Cerita tentang Lisin yang mendapatkan sistem dan harus menyelesaikan setiap tugas yang di berikan sistem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naga Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehidupan Dengan Sistem Kekayaan Episode 29
Toyota Raize Melaju dengan sedang melewati jalan raya perkotaan Sapporo, Hokkaido, Hampir seluruh jalanan di penuhi para pejalan kaki, jadi perjalanan sedikit lambat belum lagi banyaknya mobil parkir di pinggir jalan.
Anri dan Lisin berada di bagian depan sedangkan Ningsih dan Migumi menemani Ayunda di bagian belakang.
"Lisin kita harus membawa Ayunda ke rumah sakit badannya memanas... " Ningsih berkata dengan khawatir.
"Tenanglah Ningsih, aku sudah memberikan pertolongan pertama kepadanya, Demamnya adalah efek dari masuk angin atau karena kedinginan, dia akan membaik jika kita memberikannya tempat yang hangat" Penjelasan Lisin menenangkan Hati Ningsih.
"Lisin-kun Benar melihat jalanan yang terlalu banyak orang aku pikir jika membawanya ke rumah sakit kita akan terjebak dalam kemacetan dan itu hanya memperburuk kondisinya" Anri berkata sambil mengemudi.
Migumi mengangguk dengan rasa bersalah, selama ini dia mengikuti Angga wicaksono karena Angga pacar yang memperlakukannya sangat baik dan ternyata ada udang di balik batu, sekarang Migumi sadar jika Angga tidak mencintai dirinya melainkan hanya memanfaatkannya saja, Migumi sangat menyesal kenapa dia begitu bodohnya percaya dengan perkataan orang lain, hal ini tidak sekali dua kali melainkan cukup sering dan itu membuatnya lelah karena orang lain melihat dirinya hanya untuk di manfaatkan.
Saat melihat Ningsih dan Lisin dia merasa iri, setelah mendengar cerita singkat dari Anri, Migumi mengerti jika Lisin Datang dari Indonesia hanya untuk menemukan Ningsih, bahkan menolak ajakan Anri yang setau dia jika Anri mengajak seorang laki-laki, maka tidak akan ada namanya penolakan, namun Lelaki yang duduk di depannya ini menolaknya karena ingin menemukan Ningsih.
Migumi melihat Lisin dengan tatapan kagum. jika dia berada di posisi Ningsih saat itu adakah orang yang akan menolongnya, Migumi menggeleng dengan sedih, Migumi saat di lantai 5 saat itu pernah mendengar jika Lisin menganggap jika Ningsih adalah wanitanya bukankah itu berarti dia bisa menjadi wanita Lisin di masa depan.
Ya aku tidak boleh kalah, Migumi menatap spion bersamaan dengan Anri yang saling menatap keduanya seperti memiliki telepati kemudian mengangguk, sepertinya pemikiran keduanya sebelas dua belas.
Lisin tidak tau apa yang di pikirkan oleh dua betina mesum, Lisin mulai mengingat masa perjalanan saat dia di Jepang, dia tidak pernah merasa santai sejak dia mengetahui jika Ningsih menghilang, dia gelisah, khawatir dan akhirnya setelah semuanya selesai dia bisa lagi bersantai.
"Sistem adakah obat pemulihan stamina?"
(Toko sistem di akses)
(Pil Pemulihan stamina membutuhkan 10.000.000)
"Beli... " Dengan cepat Lisin memakan Pil pemulihan stamina.
"Ningsih kemana tujuan kita saat ini... " Lisin bertanya dengan santai, dan entah kenapa seperti ada yang salah jadi tatapan matanya jatuh ke bawah.
Sial... kenapa tangan tante Anri menyentuh itu...
"Lisin ada apa dengan mu?" Ningsih bertanya balik.
"Tidak ada apa-apa... " Tante Anri bukankah kamu sedang mengemudi jadi fokus saja mengemudi agar tidak menabrak seseorang.
"Kita akan mengantarkan Ayunda pulang, Dari Universitas Hokkaido ke barat daya kurang lebih 1kilometer kanan jalan" Ningsih berbicara dengan aneh menatap Lisin.
"Apakah kamu sakit perut... " Migumi dan Ningsih yang bingung dengan ekspresi Lisin yang aneh bersama-sama bertanya.
"Tidak aku hanya... kecapean saja hahaha... " Lisin tertawa canggung.
Ya Tuhan... apa yang harus aku lakukan... Teknik satu tangan tante Anri sanga luar biasa, sial... Joniku mulai menegang, Tolong tante Anri jangan lakukan ini... Aaa... sial...
Anri dengan satu tangan kanannya mengemudikan mobil Toyota Raize ke arah yang di sarankan Ningsih, dan tangan kirinya tidak lepas dari Joninya Lisin.
