NovelToon NovelToon
Pernikahan Semalam

Pernikahan Semalam

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Single Mom / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:527.2k
Nilai: 5
Nama Author: Darmaiyah

Kayesa terjebak dalam pernikahan semalam demi menyelamatkan nyawa ibu yang sedang terbaring di rumah sakit. Pernikahan dengan laki-laki kaya yang sama sekali tak dikenal Kayesa itu merupakan awal dari penderitaan Kayesa.
Pernikahan semalam membuat Kayesa hamil dan diusir ibu, Kayesa pergi jauh dari kota kelahirannya. Lima tahun kemudian dia bertemu dengan laki-laki ayah anaknya, hanya saja Kayesa tidak mengenalinya. sementara laki-laki itu mengetahui kalau Kayesa wanita yang dinikahinya lima tahun yang lalu.

Bagaimana kehidupan Kayesa selanjutnya, saat laki-laki bernama Zafran mengetahui kalau Kiano merupakan darah dagingnya dan Zafran menginginkan anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Darmaiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke Rumah Kontrak

Part 20

"Ayah Zafran punya rumah sendiri. Jadi tidak bisa tidur di rumah kita. Kalau ayah Zafran tidur di rumah kita, siapa dong yang jagain rumah ayah Zafran." Kayesa mencoba menjelaskan pada Kiano.

"Kalau gitu, bunda cama (sama) Kiano saja tidul (tidur) di lumah (rumah) ayah," ujar Kiano lagi dengan polosnya.

"Hahaha. Kamu bisa saja, jangan dong. Nanti kak Maeka tak ada temannya."

"Iya ya bun! Kacian (kasian) kak Maeka cendili (sendiri)."

Mendengar celotehan Kiano yang semakin cerdas, membuat Kayesa jadi kawalahan menjawabnya. Kayesa melirik ke arah Zafran. Kayesa mulai menunjukkan kekhawatirannya.

"Boleh kok Kiano sama bunda tidur di rumah ayah. Ntar kalau bunda dan Kiano mau ke rumah ayah, tinggal telepon ayah. Ayah pasti jemput," ujar Zafran, dia berharap sekali bisa tidur bersama anaknya.

Tatapan Kayesa tajam ke arah Zafran. Dia kecewa karena Zafran memberikan harapan-harapan pada Kiano. Bagaimana nanti jika Kiano mau tinggal selamanya dengan Zafran.

"Oh Tuhan ini tidak boleh terjadi." Kayesa meraup habis wajahnya.

"Aku harus membatasi Kiano dan Zafran. Harus! Zafran tidak boleh memenuhi semua keinginan Kiano atau aku akan kehilangan anakku," batin Kayesa.

"Kamu kenapa?" Tanya Zafran. Dia mengintip wajah Kayesa dari kaca spion depan. Wajah Kayesa cemberut ditekuk sedemikian rupa.

Kayesa menoleh ke arah Zafran, dia tidak bermaksud menjawab pertanyaan laki-laki itu, dengan tatapan tajamnya saja, Kayesa merasa Zafran sudah tahu jawaban pertanyaannya, nyatanya dia tidak mengulang pertanyaan pada Kayesa.

Zafran kembali fokus menyetir, dia tahu apa yang sedang dipikirkan Kayesa. Dia juga tahu tentang kekhawatiran Kayesa. Namun, dia tidak memungkiri kalau dia juga ingin sekali-kali bisa memeluk anaknya sepanjang malam.

Zafran kembali melirik kaca spion depan mobilnya. Dilihatnya Kiano sedang bersandar di dada Kayesa, Kayesa memeluk erat putranya.

"Jika Kayesa tahu aku ayah Kiano yang sebenarnya. Apa Kayesa masih mengijinkan ku untuk bisa melihat Kiano," batin Zafra

Entahlah! Zafran menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya. Zafran menepis bayangan buruk yang sedang dipikirkannya.

Seperdua puluh menit kemudian, mobil yang dibawa Zafran sudah melewati mini market, tempat Zarfan menurunkan Kayesa malam itu.

"Stop di depan. Di samping pangkalan ojek," Kayesa meminta Zafran menghentikan mobilnya di tepi gang.

Zafran menginjak rem, menepikan mobil dan memarkir satu meter dari samping gang.

"Kenapa berhenti di sini?" Tanya Zafran seraya menurunkan kaca mobil, memandang keluar, dia tidak menemukan ada rumah.

"Kita sudah sampai," jawab Kayesa.

Sekali lagi, Zafran menilik keluar, dia menjulurkan kepalanya lewat jendela mobil.

