NovelToon NovelToon
PENJARA CINTA Untuk STELLA

PENJARA CINTA Untuk STELLA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Badboy / Cintamanis
Popularitas:4.9M
Nilai: 5
Nama Author: rini sya

Stella ditalak sang Suami, usai mereka melakukan malam pertama. Ketidakpercayaan sang suami membuat sang ayah murka dan mengusirnya dari rumah.

Stella terpuruk. Lalu, datanglah seorang pria penolong yang rela menerima kelebihan dan kekurangannya. Namun sang pria ternyata juga pemaksa.


Mungkinkah Stella mau kembali bersama sang mantan? Ataukah dia akan memilih hidup bersama pria yang selama ini menunggu cintanya?

Simak kisah rumit kehidupan Stella dalam PENJARA CINTA untuk STELLA, Happy reading😍😍😍 jangan lupa like, share n komennya ya.... semoga suka😍😍😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rini sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Mau Percaya Begitu Saja

Sayup-sayup Stella mendengar seseorang berbicara. Masih samar, sangat samar. Namun, suara itu

nyata terdengar di telinganya. Stella membuka mata pelan. Ia terlihat bingung. Suasana terlihat lain, dari terakhir ia membuka matanya. Di sini terlihat terang sangat terang. Digerakkannya mata ke kanan dan ke kiri. Putih ... ya hanya warna putih yang ditangkap oleh pandangannya.

“Ah kali ini aku pasti sudah mati. Tak salah lagi. Semua putih, seperti kamar mayat kan?" gumam Stella. Wanita ini pun menyunggingkan seuntas senyum. Stella bahagia, akhirnya ia bisa terbebas dari orang-orang jahat itu.Namun, bayangan kebahagiaan itu sirna ketika seseorang membuka pintu ruangan di mana ia berada. Dengan cepat Stella memejamkan matanya kembali.

“Bagaimana keadaannya?” terdengar suara laki-laki bertanya.

“Cukup baik. Semua organ vitalnya bekerja dengan baik. Hanya saja luka di sekujur tubuhnya ini akan membuat trauma pada jiwanya. Kamu perhatikan saja, semua permukaan kulitnya lebam dan mungkin kita bakalan dihadapkan dengan masalah lain Juan.” Seorang wanita menjawab.

“Maksudmu?” seseorang yang dipanggil Juan bertanya.

“Kita tidak tahu masalah apa yang dihadapi wanita ini, Juan. Apa kesalahannya sehingga terjadi kejahatan

yang memilukan seperti ini. Kita akan dihadapkan oleh dua masalah. Orang yang bermasalah dengannya dan juga masalah kejiwaan wanita ini. Apa kamu siap Juan?" tanya wanita itu.

Seperti seorang psikiater, batin Stella. Bodoh ah, yang penting aku harus bisa bangun dan pergi dari ini, aku nggak ingin menjadi beban siapapun. Aku harus bisa sendiri. Eh... ngomong-ngomong aku belum mati, astaga, gerutu Stella dalam hati.

Tak lama terdengar seseorang membuka pintu dan menutupnya kembali. Hanya satu orang yang keluar, berarti masih ada satu orang lagi yang ada di ruangan ini bersamanya. Bersama Stella.

Wanita ini membuka mata pelan dan seseorang yang duduk di sampingnya ikutan menatap. Memerhatikan wanita yang ia selamatkan dua hari yang lalu ini. Stella melirik pria berkulit sawo matang itu. Pria itu terlihat menyunggingkan senyum.

" Hay!" sapa Pria itu.

Stella tak menjawab, ia berusaha bangun. Namun tak bisa, dengan cepat sang pria membantu. Membantu Stella bangun dan menyamankan posisi wanita ini agar bisa duduk dengan baik. Menyangga tubuh Stella dengan batal, sebab wanita kurus ini terlihat belum stabil.

“Mau minum?” tanya Pria itu lagi. Stella hanya mengangguk dan menatap sang pria dengan tatapan ketakutan.

Juan segera mengambilkan minum untuk wanita yang ia tolonh.

