Ini kisah seorang seorang gadis kaya raya mencari cinta sejati menyamar jadi karyawan sederhana. Sania kembali ke tanah air demi mencari kebenaran kematian ibunya. Selama di tanah air Sania jatuh cinta pada pengusaha kaya namun sayang ditinggal nikah. Demi melanjutkan rencana balas dendam pada keluarga penyebab kematian sang ibu juga pada mantan pacar Sania rela menikah dengan laki beristeri yang penyakitan. Mampukah Sania mencari fakta Kematian ibunya sekaligus tuntaskan dendam pada mantan pacar? Semua jawaban ada di kisah ini. Silahkan simak kisah Sania mencari cinta dan tuntaskan dendam!
Ini karya perdanaku. Mohon dukungan para pembaca. Tinggalkan jejak agar penulis makin semangat update. Terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei Sandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lembaran Baru
Sania tak mau terlalu larut dalam masa lalu yang menyedihkan. Hari depan Sania masih panjang. Tak boleh berhenti hanya karena seorang lelaki tak berprinsip.
Sania mengarahkan mobil ke bengkel mobil papa Lisa yang tak jauh dari tempat tinggalnya dulu. Kini Sania telah pindah rumah untuk hindari Bobby. Sania menyewa apartemen kecil di bilangan kota. Sania sengaja cari tempat tersembunyi agar aman dari incaran Bobby.
Tak sampai satu jam Sania sudah tiba di bengkel mobil papa Lisa. Suasana bengkel tak terlalu ramai malah berkesan sepi. Hanya ada satu dua mobil sedang diperbaiki.
Perlahan Sania parkirkan mobil di tempat kosong agar jangan ganggu kegiatan para montir. Sebelum Sania sempat turun datang seorang pemuda hampiri Sania sambil beri senyum ramah.
Sania membalas senyum pemuda itu tak kalah ramah. Sania suka cara pemuda itu melayani pelanggan. Pakaian boleh kumuh namun wajah tetap berseri. Inilah insan bermasa depan gemilang.
"Ada yang bisa ku bantu nona?"
Sania turun dari mobil dengan gaya anggun cermin wanita berkelas. Tetap santun walau hati masih sakit oleh kejadian masa lalu.
"Aku cari Pak Bur papanya Lisa." sahut Sania dibarengi senyum ramah.
Pemuda itu mangut sopan. "Mari ku antar pada Pak Bur! Lewat jalan ini."
Pemuda itu menunjuk jalan samping menuju ke bangunan kecil merangkap kantor. Sania ikuti langkah pemuda itu tanpa banyak tanya. Sania bukan orang nyinyir suka sok akrab pada orang asing. Sania boleh lucu dan konyol namun bukan orang iseng.
"Nona...silahkan! Tuh ada Pak Bur. Aku tinggal dulu ya." Pemuda ngeloyor pergi setelah pastikan Sania telah sampai pada tujuan.
Sania jatuhkan pandangan pada sekeliling kantor sederhana Pak Bur. Tak ada yang istimewa selain meja plus perangkat komputer di atasnya. Sungguh tak cerminkan satu kantor nyata.
"Pak.." panggil Sania hati hati takut kejutkan laki paro baya itu.
Pak Bur mendongak lalu tertawa lepas setelah tahu siapa yang datang. Pak Bur langsung bangun dari tempat duduk yang cukup uzur menyambut teman baik anaknya.
"Sania..kenapa datang tak kasih kabar? Bapak mau nyari kamu tapi di larang Lisa. Sungguh aneh temanmu itu." omel Pak Bur tanpa tahu masalah sebenarnya.
Lisa sengaja larang keluarganya berhubungan dengan Sania karena takut Bobby lacak keberadaan Sania. Sania perlu waktu untuk mengusir bayangan kelam cintanya.
Kini Sania sudah yakin bisa hadapi kenyataan maka berani muncul tanpa perlu takut pada Bobby. Sania sudah fix takkan ingat pada kejadian tak menyenangkan itu. Kalaupun Bobby muncul di depan Sania takkan ada masalah. Sania sudah sanggup lawan rasa sedih dalam hati.
"Sania keluar kota Pak..baru pulang berapa hari ini. Gimana masalah tanah samping?"
"Sudah bapak beli. Tinggal bangun shelter parkiran. Lisa ada buat gambar untuk lokasi parkiran. Coba kau lihat apa sudah cocok!" Pak Bur segera mengambil lembaran kertas dari lemari kaca kusam.
