Liam Ang atau Liam Halley Anggara adalah seorang model majalah remaja yang menjadi idola para remaja perempuan.
Liam yang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya di keluarga Halley adalah sosok yang supel, humoris, mudah bergaul, dan mudah akrab dengan siapa saja.
Yumi Arishta, seorang gadis gendut, pendek, dan pemalu yang kuliah dan merantau seorang diri di luar kota.
Pertemuan tak sengaja antara Yumi dan Liam di suatu malam, membuat keduanya terlibat dalam sebuah hubungan yang sulit dijelaskan.
Liam yang merasa berhutang budi pada Yumi, terus berusaha mendekati gadis pemalu tersebut. Meskipun beragam penolakan terus saja Yumi lontarkan karena Yumi merasa tidak sepadan dengan Liam yang tampan, kaya, terkenal, dan punya banyak teman.
Perbedaan antar Yumi dan Liam itu bagaikan bumi dan langit. Jadi bagaimana bisa seorang Yumi menjadi kekasih dari Liam Ang?
Bagaimana akhirnya hubungan Yuni dan Liam?
Apakah keduanya akan bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KE-GEER-AN
Liam tiba di kediaman Halley saat langit sudah berubah hitam.
Setelah memarkirkan mobilnya, Liam bergegas masuk kecdalam rumah. Mom dan Dad terlihat sedang berbicara serius di ruang tengah. Mungkin masih membahas tentang Anne yang belum di temukan.
"Mom!" Panggil Liam saat baru tiba di ruang tengah.
"Ada apa, Liam?" Tanya Mom Belle tanpa mengalihkan pandangannya. Mom kandung Liam tersebut masih melanjutkan obrolan seriusnya bersama Dad.
"Mom, Anne ada di rumah Abi," lapor Liam yang sontak membuat Mom dan Dad sedikit kaget, sebelum akhirnya kedua orang tua itu menarik nafas lega.
"Kata Abi tadi siang Anne datang sendiri kesana bersama Keano naik taksi," imbuh Liam lagi menyambung laporannya. Liam sudah duduk di sofa bersama Mom Belle dan Dad Devan.
"Kita jemput Anne dan Keano malam ini!" Cetus Dad Devan tiba-tiba yang sontak membuat Liam dan Mom Belle menoleh bersamaanke arah pria paruh baya tersebut.
"Untuk apa? Anne sudah pulang ke rumah Abi ya sudah, Dev!"
"Masalah sudah selesai! Anne akhirnya bisa berpikir dewasa dan menyelesaikan masalahnya bersama Abi." Cecar Mom Belle panjang lebar.
"Mom benar, Dad!" Timpal Liam ikut-ikutan mencecar sang Dad dan setuju dengan pendapat dari Mom Belle.
Dad Devan terlihat salah tingkah. Sepertinya Dad dari Liam itu hendak menyampaikan sebuah alasan. Namun Mom sudah mendelik ke arahnya, tentu saja dengan ancaman tidur di luar jika masih memaksa untuk membawa pulang Anne.
Dad Devan yang tak mampu berkutik lagi, akhirnya hanya menghela nafas setelah dicecar oleh Mom Belle dan Liam.
"Baiklah, kita ke rumah Bu Sani besok untuk mengantar baju-baju Anne dan Keano!" Ucap Dad Devan yang akhirnya menurut dan pasrah.
Liam hanya menahan tawa, melihat tingkah Dad Devan yang kadang begitu konyol dan berlebihan.
****
Liam masuk ke kamarnya di lantai dua dan segera melepas kausnya. Jam masih menunjukkan pukul tujuh malam. Sepertinya tak masalah Liam mandi sebentar sebelum menjemput Yumi pulang kerja.
Hari ini Liam benar-benar lelah. Tadinya ia pikir saat mengosongkan semua jadwalnya, Liam bisa bersantai di kost-an Yumi. Namun nyatanya, Liam malah bolak-balik ke kost, ke kantor, dam sekarang ke rumah Mom karena mengurusi Anne yang mendadak kabur dari rumah.
****
Liam bersiul santai seraya menuruni tangga. Mom Belle dan Kak Thalia terlihat masih sibuk menyiapkan barang-barang Keano yang akan diantar besok pagi ke rumah Abi.
"Mau kemana, Liam? Pemotretan lagi?" Tanya Mom Belle saat melihat anak laki-lakinya tersebut yang sudah rapi dan wangi.
"Jemput Yumi, Mom!" Jawab Liam seraya mendekat ke arah sang Mom dan ikut melihat-lihat perlengkapan Keano yang sebagian besar sudah dimasukkan ke dalam kardus.
