NovelToon NovelToon
CINTA YANG DIABAIKAN

CINTA YANG DIABAIKAN

Status: tamat
Genre:Sudah Terbit / Patahhati / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:22.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Gibran Erlangga terpaksa menikahi Arumi Nadia Karima karena perjodohan orang tuanya yang memiliki hutang budi.

Dua tahun pernikahannya Gibran selalu perhatian dan memanjakan Arumi.

Arumi mengira dirinya wanita paling beruntung, hingga suatu hari kenyataan pahit harus ia terima.

Gibran ternyata selama ini menduakan cintanya. Perhatian yang ia berikan hanya untuk menutupi perselingkuhan.

Arumi sangat kecewa dan terluka. Cintanya selama ini ternyata diabaikan Gibran. Pria itu tega menduakan dirinya.

Arumi memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka. Saat Arumi telah pergi barulah Gibran menyadari jika ia sangat mencintai istrinya itu.

Apakah Gibran dapat meyakinkan Arumi untuk dapat kembali pada dirinya?.

Jangan lupa tekan love sebelum melanjutkan membaca. Terima kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Rencana Tuhan pasti Lebih Indah

Arumi memilih menginap di hotel tempat teman-teman sekolahnya akan mengadakan reuni. Ia masuk ke kamar yang cukup mewah.

Wanita itu menghempaskan badannya yang terasa lelah, mungkin bukan badannya saja yang lelah tapi hatinya yang jauh lebih lelah.

Arumi mencoba memejamkan matanya. Ini pertama kali Arumi pergi sendirian sejak pernikahannya dua tahun lalu.

Biasanya Gibran akan selalu menemani kemanapun ia pergi, dan menuruti apa maunya.

Dulu aku merasa menjadi Ratu dalam rumah tanggaku. Suami selalu saja menuruti Apapun keinginanku. Begitu juga keluarga. Aku merasa wanita yang paling bahagia, ternyata semua itu hanyalah kebohongan. Pasti orang-orang kan mengejek jika tau kenyataan yang terjadi dalam rumah tanggaku.

Tapi aku percaya semua yang terjadi di dalam hidupku ini telah di atur Tuhan. Pasti Tuhan punya rencana. Aku yakin rencana Tuhan pasti lebih indah dari yang aku bayangkan.

Arumi akhirnya ketiduran, dengan pakaian yang sama ketika ia berangkat dari Jakarta.

Sementara itu Gibran lagi perjalanan menuju Jogja. Jam sembilan malam Gibran sampai di kota kelahiran istrinya itu.

Gibran langsung menuju rumah kediaman orang tua Arumi. Jam sepuluh kurang, ia sampai dihalaman rumah.

Gibran menekan bel, dan sekitar lima menit keluar satpam penjaga rumah Arumi. Pria berbadan gemuk itu melihat Gibran dengan wajah keheranan.

"Mas Gibran, tumben datang sendirian."

"Arumi udah tidur, Pak?" tanya Gibran.

"Non Arumi ...?"

"Iya, Arumi. Sore datang kesini'kan?"

"Tidak ada non Arumi datang, Mas. Bapak dan Ibu aja masih bepergian."

"Jangan bohong, Pak. Boleh saya masuk?"

"Saya tidak bohong, Pak. Kalau bapak tak percaya bisa geledah rumah ini."

Gibran mendorong pintu gerbang pagar rumah besar itu. Masuk ke dalam dengan tergesa dan langsung menuju kamar yang biasa ia dan Arumi tempati.

Bibi penjaga rumah mengikuti langkah Gibran dengan keheranan. Setelah diyakini Arumi tak ada Gibran keluar kamar.

"Di mana Arumi, Bi?"

"Aden ini, kenapa tanya Arumi dengan bibi. Emangnya Non Arumi pergi dari rumah?"

Mendengar pertanyaan Bibi itu, Gibran terdiam, Ia tak mungkin mengatakan semuanya, bibi pasti akan mengatakan pada papa dan mama Arumi.

Gibran mencoba memberikan senyumnya. Ia berbohong pada bibi.

"Aku ada tugas kemarin secara mendadak di sini. Arumi janji akan menyusul sore tadi. Aku pikir ia telah sampai."

"Kenapa nggak menghubungi ponselnya non Arumi?" tanya bibi.

"Aku udah mencoba, tapi ponselnya mati. Itulah kenapa aku terburu-buru masuk, takut terjadi apa-apa?"

"Nggak biasanya Non Arumi mematikan ponselnya. Biasanya ia menghidupkan terus selama dua puluh empat jam."

"Nggak tau, Bi. Aku coba hubungi lagi. Jika Arumi ternyata ke sini, tolong kabari aku secepatnya. Jangan katakan dengan mama dan papa."

"Baik, Den."

Gibran meninggalkan rumah Arumi dan mencari hotel buat ia menginap sebelum besok kembali ke Jakarta.

Kemana kamu perginya Arumi. Jangan buat aku semakin cemas.

.......................

Pagi harinya Arumi bangun dengan masih berpakaian kemarin. Ia langsung masuk kamar mandi. Setelah mandi Arumi sarapan.