Lembaran itu dibentang ke hadapan Sania supaya gadis ini bisa lihat lebih jelas sketsa gambar Lisa. Sania nilai gambar Lisa lumayan bagus walau masih ada yang harus diperbaiki. Sania tak dapat beri nilai apapun sebelum tinjau lokasi lahan.
"Kita ke lokasi dulu Pak. Sketsa Lisa sudah bagus namun masih harus ada perbaikan. Lisa tak ikuti arah matahari terbit. Sebisanya bengkel hindari matahari siang mengingat kenyamanan pekerja." ujar Sania serius buat Pak Bur kagum. Hal sedetail inipun masuk dalam rancangan Sania. Sania pantas dianggap perancang jempolan.
"Bapak sudah tua. Bapak serahkan pada kalian saja. Mari kita ke lokasi tanah." ajak Pak Bur lembut.
Sania mengiyakan arahan Pak Bur menuju ke tanah yang baru dibeli pakai uang Sania. Sania dengan senang hati bantu keluarga sahabatnya. Sania yakin keluarga Lisa takkan bohongi dia ambil uang itu buat foya foya. Terbukti bapak Lisa langsung beli tanah yang bakal dijadikan lahan cari rezeki. Mereka tentu berharap dengan modal dari Sania bisa lebih maju lagi.
Tanah yang ditunjukkan Pak Bur cukup luas. Cuma masih lahan kosong belum dibangun bangunan apapun. Kelihatannya Pak Bur belum menemukan konsep pas untuk bangunan yang bakal dibangun. Mungkin Pak Bur belum yakin pada konsep yang diberi Lisa.
Sania rasa harus diskusi dengan Pak Bur agar tahu apa yang jadi keinginan laki tua itu. Sania tak mau tinggalkan saran juga suara hati laki itu karena yang jalankan usaha adalah Pak Bur. Dia tentu lebih ngerti apa yang terbaik.
"Bapak ada saran untuk sketsa Lisa?" tanya Sania menatap mata tua yang berbinar.
Pak Bur angguk penuh semangat karena akhirnya bisa keluarkan isi hati. Lisa wanti wanti harus ikuti saran Sania karena Sania yang punya modal. Maksud Lisa tentu ingin buat Sania senang. Namun Sania berbeda pendapat dengan Lisa. Sania ingin Pak Bur bangun berdasarkan plan beliau cuma tinggal diarahkan ke mana yang cocok.
"Bapak ingin buat kantin kecil. Jadi kalau ada yang nunggu bisa jajanan ataupun sekedar ngopi. Bapak berniat ijinkan Bu Susi janda miskin berwarung di sini. Kasihan dia piara banyak anak yatim."
Mata Sania langsung menyipit mendengar Pak Bur berniat ulurkan tangan pada janda. Ini bukan gelagat baik. Dari niat baik bisa melenceng ke mana mana. Sania sudah trauma hadapi masalah beginian. Dulu mamanya dikhianati, lalu diri sendiri hingga timbul rasa waspada dalam hati Sania.
Namun Sania tak langsung beri pikiran negatif. Bisa jadi niat Pak Bur memang tulus tak macam macam. Cuma takutnya nanti janda itu melewati batas ingin cari keuntungan lebih. Pak Bur orangnya baik juga sabar. Takutnya nanti dimanfaatkan oleh pihak ketiga.
Pak Bur tertawa kecil seakan tahu ke mana arah pikiran Sania. Pak Bur orang yang sudah banyak makan asam garam dunia tentu paham isi otak Sania yang sudah dianggap anak sendiri.
"Bapak hanya niat bantu. Ibu kalian juga akan ikut dalam kantin ini. Tak ada niat buruk. Bapak tahu harus ke mana bawa keluarga ini. Kamu dan Lisa tenang saja. Bapak tetap bapak kalian. Bukan bapak untuk orang lain. Ok?" Pak Bur menyentuh kepala Sania layak seorang bapak sejati.
Sania tersenyum malu karena otak kotornya cepat disiram Pak Bur supaya bersih.
"Ach bapak...nanti Sania diskusi sama Lisa soal ini. Sania tak ingin keutuhan keluarga ini terkoyak karena hawa *****."
"Bapak kalian bukan orang bodoh tak tahu hargai nikmat dari Allah. Banyak orang terpuruk karena tak mampu nahan diri. Segala yang jahat takkan pernah diridhoi Yang Maha Kuasa. Ayo kita balik! Kita makan di rumah ya!"
"Ya pak.." Sania tersenyum damai takkan masalahkan niat baik Pak Bur lagi. Kata kata Pak Bur sangat sejuk di hati. Orang yang berselingkuh akhir cerita tetap tragis.