“Nah, minumlah!” ucap Juan.

Stella mengambil gelas dari tangan pria itu dan menggengamnya.

“Minumlah, aku tak menaruh apapun di situ. Kamu tak perlu takut,” ucap Juan lagi. Tanpa curiga, Stella pun berusaha minum. Namun sayang, ia gemetaran. Seakan gelas yang ia pegang memiliki beban yang sangat berat.

Dengan cepat Juan pun membantu mengangkat gelas tersebut, agar Stella bisa segera meminum air yang ia berikan.

“Mau lagi?" Juan menawarkan air itu lagi, karena Stella terlihat kehausan.

Stella menganguk dan Juan pun menuangkan lagi air ke dalam gelas yang dipegang oleh Stella. Dengan hati-hati pria ini kembali membantu Stella meneguk airnya lagi.

"Apa kamu lapar?" tanya Juan. Stella menggeleng, tetapi perut wanita ini tak bisa diajak kompromi. Perutnya berbunyi dan Juan pun tersenyum.

“Sebentar aku pesan makanan untukmu.”Juan mengambil ponsel di saku celananya dan menghubungi seseorang. Memesankan makanan untuk wanita ayu ini.

“Tunggu ya, sebentar lagi makanan kamu datang.” Juan menatap wajah Stella yang penuh luka lebam namun masih terlihat cantik.

Stella mengangguk dan menggerakkan bibirnya untuk mengucapkan terima kasih. Juan paham, meskipun suara Stella tak terdengar jelas.

"Sama-sama," jawab Juan.

Stella terlihat membuang pandangannya. Juan pun memberanikan diri bertanya.

"Boleh aku tahu siapa namamu?" tanya Juan.

Stella menggerakkan kepalanya. Menatap Juan, lalu dia pun menggeleng.

"Kamu nggak usah takut denganku. Siapa tahu aku bisa bantu kamu pulang. Orang tuamu pasti nyariin kamu," ucap Juan berusaha mengambil hati Stella. Tapi sayang ucapan Juan malah direspon sebaliknya oleh wanita ini.

Spontan Stella langsung menekuk kakinya, seperti ketakutan. Ya, mendengar kata 'orang tua' dan juga 'rumah' memang membuat wanita ini ketakutan. Terakhir, ketika seseorang mengantarkannya pulang, yang ia dapatkan bukanya pelukan. Tetapi siksaan yang membuanya seperti ini.

Juan bingung, ia pun segera membujuk Stella agar tenang.

"Jangan takut, aku hanya ingin membantumu. Kamu jangan takut ya. Aku janji tak akan menyakitimu. Percayalah!" ucap Juan hendak memegang tangan Stella.

Bukannya tenang, wanita ini malah menangis dan menepis kasar tangan Juan.

"Nggak nggak nggak sana jauh jauh," ucap Stella dalam isak tangisnya.

Juan semakin gugup, sebab suara Stella terdengar habis.

"Eh, eh kamu jangan nangis. Nggak, aku nggak akan nganterin kamu kemana-mana. Kamu aman di sini oke," ucap Juan gugup.

Sayangnya Stella tak peduli ia semakin menangis. Terang saja ingatan tentang siksaan yang diberikan sang ayah terlintas begitu saja. Wanita ini kembali meringkuk, menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Juan membiarkannya. Sebab ia sendiri bingung harus berbuat apa.

Tak lama seorang wanita berpakaian dokter masuk ke dalam ruangan di mana Stella berada. Ia terlihat terkejut, terlebih melihat Juan yang ketakutan.

"Kenapa?" tanya Sang Dokter sambil berbisik.

Juan menjawab dengan bahasa isyarat, mengangkat kedua pundaknya.

"Dia udah sadar?" tanya wanita berpakaian dokter itu lagi.

"Udah tapi aneh," jawab Juan.

"Seperti yang aku bilang tadi kan." Wanita ini sepertinya hebat dalam membaca situasi.