Anri Sangat senang dan ingin terus menggoda Lisin dengan teknik pijat satu tangannya dan hasilnya sangat mengejutkan, walaupun Joninya belum berdiri dan masih terkurung di dalam sangkar, tangan kirinya dapat merasakan itu berdenyut dan ukuran ini belum pernah dia rasakan, mencoba mencengkeram dan hasilnya tidak dapat mencakup secara keseluruhan.
Anri semakin bersemangat ini adalah barang langkah dia harus merasakannya malam ini. Lisin terus menggertak kan gigi dan berkeringat dingin tatapannya kearah indikator percepatan dan itu hanya 20km/jam, Lisin hanya bisa mengutuk dalam hati Tante Anri kenapa jalanya sangat pelan apa kamu ingin terus menyiksaku, kasihan joniku.
"Berhenti di sebelah kanan dari jalan kita sudah sampai..." Mobil Toyota Raize berhenti di depan sebuah apartemen dan itu cukup kecil.
"Lisin kenapa kamu tidak keluar... " Ningsih Sedikit bingung tindakan Lisin yang begitu aneh.
"Duluan saja, Entah kenapa tubuhku terasa letih semua... jadi setelah ini aku akan menyusul" Baik Ningsih, Migumi membantu Ayunda berjalan sedangkan Anri menatap Lisin dengan senyuman menggoda lalu mengikuti ke apartemen juga.
Di mana semua orang keluar menuju ke apartemen kecil hanya menyisakan Lisin seorang diri tidak bergerak di bagian depan Mobil Toyota Raize.
Joni kenapa kamu tidak tidur dulu... bukankah kita sudah lama bersahabat ayolah... jangan membuat susah aku... sial... ini gara-gara tante Anri, kenapa juga dia membelai Joniku... jika Joniku ngambek gini aku kan yang repot...
Baiklah... Baiklah... aku harus tenang dulu tidak boleh panik, Ambil nafas dalam-dalam lalu hembuskan.... Joni aku akan menyanyikan satu lagu untukmu jadi Jangan ngambek lagi, ingat setelah aku menyanyikan lagu kebangsaan kamu harus tidur.... Mengerti... Bagus.
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
.....
Joni... kok kamu belum tidur, tolong dong jangan menyusahkan hidup orang lain, kurang apalagi coba... aku sudah menyanyikan lagu kebangsaan untuk mu, ingat jika kamu menyusahkan hidup orang lain niscaya hidupmu tidak akan tenang. apa!... ingin satu lagu lagi dan itu harus lagu anak-anak... sial... kenapa lagu anak-anak, mana hafal aku... Baiklah setelah lagu anak-anak kamu harus berjanji harus tidur.
Baalonku...
balonku
ba...
balonku ada lima
rupa rupa warnanya
merah kuning kelabu
merah muda dan biru
meletus balon hijau
hatiku sangat kacau
balonku tinggal empat
kupegang erat erat
.....
Akhirnya... Bobok juga ni Joni, sepertinya aku harus menjaga jarak dengan tante Anri jika tidak aku harus menyanyikan lagu anak-anak setiap hari.
Lisin keluar dari Mobil Toyota Raize langsung menuju ke apartemen kecil milik Ayunda. tempatnya sangat kecil ukuran 3kali 4meter namun sangat komplit, jika itu lebih dari 2orang yang masuk secara bersamaan itu akan sangat sesak.
"Lisin kamu sudah baikan... " Ningsih bertanya khawatir, dia berfikir pasti Lisin mengalami luka tertentu namun dia tidak bilang apa-apa.
"Sudah baikan kok... bagaimana dengan adikmu?" Lisin bertanya balik.
"Demamnya sudah turun aku sudah Mengkompres nya dengan air hangat... " Ningsih berkata kemudian terlihat sedih.
"Baiklah sepertinya kita harus membiarkan Ayunda-chan untuk beristirahat" Anri yang diam mulai berbicara.
"Terima kasih atas bantuannya... Mbak Anri dan Mbak Migumi" Saat melihat Anri Ningsih sangat tulus, namun saat melihat Migumi Ningsih menjadi dingin.
Migumi hanya bisa tersenyum pasrah menerima perlakuan dari orang lain, dia tau dia telah melakukan hal yang salah dan sekarang dia telah berubah dia akan melakukan hal baik mulai sekarang.
"Migumi-san ayo kita pergi... " Anri menarik lengan Migumi keluar dari apartemen kecil.
"Anri-chan kenapa kita pergi bukankah kita akan melakukannya bertiga... " Migumi mendengus dengan tidak puas.
"Bodoh... ayo masuk dalam Mobil... kamu akan tau apa yang aku maksudkan... " Mobil Toyota Raize pergi dan menghilang di kejauhan.
Lisin dan Ningsih melihat kepergian Dua betina mesum menjadi tenang, kemudian ruangan itu sangat canggung sedangkan Lisin mulai melihat sekeliling.
