Assalamu'alaykum
Selamat datang di karyaku dan terima kasih sudah membaca dan mendukung cerita ini.
🌺
WARNING!!
KARYA MENGANDUNG BAWANG DAN KEHALUAN TINGKAT TINGGI BAHKAN DILUAR NALAR MANUSIA NORMAL!
Pernahkah kalian berfikir jika anak genius itu ada? Jika di film mungkin sudah kita temui, yang berjudul baby bos.
Di dalam dunia nyata, kehadiran anak jenius memang jarang terjadi, namun mereka juga memiliki bukti Ekisitensi yang dapat dilihat dari begitu banyaknya kemajuan yang terjadi saat ini.
Namun bagaimana ketika kalian dipertemukan dengan anak genius berusia 2 tahun yang bisa menggebrak dunia dengan hasil ciptaannya.
🌺🌺
Fajri Hanindyo. Sang Anak genius, memiliki IQ yang sangat tinggi Yaitu 225. Ia lahir dari malam dimana rusaknya mahkota Fajira, sang ibunda. Dengan otak yang genius tanpa sadar, ia bekerja sama dengan Ayahnya dan membuat Fajri menjadi anak yang kaya raya dalam waktu singkat ketika berhasil memproduksi mesin rancangannya sendiri.
Irfan yang yang begitu mendambakan sentuhan Fajira berusaha untuk membuat gadis itu kembali kedalam pelukannya. Keegoisannya runtuh, ketika ia berhasil menemukan Fajira dan juga mendapatkan bonus seorang anak yang tampan yaitu Fajri.
bagaimana kisah selanjutnya? yuk baca cerita ini.
terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bucin fi sabilillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Anak genius
Malam menjelang, sesuai dengan janjinya Fajira akan mengajak Fajri untuk pergi membeli buku yang di inginkan oleh anaknya.
"ayo, Bunda kita pergi!" ucap Fajri mengulurkan tangannya meminta untuk di gendong.
"iya, sayang kita pergi. Aji mau pergi kemana jadinya, sayang?"
"tapi ke toko buku bunda!" keluh Fajri
"memang Aji mau beli buku apa nak?"
"hmm? Aji mau beli buku tentang mesin bunda!" ucap Fajri sambil berfikir.
"Emang Aji kalau sudah besar mau jadi apa?"
"hmm? jadi laki-laki hebat yang bisa melindungi Bunda, membawa Bunda keliling dunia. Bunda mau kan?" ucap Fajri antusias dengan wajah yang berbinar.
"mau dong. Semoga apa yang Aji inginkan tercapai ya, nak!" Fajira tersenyum sambil mengusap kepala Fajri lembut.
"iya, Bunda."
Mereka melangkah keluar dari asrama menuju toko buku yang cukup dekat dan bisa di capai dengan berjalan kaki saja. Ibu dan anak itu tak hentinya bercanda tentang apa saja yang membuat mereka tertawa dan bahagia. Hingga kaki mereka berhenti di salah satu toko buku yang cukup lengkap disana.
"permisi pak, buku tentang mesin di mana ya?" tanya Fajira kepada penjaga toko.
"di belakang belok kiri, kak,"
"terima kasih, om!" ucap Fajri.
"sama-sama, dek."
Fajira langsung bergegas menuju rak buku paling belakang dan berbelok ke arah kiri. Berjalan hingga menemukan apa yang mereka cari.
"Aji, mau buku mesin tentang apa, nak?"
"hmm, Aji mau lihat dulu, Bunda. Kalau ada sih buku untuk bisa membuat helikopter," Fajri berucap santai namun berhasil membuat Fajira kaget. Ia tau ketika Fajri menginginkan sesuatu pasti ia akan berusaha untuk mendapatkannya.
deg...
"Aji serius, nak?" tanya Fajira tidak percaya.
"iya, Bunda. Tapi kalau gak ada nanti buku tentang perbaikan laptop aja, atau mesin apa aja deh"
"ya sudah, kita cari dulu ya, apa yang ada ya, nak!"
"iya, Bunda!"
Mereka mencari buku yang sesuai dengan keinginan Fajri. Ketika sedang asik mencari, mata pria kecil itu menangkap satu buku tentang mesin mobil yang sudah terbuka.
