Imma Anjani adalah gadis yang baru duduk di bangku SMU kelas 11 menjalankan amanah ibu kandungnya yang sudah meninggal dunia untuk menjaga Adik nya Faro Sanjaya dengan status putra nya.
Imma harus melindungi Faro Sanjaya dari ketua mafia terbesar di Asia tenggara yang memiliki dendam lama dengan kakek kandung Faro yaitu Tomy Sanjaya
Perjuangannya Imma tidak lah mudah, karena dia harus meninggalkan segala cita-cita, masa depan impiannya hanya untuk Faro.
Perjuangkan itu sedikit demi sedikit berkurang setelah bertemu dengan pujaan hatinya Kenzie Wiguna, yang tulus mencintai Imma satu paket dengan putranya Faro, berjuang bersama dalam satu keluarga demi melindungi putra nya
Dengan ikatan cinta yang tulus dalam keluarga akan lebih mudah untuk mengatasi masalah hidup.
mari kita simak cerita selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muda Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 Kabar Burung Pernikahan Ken
Waktu seperti nya cepat berlalu, sudah tinggal dua Minggu acara pernikahan Ken dan Imma akan di langsung kan.
Akad nikah akan di langsungkan di hari Jum'at sedang kan resepsi akan di langsungkan di rumah Ken yang baru di hari Sabtu.
Kabar pernikahan Ken itu mulai diketahui oleh media baik media sosial atau pun televisi nasional, keluarga Bastian cukup di kenal oleh masyarakat Indonesia selain kaya raya Bastian adalah pengusaha yang sukses di Jakarta dan Asia tenggara.
Keluarga Bastian Wiguna bukan keluarga yang terkaya di Indonesia, tetapi wajah Bastian Wiguna wara wiri di televisi nasional ataupun media massa lainnya tentang ulasan ekonomi yang sangat akurat.
Pemikiran Bastian Wiguna dalam bidang ekonomi menjadi panutan para pebisnis muda yang ada di Indonesia.
Ken juga sangat di kenal oleh media massa karena putra dari pengusaha Bastian, juga karena wakil CEO yang handal serta tampan terapi bersahaja penampilan nya, sering juga Ken di undang oleh media massa tentang pengusaha muda yang sukses.
Kabar akan pernikahan Ken cepat sekali menyebar di media massa dan media elektronik lainnya bak roket yang melesat dengan cepat.
Tetapi kabar itu tidak di dapat dari sumber yang akurat, hanya isu-isu yang di dapat dari kabar yang beredar di masyarakat saja.
Kabar tentang Ken semua hampir positif, seorang pengusaha kaya yang akan menikah.
Tetapi calon istri dari Ken yang menjadi sorotan media masa itu, semua yang beredar di masyarakat saat ini persis seperti yang dialami Imma Anjani selama empat tahun terakhir ini.
Gadis miskin yang ingin hidup enak, menjebak seorang pengusaha kaya dengan kecantikan nya, seorang gadis murahan yang memiliki seorang putra tanpa memiliki ayah.
Seorang gadis yatim-piatu, hanya di temani Bibi nya, yang hanya mempunyai kafe kecil di pinggiran kota Jakarta, seorang gadis cantik tetapi pandai menjebak seorang pengusaha yang sukses.
Itulah yang dilihat Imma saat melihat acara gosip di televisi sore itu, kaki Imma lemas, peristiwa empat tahun yang lalu itu seperti terulang lagi saat Imma kehilangan ibu kandungnya.
Imma berteriak teriak memanggil uthi Sumi sambil menunjuk ke acara televisi itu.
"Uthi.... uthi.... itu ....itu... huuuuuu" ucap Imma sambil berteriak-teriak dan bersimpuh di depan televisi.
Uthi Sumi hanya terpana melihat dan mendengar acara itu, ikut menangis di samping Imma dengan tersedu-sedu, untung nya Faro ada di halaman kafe bersama Akung Karno.
"Uthi tolong sampaikan Abi Ken, umi kembalikan cincin ini, umi batalkan pernikahan nya, umi tidak mau mereka tercemar namanya karena umi" kata Imma sambil melepaskan cincinnya dan lari ke kamar serta menguncinya dari dalam kamar.
Imma berbaring di tempat tidur, keringat dingin mulai keluar dari badannya, suhu tubuhnya mulai panas, air matanya mengalir tanpa henti, berselimut tebal di seluruh tubuhnya.
Sampai menjelang senja, matahari mulai terbenam di peraduan nya Imma tidak keluar kamar, uthi Sumi hanya mondar-mandir di depan pintu kamar Imma.
Faro setelah mandi mencari uminya kemana-mana, tetapi tidak menemukan nya, mau membuka pintu kamar tetapi kamar di kunci dari dalam.
Faro menangis sejadi jadinya di depan kamar Imma sambil mengetok nya
"Umi..... umi..... huuuuuuuu " ucap Faro sambil menangis.