Ia janji bertemu sahabatnya Tasya. Arumi memakai celana pendek dipadukan baju kaos. Jika dilihat ia seperti remaja.

Arumi memiliki badan proporsional, sehingga apapun baju yang dipakainya akan terlihat cocok dibadan.

Arumi bertemu Tasya di salah satu pusat perbelanjaan. Dari kejauhan ia dapat melihat Tasya yang menunggunya di sebuah kafe.

Arumi masuk dan langsung menghampiri sahabatnya itu.

"Arumi ...." teriak Tasya dan langsung memeluk tubuhnya.

"Kamu nggak berubah. Masih tetap Arumi yang cantik."

"Kamu juga nggak berubah. Dari kejauhan aja aku bisa tau itu kamu."

Tasya mengajak Arumi duduk dan memesankan minuman dan makanan ringan buat mereka.

Tasya dan Arumi asyik menceritakan saat-saat mereka masih duduk di sekolah menengah dulu.

Arumi dan Tasya termasuk dua gadis yang menjadi idola di sekolah saat itu.

Mereka berpisah karena Tasya melanjutkan kuliah ke luar negeri. Arumi sebenarnya uha berkeinginan kuliah ke luar, tapi tak diizinkan kedua orang tuanya. Mereka takut jauh dari putri kesayangannya.

"Rumi, kamu masih ingat sama Arshaka Virendra."

"Siapa?"

"Anak pindahan saat kita udah duduk di kelas tiga. Yang ganteng banget itu."

"Ada apa dengannya?"

"Tahun ini ia akan hadir di reuni. Biasanya ia tak pernah hadir'kan? Aku nggak sabar ingin bertemu dengan Shaka, apakah ia masih setampan dulu."

"Ingat tunanganmu. Mau dikemana'kan?" ujar Arumi.

Diantara sahabatnya, hanya Arumi yang telah berkeluarga. Setahun setelah wisuda, Arumi menikah dengan Gibran.

"Aku pernah suka dengan Shaka. Sayang cowok itu lebih memilih menyukai kamu. Kenapa sih kamu menolak Shaka, padahal ia baik dan ganteng?"

"Kalau nggak cinta, gimana lagi. Nggak mungkin aku menerima Shaka, hanya karena ia baik dan tampan."

"Kamu terlalu pemilih. Tapi Gibran emang tampan dan baik juga. Mana suamimu, tumben sendirian. Biasanya di kawal terus."

"Lagi banyak kerjaan. Nggak bisa ikut."

Arumi dan Tasya mengobrol cukup lama, hingga makan siang tiba. Arumi mengajak sahabatnya makan malam di restoran seafood.

Hingga sore, barulah Arumi kembali ke hotel tempat ia menginap. Malam hari nanti mereka bertemu kembali di hotel ini. Di aula tempat diadakan reuni.

Bersambung

1
tudehun
/Ok/
Aysana Shanim
Bentar deh,, kerja online tapi pake motor jarak jauh? Kayaknya tidak make sense, aku belum ngerti maksudnya gimana. Kalau online kan harusnya kerja dari rumah.
Arumi kan orang berpendidikan, zaman sekarang banyak kerja remote apalagi diluar negeri. Jadi nggak usah jauh jauh kerja. Cukup dari rumah aja udah bisa.
Aysana Shanim
Lah nyuruh dateng 🤣
Datanglaahh ceunah gitu wkwk
Aysana Shanim
Kok respon mama nya gitu ya? Kalo aku jadi mamaknya udah ku maki maki gibran, bukannya nyari pembenaran.
Aysana Shanim
Bukannya ini di Bandung ya? Kok pake pesawat?
Aysana Shanim
Kak kamar hotel secara aturan tidak boleh ada CCTV karena melanggar privasi tamu dan itu tindakan ilegal bisa kena sanksi pidana. Biasanya cctv ada di area umum atau lorong aja ya.
"wongwaras"
takut ketauan busuknya sama mertua ini pasti/Smug//Speechless/
Wahyunni Winarto
tinggalin aja orang g tau diri mah
Eka Sari Agustina
👍👍👍
Siti Nurbaidah
mantap💕💕😍💖👌
Marlita Indriana
kasian shaka sih tp arumi terlalu cinta dgn gibran, buat shaka berjodoh dengan Alana aja Thor😁
Suky Sukeni
aq jengkel sama kelakuan gibran tp kok kasian ya
Marlita Indriana
good job arumi, tunjuk kan bahwa kamu bisa
Marlita Indriana
kek nya arumi hamil
Marlita Indriana
bijaksana bgt org tua arumi👍
Marlita Indriana
good job arumi, kamu pasti bisa😊
Marlita Indriana
hrs nya gak ush tkt gibran, ungkap kan aja klo kamu gak mencintai arumi
Marlita Indriana
sabar bgt sih arumi🥲
Afri Nilawati
ya allah nyari modal ke brunai..
#kaburajadulu
Sweet Girl
bener cemas...??? apa malah kamu bahagia dengan kepergian Arumi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!