"Bunda, apa buku ini boleh di baca?"
"boleh, sayang. Baca saja! Apa Aji mau buku itu, nak?"
"belum tau, bunda!"
Fajri membuka lembaran buku, ia bukan membacanya namun melihat struktur dari bagian-bagian mesin yang di tunjukkan pada gambar. Jika tidak paham barulah ia membaca sedikit bagaimana penjelasannya. Anak itu sungguh pandai dalam memahami sesuatu sehingga hanya dengan melihat dan mengamati ia sudah bisa membuat suatu hal yang baru dan pastinya di luar nalar.
"Aji, ini Bunda menemukan buku tentang bagian-bagian pesawat," ucap Fajira menyerahkan buku tentang bagian-bagian pesawat itu.
"hmm, helikopter gak ada Bunda?"
"belum ketemu sayang"
"ya sudah, ini aja dulu, Bunda! Hmm gak mahal 'kan, Bunda?" ucapnya penuh harap.
"gak ada yang mahal untuk pria kecil ,Bunda!" ucap Fajira mencubit pipi tembam Fajri.
"terima kasih, Bunda. Muach" Fajri mencium pipi Fajira dengan penuh kasih sayang.
"sama-sama, pangeranku. muach. Kita bayar lagi yuk. Apa, Aji mau beli yang lain, sayang?"
"sudah ini aja dulu, Bunda!"
"ya sudah. Yuk, kita bayar."
Fajira menggendong anaknya menuju kasir untuk membayar buku yang di pilih oleh Fajri. Ketika hendak di bayar penjaga kasir mengernyit melihat buku yang di beli oleh ibu dan anak ini, sehingga ia memilih untuk memastikannya terlebih dahulu.
"apa betul buku ini yang mau di beli buk? ini bukan buku tentang gambar pesawat lo, tetapi bagian-bagian dan cara pembuatannya!"
"kenapa kakak harus bertanya, saya juga tau itu bukan buku bergambar untuk anak-anak!" ucap Fajira tersinggung.
"eh gak maksud saya..."
"bungkus aja, kak" potong Fajira.
"Rp. 280.000 kak"
"ini kak"
"kembaliannya 20 ribu. terima kasih"
"sama-sama. Fajri yuk kita pulang? Aji?" Fajira mencari pria kecilnya yang tiba-tiba menghilang, Ia bertanya ke pada penjaga toko namun tidak ada yang melihatnya, Fajira kembali mengitari toko buku itu untuk mencari Fajri.
Sementara anak genius yang sudah membuat panik bundanya itu tengah berdiri di belakang seseorang yang sedang memperbaiki mobilnya.
"selamat malam, om!" panggilnya dengan manis.
"eh malam, ada yang bisa om bantu? mana mama kamu?"
"lagi di dalam, Om. Mobil, Om rusak ya?"
"iya nak, mobil om rusak! supir om sedang memanggil tukang bengkel yang ada di dekat sini"
"boleh, Aji lihat?" ucapnya dengan menunduk.
"emang kamu mengerti cara memperbaiki mobil nak?" Ray mengelus lembut kepala Fajri.
"gak ada salahnyakan kalau kita mencoba, om" ucapnya dengan mata berbinar dan itu membuat Ray tidak kuasa untuk menolak permintaan pria kecil nan tampan itu.
"ya sudah yuk. Ini mobil om, tiba-tiba mogok tadi di jalan, padahal baru saja di servis" ucap Ray memainkan peran.
Fajri yang sudah duduk di dekat mesin mobil itu mengeluarkan senter yang selalu ia bawa kemana-mana. Ia melihat mesin mobil itu satu persatu dengan serius dan teliti hingga ia menemukan titik permasalahan dari mobil itu.
"Om, ini kayanya lepas, coba Om pasang dulu nanti, Om coba hidupkan" ucap Fajri tersenyum.
Ray yang kaget dengan analisa anak kecil itu dan melihat apa yang di tunjuk Fajri. Dengan polosnya ia menyambung kabel itu dan menurunkan Fajri lalu menghidupkan mobilnya
bruummm,...
Mobil menyala membuat Ray menatap Fajri tidak percaya, Ia kembali mematikan mobil dan berjalan kearah Fajri yang hendak melangkah pergi.
