NovelToon NovelToon
Misteri Di Desa Tertinggal (1st & 2nd G)

Misteri Di Desa Tertinggal (1st & 2nd G)

Status: tamat
Genre:Horor / Misteri / Petualangan / Tamat / Sudah Terbit / Eksplorasi-misteri dan gaib / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:28.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: kiya cahya

Key, gadis kota yang terpaksa pindah ke kampung halaman yang sudah lama ditinggalkan ayahnya. Hal itu disebabkan karena kebangkrutan, yang sedang menimpa bisnis keluarga.

Misteri demi misteri mulai bermunculan di sana. Termasuk kemampuannya yang mulai terasah ketika bertemu makhluk tak kasat mata. Bahkan rasa penasaran selalu membuatnya ingin membantu mereka. Terutama misteri tentang wanita berkebaya putih, yang ternyata berhubungan dengan masa lalu ayahnya.

Akankah dia bisa bertahan di desa tertinggal, yang jauh dari kehidupan dia sebelumnya? Dan apakah dia sanggup memecahkan misterinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kiya cahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bis Misterius part 1

"Tolong titipan pesannya disampaikan ke keluarganya ya, pak. Trimakasih." kataku pada petugas kamar mayat.

"Trimakasih, pak. Kami mohon diri, permisi." sambung Ical sambil terus menunduk.

Aku tahu, dia seperti itu karena melihat berbagai macam bentuk manusia aneh di dalam kamar ini. Akupun melihatnya, tapi aku lebih kuat melihat hantu mereka daripada wujud asli jenazahnya.

Kami segera mencari toko, yang menerima pegadaian jam tanganku. Sambil berjalan-jalan, kami banyak mengobrol sepanjang jalan hingga tak terasa sudah ada di dalam toko jam tangan yang sedikit berkelas dari pada toko di sekitarnya.

"Maaf, mbak. Saya mau menjual atau menggadaikan jam tangan saya. Apa bisa?" tanyaku pada mbak penjaga toko.

"Coba lihat sebentar, ehmmm......yakin dijual dek? Ini keluaran lama dan bermerk. Tapi kalau bersedia, kami cuma mampu membayar lima ratus ribu saja," ucapnya.

"Gak papa, mbak. Berapa aja, karena kami butuh uang buat ongkos pulang."

"Tapi, saya tidak bisa janji. Kalau adek mau menebus kembali. Karena jam ini banyak yang cari."

"Iya, mbak gak papa." jawabku mencoba mengikhlaskan.

"Eh, Key. Kamu yakin, tadi amanat yang kamu katakan ke petugas rumah sakit bisa disampaikan ke keluarganya?" tanya Ical sambil menunggu mbak penjual jam mengambil uang.

"Tenang, tadi aku sudah foto kertas alamatnya. Kapan-kapan, kita cari ke sana buat silaturahmi dengan keluarganya."

Tak terasa, cacing di perut sudah mulai meronta. Tanda waktu makan sudah terlewat jauh.

"Ical, abis ini cari makan ya. Laper banget niy." kataku sambil berjalan keluar toko.

"Tapi, aku gak bawa uang. Dan kita harus segera pulang. Hari sudah semakin sore."

"Yadah, kita beli gorengan aja. Nanti dimakan sambil nunggu bis datang." usulku.

"Okey, sip."

Lama kami menunggu di halte, tapi tak ada bis arah ke jalan besar desa yang nampak. Dan sepertinya sore sudah berganti malam. Baterai handphone juga sudah habis dari tadi.

"Gimana ni, Ical. Kalau gak ada bis atau angkutan?" tanyaku mulai cemas. Terlintas wajah mama yang sedang cemas memikirkan aku.

"Iya, kita berdoa saja. Semoga sebentar lagi ada yang datang." jawabnya mencoba menenangkan.

Entah, sekarang sudah jam berapa. Tapi kami mulai merasa kalau malam sudah terlalu larut. Hujan juga mulai turun. Hawa dingin terasa menusuk tulang.

Kami saling diam. Sampai akhirnya ada seorang wanita muda bergaun merah yang datang, dan melipat payungnya di sampingku.

"Mbak mau ke desa atau ke tengah kota?" tanyaku mencoba berbasa basi dengannya. Tapi, bukan jawaban yang ku dapat. Dia hanya menunjuk ke arah tujuan yang sepertinya sama dengan kami.

"Udah, Key. Gak usah tanya lagi. Jangan sok akrab dengan orang yang gak dikenal." kata Ical sambil berbisik di dekat telinga.

Akhirnya bis yang kami tunggupun tiba. Wanita itu naik terlebih dahulu, kemudian aku dan Ical mengikuti dari belakang. Kami mendapat tempat duduk yang kosong hanya di belakang supir.

Bus nampak penuh oleh penumpang. Tapi, terasa ada yang aneh di dalam sini.

"Ical, kamu merasa gak kalau bis ini aneh?" tanyaku sambil berbisik.

"Aneh gimana maksudnya?"

"Kenapa penumpang sepenuh ini, tidak ada yang saling bicara?"

"Iya, ya. Sejenis mbak yang kita temui tadi. Wajah mereka semua hampir sama, nampak pucat seperti kurang tidur juga. Kelopak matanya tuh, liat aja."

"Iya, eh... Masak kurang tidur bisa bareng-bareng satu bis. Bisa aja kamu."

"Tuh, sampai belakang gak ada yang ngomong lo. Tatapan mereka ke depan semua, sampai anak kecilnya juga." kata Ical setelah melihat kursi bagian belakang bis.

1
Ronati Pertiwi
semilir angin
Ronati Pertiwi
wah makin seru
Ronati Pertiwi
lanjut thor seru
Ronati Pertiwi
m
Ronati Pertiwi
lanjut thor
Ronati Pertiwi
seram
Ronati Pertiwi
lanjut .
Ronati Pertiwi
lanjut sedih ya
Ronati Pertiwi
lanjut seru
Ronati Pertiwi
lanjut
gedang Sewu
lanjuuutttt
Ulfayanty Syamsu Rajalia
si ais terlalu banyak bertanya
Ulfayanty Syamsu Rajalia
sdh ceroboh nekat lgi
Ulfayanty Syamsu Rajalia
si ais in gk bisa baca ayat ya
Ulfayanty Syamsu Rajalia
si ais jg terlalu gimana gtu ya
gedang Sewu
oo bgtu to ceritanya bahu lawean aku baru tau,terima kasih ya thor sdh di jelaskan lewat cerita ini...👍👍💖💖💖💖💖
Ronati Pertiwi
seru lanjut
Ronati Pertiwi
lanjut seru
Ronati Pertiwi
lanjut
gedang Sewu
ceritanya bagus aku suka seruu...👍👍💖💖💖💖💖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!