"Tidak ada rumah di sini," batin Zafran.

Tangan Kayesa menggapai Handle pintu, membuka dan menjulurkan kakinya turun dari mobil, lalu Kayesa menurutkan Kiano.

"Emang rumahnya yang mana?" Tanya Zafran lagi, sambil turun dari mobil, dia menoleh ke kiri dan kanan.

"Di dalam gang ini," jawab Kayesa.

Mendengar jawaban Kayesa. Zafran menilik gang sempit yang luasnya satu meter, hanya bisa dilewati motor dan pejalan kaki, mobilnya sudah pasti tak bisa masuk.

"Tuan! Minta nomor rekeningnya. Aku tranfer biaya rumah sakit Kiano."

Walaupun pihak rumah sakit tidak memberitahu Kayesa, siapa yang telah melunasi biaya pengobatan Kiano. Namun Kayesa sudah bisa menebak, kalau Zafran yang telah membayarnya.

"Tidak usah dipikirkan," jawab Zafran santai.

"Aku tidak mau berhutang pada Tuan."

"Aku ikhlas buat Kiano," ujar Zafran menatap intens ke arah Kayesa.

"Tidak! Aku tidak mau. Apa pun alasan. Tuan," ujar Kayesa tetap memaksa Zafran memberikan rekeningnya.

"Kamu sudah banyak uang, sehingga tidak mau menerima pemberianku," ujar Zafran dengan suara agak tinggi.

"Bu-bukan begitu," Kayesa jadi gugup dan serba salah. Padahal niatnya baik, hanya tidak ingin merepotkan dan mengembalikan uang Zafran.

"Aku hanya tidak ingin merepotkan Tuan," ujar Kayesa lagi.

"Dari segi mananya aku merasa direpotkan?" Zafran malah bertanya, semakin tidak jelas saja arah bicaranya ke mana.

"Maaf! Jika aku salah," ujar Kayesa, dia sudah tidak ingin berdebat. Kayesa pun beranjak seraya tangan kirinya menggandeng tangan Kiano dan tangan kanannya menenteng tas berisi keperluan selama di rumah sakit.

Zafran meraih tangan Kiano, hingga terjadi tarik menarik. Kayesa menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Zafran, lalu menatap tangan Zafran yang mencekal tangan Kiano.

"Lepaskan tangan Kiano." Pinta Kayesa.

"Nggak usahberdebat lagi! Ayok kita jalan," ujar Zafran beranjak mensejajari langkah Kayesa. Zafran tidak melepaskan tangan Kiano.

Secara bergantian Kiano menatap bunda dan Zafran, dia tidak mengerti apa yang membuat bunda dan ayah Zafran bersetegang. Dia tidak ingin memikirkan masalah kedua orang yang di sayangnya.

"Kiano ayah dukung saja. Kiano kan baru sehat."

Zafran jongkok, dan meninta Kiano naik kepunggungnya. Tentu saja Kiano sangat girang. Begitu Kiano naik ke pungguk Zafran, Zafran berdiri kembali, kedua tangannya memegang kedua kaki Kiano.

Melihat Zafran memperlakukan Kiano begitu manja. Kayesa semakin merasa khawatir, Kayesa tidak tahu bagaimana jadinya, jika nanti Zafran punya keluarga baru. Apa dia masih mau bermain dengan Kiano.

Tawa Kiano membahana, dia terlihat sangat bahagia, berada di punggung Zafran. Apa lagi saat Zafran meletak Kiano di lehernya. Zafran memegang dan merentangkan ke dua tangan Kiano.

"Nging... Nging... Nging... Pilot Kiano sedang terbang," ujar Zafran setengah berlari. Kiano tertawa terbahak-terbahak.

Mendengar tawa Kiano, Zafran merasa sangat bahagia. Paling tidak dia sudah bisa membuat Kiano senang dan ceria. Bukan itu saja, Zafran merasakan ada sesuatu yang istimewa saat dia bisa membuat Kiano terbahak-bahak.

"Masih jauh nggak rumahnya. Pesawatnya sudah mau mendarat nih," ujar Zafran lagi.

"Udah dekat yah. Dua lumah (rumah) lagi. Yah!" Celoteh Kiano di sela tawanya.

"Stop," ujar Kiano meminta Zafran menurunkannya.

Zafran merunduk dan menurunkan Kiano di depan rumah petak nomor dua. Seperlima detik kemudian, pintu rumak terkuak. Maeka keluar langsung menggendong dan memeluk Kiano.

"Silakan masuk Tuan dan Nyonya," ujar Maeka.

