Awalnya semua begitu indah untuknya. Memiliki keluarga yang sempurna dengan ayah dan ibu yang sangat mencintai dan menyayanginya, tapi kebahagian itu hanya sementara. Cinta pertamanya di dunia ini direnggut darinya, seketika semuanya berubah menjadi duka.
Kehidupan baru mulai dijalani saat seseorang datang dan dikehidupan ibunya. Menjadi anak tiri dari seorang pengusaha yang sukses dan hidup dengan kemewahan yang dirasakannya.
Tapi..., semua tidak seindah yang dijalaninya. Hanya ada kesedihan yang dirasakannya karena penghinaan yang didapatnya dari orang yang sangat disayanginya.
Wanita itu hanya berharap mendapatkan kebahagian, memiliki sosok pelindung yang baru untuknya. Sampai akhirnya sebuah takdir kehidupan yang tak terduga, menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya.
Tidak ada cinta,tidak ada kebahagian yang dirasakannya, hanya ada sebuah rahasia besar yang tersimpan di dalam pernikahan itu.
Hanya menunggu kapan Rahasian itu terbongkar dan menjadi Bom waktu di pernikahan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35 Berpura-pura
Hari menjelang malam, Kenichi berdiri menunggu gwen yang masih bersiap-siap untuk makan malam dibawah. Melihat Kenichi yang terus saja memperhatikannya tentu saja membuat Gwen sama sekali tidak nyaman.
"Kenapa kamu terus melihatku?"tanya Gwen.
"Kita hanya ingin makan malam, kenapa kamu harus berdandan", protes Kenichi.
"Aku sama sekali tidak berdandan, aku hanya menata rambutku", sergah Gwen.
"Itu sama saja", gumam Kenichi.
"Lebih baik kamu pergi duluan, aku akan menyusul mu", kata Gwen.
"Tidak. Aku akan menunggu mu dan kita akan pergi bersama ", jawab Kenichi.
Dia sama sekali tidak mampu membantahnya. Kedua tangannya dengan lihai menggulung rambutnya yang panjang, lalu menjepitnya dengan sebuah penjepit berwarnah hitam. Setiap melihat Kenichi yang berdiri menungguinya, dia semakin gugup dan sama sekali tidak bisa berpikir dengan apa yang harus dilakukannya selanjutnya.
"Apa masih lama?"tanya Kenichi. "Kasihan arga yang telah menunggu", gumamnya.
"Tunggu. Biar aku mengenakan lipstik di bibirku dulu", gumam Gwen yang mengoleskan lipstik pink sebagai warnah kesukaannya di bibirnya.
"Oke", jawab Kenichi.
Gwen mulai berjalan menuju arah pintu, dengan diikuti kenichi. Dia benar-benar merasa kesal dengan pria yang ada dibelakangnya saat ini. Bagaimana tidak, dia sama sekali tidak diberikan waktu untuk merias wajahnya, dia terus saja mendesak Gwen untuk melakukannya dengan cepat dan hasilnya hanya ada olesan lipstik di bibirnya tanpa bedak, eyeshadow, goresan alis, blush on dan lainnya.
"Hei", sapa arga yang menyambut keduanya di pintu masuk restoran.
Gwen hanya tersenyum simpul, lalu kembali dengan ekspresi wajahnya yang cemberut.
"Ada apa?" Semuanya baik-baik saja?"tanya arga.
"Baik-baik saja", jawab Kenichi, sementara Gwen hanya diam.
Mereka masuk kedalam restoran tersebut, seorang pelayan langsung menyambut mereka."Atas nama Arga"ucap arga.
Pelayan wanita itu langsung membawa mereka ke sebuah meja yang telah di reservasi oleh arga terlebih dahulu karena restoran itu selalu ramai dengan pengunjung hotel disana. Sekilas Gwen memperhatikan sikap wanita itu yang terus melempar senyum menatap Kenichi dan arga secara bergantian memandangi wajah keduanya yang tampan.
"Silakan tuan", ucap pelayan wanita itu, pergi meninggalkan mereka.
"Terima kasih ", ucap arga dengan senyum ramahnya.
Sebelum dipersilahkan duduk, Gwen langsung menarik kursinya diikuti Kenichi dan arga. Pelayan wanita itu datang lagi, ekspresi wajahnya masih sama senyum-senyum menatap kearah Kenichi dan arga.
"Ini daftar menunya", ucapnya yang memberikan daftar menu kepada Kenichi, arga dan tentu saja yang terakhir dengan Gwen.