"Emang Yumi belum pulang kuliah jam segini? Kok baru mau dijemput?" Tanya Kak Thalia bingung.
"Yumi kerja part time di Rainer's Resto sepulang kuliah sampai malam," bukan Liam, melainkan Mom Belle yang menjawab pertanyaan Thalia.
"Oh, rajin juga pacar kamu, Liam!" Puji Kak Thalia mengulas senyum di bibirnya.
"Oh, ya kamu sudah ke kantor, Liam? Kata Om Theo kamu tidak pernah lagi datang ke kantor sejak pacaran dengan Yumi. Jangan-jangan kamu menginap terus di kost-an Yumi?" Cecar Mom Belle merasa curiga.
"Nggak ada! Jadwal pemotretan sedang padat, Mom! Makanya Liam nggak sempat ke kantor." Sanggah Liam cepat.
"Ini juga udah sebulanan nggak ketemu sama Yumi. Baru siang tadi ketemu, malah disuruh pulang gara-gara Anne minggat!" Sambung Liam lagi seraya mencebik.
"Nanti habis jemput Yumi langsung balik pulang lagi, dan nggak usah disana kelamaan apalagi sampai nginep!" Gantian Mom Belle yang mencecar dan memperingatkan Liam.
"Yaelah! Mom kayak nggak pernah muda saja!" Cibir Liam sedikit protes dengan nasehat dari Mom Belle.
"Kenapa nggak langsung dinikahkan saja sih, Mom?" Kak Thalia ikut menimpali.
"Liam udah sering lupa daratan begitu kalau dekat Yumi," sambung Kak Thalia yang langsung disambut Liam dengan anggukan dan senyuman.
"Yumi masih mau fokus ke kuliahnya. Jadi kita harus menghargainya, Thalia!" Jawab Mom Belle memberikan pengertian.
"Liam juga masih sibuk dengan dunia modellingnya dan belum bisa fokus ke Halley Development." Sambung Mom Belle lagi yang kali ini ganti menatap ke arah Liam.
"Tunggu! Jadi maksud Mom, kalau Liam mundur dari dunia modelling dan fokus ke Halley Development, Mom akan mengizinkan Liam menikah dengan Yumi sekarang," tebak Liam mencoba menarik benang merah.
"Mom yakin kalau kamu masih belum sanggup! Udah keenakan jadi idola yang punya banyak fans, kan?" Sergah Mom Belle sedikit menyindir Liam.
"Kata siapa? Tahun depan Liam bakalan mundur dari dunia modelling kalau semua kontrak Liam sudah selesai!" Tekad Liam sungguh-sungguh menatap pada sang Mom.
"Pastikan dulu Yumi sudah mau kamu ajak nikah, ya! Siapa tahu Yumi ternyata nggak naksir sama kamu dan kamunya aja yang ke-geer-an!" Sahut Kak Thalia sedikit berkelakar.
"Benar itu kata Thalia! Kayaknya selama ini kamu yang terlalu ke-geer-an sama Yumi. Sikap Yumi juga biasa saja sama kamu begitu. Kamunya yang lebay sekali!" Mom Belle ikut-ikutan terkekeh dan meledek Liam.
"Ish! Gadis mana yang tidak terpesona pada Liam Ang coba? Yumi itu cuma pemalu, makanya dia malu-malu meong pas deketan sama Liam. Nanti kalau udah nikah juga palingan nyosor terus kayak Anne ke Abi!" Celetuk Liam berpendapat.
"Cih! Pede sekali!" Kak Thalia tergelak dengan celetukan Liam.
"Sudah! Sudah!" Mom Belle menengahi perdebatan Liam dan Kak Thalia.
"Tadi katanya mau jemput Yumi? Nggak jadi?" Mom Belle bertanya pada Liam.
Anak laki-lakinya tersebut melirik arloji di tangannya.
"Jadilah!"
"Liam pergi dulu, Mom, Kak Thalia resek!" Pamit Liam yang masih sempat meledek sang Kakak.
"Eh, awas kamu!" Kak Thalia menuding ke arah Liam.
"Awas apa? Nggak takut!" Liam balik memeletkan lidah ke arah Kak Thalia.
"Langsung pulang dan jangan nginep, Liam!" Pesan Mom Belle yang hanya ditanggapi Liam dengan acungan jempol.
Anak laki-laki satu-satunya di keluarga Halley tersebut sudah menghilang dan keluar dari pintu utama kediaman Halley.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/