Sesampai di bengkel utama Pak Bur memanggil pemuda yang menyapa Sania waktu pertama masuk bengkel. Pemuda berkulit putih itu langsung datang tanpa diminta dua kali.
Mata pemuda itu tak lekang dari wajah Sania. Mata itu menatap Sania tajam seakan cari sesuatu dari diri Sania. Sania tersipu malu diperhatikan sangat detail oleh pemuda itu.
"Sini Rangga..perkenalkan ini anakku juga. Namanya Sania. Kelak dia datang anggap adik sendiri seperti Lisa."
Rangga mengangguk tanpa suara. Air muka laki muda itu seperti menyimpan duka mendalam. Tak ada yang tahu apa yang ada dalam benak laki itu. Bawaanya dingin seperti musim dingin abadi di antartika. Dia hanya ramah pada pelanggan. Selebihnya akan jumpai wajah dingin tak bersahabat.
Sania melihat pribadi ganda pada diri Rangga. Tadi begitu datang dia disambut ramah kok kini ditanggapi dingin. Apa Sania sudah mengganggu daerah pribadi Rangga? Sania pusing hadapi orang kayak gitu. Toh mereka tidak akan sering bertemu jadi Sania anggap bukan hal perihal vital.
"Bapak dan Sania akan pulang makan. Kamu jaga bengkel dulu. Bapak takkan lama. Kau mau bapak bawakan makanan atau beli di warung Bu Susi?" tanya Pak Bur pada Rangga.
"Bapak silahkan saja. Nanti aku bisa cari sendiri."
"Baiklah nak! Jangan lupa makan ya! Makan yang banyak biar kuat kerja nanti." ujar Pak Bur sambil menepuk bahu Rangga. Laki itu masih mendaratkan tatapan mata pada Sania. Ntah pesona apa dalam diri Sania mampu menyedot perhatian Rangga.
Harus diakui Sania memang cantik tanpa make up menor. Kecantikan Sania alami tanpa perlu polesan tebal. Sepasang mata Sania bisa membius orang hingga terpesona. Namun sayang Bobby tak melihat kelebihan Sania. Di mata Bobby yang sinting Sania hanyalah alat untuk cari uang.
Akhirnya Pak Bur dan Sania berjalan meninggalkan bengkel menuju rumah yang tak jauh. Rangga masih betah memandangi Sania walau yang tampak hanya punggung gadis itu. Dalam diri Sania ada sesuatu yang bikin Rangga terasa familiar. Rangga merasa pernah melihat gadis cantik ini tapi ntah di mana. Rangga masih harus cari tahu siapa sesungguhnya Sania. Ada feeling akrab terhadap Sania.
Pak Bur, Bu Bur dan Sania sedang menikmati makan siang bersama setelah cukup lama tak jumpa gara gara Bobby. Rasa kebersamaan muncul lagi walau minus Lisa. Jam gini Lis masih bekerja di kantor Bobby sebagai tangan kanan. Lisa tetap kerja walau tanpa Sania. Malah Lisa harus betah supaya di mata mata pantau gerak gerik Bobby.
Seusai makan Sania mencoba istirahat di kamar tamu yang selalu dia tempati bila datang ke rumah Lisa. Kamar itu boleh di bilang sudah jadi kamar Sania walau tak tertulis. Sania tak malu malu tidur di situ.
Kamarnya masih terawat bersih kendati hampir sebulan tak datang berkunjung. Tanpa ragu Sania rebahkan badan di tempat tidur single. Mata indahnya terpejam coba merangkai mimpi di siang bolong. Siapa tahu dapat mimpi indah. Lumayan bisa menghibur walau hanya sekedar mimpi.
Baru saja Sania akan masuk alam mimpi. Ponsel pinternya berbunyi tanda ada panggilan masuk. Sedikit ngomel Sania meraih hpnya di samping meja kecil.
Nomor baru memanggil. Sania ragu untuk menjawab karena takut dari kelompok Bobby. Laki brengsek itu kan lihay lacak keberadaan seseorang. Tapi Sania yakin Lisa takkan bocorkan rahasianya pada Bobby. Lisa saja sudah gemas pada Bobby yang anggap Sania hanya pion bodoh.
Pikir punya pikir Sania beranikan angkat hpnya.
"Halo...assalamu'alaikum.." sapa Sania tenang.
"Waalaikumsalam..nona Sania? Ini dari PT ANGKASA JAYA. Nona diterima di perusahaan kami. Besok langsung masuk kerja sekaligus teken kontrak kerja."
"Cepat amat... apa bapak yakin pada kinerja kerjaku?"
"Kenapa harus aku yang yakin? Kamu yang harus yakin pada diri sendiri beri yang terbaik pada perusahaan. Besok kita jumpa."