Mereka mulai melihat daftar menu yang ada di restoran tersebut, Gwen hanya membolak-balikkan daftar menu itu tanpa membacanya. Entah kenapa tiba-tiba saja nafsu makannya hilang seketika.
Kenichi memandanginya. "Kamu mau makan apa?"tanya kenichi.
Pelayan wanita itu langsung menatap kearah Gwen, saat melihat pria yang disukainya itu bertanya kepada wanita yang duduk di depannya.
"Vegan sampler dan Thousand BC", ucap Gwen sambil menutup daftar menu tersebut.
"Dua ",kata kenichi, dia mengikuti menu makanan dan minuman yang dipilih oleh Gwen.
"Ada apa dengan kalian berdua?" Membuatku merasa iri saja", gumam arga.
"Anda ingin pesan apa tuan?"tanya pelayan itu yang kina fokus melirik Arga.
"Satu capuccino", ucap arga.
"Kakak tidak makan?"tanya Gwen.
"Kakak belum lapar,Gwen", jawabnya.
"Tapi kakak bisa sakit, makanlah sesuatu", ucap Gwen..
"Jika arga mengatakan dia tidak lapar, itu berarti dia tidak lapar. Dia akan makan, jika dia merasa lapar", sergah kenichi yang menatap Gwen.
"Baiklah, saya akan kembali dengan pesanan kalian. Panggil saya jika anda berubah pikiran dan ingin memakan sesuatu", ucap pelayan wanita itu.
Kenichi terus memandangi Gwen, matanya tajam dan membuat Gwen sama sekali tidak berani membalas tatapan Kenichi.
"Hey, jangan memandangi Gwen seperti itu. Kau membuatnya takut", ucap arga, perkataan arga membuatnya sedikit nyaman, setidaknya apa yang ingin dikatakannya kepada Kenichi sudah diwakili oleh arga yang seolah memahami pikirannya.
Beberapa menit kemudian, dua orang pelayan wanita dan pria datang membawa pesanan mereka. Para pelayan itu meletakan pesanan makanan Gwen dan Kenichi di hadapan mereka dan secangkir capuccino pesanan Arga.
"Semua pesanannya sudah keluar. Apa kalian ada tambahan pesanan?"tanya pelayan wanita itu.
"Tidak", jawab arga.
"Kalau begitu saya permisi dan selamat menikmati makanannya", ucap kedua pelayan itu dan berlalu.
Mereka mulai menyantap makanan yang telah disajikan untuk mereka, baru beberapa suap gwen menyantap makanannya, tiba-tiba saja dia meletakan sendok dan garpu di piring nya. Tentu saja tindakannya itu membuat Kenichi dan arga yang melihatnya kebingungan.
"Ada apa?" Apa ada yang salah dengan makanannya?"tanya Kenichi.
"Benar Gwen, apa kamu tidak menyukainya. Apa kamu ingin memesan makanan yang lain?"tanya arga.
"Tidak..Tidak..", jawab gwen.
"Lalu ada apa?"Kenichi mulai pemasaran dan mendesaknya.
Dia menundukkan kepalanya, lalu mencondongkan tubuhnya ke tengah meja dan diikuti oleh Kenichi dan arga.
"Ada apa?"tanya Kenichi.
"Sepertinya ada yang sedang mengambil gambar kita diam-diam", ucapnya , suaranya sangat pelan seperti sedang berbisik.
Setelah mendengar ucapan Gwen, merek menarik diri mereka dan duduk tegak lagi. Kenichi terlihat tetap tenang, sementara arga bola matanya mulai berputar memperhatikan sekeliling restoran itu. Mencari sosok yang mencurigakan yang saat ini berada di sekitaran mereka.
"Aku menemukannya", ucap arga.
"Dimana?"tanya Kenichi, keduanya mengobrol dengan tenang, hingga tidak membuat siapapun curiga.
"Arah jarum jam tiga", jawab arga, sambil meneguk minumannya.
Kenichi tetap tenang, dia kembali menikmati makanannya tanpa memalingkan wajahnya untuk melihat sosok yang dikatakan arga.
"Sepertinya merek menemukan kalian", ucap arga.
"Segera cari hotel yang baru", perintah Kenichi.
"Itu tidak mungkin jika kita lakukan malam ini", jawab arga.
"Kalau begitu besok kit harus meninggalkan tempat ini", sahut Kenichi.