"Nak, tunggu! Dari mana kamu tau cara membetulkan mobil?" tanya Ray dengan raut wajah tidak percaya.
"tadi, Aji baca buku di dalam, om" ucapnya polos.
"Hah?" Ray terbengong dengan jawaban yang cukup masuk akal. Namun mustahil untuk anak yang masih berusia dua tahun.
"Mobil, om sudah hidupkan, jadi Aji mau cari Bunda dulu, Om. Permisi!" ucap Fajri beranjak dan kembali berjalan masuk ke dalam toko itu.
"tu-tunggu nak. Ini ada sedikit jajan untuk kamu, nanti kasih ke, Bunda!" Ucap Ray mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dari dalam dompetnya.
"eh gak perlu, om!" tolak Fajri.
"gak apa, ambil aja, nak. Terima kasih banyak ya!"
"Sama-sama, om. Terima kasih banyak juga!" ucap Fajri tersenyum bangga.
Ia kembali ke dalam mencari keberadaan Bunda. ketika pergi ke tempat kasir ia tidak menemukan Fajira yang berdiri di sana semenjak ia tinggal tadi.
"Bunda, kemana?"
Ia memilih berdiri di depan pintu masuk menunggu kedatangan Fajira.
"eh kamu dari mana saja dek? Bunda udah nyariin dari tadi!" ucap penjaga toko yang ikut mencari Fajri.
"terus bundaku mana, om?" ucap Fajri cemas.
"ada di belakang lagi menangis" ucap penjaga itu dengan sedikit drama.
deg....
Fajri berlari mencari bundanya dan benar saja bidadari kesayangan itu tengah panik sambil terduduk di bagian rak paling belakang.
"Bunda?" pekik Fajri sambil berlari.
"Fajri, astaga nak kamu dari mana? bunda sudah mencari kamu kemana-mana"
"maafin Aji, Bunda. Tadi, Aji keluar karna melihat om yang mobilnya rusak, terus Aji tolongin!" ucap Fajri sudah menangis di pelukan Bundanya.
Sementara orang-orang disana menatapnya bingung dah sedikit tidak percaya dengan apa yang di katakan anak itu.
"terus Aji gak kenapa-napa kan, nak?"
"gak Bunda, Aji gak papa. Omnya juga sudah pergi tadi!"
"besok gak boleh seperti ini lagi ya, nak!"
"iya, Bunda maafin, Aji!" Pria kecik itu memeluk Fajira erat.
"gak apa sayang, Kita pulang lagi yuk!"
"iya, Bunda"
"terima kasih, Om sudah menjaga Bunda saya!" ucap Aji dengan sopan.
"eh iya nak, lain kali jangan menghilang seperti ini ya. kasihan Bunda nya panik mencari kamu!"
"iya, om. Sekali lagi terima kasih!"
"sama-sama, nak."
Fajira dan Fajri segera pergi keluar sambil membawa buku yang sudah mereka beli. Fajira menggendong Fajri dengan berjalan kaki sambil menjawab pertanyaan dari anaknya itu.
"Bunda, itu apa?" ucap Fajri menatap sebuah tugu yang berada di tengah jalan.
"itu namanya tugu, sayang!"
"kenapa sampai ada di tengah jalan seperti itu? kan bahaya, Bunda gimana kalau ada orang yang menabraknya?"
"tugunya kan tinggi sayang, belum ada tuh orang yang menabraknya, haha" ucap Fajira tergelak sedikit tidak percaya dengan pertanyaan anaknya.
"Bunda, Aji di beri uang sama om tadi"
"iya nak?apa tadi, Aji tolak, sayang?"
"ada Bunda, tapi Oom nya memaksa Aji,"
"ya sudah, nanti masukan dalam celengan ya, sayang!"
"iya, Bunda. Tapi Aji harus beli celengan lagi deh. soalnya yang lama sudah susah masuk duitnya," ucap Fajri menyengir.
"ya sudah nanti kita beli ya nak, yang besar!"
"iya, Bunda!" mereka menghabiskan malam itu dengan penuh kebahagiaan dalam kesederhanaan mereka.
💖💖💖
TO BE CONTINUE