"Tunggu...bapak sudah yakin rekrut aku?"
"Aku bukan orang suka jilat ludah sendiri. Sekali bicara itu sudah jadi tanggung jawab. Atau kau merasa tak mampu diberi kepercayaan laksanakan tugas?"
"Sembarangan...aku ini orangnya amanah. diberi tugas tetap harus tuntas."
"Bagus..kutunggu kinerja mu."
Ponsel dimatikan tanpa tunggu jawaban Sania. Sania melelet lidah tak habis pikir mengapa ada manusia seaneh gitu. Arogan tak tentu arah. Sania jadi ragu untuk masuk ke perusahaan yang dipimpin orang aneh. Tak bersahabat sama sekali. Sangat kontras dengan sifat Sania yang periang dan ramah. Sania selalu rendah hati walau telah sumbang tenaga dan pikiran bagi perusahaan. Sania habis habisan bela perusahaan Bobby namun yang di dapat hanyalah kentut busuk.
Sania ingin diskusikan dengan Lisa agar tak terjebak lagi dalam suasana tak nyaman. Cukup sekali Sania terpuruk dalam kubangan kesedihan yang menyakitkan.
Sania memilih tidur sambil menunggu Lisa pulang. Banyak yang ingin Sania ceritakan pada Lisa. Tentang kerjanya, tentang pembangunan bengkel keluarga Lisa juga tentang Rangga yang aneh. Kini hanya Lisa teman yang bisa diajak berbagi suka duka. Sania sudah tutup buku terhadap Bobby. Kini Sania akan mulai kisah baru dalam hidupnya. Buka lembaran baru.
Sania buka mata tatkala ada terasa usapan lembut di wajahnya. Usapan itu buat hati Sania merasa adem dan nyaman. Sania menggeliat manja setelah tahu siapa yang beri ketenangan padanya.
Lisa tersenyum geli lihat wajah tidur Sania. Tapi wajah imut itu tetap cantik walau baru bangun.
"Putri tidur kesasar...gimana? Ada enakan?"
"Jauh segar dari sebelumnya. Baru pulang? Kok cepat hari ini? Biasa lebih jam 5 sore."
Lisa rentangkan tangan lalu ikut rebahan di sisi Sania walau berdesakan. Sania meringsut agak ke tepi beri tempat pada sahabatnya.
"Kantor berubah sejak kau tak ada. Tak ada kegiatan baru selain sisa proyek lama. Dan lagi Nyonya besar Barata tiap hari datang bikin kacau. Aku juga dicurigai ada main sama Pak Bobby. Kemarin Putri hampir ditampar gara gara telat antar teh pesanan. Benaran kacau deh!"
"Kamu cukup kerjakan apa yang jadi tugasmu. Selebihnya biar jadi tanggung jawab pimpinan. Oya..aku sudah diterima di Angkasa Jaya."
"Syukur deh!"
"Tapi bossnya sinting. Arogan kiri kanan atas bawah."
Lisa tertawa geli dengar kata kata aneh Sania. Arogan kok segala penjuru. Mana ada boss model gitu. Mungkin saja Sania terlalu sensitif sejak ditinggal Bobby. Semua laki jadi buruk di matanya. Tak ada laki baik lagi.
karyawn tdk bisa up to day dgn hasil kerja pecattt.
awal porong gaji potong transoirt, potong yang makan 75 % klu melanggar etos kerja. ada urusan apa sama karyawan.!!
pecat satu yg melamar jutaan. yg tudak tahu diri kary..pada belagu demo demo dioecat jf gembellll.
males urus anak, anak bagi laki2 cuma buat kebanggaan bahwa dia bisa bikin perempuan hamil, artinya dia laki2 sejati.
hampir semua laki2 cuma senang bikinnya. jd anak dan hamil paling benci dan sebell klu belum nikah banyak suruh gugurin! males basnget suruh tanggung jawab. klu tdk taskut dosa dan hukum. pasangan zinahnya hamil klu mau suruh gugurin dia senang banget hamil lagi gugurin lsgi terus maunya begitu dan tak perlu nikah dgn perempuan model begini, krn apa! buat apa dinikahi! engga dinikahi bisa ditidurin setiap saat. tujuan nikah apa? mau ngesex tanpa zinah kan.
lah ini si Ranti dgn bangga mau di ajak tidur tanpa dinikahi.
yg bodoh tuh boby,,, perempuan murahan kok di taburin benihnya. laki2 bejad dunia biasa memandangnya. klu peremouan rusak dan murahan sdh jelas GEN LIAR gimana turunannya!!!