"Palo mau umi huuuuuu" tangis Faro tanpa henti.
Sampai Faro terduduk di depan pintu kamar sambil menangis tetapi kamar itu tidak terbuka juga.
Semua orang yang ada di kafe bingung harus berbuat apa, akhirnya uthi Sumi menelpon Ken.
"Kringggg.... kringggg.... kringggg"
"Halo..... " kata Ken dalam telpon nya.
"Abi..... Abi, cepat kemari" ucap uthi Sumi sambil menangis.
"Ada apa uthi, itu kenapa Faro menangis?" tanya Ken khawatir.
"Cepat kesini" bentak uthi Sumi kesal.
"Baik uthi" Ken langsung mematikan HP nya.
Ken langsung lari menuju garasi, meluncur ke Imma kafe dengan kecepatan tinggi, dalam perjalanan Ken menelpon Sandi dan Papi Bastian, hati Ken sudah merasakan ada yang tidak beres terjadi di sana.
Ken tiba di rumah Imma dengan lari kencang tanpa melihat dan memperhatikan sekitar nya.
"Abi.... Abi.... umi tidak mau kelual .........hu huuu" Faro mengadu kepada Ken.
"Sabar sayang, biar Abi yang melihat umi ya, Faro sudah makan belum?" tanya Ken
Faro hanya menggeleng kan kepala nya saja sambil menangis.
"Uthi Marni tolong suapi Faro dan ajak ke depan sebentar" perintah Ken.
"Ken kemudian mendekati uthi Sumi yang sedang menangis tersedu sedu, dan bersamaan dengan datangnya papi Bastian beserta sandi.
"Ada apa sebenarnya?" tanya Papi Bastian dan sandi bersamaan.
"Ini Imma mengembalikan cincin ini, tadi sore Imma melihat acara entertainment yang mengabarkan pernikahan kalian, tetapi...... tetapi...huuuuuu" ucap Uthi Sumi tidak di lanjutkan.
Sandi langsung membuka handphone nya dan melihat berita terkait pernikahan Ken dan Imma yang sangat menyudutkan Imma.
"Bos.... coba lihat...." kata sandi.
"Breng**k......" teriak Ken sambil membanting handphone Sandi.
"Bos kenapa handphone ku yang di buat sasaran" protes Sandi.
"Papi..... siapa yang mengabarkan berita ini, breng**k" kata Ken marah sambil memukul tembok berkali kali.
"Tok..... tok.......tok'
"Umi..... umi.... buka pintu nya honey" pinta Ken.
Tetapi tidak ada suara dari dalam kamar itu, Ken mengacak-acak rambutnya frustasi, uthi Sumi duduk di depan pintu kamar Imma sambil menangis tersedu-sedu.
"Umi....... umi..... ayolah.... buka pintu nya, please" rengek Ken sambil mengetuk pintu.
"Papi ayolah berpikir apa yang harus kita lakukan, Sandi coba hentikan berita berita konyol itu" ucap Ken sambil berteriak-teriak.
Kemudian Ken mendekati Uthi Sumi yang masih menangis dan tertunduk di depan kamar Imma.
"Uthi...... Uthi apa sebenarnya yang terjadi, selama ini Abi diam, Abi tidak banyak bertanya, Abi menghargai semua privasi umi, tetapi kalau begini apa yang harus Abi lakukan" Ken bertanya kepada Uthi Sumi sambil menggoyangkan badannya.
"Uthi ..... uthi.... Abi tidak mau kehilangan Umi, Abi sangat mencintai nya" ucap Ken frustasi.
"Maaf..... maaf Abi, maafkan uthi" jawab uthi Sumi tambah menangis kencang.
"Ken.....jangan membentak orang tua, sabar, kasihan Uthi Sumi tertekan juga" nasehat papi Bastian tegas.
"Ken harus bagaimana papi?" tanya Ken agak berteriak juga.
"Sebaiknya kita dobrak saja pintu nya, yang utama kita selamatkan umi dulu, yang lain bisa kita bicarakan nanti" perintah papi Bastian.
"Sandi panggil akung Karno dan Samsul untuk membantu mendobrak pintu" titah Ken kemudian.
"Baiklah" kata sandi sambil berlari ke depan rumah.
Akhirnya Papi Bastian, Ken, akung Karno dan Samsul mendobrak pintu kamar Imma.
Satu......dua....tiga
Bruakkkk....... bruaakkkkk
Satu ......dua..... tiga
Bruakkkk daaaar
Akhirnya pintu itu terbuka dengan paksa, Ken langsung berlari menuju tempat tidur Imma.
"Umi......... umi........umi.....
_______________________
Awas jangan tegang.......
apa yang terjadi dengan Imma
Sabar ya tunggu bab selanjutnya
jangan lupa like vote dan komentar nya
Terima kasih
I love you all
ketawa.sampai.keras.perutku
.kretttt...kreeeeetttt🤣🤣🤣