Mata Zafran memindai rumah petak yang berukuran enam meter kali sepuluh meter. Rumah sederhana yang berlantai keramik dan berdinding papan itu terasa adem dan nyaman, tidak seperti dugaan Zafran.

"Aku harus memindahkan anakku ke rumah yang lebih besar, agar dia bisa bermain dengan bebas," batin Zafran, dia tak tega melihat tempat main Kiano sangat tak memadai.

Sejurus Zafran berpikir keras. Bagaimana caranya, agar dia bisa membelikan rumah untuk Kiano dan Kayesa. Yang jadi masalah Zafran sekarang adalah bagaimana dia bisa membawa Kayesa pindah dari sini, tanpa ada perdebatan.

Setelah berbincang dan bermain tiga puluh menit dengan Kiano. Zafran pamit pulang.

"Ayah becok ke cini (besok ke sini) lagi," pinta Kiano, saat Zafran beranjak.

"Sayang! Ayah Zafran tidak bisa setiap hari menemani Kiano main. Ayah Zafran harus bekerja supaya banyak dapat uang dan bisa beli mainan buat Kiano. Iya kan ayah?"

Anggukan kepala Zafran mengiyakan pertanyaan Kayesa. Tapi Zafran berjanji dalam dirinya, setiap ada kesempatan dia akan menemui anaknya.

"Ayah pulang dulu ya." Zafran membingkai wajah Kiano dengan kedua tangannya, lalu mrncium puncak kepalanya.

Lama Zafran menghidu bau wangi sampo di rambut Kiano, lalu tangan Zafran mengusap lembut kepala Kiano.

"Jangan nakal ya. Nurut sama bunda." Zafran kemudian membingkai wajah Kiano dengan kedua tangannya, dan terakhir mencuil hidung Kiano.

Suasana hati Zafran rasa berat ingin beranjak. Tapi, tidak mungkin juga dia dua puluh empat jam berada di rumah Kayesa, yang ada para tetangga malah menduga yang tidak-tidak. Perlahan Zafran memutar tubuhnya, kemudian mendekat kearah Kayesa.

"Besok. Kamu tidak usah ke kantor dulu, kasian Kiano baru sembuh ditinggal-tinggal," ujar Zafran sebelum dia beranjak pergi.

Kayesa hanya mengangguk, dia tak dapat berkata-kata, kenapa laki-laki yang biasanya memiliki ego level dewa dan tak pernah perduli orang lain. Kini begitu baik.

"Apa Zafran salah minum obat," batin Kayesa sambil menatap punggung Zafran yang semakin menjauh.

Kayesa menarik nafas dalam, lalu menghembuskannya. Dia jadi kepikiran tentang kebaikan-kebaikan Zafran. Di kantor Kayesa tidak pernah melihat Zafran tersenyum. Tapi bersama Kiano, dia bisa tertawa lepas.

"Apa dia mendambakan seorang anak? Apa...?" Kayesa tidak meneruskan ucapannya.

"Atau Kiano yang membawa keberuntungan," gumam Kayesa seraya masuk ke kamar, naik ke tempat tidur, Kayesa berbaring, dan memejamkan mata. Tiba-tiba wajah ganteng Zafran melintas.

"Ada apa denganku. Kenapa jadi kepikiran Zafran. Sadar Kayesa! Jangan jadi pungguk merindukan bukan." Kayesa ternyum dengan pikiran sesatnya, lalu dia meraih guling dan membenamkan wajahnya.

1
Rismawati Damhoeri
kenapa mbak Mae harus panggil nyonya sih?, nggak cocok..
Ginawati Desi
asiiiaap
Dewi Dama
malas baca nya lagiii...ter lalu ber belit2...
sweetpurple
Luar biasa
Dewi Dama
banyak salah ketik nya...
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
gk..usah se detel itu ngejelasin nya thoor...bosan baca nya naruh mukenak aja...di tulis....
Uli Kristiani
maaf, zafran gk tegas sama sekali. jadi cerita nya buat bosan
Alma Izka
ya
Rahmah Rahmah
ending nya gk enak bget
Nurliana Saragih
Masih kecil itu harganya, biasanya kan kalo HOLANG KAYA beli berlian harganya sampai M dan kalo di novel barang itu satu - satunya di dunia.
😅😅😅
Nurliana Saragih
Manggilnya kok NYONYA sih?!
Di anggap Adek aja kenapa?
Maeka kan juga baik,kalo gini rasanya kayak ada jarak yang jauh, antara majikan dan pengasuh.
Praised93
cerita ujungnya dipaksakan tamat yang harusnya beberapa bab lagi
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
Praised93
terima kasih👍
Praised93
terima kasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!