Gwen hanya diam dan mencoba mendengar obrolan yang terjadi antara Kenichi dan arga tanpa ikut campur dengan apa yang direncanakan keduanya.
"Baiklah, bagaimana kalau kita mengikuti permainan ini", ucap arga, wajahnya justru terlihat bahagia.
"Apa maksudmu?"tanya Kenichi.
"Dia hanya membutuhkan gambar kalian selama berbulan madu, biarkan dia mendapatkan beberapa poto untuk laporannya", jawab arga.
"Tidak! Jangan konyol", bantah Kenichi.
"Hey kenichi, pikirkan baik-baik. Aku yakin setelah poto bulan madu kalian beredar, orang-orang tidak akan penasaran lagi dan Gwen tidak perlu merasa tidak nyaman berkepanjangan", jelas arga.
Kenichi langsung menatap Gwen, dia mulai mempertimbangkan saran yang diberikan arga kepadanya.Diperhatikannya mata Gwen yang penuh kecemasan, meski terkadang dia bersikap seolah tak memedulikan Gwen,tapi Kenichi menyadari perasaan Gwen yang tertekan.
"Apa kamu cemas?"tanya kenichi, ditatapnya Gwen .
"Tidak, aku baik-baik saja", jawabnya, dia berusaha meyakinkannya, bahwa dia sama sekali tidak terganggu dengan kehadiran reporter yang menguntit mereka.
Arga hanya memandangi keduanya,dia terlihat senang melihat interaksi yang terjadi antara kenichi dan Gwen.Bisa dilihatnya bahwa Kenichi sangat mengkhawatirkan Gwen meski dia mencoba seolah tak peduli, sedangkan sebaliknya Gwen justru terlihat baik-baik saja dihadapan Kenichi padahal kebalikannya.Dia makin percaya bahwa keduanya sebenarnya saling peduli satu sama lain, tapi ego yang besar membuat itu semua tidak tampak terutama Kenichi yang tidak pernah mau mengakuinya.
"Apa rencana mu?"tanya kenichi kepada arga.
"Bersikaplah romantis kepada Gwen, berikan dia beberapa poto yang romantis", gumam arga yang menahan tawanya.
"Kau yakin, aku harus melakukannya?"tanya Kenichi.
"Tentu saja", jawab arga yang meyakini Kenichi.
Ditatapnya kembali Gwen, dia sama sekali bingung dengan apa yang ingin dilakukan Kenichi.
"Tersenyumlah, aku akan menyuapi mu", kata Kenichi.
Gwen masih diam ketika Kenichi menyodorkan sendok yang telah berisi makanan kepadanya.
"Buka mulut mu", desak Kenichi.
"Bukalah Gwen dan cobalah tersenyum", kata arga,dia meminta Gwen untuk melakukannya.
Gwen mencoba membuka mulutnya, berusaha terlihat bahagia saat Kenichi mengulanginya. Wajahnya terus tersenyum sambil mengunyah makanannya dengan kedua matanya yang melihat Kenichi yang mengamati senyumnya.
"Terima kasih", ucap Gwen.
Kenichi terus menatapnya, dia mengamati raut wajah yang diperlihatkan Gwen. Mencoba mencari tahu perasaan yang saat ini dirasakannya. Gwen membalas tatapannya, Kenichi justru terus menatapnya tanpa sedikitpun memalingkan wajahnya hingga membuat Gwen yang menunduk dan memalingkan wajahnya.
Tangannya bergetar, dia tidak tahu perasaan apa yang saat ini dirasakannya hanya karena melihat kedua mata Kenichi yang terus mengarah kepadanya. Dia berusaha keras agar tidak melihatkan kepanikan yang tengah dirasakannya karena itu akan terasa menyedihkan jika Kenichi mengetahui perasaan yang dimiliki Gwen untuknya.
"Seandainya kamu bisa mendengar isi hatiku. Aku sangat bahagia malam ini, kamu membuat perasaan ku begitu senang dengan sikapmu.
Tidak peduli jika itu hanya sebuah sandiwara untuk saat ini karena aku yakin perlahan kamu akan membuka hati mu untuk aku. Tak peduli seberapa lama aku harus menunggu saat-saat itu datang, aku akan tetap bertahan dan berada di sisimu",batin Gwen,dia berusaha tersenyum hangat memandang kearah Kenichi dan arga.
Bersambung....
penasaran nih gmna ending nya,msa ya d cut aja smpe dsni???
kok gantung gini crtanya??