahkan ketika Ara hampir saja mengeluarkan suara ingin menjelaskan, Adrian sigap menarik pinggang ramping gadis itu hingga melekat tanpa celah ke tubuhnya kemudian memberi cubitan kecil di lengan dalamnya, hingga membuat gadis itu membungkam mulutnya.

Terlihat sekali wajah Laura menegang. Menahan kesal dan amarah. Adrian dan Laura, seperti dua sejoli yang sedang merajuk.

"Terima kasih Tuan Adrian, kupastikan dia tak salah meninggalkanmu dan memilihku. Aku akan selalu membuatnya bahagia, bukan begitu sayang?" Tony yang sedari tadi diam akhirnya bersuara, menatap sang istri dengan cinta. Sementara mata Laura tampak berkabut, bergeming dalam dekapan sang suami.

Adrian tak berucap apa -apa lagi sesudahnya. Ditinggalkannya perjamuan pesta mewah itu dengan segera. Dia tak ingin emosinya meledak di tempat itu.

Keluar dari gedung, Adrian melepas tangan yang sedari tadi melingkar di pinggang Ara. Bahkan pria itu berjalan lebih dulu tanpa menunggu Ara lagi.

Dan sudah bisa di tebak, suasana di mobil pun mencekam seperti di kuburan. Bahkan sang asisten pun enggan menyapa bossnya. Mereka seperti sibuk dengan dunianya masing-masing.

Tiga puluh menit kemudian, mobil sampai di pelataran kantor.

"Antarkan ke apartemennya " ucap Adrian sebelum turun dari mobilnya. Ia sama sekali tak melihat ke arah Ara bahkan begitu keluar langsung melenggang memunggunginya.

1
Idasesoega
sangat mengharukan, sangat cerdas secara psikolog, sangat menyenangkan dan membahagiakan siapan cerita ini, khususnya ban ini. 👍👍👍👍👍

terima kasih othorku🤣🤣🤣💯💯💯👏👏👏
melting_harmony
Luar biasa
Widati Dati
1 vote n 19 ikat mawar bwt mu thor... trs semangat thor.. dg crta yg brkualitas
Riendiany: Terima kasih🥰
total 1 replies
Bun Yian Cu Dumpit
happy ending,, KK lanjut cerita k elang SM Mala, Dani dan merra jg yh Thor plisss
Bun Yian Cu Dumpit
cerita KK SM Uda ak ikut terharu jg KK smoga kakak sllu d lindungi dn d bri kesehatan amin
Bun Yian Cu Dumpit
semua nya ja lah aku mau Thor ceritanya sungguh menarik dlm hidupku
Bun Yian Cu Dumpit
smoga elang SM Mela jadian, ngk sabar ak liat mereka semua bahagia untuk othor ny smoga sehat slalu😃
Bun Yian Cu Dumpit
ohh rupanya Akio masih hdup, drama selanjutnya ak mau dngar crita Tomy SM Laura yh Thor
Bun Yian Cu Dumpit
ohh rupanya Akio masih hdup, drama selanjutnya ak mau dngar crita Tomy SM Laura yh thor
Bun Yian Cu Dumpit
senanggggg nya ak melihat keluarga mereka berkumpul
Bun Yian Cu Dumpit
senanggggg nya ak melihat keluarga mereka berkumpul
Bun Yian Cu Dumpit
akhirnya keluarga Ardian bersatu jga stelah sekian lma berpisah dn ak yg BCA ikut bahagia jg, Dani sudah mengetahui kesalahpahaman yg bertahun² tertutup
Bun Yian Cu Dumpit
terharu aku, bnyak mengandung bawang😭😭😭😭 menurut ak
Bun Yian Cu Dumpit
siapa yh org yg d maksud Dani rahasia, atw jngn² adiknya si merra🤔
Bun Yian Cu Dumpit
semoga jg cpat ketemu Dani SMA ibu sambung ny lewat adek ny merra
Bun Yian Cu Dumpit
Ara SM keluarga angkatnya udh ketemu, tinggal nunggu jalur Thor untuk mempertemukan Ara dn Ardian jdi satu
Bun Yian Cu Dumpit
penasaran SMA org yg d telpon dokter ORI yg d sebut kakak tuh siapa ya?? penasaran EMG ak hehe
Bun Yian Cu Dumpit
semoga lh dinding es Dani bisa d cairkan, smoga jga secepatnya Ara d pertemukn kembali dngn Ardian keluarga kecilnya, ngomong² Thor org tua angkatnya Ara kok ngk muncul lagi yah
Bun Yian Cu Dumpit
kira² siapa yh org misterius itu ad ninggalin surat lagi, ap mungkin Ardian yh, ah jdi penasaran nc akunya
Bun Yian Cu Dumpit
kok ak jdi nangiss sih BCA d bab😭😭😭 ini,,tlg dong KK Thor sruh Dani cepat Thu kejadian Omanya dlu itu biar dia ngk nyalahin Ara trus,,dn biar dia Thu yg menyebab Omanya dlu meninggal ibu kandung ny sndiri si ardina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!