“Hai, Mbak!” sang Dokter berusaha membujuk Stella agar mau keluar dari tempat persembunyiannya.

“Jangan takut, kami nggak akan nyakitin kamu kok. Percayalah!" sang Dokter duduk di sisi ranjang di mana Stella berbaring.

"Perkenalkan, aku adalah seorang dokter. Aku akan merawatmu sampai sembuh. Jadi jangan takut ya. Aku buka ya selimutnya," pinta dokter cantik itu. Sepertinya Stella mau merespon. Ia pun membuka pelan selimutnya.

"Jangan takut ya, sini aku bantu duduk," ucap sang dokter itu lagi. Sepertinya bujukan sang dokter berhasil. Stella pun mengikuti ucapan itu dan mau duduk kembali. Namun matanya menatap Juan dengan tatapan ketakutan.

"Jangan takut, dia temanku. Dia orang baik kok. Dia nggak akan nyakitin kamu. Buktinya dia bawa kamu ke sini. Kamu tahu nggak sekarang kamu di mana?" rayu dokter cantik ini.

Stella menggeleng.

"Kamu di rumahku, jadi kamu aman. Oke!"

Stella mengangguk.

Trauma yang diderita Stella ternyata tak main-main. Jangankan berbicara. Dengan keadaan di sekiranya saja ia terlihat sangat waspada. Stella begitu kuat membentengi dirinya agar jati dirinya tak terbaca oleh siapapun. Ia tak ingin siapapun tahu siapa dirinya. Keluarganya apa lagi masa lalunya.

Bersambung ...

1
Cherry🍒
tenang aja re yang bikin. Mereka akur nantinya anak stella
Camelia Indo
stop bacanya, makin nggak masuk akal..
Camelia Indo
cewek goblogghhhh Bu n tolol authornya juga
saya cantikkj
bingung eyke 😄
Yulia Derayu: tulisan e ga genah
total 1 replies
Mita Karolina
Wanita berprinsip
Kekey Azka
ok
Mia
waduhh Vita jgn kepoin Zein terusss... kasian Louis lohh yg udah tuluss cintanyaa..
Mia
keren ste.. sudah mengikhlaskan semua yg telah terjadii
Amalia Khaer
apa hamil? klo beneran hamil, tokcer bnget kecebongnya Zein
Amalia Khaer
benar2 bukan Manusia
Amalia Khaer
jahatnya. seenaknya menghakimi sndiri. tanpa harus tau alasan yg sbenarnya. pdhal dia seorg Ayah loh. knpa tdk beri waktu untk Stella menenangkn diri?? apa mereka buta tdk melihat betapa tertekannya Stella. bener2 mantan mantu dan mantan mertua cuma bisa mengandlkan emosi sja. semoga cpt bahagia Stell. keluar gih dri keluarga toxicmu itu.
Amalia Khaer
terlalu mengandalkan emosi. akhirnya keputusannya pun tanpa perlu berpikir jernih. huufft.. msih awal sdh bkin gedek.
halooo Thor. ini yg pertama kali aq mampir di novelmu.
Eka Uderayana
terimakasih author 🙏.. setangkai mawar untuk mu 🌹
Eka Uderayana
terimakasih author 🙏... ceritanya keren, seru banget...top abis 👍... setangkai bunga mawar untuk mu 🌹... semangat terus dalam berkarya 💪🥰
Eka Uderayana
semangat terus dalam berkarya 💪
Eka Uderayana
terimakasih author 🙏... karya mu oke banget 👍... setangkai bunga mawar untuk mu 🌹... semangat terus dalam berkarya... semoga sukses selalu... aamiin 🤲
Eka Uderayana
terimakasih author 🙏.. setangkai bunga mawar untuk mu 🌹...
Eka Uderayana
terimakasih author 🙏... setangkai bunga mawar untuk mu 🌹... semangat i💪
Ulil Rofiqoh
ceritanya menarik
Mia
pertahankan stella teruss Juan... jgn sampai Zein merebut Stella... kasih penjelasan yg sejelas²nya ke Zein... biar melek hatinyaa...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!