"Lisin... terimakasih atas apa yang kamu lakukan... "
"Ini sudah tugasku jadi tidak perlu berterimakasih, Adikmu sudah menjadi menjadi adikku juga" Lisin tersenyum.
"Aku tau kamu adalah orang baik" Ningsih tersenyum.
"Ningsih apartemen ini begitu kecil bahkan untuk 3orang itu terasa sesak kenapa kamu tidak cari apartemen yang lebih besar untuk Ayunda"
"Awalnya aku memilih apartemen lain yang lebih besar namun Ayunda menolaknya karena memiliki jarak yang cukup jauh dari Universitas Hokkaido, jadi Ayunda lebih memilih apartemen kecil ini yang hanya membutuhkan 15menit jika berjalan kaki" Lisin mengangguk sebagai jawaban.
"Lisin... tentang Yakuza apakah mereka akan mencari kita?" Ningsih berkata dengan kesedihan.
"Aku tidak tau tapi kamu bisa tenang selama aku di sini aku tidak akan pernah membiarkan orang lain menyakitimu" Lisin tidak peduli gangster mana yang dia hadapi selama pihak lain tidak menyinggungnya terlebih dahulu maka dia tidak akan melawan mereka.
Tentang insiden Angga wicaksono Lisin menyakini jika Yakuza yang berada di belakangnya tidak terlibat namun tidak ada kepastian jika mereka tidak bergerak karena mereka memiliki kerjasama dengan kepolisian mereka pasti kan menemukan Lisin.
"Ningsih apa rencana mu ke depan?"
"Aku akan menunggu keputusan Ayunda dia ingin melanjutkan universitas di Hokkaido atau pindah ke Indonesia, Dia sangat suka dengan animasi jadi dia ke Jepang karena ingin menjadi editor animasi"
"Begitu ya... " Lisin mengangguk berulangkali.
"Lisin maaf... sepertinya Malam ini kita tidak bisa melakukan itu... " Ningsih memerah kemudian melirik ke adiknya yang sedang tertidur.
"Aku mengerti, apartemen ini terlalu kecil aku akan tidur di luar... " Lisin hendak pergi.
"Tidak... kamu tidur di dalam saja aku akan tidur di luar... "
Sial... mana ada laki-laki yang membiarkan wanitanya tidur di luar, belum lagi adikmu akan dalam bahaya jika aku tidur di dekatnya.
"Ningsih aku saja yang tidur diluar, kamar ini hanya bisa menampung dua orang dan kamu harus menemani adikmu, bagaimana jika di tengah malam nanti adikmu membutuhkan bantuan"
"Baiklah... tapi aku tidak ingin kamu kedinginan di luar, suhu di luar beberapa kali lebih dingin di bandingkan suhu di Indonesia, Benar juga kamu cari saja penginapan dekat sini... " Ningsih menyarankan, jika dia tidak mengkhawatirkan adik perempuannya dia pasti dengan semangat menemani Lisin tidur di hotel sayangnya keadaan tidak mendukung.
"Baiklah... " Lisin beranjak pergi.
Ningsih yang melihatnya dengan rindu mendalam hanya bisa menyesal, Lisin dengan sengaja datang ke Jepang demi mengejar dirinya dan berhasil menyelamatkannya dari Mantan atasannya yang jahat, Namun dia tidak memberikan imbalan apapun padanya seharusnya dia bisa menyenangkan Lisin dengan tubuhnya namun tidak bisa.
Lisin tidak tau apa yang di sesalkan Ningsih, saat ini dia menyusuri jalanan kota Sapporo, Hokkaido. untuk mencari penginapan.
"sepertinya aku harus tidur sendiri malam ini"
Sungguh kasihan pahlawan kita akan tidur tanpa ada yang menemani... Essst... Tenang dulu... karena dari kejauhan Toyota Raize datang menghampiri Lisin.
"Anri-chan jadi ini yang kamu maksud dengan strategi tarik ulur, Kamu memang hebat aku bahkan tidak terpikirkan... " Migumi hanya bisa kagum atas rencana Anri.
"Benar, Apartemen itu terlalu kecil untuk mereka bertiga tidur bersama, jadi akan ada satu orang yang keluar, Lisin tidak mungkin menyuruh Ningsih untuk keluar jadi dialah yang akan keluar dengan sendirinya, saat ini dia pasti sedang mencari penginapan" Anri mengemudi sambil tersenyum.
"Anri-chan ayo kita tangkap dia... " Migumi sangat bersemangat.
Lisin yang melihat Mobil biru tua mendekatinya merasa sangat familiar, Mobil ini mirip dengan yang di kendarai Tante Anri... tunggu dulu jangan bilang...
Ketika kaca Mobil di turunkan Lisin dapat melihat dua wanita cantik membahana tersenyum cerah dengan semangat juang yang tinggi.
Sial... Sepertinya Malam ini aku akan lembur... Joni apa kamu siap kawan.
Bersambung...
manusia paling bodoh