Nadira, gadis yang harus menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Ia harus menerima perjodohan ini, karena perjanjian kedua orang tuanya dulu sewaktu mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah. Bagaimna nasib pernikahan tanpa cinta yang akan di jalani Nadira?? Apakah akan ada benih cinta hadir? Atau Nadira memilih mundur dari pernikahan karena perjodohan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 35
Alby tersenyum melihat Dira yang malu.
"Ternyata mengenalnya tak seburuk perkiraan ku." Batin Alby. Setelah itu Alby pun keluar dari kamar, dengan menggunakan pakaian yang telah Dira siapkan. Dira masih berkutat di dapur, kali ini dirinya telah membuat cemilan untuk di makan di sore itu. Pisang goreng crispy dengan topping coklat keju, serta secangkir teh hangat telah di siapkan Nadira di ruang keluarga.
" Kamu lagi apa?"
Alby menyapa Nadira yang tampak sibuk di dapur. Nadira menoleh dan tersenyum.
" Aku mau masak ikan gurame asam manis, dan cah kangkung untuk makan malamnya."
" Tapi ini masih sore, Dira. Kamu mau masak sekarang? "
Alby melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Tapi Nadira hanya mengatakan dirinya hanya mempersiapkannya. Setelah semua selesai, akan lebih mudah di kerjakan. Alby membulatkan bibirnya. Dan Nadira pun mengatakan kalau dirinya telah menyiapkan teh dan juga cemilan di rumah keluarga. Alby pun perlahan berjalan menuju ruang keluarga.
Alby menikmati cemilan yang tersedia, tanpa terasa dirinya telah menghabiskan lebih dari setengah cemilan itu. Dan ketika melihat ke arah dapur, ternyata Dira sudah tidak ada disana. Ternyata Nadira telah masuk ke kamarnya dan membersihkan diri. Tak lama Nadira pun keluar dari kamarnya. Alby pun melihat ke arah Nadira. Ketika Dira akan berjalan ke arah dapur, Alby memanggilnya.
" Dira."
Dira yang merasa di panggil. Lalu mengalihkan langkahnya menuju ruang keluarga.
"Ya, Mas."
Alby meminta Dira untuk duduk. Dira merasa bingung dengan sikap Alby seharian ini. Baginya Alby sedikit aneh.
" Dira, sebenarnya aku masih penasaran dengan kejutan yang ingin kamu berikan padaku. Apa aku boleh sedikit saja tahu?"
Nadira tersenyum.
" Kalau aku memberitahu, itu namanya bukan kejutan, Mas. Sabar ya, tinggal dua bulan lagi, dan kejutan itu akan aku berikan untuk, Mas."
Lalu Nadira pun beranjak dari duduknya, dan menuju ke dapur.
" Ternyata rasa penasaran nya lah, yang membuatnya menjadi seperti itu, jangan mengharap lebih Dira, Alby tetap akan menganggapmu sebagai perusak kebahagiaannya."
Nadira menghela nafasnya. Alby melihat ke arah Nadira yang secara tiba-tiba menghela nafas.
" Kenapa dia? apa mungkin dia lelah?" batin Alby.
" Dira,kalau kamu lelah, kita pesan makanan dari luar aja, gimana?"
Tak ada tanggapan dari Dira, dirinya masih diam sambil tetap memotong sayuran. Karena tak mendapat jawaban dari Nadira. Alby pun datang menghampiri, lalu menyapa Nadira. Nadira yang kaget tanpa sadar mengiris jari tangannya.
" Aw...sshhh..."
Nadira menahan perih karena jari tangannya teriris pisau. Darah pun keluar dari jari yang terluka.
" Dira, maaf aku mengagetkan kamu. Tangan kamu terluka Dira, Alby pun dengan sigap mendekatkan jari yang terluka ke wastafel, lalu mengalirinya dengan air keran, agar darahnya segera berhenti. ?Setelah itu Alby pun mengambil tisu, lalu membalut jari Dira dengan tisu. Alby yang terkejut, ternyata selama melakukan itu, Alby melupakan kruk yang membantunya berjalan. Ternyata luka di jari Nadira cukup dalam, terbukti darah masih terus mengalir dari jari tangan Dira.
" Kita ke dokter aja ya, Dir. Darahnya ngalir terus, aku takut-"
" Kalau Mas takut lihat darah, Mas masuk ke kamar aja. Dira bisa sendiri kok. Beneran."
Nadira dengan cepat memotong ucapan Alby. Dira masih terus menekan jari tangannya yang mengeluarkan darah. Dan berusaha mengganti tisu yang sudah bernoda dengan tisu yang baru.
salam kenal yah 🙏 🌹